GAMEFINITY.ID, Jakarta – Liga esports antar-sekolah lanjutan atas se-Indonesia, JD.lD High School League (JD.ID HSL) 2019 telah resmi bergulir memasuki musim kompetisi ke-2. Pionir liga esports pelajar di tanah air yang secara konsisten dan penuh komitmen membangun prestasi dunia esports Indonesia masa depan dengan melibatkan dunia pendidikan (guru, siswa, dan orang tua murid) ini secara pasti mengukuhkan diri sebagai liga yang makin diterima dan diminati oleh dunia pendidikan formal.
“Minat dunia pendidikan untuk berkompetisi di JD.lD HSL menunjukkan tren yang terus meningkat. Jika pada musim kompetisi pertama diikuti oleh 223 tim esports SMA/SMK, untuk musim kedua tahun ini jumlah tim esports SMA/SMK yang berpartisipasi meningkat menjadi 298. Masing-masing terdiri dari 16 tim esports yang telah lolos dari kualifikasi sebelumnya (tim penghuni SERI A), 124 tim yang mengikuti kualifikasi kompetisi DOTA 2 musim ini, dan 158 tim mengikuti kompetisi eksibisi PUBG Mobile. Mereka berasal dari 71 kota di seluruh Indonesia dan tim paling jauh adalah Tim Esports SMA Mandala Triloka Papua,” tutur Christian Suryadi, Business Development Director JD.ID HSL.
Tren yang terus positif dari musim ke musim, menurut Diana, juga makin menguatkan komitmen penyelenggara JD.ID HSL untuk terus melakukan edukasi tentang potensi dunia esports di kalangan dunia pendidikan tanah air.
”Tujuan digelarnya JD.ID HSL bukan semata-mata mengajak siswa SMA/SMK untuk mengikuti pertandingan game online dengan hadiah menarik. Namun, esensi utama dari JD.ID HSL yang kami selenggarakan adalah untuk memberikan edukasi yang tepat tentang keberadaan industri baru bernama esports yang menawarkan potensi ekonomi yang besar di era digital. Akan tetapi, besarnya potensi tersebut hanya bisa diwujudkan jika pihak-pihak yang menggelutinya benar-benar serius, memiliki karakter dan integritas, serta berkomitmen kuat. Untuk itu, kami memilih dunia pendidikan sebagai mitra terbaik dalam bersinergi mewujudkan tujuan ini,” kata Christian.
Christian mengungkapkan, upaya awal untuk bersinergi dengan dunia pendidikan bukan perkara yang mudah. Ini terkait dengan persepsi masyarakat, terutama di kalangan pendidik dan orang tua, yang masih tidak tepat tentang dunia esports yang masih dihubungkan dengan kemalasan belajar dan kecanduan dalam bermain gim.
“Untuk itu, di awal JD.ID HSL diselenggarakan, fokus kami adalah memberikan edukasi tentang esports sebagai bagian dari cabang olahraga prestasi yang membutuhkan kecerdasan dan kebugaran, esports sebagai industri kreatif digitai baru yang menawarkan potensi ekonomi yang sangat besar, hingga memberikan edukasi tentang esports dari perspektif psikologi dan pembangunan karakter anak,” ujarnya. “Sembari terus memberikan edukasi terkait hal-hal tersebut, mulai musim kompetisi kedua ini, fokus kami bertambah ke edukasi tentang bagaimana membangun pembinaan strategis untuk prestasi yang berkelanjutan pada tim esports sekolahan.”
Berkaca pada kompetisi musim sebelumnya, konsistensi mempertahankan prestasi yang berhasil diraih di sesi sebelumnya masih menjadi salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh kebanyakan tim esports SMA/SMK.
“Kami berharap, prestasi yang konsisten yang mampu diraih oleh SMA Marsudirini Bekasi dapat menjadi inspirasi dan studi kasus yang menarik bagi tim-tim lain tentang bagaimana membangun sistem pembinaan yang terus berkelanjutan. Ini penting, mengingat anggota tim esports sekolahan pastinya akan selalu berganti-ganti seiring dengan tim lama yang akan lulus sekolah,” tambah Christian.
SMA Marsudirini yang diawal kompetisi 2018 menduduki peringkat ketiga kompetisi DOTA 2, berhasil naik ke peringkat pertama pada musim kompetisi berikutnya. Pada JD.ID HSL 2019 musim kompetisi kedua ini, SMA Marsudirini Bekasi menjadi unggulan utama untuk kategori DOTA 2 dan harus bersiap menerima tantangan dari tim-tim esports tangguh penghuni SERI A lainnya, serta 4 tim baru yang berhasil lolos dari kualifikasi DOTA 2 yang diikuti oieh 124 Tim.
Untuk kategori kompetisi eksibisi PUBG Mobile, sebanyak 158 tim yang sudah terdaftar akan mengikuti kualifikasi sebanyak 4 babak. Sebanyak 20 tim terbaik PUBG Mobile hasil babak kualifikasi berhak untuk berlaga di babak utama.
”Salah satu peraturan unik JD.ID HSL yang terus kami pertahankan adalah tata cara pendaftaran dan pertandingan Tim peserta yang ingin turut serta harus mendapatkan persetujuan resmi terlebih dulu dari pihak sekolah. Ketika bertanding, dari babak kualifikasi hingga final, mereka wajib didampingi oleh guru pembina,” imbuh Christian.
Total hadiah yang diperebutkan untuk JD.ID HSL 2019 musim kompetisi ke 2 ini adalah sebesar Rp410.000.000. Hadiah berupa beasiswa yang akan disalurkan ke tim esports sekolah yang menadi pemenang. Pihak penyelenggara dan sponsor berharap hadiah ini nantinya dapat digunakan pihak sekolah untuk memajukan esports di lingkungannya.
Sponsor utama yang telah ikut menyukseskan berlangsungnya turnamen ini sejak 2018 adaiah JD.ID, sebuah perusahaan e-dagang terkemuka di Indonesia yang terafiliasi dengan JD.com (perusahaan internet terbesar ke-3 di dunia).
Henry Yacob, Head of Gaming and Computer Accesories JD.ID mengatakan, “Dukungan ini selaras dengan keseriusan JD.ID dalam turut membangun serta memberdayakan kalangan muda melalui komitmen ‘Advancing Indonesia’. Kami optimistis, JD.ID HSL yang sarat dengan pesan pendidikan dan pembangunan karakter akan berhasil mendorong lahirnya bakat-bakat muda Indonesia dengan fisik serta mental yang lebih sehat, serta keterampilan autentik mereka lebih terasah. Semoga JD.ID High School League serta upaya JD.ID dalam menghadirkan produk-produk gaming asli yang berkuaiitas di Indonesia dapat memberi arti bagi kemajuan industri esports Indonesia kini dan nanti.”