GAMEFINITY.ID, Jakarta – Tak bisa dipungkiri jika saat ini industri game di Indonesia cukup ramai. Namun sayangnya, hiruk pikuk ini masih dikuasai oleh para pelaku industri game asing. Terutama developer dan publisher game. Padahal berdasarkan data yang diungkapkan oleh Newzoo, Indonesia memiliki jumlah gamers yang cukup banyak yakni 43.7 juta orang.
Dengan total uang yang berputar sebanyak USD 879.7 juta. Angka tersebut membuat Indonesia menempati posisi ke 16 sebagai negara dengan market game terbesar.
Potensi besar ini sayangnya tidak dimanfaatkan dengan baik. Bahkan justru membuat besarnya potensi kerugian yang dialami negara khususnya pada Neraca Pembayaran Indonesia. Ya, transaksi pembelian item dan konten lainnya di dalam game saat ini hampir sama dengan impor.
“Kalau kita main game itu kelihatan enggak di NPI? Sekarang sih enggak, tapi yang pasti itu uang Indonesia ke luar. Mungkin hanya setengah dolar, tapi kalau yang main dua juta orang, ya itu uang keluar untuk games itu,” ungkap Mirza Adityaswara selaku Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia seperti yang dikutip GAMEFINITY.ID dari laman CBNC.
Berdasarkan data yang diungkapkan oleh developer game Indonesia yakni Agate, Indonesia hanya bisa mendapatkan kue sebesar 0,4% saja. Berbeda dengan negara lainnya yang bisa mencapai 81%. Lantas bagaimana untuk menyelesaikan masalah ini?
Tentu saja Indonesia butuh insan-insan kreatif yang mampu menciptakan game berkelas dan diterima oleh gamers di Indonesia. Tak hanya itu, pemerintah juga harus berani meningkatkan jumlah investasi di industri game tanah air yang saat ini hanya sebesar USD 2 juta saja.
Adam Ardizasmita selaku CEO Arsanesia juga pernah mengungkapkan jika saat ini ekosistem game di Indonesia masih tidak berpihak ke developer lokal.Hal ini cukup beralasan sebab saat ini masih belum ada peraturan pemasaran game di Indonesia.
Baik publisher ataupun developer dari luar negeri dapat dengan mudah masuk ke Indonesia tanpa harus menggandeng publisher lokal ataupun melalui proses seleksi dari pihak Pemerintah.
“Kalau ada kebijakan semua game yang dipublish di Indonesia harus bekerja sama dengan publisher lokal, tentu porsi pie [pangsa pasar] ke dalam negeri akan naik,” ungkap Adam Ardizasmita. (FA)