GAMEFINITY.ID, Jakarta – Dalam serial anime Naruto, kisah para Biju seringkali menjadi sorotan utama. Selain sebagai makhluk kuat dengan kekuatan luar biasa, Biju juga menjadi alat politik yang mempengaruhi dinamika antar desa ninja.
Salah satu momen menarik dalam sejarah Biju adalah ketika Hashirama, Hokage Pertama dari Konoha, menghadapi tantangan politik yang rumit terkait distribusi Biju.
Baca juga:
Drama Politik Konoha Menjual Aset Negara
Hashirama dikenal sebagai pribadi yang damai dan ingin menyatukan dunia shinobi. Namun, tidak banyak yang tahu bahwa pemberian Biju tidak selalu berlangsung secara cuma-cuma. Sebagai Hokage Pertama, Hashirama dituntut untuk mengambil keputusan yang sulit dalam menjaga keseimbangan kekuatan antar desa ninja.
Sejarah mencatat bahwa Hashirama tidak pernah memberikan Biju secara cuma-cuma kepada desa lain. Sebaliknya, ia dipaksa untuk menjual Biju tersebut atas tekanan dari saudaranya, Tobirama. Hal ini menyebabkan desa-desa seperti Iwagakure, Kirigakure, dan Kumogakure memiliki kesempatan untuk membeli dua Biju sekaligus, sedangkan Takigakure meski hanya mampu membeli satu Biju.
Peristiwa penting dalam sejarah Biju terjadi saat Hashirama mengadakan Pertemuan Lima Kage untuk pertama kalinya. Tujuan pertemuan ini adalah mendistribusikan Biju yang ditangkap oleh Hashirama kepada desa-desa lain, sebagai tanda persahabatan dan untuk memastikan keseimbangan kekuatan di antara desa-desa yang sedang berkembang. Hashirama ingin membagikan Biju secara cuma-cuma, namun Tobirama dengan tegas mendesak untuk menjual mereka.
Salah satu momen menegangkan dalam pertemuan tersebut adalah saat Reto, Kazekage Pertama dari Sunagakure, meminta kompensasi atas Shukaku yang telah dimiliki oleh Suna. Ia menginginkan lahan hijau dari Konoha serta 30% harga Biju yang telah dibeli oleh desa-desa lain.
Meskipun tidak berhasil mendapatkan kompensasi finansial, Reto akhirnya mendapatkan sebidang tanah subur sebagai ganti dari Hashirama setelah pertemuan selesai.
Lu Punya Biju, Lu Punya Kuasa.. – Naruto
Tidak seperti Suna, tiga desa besar lainnya, yaitu Iwagakure, Kirigakure, dan Kumogakure, malah bersaing untuk membeli dua Biju sekaligus dari Konoha. Masing-masing desa membeli Biju yang berbeda-beda, sehingga meningkatkan kekuatan mereka secara drastis. Fenomena ini menunjukkan bagaimana Biju telah menjadi alat politik untuk memperkuat posisi dan kekuatan desa-desa besar.
Takigakure, sebuah desa kecil namun memiliki reputasi untuk melahirkan shinobi-shinobi berbakat, juga berusaha mendapatkan Biju dari Konoha. Kemampuan mereka yang menakutkan membuat mereka berkesempatan untuk membeli Biju Chomei. Meskipun tak sebesar desa-desa besar lainnya, Takigakure tidak ingin ketinggalan dalam memperebutkan aset kuat ini.
Baca juga:
Kisah para Biju dalam serial Naruto tidak hanya tentang pertarungan fisik, tetapi juga mencakup intrik politik dan kepentingan strategis antar desa ninja. Pertemuan Lima Kage menjadi bukti bagaimana alat politik berharga ini mempengaruhi dinamika hubungan antara desa-desa. Kisah ini memberikan gambaran bahwa bahkan dalam dunia anime, politik memainkan peran penting dalam mengatur kekuatan dan keseimbangan kekuatan di antara para ninja.
Demikian pembahasan Kisah Biju dalam Serial Naruto: Kekuatan dan Intrik Politik. Ikuti akun resmi Gamefinity di Facebook, Instagram, dan TikTok. untuk mendapatkan informasi terupdate. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.