GAMEFINITY.ID, Kota Batu – Call of Duty Vanguard, sebuah game dari franchise terkenal Call of Duty yang rilis pada tahun 2021 kemarin sebagai game Call of Duty yang rilis pada tahun tersebut.
Ketika kalian mencari Call of Duty Vanguard di Google, kalian akan langsung disuguhi oleh nilai positif yang hanya ada pada 52% yang menyukai game ini di Google. Ya, 52%, hanya lebih sedikit di atasnya.
Bila dilihat di website review lainnya seperti Metacritic, PC Gamer, dan IGN, bahkan Call of Duty Vanguard bersaing nilainya. Bersaing dengan siapa? Dengan Call of Duty Ghost, game seri CoD yang dikenal menjadi salah satu yang terburuk selain CoD Infinity Warfare yang bahkan saya sudah lupa kalau CoD: IW pernah rilis.
Namun, apakah yang membuat CoD Vanguard menjadi buruk? Padahal beberapa tahun sebelumnya Activision telah merilis CoD WWII yang menerima review yang jauh lebih baik dari Vanguard tetapi juga bukan yang terbaik.
Disini saya akan menyampaikan berbagai masalah yang dikeluhkan oleh fans franchise CoD dan opini saya juga sebagai seorang fans dari franchise ini.
Call of Duty Vanguard, Campaign Mode: Latar Belakang Perang Dunia 2 (?)
Yak, kita mulai dari Campaign. Ah, campaign atau main story dari Call of Duty, sangat bagus hingga karakter yang ada di dalamnya dikenal hingga saat ini.
Captain Price, Soap, Ghost, Reznov, Chernov, dll, semua ada di pikiran bagi yang sudah memainkan game-nya.
Didukung dengan latar belakang cerita yang menarik, dan juga alur yang membuat kita tidak bosan, membuat campaign dari Call of Duty menjadi salah satu yang terbaik. Namun, datanglah Call of Duty Vanguard.
Dari judulnya kalian sudah paham maksudnya, kan? Bahkan yang menjadi dasar terbentuknya game ini masih dipertanyakan.
Mulai dari senjata hingga detail karakter, hampir semuanya kacau. Bahkan ada yang mengatakan bahwa CoD Vanguard membawa tema perang dunia kedua, namun dari universe lain.
Membahas tentang senjata, contohnya saat kita memasuki salah satu misi yang dimana kita menjadi seorang pilot AS yang tertangkap oleh Jepang.
Kalau diperhatikan lebih lanjut, ada tentara Jepang yang menanyai kita dengan kalimat yang terkesan konyol, “DO YOU SPEAK JAPANESE?”, menenteng senjata milik Jerman.
Meskipun terkesan berlebihan, namun kesalahan detail kecil dengan sejarah juga berpengaruh pada permainan.
Hal ini juga diperparah dengan berbagai senjata fiksi di campaign mode atau beberapa senjata yang dipakai saat pada latar waktunya sebuah misi, senjata tersebut masih belum dibuat.
Cerita dari CoD Vanguard juga terkesan lebih dibuat-buat. Tugas pemain adalah untuk membunuh penerus pemimpin Hitler yang terkesan, menjadi sebuah hal yang perlu dipertanyakan.
Disini saya paham, sang penulis terinspirasi dari cerita Modern Warfare series di tahun 2010-an dimana kita terus-menerus memburu Makarov.
Namun, ini adalah kasus yang berbeda, Modern Warfare series memiliki latar fiksional, sedangkan Call of Duty Vanguard memiliki latar perang asli yang memiliki hubungan erat dengan sejarah.
Seharusnya, akhir dari sebuah peperangan bukanlah membunuh seseorang dan perang berakhir dan juga harusnya tidak ada tokoh villain di dalam sebuah peperangan.
Karena di dalam peperangan, setiap pihak berjuang untuk kehidupan yang mereka masing=masing percaya menjadi lebih baik.
Seperti di CoD Vanguard, ending-nya adalah ketika kita melawan villain utama dan membunuhnya, menurut saya itu adalah hal yang meremehkan arti sebuah perang.
