GAMEFINITY.ID, Jakarta – Mobile Legends: Bang Bang Professional League (MPL) Indonesia Season 4 sudah menyelesaikan seluruh pertandingan di pekan kelimanya. Pada pekan kelima ini, ada sejumlah pertandingan seru yang terlalu menarik untuk dilewatkan; misalnya seperti RRQ melawan Aura yang cukup menegangkan dan EVOS Esports yang sedang pada puncak performanya kembali lagi berhasil mengalahkan sang juara bertahan ONIC Esports.
Pada hari pertama pekan kelima ini, EVOS kembali memukul mundur sang juara bertahan dan salah satu tim favorit juara, ONIC. EVOS juga kembali mendapatkan poin penuh pada hari ketiga pekan ini saat melawan Bigetron. Meski demikian, melihat sejarah EVOS di MPL sejak Season 1, mereka seolah mendapatkan kutukan di ajang esports paling dinamis ini.
Sudah dua kali EVOS berhasil tembus ke babak final MPL ID (Season 1 dan 2) dan dua kali pula mereka gagal menjadi juara. Dan kutukan terparah terjadi di Season 3, mereka hanya berakhir di posisi 7. Melihat pergerakan dan sejarah EVOS di MPL, setiap pertandingan mereka di S4 ini jadi sebuah pertaruhan berharga atas nama besar EVOS dan para pemain kelas kakap di dalamnya seperti Oura, Donkey, Rekt, Wann, dan kawan-kawannya.
Di pekan yang sama, sang jawara MPL ID S2, RRQ, juga berhasil memberikan performa yang maksimal yang lebih baik dari pekan sebelumnya. Kali ini, mereka berhasil memukul telak Alter Ego dan Aura Esports (masing-masing 2-0). Performa Lemon, Tuturu, dan kawan-kawannya juga berangsur membaik setelah awal musim yang kurang mulus. Dengan berbekal formasi roster gabungan antara juara 1 MPL ID S1 (LJ, Billy, dan Rave) dan juara 1 MPL ID S2 (Tuturu, Lemon, AyamJago, dan Liam) serta ditambah beberapa pemain senior, di atas kertas, RRQ memang pantas dijadikan favorit juara kali ini.
ONIC, yang merupakan juara 1 MPL ID S3 sekaligus juara MSC 2019, memang nampaknya jadi bukti konkret betapa dinamisnya peta pertarungan esports MLBB. Pasalnya, di Season 3 dan MSC 2019, mereka sungguh menunjukkan performa yang sempurna. Namun, di musim ini, mereka bahkan kesulitan untuk bertengger di 3 besar klasemen sementara. Sampai di pekan kelima ini, Udil dan kawan-kawannya hanya berhasil bertahan di peringkat 4 dengan 54% winrate (menang 5 kali, kalah 4 kali).
Aura Esports yang berisikan lebih banyak pemain baru bahkan mampu memberikan performa yang lebih konsisten. Sedangkan Alter Ego yang diperkuat oleh sejumlah pemain berpengalaman seperti Rmitchi, Arss, Maungzy, Chester, dkk. justru hanya bisa bertahan di papan tengah bersama dengan Bigetron.
Tim terakhir yang menarik untuk jadi fokus pembahasan kali ini adalah Genflix Aerowolf (GFLX). Meski diperkuat dengan para pemain ex-Louvre (Kido, Watt, YoR, Jeel, dan Marsha) yang sebelumnya hanya bisa dikalahkan oleh ONIC, GFLX seperti masih belum menemukan chemistry dan ritme permainannya (meski digawangi juga oleh pemain yang menjuluki dirinya InfrastrukturSenam). Sampai pekan kelima berakhir, GFLX bahkan belum mampu menuai 1 kemenangan sekalipun.
Mungkin para pemain GFLX perlu asupan pisang dan kopi lebih banyak untuk bisa mengejar ketertinggalannya. Dengan 6 tim tertinggi di klasemen akhir babak Regular Season yang berhak lolos ke Grand Final, nasib GLFX berada di ujung tanduk. Sekali lagi mereka harus menelan kekalahan, pupus sudah peluang mereka untuk melaju ke babak selanjutnya. Ditambah lagi, mereka harus berjuang keras karena harus melawan tim- tim berat seperti EVOS (Week 6), RRQ (Week 7), dan ONIC (Week 8).
Bagaimanakah kelanjutan ajang esports paling dinamis di Indonesia ini di pekan keenam? Mampukah GFLX lepas dari zona degradasi? Apakah EVOS dan RRQ masih bisa konsisten? Puaskah Udil, Drian, AntiMage, Sasa, dkk. tidak masuk peringkat 3 besar dan mempertanggungjawabkan jargon mereka, “di atas langit, masih ada ONIC?”