GAMEFINITY.ID, Jakarta – Semenjak Twitter diakuisisi oleh Elon Musk, telah banyak kebijakan yang diubah olehnya seperti penerapan akun verifikasi yang lebih berbayar, PHK besar-besaran termasuk pemecatan CEO sebelum platform tersebut diakuisisi. Akibatnya persepsi masyarakat mengenai penggunaan Twitter sebagai sosial media yang dahulunya dianggap bebas kini lebih terikat sehingga lebih berkurang.
Sementara Elon Musk selaku pemilik baru Twitter kini tengah menghadapi berbagai kontroversi bahkan sebelum Musk mengakuisisi saham sosial media tersebut seharga 600 T pada bulan April yang lalu.
Elon Musk Gugat V V Technology Atas Plagiasi Logo Perusahaan
Baru-baru ini Twitter kembali menghadapi persidangan dengan perusahaan start-up asal Singapura V V Technology dengan gugatan pendaftaran logo perusahaan. Awal mula kasus ini ketika V V Technology tengah mendaftarkan merek dagang serta logo mereka berupa burung kolibri berwarna kuning tersebut pada bulan Setember 2018 yang lalu.
Baca juga: Goddess of Victory : NIKKE Dikecam Atas Penyensoran
Tepat setahun setelah pendaftaran merk dagang tersebut, Twitter lantas menentang perusahaan Start-up tersebut dikarenakan Twitter menganggap bahwa logo yang dimilikinya sama persis dengan yang dimiliki oleh V V Technology, sama-sama seekor burung yang sedang terbang. Tentunya ini akan membuat kebingungan bagi konsumen yang awam akan kedua perusahaan tersebut.
Namun Asisten Pencatat Utama Kantor Kekayaan Intelektual Singapura tidak mempermasalahkan keidentikan logo tersebut dan menyetujui argument yang dikeluarkan oleh Twitter dikarenakan kedua logo tersebut sama-sama menggambarkan seekor burung yang sedang terbang. Atas pertimbangan yang dilakukan oleh kantor Kekayaan Intelektual tersebut merek dari V V Technology akhirnya gagal terdaftar dan membawanya ke Pengadilan Tinggi.
V V Technology Lakukan Gugat Balik, Namun Ditolak
Sidang atas merk dagang tersebut dimulai tiga tahun kemudian pada bulan Agustus 2022 sembari membawa bukti berupa perbandingan kedua logo V V Technology dan Twitter tersebut. Twitter akhirnya bernapas lega setelah Komisi Yudisial yang mengawasi kasus ini menolak segala bantahan yang dilayangkan oleh perusahaan Start-Up tersebut.
Mereka juga tidak menemukan kesamaan antara kedua logo tersebut. Sidang tersebut akhirnya ditutup dan dimenangkan oleh Twitter dengan mengatakan bahwa ada kecenderungan yang mengacu pada kebingungan publik.
Update informasi menarik lainnya seputar game hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.