Karena dari pengalaman saya, saya tidak pernah memainkan game CoD yang berlatar belakang perang dunia kedua berakhir seperti itu.
Melainkan, semua berakhir dengan kisah seorang prajurit yang akhirnya merasakan kemenangan setelah berada di medan perang.
Baca Juga: ROG Zephyrus M16 (GU603Z) Tampil Lebih Canggih dengan Sederet Upgrade Menarik
Call of Duty Vanguard, Multiplayer Mode: Sebuah Modifikasi yang Monoton
Mungkin kata modifikasi ini memanglah tepat, karena setiap modifikasi senjata di game ini dapat membuat senjata yang dipakai kehilangan ciri khas miliknya.
Mulai dari berbagai equipment yang menurut Activision bisa dipakai untuk seluruh senjata meskipun senjata tersebut nantinya akan memiliki penampilan yang jauh berbeda dari senjata asli di perang dunia kedua.
Dan yang paling parah, adalah holographic dan red dot sight yang entah mengapa dapat berada di era perang dunia kedua. Padahal holographic sight sendiri baru ditemukan pada tahun 1996 dan red dot sight pada tahun 1975.
Hal lainnya, adalah senjata yang diberi equipment tadi, dapat dikenakan tanpa batas sehingga merusak permainan.
Bayangkan saja, kalian baru bermain dengan peralatan dan senjata dalam kondisi stock harus bertanding melawan pemain dengan senjata penuh akan equipment dan mod. Tentu saja tidak asik bukan?
Diperburuk lagi tentang pembelanjaan di dalamnya. Ada sebuah gerakan yang sama dijual sebagai 4 item yang berbeda. Dan poin yang paling penting dari ini adalah, sebagian merupakan recycle dari CoD BO Cold War dan CoD Modern Warfare.
Call of Duty Vanguard, Zombie Mode: Bahkan CoD WaW Punya Zombie Mode yang Lebih Baik
Ketika berbicara Zombie Mode, saya tidak dapat mengutarakan opini saya terlalu banyak karena saya sendiri dari dulu suka takut untuk bermain game zombie bahkan mode zombie di CoD.
Sebagai gantinya, akan saya hadirkan beberapa opini berbentuk list dari beberapa influencer seperti The Act Man dan lainnya.
- Tidak memiliki easter egg apapun seperti di mode zombie di game sebelum-sebelumnya.
- Tidak memiliki boss yang membuat level menjadi menantang.
- Hanya mempunyai beberapa tipe zombie yang dapat dilawan.
- Menurut Youtuber The Act Man, map-nya terinspirasi 25% dari map Shi no Numa.
- Tidak adanya wonder weapon seperti Ray Gun.
- Tidak ada wall buys yang identik dengan awal mula mode zombies.
- Tidak ada map progression seperti di game zombie biasanya.
- Tidak ada interaksi pada map seperti jebakan.
- Tidak adanya sistem uang
Dari poin-poin tersebut, dapat saya simpulkan, bahwa beberapa kesalahan fatal yaitu menghilangkan unsur zombie mode di game sebelumnya tanpa membawa hal baru yang disukai oleh pemain dapat membuat pemain kecewa.
Baca Juga: Unleash The Legend Inside, Tidak Ada Laptop Gaming Seperti ROG Flow Z13
Kesimpulan
Setelah beberapa poin di atas, tentu saja ada beberapa hal lain yang menjadi poin plus di game ini seperti BGM yang terkesan bagus, dan mungkin beberapa hal baru.
Kenapa saya ingin membuat artikel ini? Sebab saya tahu, bahwa Call of Duty pada dasarnya merupakan game yang merevolusi FPS dengan tema perang dunia keduanya, hal itu pun juga memiliki kesuksesan di beberapa game selanjutnya seperti Call of Duty World at War.
Namun, dengan adanya Call of Duty Vanguard, game ini terkesan memberikan sesuatu yang main-main sebagai game yang membawa tema perang dunia kedua
Game bertema perang dunia kedua seharusnya, dijadikan sebagai wujud apresiasi untuk para veteran perang yang berjuang untuk menjaga kebebasan. (Ending Quote dari CoD WaW)