Bungie sued Destiny 2 cheat seller

Bungie Minta Penjual Cheat Destiny 2 Ganti Rugi US$12 Juta

GAMEFINITY.ID, Bandung – Bungie telah mengambil langkah besar demi memerangi cheater di Destiny 2, salah satunya dari penjual cheat. Sebagai salah satu game live service free-to-play terpopuler, Destiny 2 sudah tidak asing dengan perilaku cheating dalam bentuk apapun oleh pemainnya.

Baru-baru ini, Bungie menuntut salah satu penjual cheat Destiny 2 terkenal, Veteran Cheats ke ranah hukum. Pihaknya meminta penjual cheat itu mengganti rugi sebesar US$12 juta!

Bukan Pertama Kali Bungie Tuntut Veteran Cheats!

Sebenarnya ini bukan pertama kali Bungie berhadapan dengan Veteran Cheats. Pada Agustus 2021, pengembang Destiny 2 itu pernah menuntut beberapa penjual cheat terbesar, yaitu Veteran Cheats, Elite Boss Tech, dan Ring-1. Tuntutan itu berakhir pada Juni 2022 dengan seluruh terdakwa harus membayar total ganti rugi sebesar US$13,5 juta.

Bungie kembali mengajukan tuntutan pada 7 Februari 2023 agar Veteran Cheats membayar ganti rugi sebesar US$12 juta. Mereka menyatakan penjual cheat itu telah melanggar hak cipta dan melakukan penjualan cheat yang merugikan. Jika dibagi, US$11,696 jutanya menjadi bagian dari ganti rugi penjualan cheat (US$2.000 per cheat yang terjual).

Tahun lalu, sebuah perusahaan cheat Destiny 2 menuntut balik Bungie. Namun, sang hakim menolaknya karena tuduhan tidak mendasar.

Bungie juga menuntut seorang YouTuber Destiny 2 untuk membayar ganti rugi sebesar US$7 juta. Penyebabnya adalah melakukan takedown DMCA palsu yang berdampak pada para content creator dan Bungie sendiri.

Baca juga: Player Nomor Satu Apex Legends Mobile Ternyata Cheater?

Sudah Habiskan US$2 Juta Demi Perangi Cheat di Destiny 2

Bungie sued Destiny 2 cheat seller 2
Bungie sudah habiskan US$2 juta demi perangi cheater

Menurut sebuah dokumen yang didapat The Game Post, Bungie sudah menghabiskan US$2 juta demi perangi cheat di Destiny 2 sejak November 2020. Salah satu upaya mereka meliputi membuat alat pendeteksi cheat buatan sendiri dan mengandalkan software anti­-cheat lain termasuk BattiEye.

“Sekitar September 2021, tepat setelah tuntutan ini diajukan dan Destiny 2 mulai menggunakan software anti-cheat BattiEye untuk melengkapi alat milik Bungie, kami mendapati kenaikan harga berbagai layanan tracked boosting secara drastis. Korelasi ini menyimpulkan bahwa software cheat menjadi kebutuhan praktikal agar industri parasit itu dapat berfungsi secara efisien,” ungkap James Barker, deputy general counsel Bungie.

Semenjak Destiny 2 menjadi free to play pada September 2019, angka pemain pun melejit dan menjadikannya salah satu game terpopuler saat ini. Tidak heran, ini juga menjadikannya target untuk ladang para cheater. Setidaknya, Bungie masih berkomitmen untuk membasmi para cheater.

Sementara itu, Bungie akan merilis expansion terbaru Destiny 2: Lightfall. Expansion tersebut bakal meluncur pada 28 Februari 2023 di PC, PlayStation 4, PlayStation 5, Xbox One, dan Xbox Series X|S.