GAMEFINITY.ID, Jakarta – Dalam beberapa bulan terakhir, pasar mobile telah dihadiri oleh beberapa franchise video games ternama. Sebut saja seperti Apex Legends Mobile yang sedang berada dalam tahap beta test saat ini. Disisi lain, salah satu franchise JRPG seperti Ni No Kuni pun mulai ikut meramaikan pasar mobile. Hal tersebut tentu menjadi sinyal positif bahwa kini industri gaming mobile sudah mulai diperhatikan oleh perusahaan besar.
Semakin tinggi prospek pasar dan berkembangnya teknologi, tentu standar penilaian dari player pun ikut meningkat. Banyak player yang sudah mulai bosan dengan standar industri mobile gaming sekarang, sehingga mereka mulai mengharapkan inovasi terbaru dari perusahaan industri kreatif untuk lebih mewarnai pasar mobile. Salah satu harapan besar mereka adalah munculnya game berkelas AAA untuk hadir di platform mereka. Namun, apakah mungkin hal tersebut bisa terjadi? Untuk mencari tahu jawabannya, mari simak artikel ini lebih lanjut.
Warning : Tulisan ini berdasarkan sudut pandang penulis dan murni sebagai opini yang masih bisa dikembangkan dan dibantahkan.
Latar Belakang
Tulisan ini dipicu oleh kebiasaan penulis yang senang berdiskusi dalam komunitas video games, salah satunya komunitas platform mobile. Banyak dari mereka mengeluh akan kualitas video games mobile yang semakin mundur dari waktu ke waktu. Dari masa kejayaannya Gameloft, hingga saat ini, yakni Tencent.
Kini, mereka berpikir bahwa perusahaan lebih mementingkan video games sederhana (less development cost) yang menguntungkan dibanding mengeluarkan banyak budget untuk mengembangkan game berkualitas. Keluhan tersebut sering saya temukan berulang kali. Oleh karena itu, penulis berharap tulisan ini mampu membuka pikiran bersama agar memandang permasalahan ini dengan perspektif yang lebih luas dan terbuka.
Pengertian AAA
Sebelum mengulas lebih jauh, alangkah baiknya kita memahami definisi dari AAA terlebih dahulu. Game AAA bisa dibilang sebagai sebuah klasifikasi yang dikhususkan untuk sebuah video game dengan budget pengembangan yang tinggi. Biasanya game AAA diproduksi oleh perusahaan seperti Square Enix, Electronic Arts, Rockstar Games, dan perusahaan raksasa industri gaming lainnya.
Game AAA biasanya menghabiskan budget di skala 50 juta USD hingga ratusan juta USD. Seperti contohnya The Witcher 3 yang dirilis oleh CD Projekt Red yang dikabarkan telah memakan budget sebanyak US$81 dalam kurun waktu tiga tahun setengah. Hal tersebut tentu menunjukkan betapa sulitnya untuk membuat video games dengan standar AAA.
Maka muncul pertanyaan, mungkinkah para developer mobile membuat game dengan standar tersebut? Sebelum lanjut ke topik lebih dalam, mari kita lihat keadaan di lapangan terlebih dahulu…
Kondisi Pasar Sekarang
Berdasarkan yang saya amati, pasar mobile saat ini cenderung lebih sering mendaur ulang produk lain dan memolesnya dengan lapisan baru agar terlihat lebih menarik dan unik. Namun faktanya, feel yang saya dapatkan tidak jauh berbeda ketika saya mencoba saingan produk tersebut. Hal tersebut tentu justru membuat saya jenuh dan tidak tertarik untuk eksplorasi lebih dalam.
Katakan saja untuk Battle Royale yang menjadi tren industri gaming di platform mobile. Para perusahaan terus memasarkan gamenya dengan genre ini, kemudian membuat sedikit perubahan sehingga menimbulkan kesan, “serupa namun tak sama”. Seperti contohnya adalah perusahaan Netease yang telah menerbitkan video games bergenre battle royale untuk kesekian kalinya. Mereka menawarkan gameplay yang sama, namun memiliki polesan yang berbeda. Player tinggal memilih mana polesan yang lebih harmonis dengan keinginan mereka.
Disisi lain, industri MMORPG Korea dan China yang terus berulang membuat produk yang serupa. Pada dasarnya, game mereka berkesan umum, biasa saja, dan cenderung membosankan. Namun, mereka tetap mampu menarik konsumen melalui beragam kosmetik dan grafis yang menawan.
Disamping semua hal yang saya paparkan diatas, ada satu hal penting yang saya rasa wajib untuk disebutkan sebagai ciri khas industri mobile. Yup, apalagi selain sistem yang dipenuhi dengan micro-transaction. Player mobile lebih memilih video games gratis ketimbang berbayar. Sehingga salah satu strategi perusahaan untuk bertahan ialah dengan menambahkan konten menarik di dalam gamenya sebagai micro-transaction yang bisa dibeli oleh player.
