GAMEFINITY.ID, Purworejo – Council on American-Islamic Relations (CAIR), sebuah organisasi hak-hak sipil dan advokasi Muslim yang berbasis di Washington DC, meminta Valve, Microsoft, dan Sony untuk menolak pendistribusikan game Six Days in Fallujah, game FPS yang berdasarkan pada Pertempuran Kedua Fallujah, salah satu pertempuran paling berdarah dalam Perang Irak.
Dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan pada hari Rabu (7/4), CAIR menyebut game Six Days in Fallujah ini sebagai “Arab murderer simulator” yang mengagung-agungkan kekerasan dan telah merenggut nyawa lebih dari 800 warga sipil Irak, membenarkan invasi ilegal ke Irak, dan memperkuat narasi Islamofobia.
Game Six Days in Fallujah awalnya diumumkan pada tahun 2009, tetapi karena game ini sangat kontroversial membuat Konami sebagai penerbit mundur dari proyek tersebut. Lalu Developer Atomic Games pada saat itu tidak dapat menemukan publisher baru hingga pada akhirnya gulung tikar pada tahun 2011. Walaupun sudah gulung tikar, situs web lengkap dengan komitmen untuk menyelesaikan gamenya masih tetap ada.
Pada Februari 2021 yang lalu, game Six Days in Fallujah tiba-tiba diumumkan kembali, dengan pengembangan sekarang di tangan studio baru, Highwire Games, dan penerbit baru, Victura, yang didirikan oleh mantan CEO Atomic Games, Peter Tamte.
Game Six Days in Fallujah ini direncanakan akan rilis akhir tahun ini, meskipun tanggal rilis pasti belum ditetapkan. Saat ini gamenya sudah bisa di wishlist di Steam.
Akankah game ini dibatalkan untuk kedua kalinya? Kita tunggu saja.