All posts by Tuanmudadiaz

Hello, Saya Diaz, dan saya adalah seorang Content Writer, yang mencari rupiah melalui ketikan jari, dan saya juga seorang Fotografer. Motto hidup saya adalah, "Carilah Amoy sampai Ke Negeri Cina".

Capek Kalah? Ini 10 Tips Melawan Chrono Free Fire

GAMEFINITY.ID, Tanjung Balai Karimun – Jika kalian adalah player dari Free Fire, tentunya kalian tahu dengan Chrono, ya karakter ini dirilis oleh Free Fire saat melakukan kolaborasi dengan bintang sepakbola Christiano Ronaldo.

Skill yang dimiliki oleh Chrono ini juga dinilai cukup meresahkan player, skill “Time Turner” yang terlalu OP ini membuat banyak player yang meminta untuk Free Fire melakukan Nerf atau bahkan Menghapus karakter ini.

Lalu? Apa yang harus dilakukan jika kita bertemu dengan Chrono?, gamefiinity sudah membuat beberapa tips yang bisa kalian coba untuk melawan chrono ini, langsung simak saja.

Gunakan Vector untuk Menghancurkan Shield Chrono

Kalau Chrono dinilai menjadi karakter terkuat, maka Vector adalah senjata terkuat. Kalian bisa menggunakan vector dengan dua tangan melalui mode akimbo, senjata ini mempunyai fire rate dan damage yang cukup tinggi, sehingga kalian bisa dengan cepat menghancurkan Shield milik Chrono.

Gunakan Shotgun untuk Jarak Dekat

Tidak bisa dipungkiri lagi, shotgun adalah senjata paling oke untuk jarak dekat, karena untuk dapat menghancurkan shield chrono membutuhkan 600 damage, tentunya kalian membutuhkan senjata yang mempunyai damage cukup tinggi.

Kalian bisa menggunakan 4 jeni shotgun yang ada di Free Fire, dengan beberapa tembakan tepat sasaran, shield keras milik Chrono akan lebih cepat hancur.

No Groza No Party

Kalian merasa skill Jumpshot kalian kurang oke?, atau takut dalam pertempuran jarak dekat melawan chrono?, atau kalian bukan player yang suka close combat?, tenang, kalian bisa menggunakan groza untuk dapat melawan Chrono.

Senjata ini mempunyai damage dan Range yang cukup jauh dibanding dengan vector, sehingga dapat memudahkan kalian para player yang tidak menyukai close combat.

Pakai Sniper?, Juga Bisa

Kalian bukan tipe pemain Close Combat ataupun Pemain Jarak Menengah?, jika kalian adalah tipe pemain yang suka sniki piki, kalian tetap bisa melawan Chrono ini. Kalian bisa menggunakan 3 sniper yang ada di Free Fire.

Sniper mempunyai damage yang tidah jauh berbeda dengan Shotgun, keuntungan menggunakan sniper adalah, kalian bisa menembak tanpa takut ditembak oleh Chrono ini.

Teori Combo Alvaro dan Granade Launcher

Tentunya kalian sudah tahu dengan senjata yang biasa disebut dengan nama Pelontar ini, senjata dengan damage yang besar ini bisa dengan mudah menghancurkan Shield milik Chorono.

Tentunya kalian membutuhkan Alvaro, karakter ini bisa meningkatkan damage dan range dari senjata tipe launcher ini. Teori kombo memang yang terbaik sih.

Lawan Chrono dengan Chrono

Untuk bisa mengalahkan yang terkuat adalah dengan menggunakan diri sendiri. Terdengar cukup konyol ya, tapi ini merupakan salah satu tips yang ampuh loh teman. Skill Shield milik chrono ini akan hancur setelah 9 detik.

Nah, dalam waktu 9 detik itu, Chrono tidak bisa terkena damage dari kalian, tetapi, chrono tetap bisa memberikan damage kepada kalian, oleh sebab itu kalian harus mencari tempat berlindung seperti, pohon, bangunan, glowall, atau kalian juga bisa menggunakan skill yang sama, oleh sebab itu menggunakan chrono adalah pilihan yang tepat.