Karakteristik Player
Kini hampir semua orang memegang smartphone, baik dari generasi tua maupun muda. Dengan keadaan demikian, mudah saja bagi seseorang untuk mendapatkan atau bermain game selama Ia memiliki smartphone yang memadai. Mereka kini tak harus memiliki PC maupun konsol untuk menikmati video games.
Pengamatan saya menunjukkan bahwa banyak pemain game mobile lebih menyukai gameplay yang sederhana seperti MOBA, Battle Royale, dan sejenisnya. Alasannya, player akan lebih dimudahkan untuk beradaptasi untuk menguasai game yang Ia mainkan. Selain hal tersebut, Tidak semua player mobile ingin mengeluarkan dana mereka untuk membeli controller tambahan, jadi peran virtual controller sangat krusial bagi mereka. Mereka lebih menyukai virtual controller sederhana dalam layar mereka.
Hal lainnya yang saya amati adalah kondisi finansial mereka yang berbeda. Mereka bisa lebih menghemat keuangan ketimbang harus membeli perangkat PC maupun konsol. Game dalam HP pun banyak yang bisa dinikmati secara gratis. Disisi lain, game premium yang ada dalam pasar mobile relatif lebih murah dibanding dengan platform lainnya. Hal tersebut tentu membentuk pola pikir pemain untuk lebih memilih menghemat dan mengeluarkan uang untuk kepentingan lainnya.
Namun jangan salah, banyak juga player mobile yang rela menghabiskan banyak uangnya untuk melakukan top-up dalam game gratis demi kosmetik maupun persaingan. Mereka akan lebih mudah ditarik melalui model bisnis. penawaran micro-transaction dibanding dari full payment untuk menikmati pengalaman bermain mereka. Bisa dibilang, “perlahan namun pasti akan menguntungkan perusahaan”.
Banyak player mobile tergoda dengan gacha yang menggantungkan nasib. Semakin mereka rugi, maka semakin pula dorongan hawa nafsu untuk mendapatkan hasil apa yang mereka inginkan. Katakan saja anda diberi penawaran spesial untuk mendapatkan karakter eksklusif pada periode tertentu. Namun syaratnya, anda harus mengeluarkan biaya dan menggantungkanny kepada keberuntungan dan nasib. Apabila takdir tidak berpihak pada anda, tentu anda akan merasa dirugikan. Namun hal tersebut justru mampu membuatmu ketagihan sampai anda benar-benar mendapatkan apa yang diinginkan.
Keuntungan Perusahaan
Dalam perspektif bisnis perusahaan, keuntungan merupakan hal yang sangat penting bagi mereka. Mereka butuh uang untuk terus bertahan dan mendanai karyawan kerja mereka. Sehingga mereka benar-benar memastikan bahwa sebelum mereka mengembangkan dan memasarkan sebuah produk, produk tersebut diinginkan oleh pasar dan mampu menguntungkan perusahaan dalam jangka panjang.
Secara garis besar, perusahaan mobile mengikuti kemauan dari kebanyakan player yang ada di pasarnya. Mereka harus memahami betul karakteristik pasar yang sedang mereka geluti. Dengan demikian, maka akan terjadi hubungan timbal balik yang saling menguntungkan bagi perusahaan maupun konsumen.
Jadi, Apa Mungkin?
Hal tersebut sangat memungkinan. Perusahaan bisa saja mengeluarkan dana lebih banyak untuk mengembangkan video games yang lebih berkualitas. Namun sayangnya, apa yang dikembangkan belum tentu sesuai dengan budaya yang melekat dalam diri pemain game mobile.
Dengan biaya pengembangan yang lebih tinggi, tentu dibutuhkan umpan balik yang lebih cepat dan besar peningkatannya. Penjualan produk dengan harga tinggi menjadi salah satu hal yang paling dihindari oleh pemain game mobile. Anggap saja suatu game dibanderol dengan harga sebesar 500 ribu rupiah. Banyak pemain game mobile tentu akan menganggapnya terlalu mahal, padahal harga tersebut sudah menjadi harga standar atau bahkan murah bagi penjualan video games “biaya pengembangan tinggi” bila dipasarkan di platform yang berbeda.
Apalagi, kini sudah tersedia cloud gaming service yang membiarkanmu memainkan game Triple-A hanya dengan modal internet yang stabil dan cepat. Tentu jalan ini lebih aman dan menghemat biaya developer daripada harus membuat port atau produk baru dengan biaya tinggi yang belum tentu laku di pasaran.
Mungkin saja, developer dan publisher besar bisa membuat versi remaster dari produk lama mereka di platform mobile. Selain lebih menghemat biaya pengembangan, cara ini terbukti bisa menarik konsumen seperti yang telah dilakukan oleh Square Enix.
Anda sebaiknya menurunkan ekspektasi anda akan hadirnya game AAA di pasar mobile. Namun tentu hal tersebut tidak membuat pasar mobile menjadi segmen yang bisa diremehkan. Mereka punya value tersendiri yang berbeda dengan platform lainnya.
Jadi, game seperti apa nih yang menurut anda layak hadir di platform mobile? Let me know!