GAMEFINITY.ID, Jakarta – Serial Netflix DOTA: Dragon’s Blood telah tayang perdana pada Kamis (25/3/2021). Menurut ulasan dari The Verge, serial hasil kolaborasi dari Netflix dan Valve itu memang menarik untuk disaksikan, meski gagal menunjukkan apa yang membuat dunia DOTA itu begitu spesial.
“DOTA: Dragon’s Blood merupakan serial fantasi yang menyenangkan, meskipun singkat, dan dapat dinikmati meskipun Anda belum memainkan DOTA. Sayangnya, serial ini sangat sedikit menjelaskan apa yang membuat dunia DOTA menarik,” ulas Andrew Webster dari The Verge.
DOTA: Dragon’s Blood memang diadaptasi dari franchise video game DOTA 2 milik Valve. Serial yang total memiliki 8 episode ini menceritakan tentang Davion, seorang Ksatria Naga yang ingin memusnahkan The Scourge dari muka bumi.
Setelah bertemu dengan ras kuno Eldwurm yang kuat serta Putri Mirana yang memiliki misi rahasianya sendiri, Davion menjadi terlibat dalam sebuah petualangan luar biasa yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.
Kritik menyasar pada pembahasan plot yang dianggap kurang detail. Hal ini dianggap mengaburkan motivasi karakter untuk melakukan misinya seperti yang diceritakan dalam serial.
“Sulit untuk mendeskripsikan plotnya saja: ada orang yang mencoba menghentikan perang, tetapi beberapa elemen kunci – seperti bunga ajaib yang membuat karakter mempertaruhkan nyawanya- tidak pernah benar-benar dijelaskan. Hampir tidak pernah jelas mengapa hal-hal yang dianggap penting sebenarnya penting.”
Walau begitu, DOTA: Dragons Blood memang diakui memiliki pertunjukan aksi yang menarik untuk dinikmati. Sekadar informasi, animasi dari DOTA: Dragons Blood memang ditangani oleh Studio Mir, sebelumnya dikenal atas karyanya The Legend of Korra. Meski beberapa bagian aksi dianggap terlalu gore dan banyak darah, grafis yang ditampilkan dalam serial memang terlihat cepat dan lancar.
“Dengan banyak kekuatan khusus yang keren dan naga yang tampak berbahaya. Anda tidak perlu memahami DOTA untuk menikmati pertarungan koreografi yang bagus antara kesatria terkuat dan naga yang telah diburunya selama beberapa dekade.”
Meski enak ditonton, DOTA: Dragons Blood dinilai kurang mengembangkan karakter atau dunianya secara sepenuhnya. Padahal penonton dari anime ini sendiri tidak hanya penggemar setia DOTA semata, melainkan penonton baru yang mungkin belum pernah bahkan tidak mengetahui game DOTA sama sekali.
“Apa yang membuat dunia DOTA 2 menarik? Sebagai seseorang yang menonton serial tetapi belum memainkan gamenya, saya tidak dapat memberi tahu Anda. Setelah delapan episode, saya tidak bisa mengatakan bahwa saya lebih tertarik untuk memainkan game DOTA 2 daripada sebelumnya.”
Dragon’s Blood dinilai memang akan dinimati oleh penonton yang memang telah memiliki banyak pengetahuan tentang waralaba DOTA. Sayangnya, serial ini tidak menginspirasi penonton yang belum mengenal dunia DOTA untuk menggali lebih dalam.