GAMEFINITY.ID, Singkawang – Bagi sebagian orang game online digunakan sebagai penghibur diri. Namun apa jadinya jika anak kecil sudah kecanduan game online?
Anak-anak yang kecanduan game online menganggap itu adalah kebutuhan mereka, bukan lagi penghibur diri.
Kecanduan atau adiksi terhadap game online ini bisa mempengaruhi psikis anak jika berlangsung secara terus menerus dan tidak diatasi.
Dampak Kecanduan Game Online
dr Lina R Mangaweang Sp.Kj selaku mantan Kepala Sub Direktorat Masalah Kesehatan Jiwa Anak dan Remaja menyebutkan bahwa anak-anak yang kecanduan game online tidak bisa dianggap remeh, harus ada tindakan lebih lanjut dari orang tua sang anak tersebut.
Ia menjelaskan dampak yang terjadi akibat game online ini bisa membuatnya menjadi cemas, mudah tersinggung, dan konsentrasi anak yang menurun.
“Psikis anak jadi cemas, gampang tersinggung, karena kurang tidur, emosi mudah terpancing, konsentrasi terganggu. Kalau adiksinya tidak diatasi bisa mengganggu fungsi kognitif,” jelas Lina.
Lebih lanjut ia menjelaskan jika kecanduan game online ini tidak dapat teratasi secepatnya, bisa menyebabkan kerusakan otak yang berpengaruh dalam proses merencanakan dan menentukan.
Selain itu, game online juga akan berpengaruh terhadap jumlah interaksi sosial yang dilakukan oleh anak tersebut.
“Keterampilan sosialnya bisa berkurang karena sering bermain game online. Anak bisa menjadi egosentris, individualistik, dan nantinya akan kesulitan bekerja bersama dalam kelompok,” lanjut Lina.
Game online juga akan berpengaruh terhadap fisik sang anak. Mereka yang kecanduan game biasanya akan merasakan sakit pada pergelangan tangan, pegal-pegal pada tulang punggung dan leher, serta tentunya sangat berpengaruh pada kesehatan mata.
Apa yang Harus Orang Tua Lakukan?
Melihat dampak negatif game online dari sisi psikis, fisik, dan sosial, tentunya ini tidak bisa dianggap remeh.
Lina mengatakan orang tua harus lebih sering mengawasi pergerakan anaknya dalam bermain game online maupun berselancar di internet bebas.
Ia menjelaskan harus ada batasan waktu dari orang tua untuk anaknya yang sedang bermain gadget. Hal ini bertujuan agar orang tua lebih banyak membangun interaksi dengan anak.
Jangan sampai setiap anggota keluarga justru sibuk dengan gadgetnya masing-masing. Interaksi antar anak dan orang tua akan membuat sang anak ditemani oleh orang tuanya, bukan gadgetnya.