Kelincahan Adalah Koentji

Selain menggunakan senjata atau berlindung, cara selanjutnya agar kalian bisa memenangkan duel melawan chrono, tentunya kalian harus bisa menggocek peluru yang ditembakan oleh Chrono ini.

Kalian bisa menggunakan karakter yang mempunyai kelincahan tinggi seperti, Kelly dan Joseph, Bonus Movement dari skill Dash dan Nutty Movement akan membuat Chrono lawan kalang kabut dan kebingungan untuk menembak.

Amankan Diri Dengan Vest dan juga Helm

Sekuat apapun Shield milik Chrono tentunya punya kelemahan juga, Shield ini hanya bisa melindungi pemain dari serangan luar Shield saja, namun tidak dari dalam. Nah, kalian bisa memanfaatkan celah ini dengan masuk kedalam pertahanan Shield ini.

Tentunya kalian membutuhkan pertahanan diri yang kuat juga ya, kalian memerlukan helm dan Vest yang dapat melindungi kalian saat akan masuk kedalam Shield tersebut.

Senjata Kurang Keras?, Tabrak!

Masih kalah melawan Chrono meskipun sudah menggunakan senjata terOP?. Tenang, masih ada cara lain untuk melawan Chrono ini. Kalian bisa menggunakan teori Tabrak Pakai Misha. Menggunakan Misha akan menambah kecepatan dari kendaraan yang ditumpangi.

Kalau kita tidak bisa masuk ke Shield, ya kita keluarkan saja orang yang ada didalam Shield, dengan menabrak Chrono, akan membuat Chrono terpental dari Shield dan terkena damage tabrakan. Setelah Chrono keluar dari Shieldnya, kalian bisa langsung Menghabisi Chrono.

Sering Latihan

Yang terakhir ini adalah yang paling Krusial ya teman-teman, sekuat apapun Chrono pasti tetap bisa kalah juga kok. Kalian hanya perlu terus berlatih dan menciptakan strategi baru untuk melawan Chrono.

Dengan sering berlatih, kalian tentunya akan meningkatkan skill bermain, dan tentu saja, tidak semua user Chrono itu jago menggunakan Chorono. Jadi, kalian tetap bisa melawannya.

Poco X3 Pro, Bawa Spek yang Bikin Melongo

GAMEFINITY.ID, Tanjung Balai Karimun – Kalau membahas tentang smartphone besutan Xiaomi, tentunya yang pertama kali terlintas di pikiran kita adalah, smartphone dengan spesifikasi tinggi, namun dengan harga yang terjangkau.

Anak perusahaan Xiaomi yaitu Poco belum lama ini mengeluarkan seri smartphone terbarunya yaitu Poco X3 Pro, smartphone ini adalah penerus dari Poco X3 NFC yang beberapa waktu lalu sempat membuat para kompetitornya kalang kabut dengan harga spesifikasi dan harga yang tidak masuk akal.

Lagi dan Lagi Memberikan Kejutan

Spesifikasi yang ditawarkan oleh Poco X3 Pro ini cukup memberikan kejutan untuk smartphone di kelas 3 jutaan. Bayangkan saja, chipset yang diberikan poco untuk smartphone ini adalah salah satu seri chipset flagship milik Snapdragon, yaitu seri 860.

Tentunya dengan chipset seri 860 ini akan memberikan performa yang cukup baik untuk kalian bermain game-game yang cukup berat seperti Genshin Impact, Pubg Mobile, dan game terbaru lainnya. Nampaknya Poco benar-benar ingin memfokuskan performa pada X3 Pro ini, teknologi pendingin LiquidCool 1.0 Plus yang bisa turunkan suhu sampai 6 derajat Celsius, benar-benar akan memanjakan kalian para gamer.

Dan untuk membuat pengalaman bermain lebih nyaman, Poco X3 Pro hadir dengan layar yang sama persis—6,67 inci full HD+ dengan refresh rate 50 – 120Hz dan touch sampling rate 240Hz. Disertai juga dengan baterai berkapasitas 5160mAh yang sudah mendukung fast charging 33W tentunya akan memberikan user experience yang gokil banget. Apalagi dengan layar yang dibekali Corning Gorilla Glass 6 yang tahan goresan, jadi anti lecet deh.

