GAMEFINITY.ID, Jakarta – Hingga pekan kelima MPL Indonesia Season 4 (22/09) Genflix Aerowolf (GFLX) belum mampu menuai kemenangan di satu Match (Bo3) sekalipun. Mereka bahkan kalah melawan AURA dan Bigetron yang berisikan lebih banyak pemain yang baru masuk ajang MPL di Musim Keempat kali ini.
Padahal, 5 pemain (Marsha, Kido, Watt, YoR, dan JeeL) yang selalu digunakan oleh GFLX sampai pekan kelima adalah mantan para pemain Louvre yang jadi Runner-Up MPL ID S3 dan MSC 2019.
Mengapa hal ini bisa terjadi?
Vinzent “Oddie” Indra, salah satu shoutcaster untuk MPL ID S4 kali ini mengatakan, “menurut saya, kayaknya mereka cuma kehilangan pegangan aja sih. Mereka lagi tidak tahu gerakan mana yang bagus atau yang jelek buat mereka.”
Oddie juga menambahkan bahwa di patch ini juga muncul hero-hero baru yang sebelumnya tidak ditemukan di ajang kompetitif. Ditambah lagi, setiap tim sekarang punya gaya permainan yang berbeda-beda.
“Dulu kan semuanya kurang lebih sama. Sekarang tiap tim jadi punya keunikannya masing-masing dan Aerowolf belum dapat itu. Mereka hanya mencoba segala hal yang dilakukan oleh tim lainnya namun mereka tidak tahu mana yang cocok dengan gaya mereka sendiri.”
Mochammad “KB” Ryan, shoutcaster untuk MPL ID S4 lainnya juga memberikan pendapatnya. Menurutnya, penguasaan hero pool dari GFLX harusnya bisa lebih baik. Ia juga menyayangkan sejumlah miss-pick yang dilakukan.
“Misalnya, saat Thamuz masih tersedia, mereka tidak memilih hero itu tetapi justru memilih Dyroth yang baiknya digunakan untuk membungkam Marksman; padahal tidak ada hero Marksman di tim lawan.”
KB juga menyayangkan keputusan pemilihan pemain yang turun bertanding. Barrier, misalnya, dinilai KB punya pengalaman kompetitif yang mumpuni di level MPL.
Demikian juga dengan Badboy yang dulu pernah menyelamatkan Louvre saat di ajang MSC 2019.
Terakhir, “GFLX selalu menang di early namun kehilangan arah di mid-game teamfight sampai lategame. Mereka selalu memaksa teamfight yang seharusnya sudah selesai jadi terlalu panjang. Apalagi mereka punya kebiasaan buruk masuk satu per satu sehingga mudah di-pick-off lawannya. Harusnya, bukan gameplay mereka yang buruk tapi komunikasi.”
Hal yang senada diutarakan oleh Pratama “Yota” Indraputra dari MET Indonesia yang bertugas menjadi Show Director dan Stats Manager untuk MPL ID S4 kali ini.
“Early-game GFLX sebenarnya tidak buruk namun mereka seolah ada masalah saat permainan masuk ke mid-game. Kalah fight juga, yang harusnya 5vs5 jadi 4vs5 atau malah 3vs5. Selain itu, seringnya, semua baik-baik saja sampai mereka membuat 1 kesalahan. Saat mereka kehilangan momentum tadi, hilang jugalah strategi mereka.”
Jika berbicara mengenai teamwork dan komunikasi, bukankah kelima pemain yang selalu dipakai GFLX juga sebelumnya satu tim ketika di Louvre sehingga mereka sudah terbiasa bermain bersama? Bahkan mereka bisa dibilang cukup mendominasi kala itu, jika tidak menghitung ONIC.
“Mungkin, tim-tim lain yang naik levelnya tapi para pemain GFLX masih bertahan di level yang sama.” Tutup Yota.
Di pekan keenam nanti, GFLX akan berhadapan dengan Bigetron di hari Jumat 27 September 2019 dan EVOS Esports, sang pemuncak klasemen sementara, di hari Sabtu 28 September 2019.
Genflix Aerowolf sudah tak punya kesempatan lagi untuk bermain-main karena, 1x lagi mereka kalah, pupus sudah harapan Marsha dan kawan-kawannya melihat panggung Grand Final MPL ID S4. (aap)