GAMEFINITY.ID, Kota Batu – Fallout 76 merupakan sebuah game dari seri Fallout yang dirilis pada 23 Oktober 2018 oleh Bethesda. Mengusung konsep baru dari game single player based menjadi multiplayer based membawa minat para fans. DItambah lagi dengan presentasi mereka pada gelaran E3 yang membuat hype Fallout 76 naik sebelum rilis.
Namun, pada nyatanya hype tersebut malah berubah menjadi sebuah bencana. Bukan hanya untuk Bethesda selaku pengembang, namun juga para fans. Bugs dan glitch yang bertebaran, masalah merchandise, hingga dituntut ke lembaga perlindungan konsumen, semuanya tergabung hanya pada satu game ini.
Awal Fallout 76 yang Berantakan
Setelah berhasil membawa sebuah presentasi yang heboh pada acara E3, Fallout 76 menjadi sebuah game yang paling dinantikan oleh banyak orang. Dengan kesuksesan dari game sebelumnya yaitu Fallout 4, Bethesda menjanjikan berbagai improvement yang signifikan pada Fallout 76.
Pada hari rilisnya, sebelum bermain, pemain harus mengunduh aset game yang ada dalam jumlah besar, yaitu sekitar 80GB. Setelah game tersebut telah terunduh, yang pemain dapatkan bukanlah sebuah permainan, tetapi bug dan glitch.
Bug dan glitch dalam game ini terhitung banyak. Mulai dari bug pada pencahayaan, bug pada model fisik di dalam game, dan juga AI yang error dan tidak dapat melakukan apapun, Saking banyaknya, ada sebuah video di Youtube yang menayangkan kompilasi 1001 bug dari Fallout 76 yang berdurasi hampir 3 jam.
Apakah bug dan glitch ini hanya merugikan para pemain? Jawabannya adalah tidak. Percaya atau tidak, bug dan glitch ini juga mempengaruhi pada server Fallout 76. Hingga pada puncaknya ada beberapa orang yang berhasil membobol developer room yang berisi item berharga di dalam game.
Para pembobol ini mengambil item tersebut lalu dijual ke marketplace dengan harga yang lebih murah dari harga aslinya. Tentu saja, karena hal ini Bethesda merasa dirugikan.
Mereka mencoba memperbaiki hal ini dengan menerapkan ban terhadap para pemain yang pernah masuk ke ruangan tersebut. Namun, upaya tersebut percuma karena sistem ban ini lebih mengarah ke pemain secara acak. Ada beberapa orang yang telah menghabiskan waktunya untuk grinding item terbaik hanya untuk di-ban karena mempunyai item tersebut.
Baca Juga: GTA SA: Mengulik Kembali Sang Mahakarya Milik Rockstar
Ketika Fallout Melanggar Hak Konsumen
Tidak hanya berhenti pada masalah in-game saja, masalah dari Fallout 76 juga mengakar hingga ke hal eksternal. Para pemain yang kecewa dengan perilisan Fallout 76 tentunya akan melakukan satu hal, yaitu refund. Namun, kebijakan refund dari game ini terkesan dipersulit. Hal ini dikarenakan waktu itu Fallout 76 hanya tersedia di platform yang disediakan oleh Bethesda sendiri.
Tentu saja hal ini menjadi sebuah perhatian khusus dari lembaga perlindungan konsumen. Mereka mencoba untuk membawa masalah ini ke pengadilan.
Masalah tidak berhenti pada hal tersebut saja, namun juga ada pada penjualan merchandise.
Fallout 76 juga menjual beberapa merchandise yang dijual, seperti sebotol rum yang ada pada botol Nuka Cola, dan tas kanvas yang bermodel Fallout.
Pertama, masalah yang ada pada penjualan Nuka Cola adalah keterlambatannya yang berlebihan. Setelah pelanggan membeli sebotol Nuka Cola dengan harga US$80, mereka baru mendapatkannya beberapa bulan berikutnya, setelah ditunda berkali-kali.
Baca Juga: Call of Duty: Awalnya Inovatif yang Menjadi Repetitif
Saat paketnya datang pun para pembeli merasa kecewa. Hal ini dikarenakan harga botol seharga US$80 hanyalah botol biasa yang diberi cover Nuka Cola. Tentu saja pembeli merasa kecewa karena mereka berharap bahwa botolnya akan memiliki bentuk roket seperti Nuka Cola.
Dan, untuk masalah tas kanvas adalah masalah yang lebih parah lagi. Fallout 76 mempromosikan bahwa tas yang dijual adalah tas kanvas, namun yang datang adalah tas berbahan nilon. Para pembeli tentu saja kecewa karena kedua bahan tersebut terasa berbeda, dan juga dikirim dengan terlambat. Namun, Bethesda hanya menyangkal dengan alasan bahwa bahan kanvas untuk tas sudah habis.
Sebagai kompensasi sebagai kesalahan Bethesda tersebut, mereka memberikan para player in-game item berupa 500 Atoms yang hanya bernilai US$5. Kompensasi tersebut bahkan tidak dapat membeli sebuah set pakaian postman yang berharga 700 Atoms.
Proses pembelian pun juga tidak lepas dari masalah. Para pembeli diwajibkan untuk mengisi formulir pembelian dengan data penting seperti alamat dan tanggal lahir. Namun, seseorang di internet memberitahukan bahwa formulir online tersebut tidak mempunyai pengamanan khusus sehingga dapat dimasuki dengan mudah.
Meski Fallout 76 saat ini sudah mulai berbenah, namun kejadian yang terjadi di masa lalu tersebut masih sulit untuk dilupakan. Hingga saat ini, insiden perilisan Fallout 76 masih menjadi sebuah image yang buruk khususnya untuk nama Fallout dan Bethesda. Tidak hanya mereka merusak citra mereka di komunitasnya, mereka juga merusak nama mereka di depan umum.