Kuat Gaming?

Poco menyematkan snapdragon 870 di Poco X3 Pro bukan tanpa alasan tentunya, selain untuk meningkatkan performa smartphone ini, tentu saja Handphone ini sudah bisa memainkan game AAA android ya, untuk Fortnite, Smartphone ini mampu sampai pada grafik default, dengan fps lancer di 120Fps, apalagi jika kalian mengaktifkan refresh rate 120Hz nya, tentu semakin meningkatkan pengalaman kalian dalam bermain game.

Untuk game seperti Genshin Impact dan PUBG Mobile, tidak ada kendala yang berarti pada gameplay, pengaturan grafik bisa sampai high untuk kelancaran fps dalam permainan. Meskipun smartphone ini tidak diberi embel-embel gaming oleh poco, namun Poco X3 Pro ini sudah sangat memumpuni sekali untuk kalian bermain game.

Dengan harga 3.4Jt untuk varian 6/128GB dan 4.1Jt untuk varian 8/128GB tentunya sudah sangat cukup sekali ya di kelas harga 4 jutaan kebawah. Poco memang tidak main-main dalam menentukan harga smartphone kelas milik mereka. Smartphone ini sudah dirilis sejak 20 april lalu. Buat Xiaomi Fanboy, bisa langsung pesan, Rekomen buat kalian yang suka main game, tapi budget minim.

Para Penggiat Esports Kritisi Konten Syur Youtube Recca Esports

GAMEFINITY.ID, Tanjung Balai Karimun – Apakah kalian pernah mendengar nama tim Esports bernama Recca Esport? Tim Esports yang berdiri pada tahun 2016 ini, akhir-akhir ini cukup mengundang kontroversi didunia Esports Indonesia.

Recca Esports ini mempunyai Channel Youtube bernama Recca Tv, tidak seperti Channel Esports lainnya yang sering membuat konten yang berkaitan dengan perjalanan turney, profil pemain dan juga hal-hal yang berkaitan dengan game, turnamen dan juga intermezzo gaming.

Namun, Recca TV ini justru membuat konten youtube yang bisa dibilang melenceng dari konten gaming, konten-konten yang dibuat lebih mengarah ke konten dewasa, challenge-challenge dewasa yang tidak berkaitan dengan tim Esports/gaming sama  sekali. Dan hal ini membuat para penggiat Esports Indonesia sangat geram.

Konten yang Merusak Citra Esports

Salah satu penggiat Esports Dimas Surya Rizki, memberikan tanggapannya tentang konten yang diunggah oleh Recca TV melalui kanal media sosial Facebooknya, Dimas menuturkan bahwa konten yang upload oleh Recca TV membuat kerja keras para penggiat esports menjadi lenyap.

Menurut Dimas, ada banyak orang yang ingin membuat Esports bisa diterima oleh para orang tua, yang mana saat ini Esports sendiri masih dipandang sebelah mata oleh para orang tua,

“Jadi, status ini adalah sebuah keluhan dari rekan rekan esports lainnya juga. Karena gak cuma 1 atau 5 orang yang berusaha membuat Esports terlihat lebih mudah diterima oleh kalangan orang tua. Namun juga dari sesama penggiat Esports di ranah Konten. Ini udah kelewatan.” – Kutipan Postingan Facebook Dimas

Dimas juga sangat kecewa dengan cara Recca Esports dalam memanage type of content di kanal Youtube Recca TV. Tidak lama setelah itu, pihak Recca TV menghapus salah satu konten tidak senonoh tersebut.

“Dan dengan di hapuskanya Konten yang meresahkan pada hari ini kurang lebih jam 3 Sore. Kalian aware akan suara Komunitas yang tidak menyukai konten dengan tipe seperti itu dan kalian takut dihujat. Berarti kalian sadar kalau itu sebenarnya salah namun tetap mengunggahnya?” – Kutipan Postingan Facebook Dimas.

