GAMEFINITY.ID, Bandung – Elon Musk akhirnya resmi mengakuisisi media sosial Twitter senilai 44 miliar dolar AS. Upaya akuisisi ini pertama kali diumumkan 14 April 2022 dan telah berakhir pada 27 Oktober 2022. Setelah resmi mengakuisi Twitter, ia sudah memecat karyawan eksekutifnya, salah satunya CEO Twitter itu sendiri.
“Sang Burung Sudah Bebas,” Cuit Elon Musk
Elon Musk akhirnya resmi mengakuisisi Twitter pada 27 Oktober 2022. Sebelumnya, CEO Tesla itu sempat mengemukakan keinginannya untuk membatalkan akuisisi pada Juli lalu. Pada akhirnya ia berubah pikiran pada awal Oktober.
the bird is freed
— Elon Musk (@elonmusk) October 28, 2022
“Sang burung sudah bebas,” cuit Musk setelah akuisisi Twitter dinyatakan selesai. Ini dapat menandakan era baru untuk media sosial populer tersebut.
CEO Twitter Dipecat
Langkah pertama Elon Musk setelah resmi mengakuisisi perusahaan adalah memecat Parag Agrawal, CEO Twitter. Tidak hanya Agrawal, ia juga memecat chief financial officer Ned Sagal dan general counsel Sean Edgett.
Agrawal sebelumnya menggantikan posisi Jack Dorsey, sang co-founder, pada November 2021. Ia sudah bekerja di Twitter selama sepuluh tahun. Sebelum menjadi CEO, ia sempat menjadi chief technology officer.
Sebelumnya terdapat laporan bahwa Elon Musk ingin mem-PHK 75 persen dari total karyawan Twitter. Namun, Engadget melaporkan bahwa ia mengungkap dirinya tidak akan melakukan PHK sebanyak itu.
Baca juga: Dewan Direksi Twitter Akan Gunakan “Pil Racun” Untuk Melawan Elon Musk
Bagaimana Masa Depan Twitter?
Sebelum kabar akuisisi selesai, Elon Musk berencana mengubah Twitter sebagai tempat aman untuk kebebasan berbicara (free speech). Pasalnya, Musk sendiri mengaku sebagai free speech absolutist. Ia sering mengkritik kebijakan moderasi Twitter dan juga keputusannya untuk memberi ban pada tokoh penting dan kontroversial seperti Donald Trump.
Kabar ini memicu kekhawatiran sebagian besar warganet. Jika kebijakan moderasi dilonggarkan, Twitter dapat berpotensi menjadi platform untuk melontarkan ujaran kebencian. Terlebih, beberapa sosok kontroversial seperti Donald Trump dan berbagai tokoh sayap kanan radikal dapat ditangguhkan ban akun mereka.
Rencana lain Musk pada Twitter adalah menjadikannya sebuah super app yang ia juluki “X”. Masih belum diketahui seperti apa bentuk super app tersebut. Akan tetapi, beberapa pengamat memperkirakan bentuk super app itu seperti WeChat yang berhasil menghadirkan fitur pesan, marketplace, dan pembayaran.
Sejauh ini, belum ada perubahan kebijakan moderasi di Twitter semenjak resmi diakusisi Elon Musk. Apakah rencana Musk pada Twitter akan membuatnya melejit atau terjun bebas?