GAMEFINITY.ID, Bandung – George R.R. Martin, pengarang seri novel A Song of Ice and Fire atau lebih dikenal sebagai Game of Thrones, resmi menuntut OpenAI. Ia menjadi salah satu dari pengarang terkenal yang menuduh perusahaan di balik ChatGPT itu atas pelanggaran hak cipta dari hasil karya mereka.
George R.R. Martin dan Penulis Lain Tuntut OpenAI!
Menurut Variety, tuntutan ini diajukan oleh Authors Guild, organisasi profesional asal New York yang beranggotakan penulis terkenal. 17 penulis fiksi terkenal termasuk George R.R. Martin, John Grisham, Jodi Picoult, George Saunders, dan Jonathan Franzen, bergabung dalam mengajukan tuntutan class action itu.
Menurut tuntutan yang didapat Court Listener, OpenAI menjiplak karya para penuntut tanpa izin dan menjadikan materi hak cipta mereka sebagai model bahasa mereka. Mereka menambah model bahasa OpenAI bisa menghasilkan karya derivative yang berdasarkan, meniru, menyingkat, dan memparafrase buku mereka, yang bisa merusak pasar.
“Generative AI adalah lapangan baru bagi Silicon Valley untuk mengeksploitasi penyedia konten. Penulis wajib memiliki hak untuk memutuskan kapal karya mereka dipergunakan untuk ‘melatih’ AI. Jika mereka memilih untuk memperbolehkannya, harusnya mereka diberi kompensasi,” ungkap Jonathan Franzen melalui pernyataan di laman resmi Authors Guild.
Ini merupakan tuntutan hukum terbaru melawan OpenAI dari penulis fiksi populer, termasuk George R.R. Martin dan John Grisham. Martin terkenal dengan seri novel Game of Thrones yang dijadikan serial original HBO, sementara banyak buku karya Grisham dijadikan film.
Langkah ini menyusul tuntutan lain terhadap pengembang ChatGPT itu atas pelanggaran hak cipta. Juli lalu, komedian Sarah Silverman dan dua penulis lain Christopher Golden serta Richard Kadrey menuntut OpenAI dan Meta karena alasan yang sama.
Terlebih lagi, Authors Guild mengklaim salah satu pemicu tuntutan ini adalah upaya untuk menulis buku keenam dan ketujuh dari seri A Song of Ice and Fire karya George R.R. Martin. Beberapa dari mereka mengaku terdapat banyak buku yang dibuat menggunakan AI merupakan hasil plagiat dan dijual di Amazon seakan-akan sudah dibuat manusia demi meraup keuntungan.
Baca juga:
Begini Respon OpenAI!
Dalam pernyataannya pada Deadline, OpenAI mengaku mereka sedang optimis sedang dalam perincangan dengan berbagai kreator di seluruh dunia, termasuk Authors Guild. Mereka telah bekerja sama untuk memahami dan mendiskusikan kekhawatiran terhadap AI.
“Para profesional kreatif di seluruh dunia gunakan ChatGPT sebagai bagian dari proses kreatif. Kami hormati hak penulis, pengarang, dan percaya mereka untung dari teknologi AI. Kami sedang berdiskusi secara produktif dengan banyak kreator di seluruh dunia, termasuk Authors Guild, dan telah bekerja sama untuk memahami dan mendiskusikan kekhawatiran tentang AI,” ungkap Open AI.