Tidak hanya Dimas saja yang kecewa akan tindakan yang dilakukan oleh Recca TV, Gerry Eka yang merupakan seorang Jurnalis dan juga Konten Kreator ikut kecewa dengan isi Konten Recca TV ini, Gerry ikut memberikan pendapatnya melalui kanal Facebooknya pada 18 April 2021 lalu, seperti ini isi postingan milik Gerry Eka yang tim Gamefinity kutip dari kanal Facebook miliknya

“Suhadi selamat malam pak, mohon izin tag, mungkin kita belum kenalan secara proper, nama saya Gerry, jurnalis dan content creator, salah satu yang resah sama content yang diupload di kanal Youtube Recca Esports. Disini saya hanya ingin menyuarakan apa yang saya rasakan, meskipun saya tahu saya tak punya hak apa apa disini.

Namun, dengan segala kerendahan hati, boleh bapak sebentar cek isi youtube Recca Esports saat ini, isinya jauh dari semangat juang dan apa yang selama ini kita suarakan dan geluti bersama. Esports.

Hari ini timeline begitu ramai dengan terkuaknya salah satu konten yang menurut kami kurang proper dan etis, untung sudah di take down, tapi menurut kami masih banyak konten serupa yang dibalut dengan konten esports di video video lainnya.

Semoga menjadi perhatian, saya rindu dengan Recca yang begitu Hebat di ranah kompetitif CSGO, atau ketika meramaikan panggung MDL, semoga bisa kembali menyala, semoga Recca bisa kembali terbang layaknya lambangnya.

Salam hormat saya untuk pak Suhadi dan keluarga”.

Namun, dibalik konten tidak pantas tersebut, Recca Esport sendiri mempunyai cukup banyak prestasi, Seperti Gelar MVP pada MDL Regular Season 1, dan juga jika kalian adalah player CS:GO, tentunya kalian pasti tau tentang Recca Esport, yang berhasil mendapatkan urutan ke 4 Asia dan urutan ke 37 dunia untuk divisi CS:GO.

Spacewar : Turnamen Esport Pertama di Dunia

GAMEFINITY.ID, Tanjung Balai Karimun – Jika saat ini dunia E-sport sedang naik daunnya, dimana banyak sekali game online yang di pertandingkan bahkan sampai ke kanca dunia yang memperebutkan hadiah jutaan dollar, lain halnya dengan yang dilakukan oleh para mahasiswa Universitas Stanford pada tahun 1972.

Ya, para mahasiswa ini mengadakan turnamen bernama spacewar, turnamen ini menjadi cikal bakal dari lahirnya turnamen-turnamen game online yang kita lihat saat ini. Hadiah yang mereka perebutkan juga cukup unik, yaitu paket berlangganan majalah rolling stone.

Cikal Bakal dari Lahirnya Esport Modern

Berawal dari selebaran yang bertuliskan,

“Untuk pertama kalinya ‘Intergalactic Spacewar Olympic’ akan diadakan di sini, Rabu 19 Oktober. Juara pertama akan mendapat hadiah langganan Rolling Stone selama satu tahun.”

Para mahasiswa ini tentunya tertarik dengan hadiah yang ditawarkan, mengingat Majalah Rolling Stone merupakan majalah musik yang sedang naik daun pada saat itu. Dan juga game space war juga merupakan game yang cukup popular.

Sesuai dengan namanya, Space War sendiri merupakan game bertema pertempuran yang berlatar di luar angkasa, game ini merupakan salah satu game dengan teknologi digital pertama, hampir mirip seperti Sky Force yang dimiliki Symbian.

Game Space War ini dikembangkan oleh Steve Russel bersama 5 temannya dari Mass Massachusetts Institute of Technology, yang pada akhirnya rilis pada tahun 1962. Game ini mencapai titik popularitasnya saat para mahasiswa dari kampus-kampus yang ada di amerika dan juga kanada rutin memainkan game ini.

Juara Esport Pertama

Lalu, siapa yang menjuarai turnamen yang diadakan di Universitas standford ini?, nama pemenang tersebut adalah Bruce Baumgart, dia berhasil mengalahkan para mahasiswa lain dalam tournament ini.

Pada saat menyelesaikan babak penyisihan dan masuk ke babak final, Baumgart melawan 4 orang lainnya, satu nama dari lawan yang di waspadai adalah Dave Poole, yang kebetulan saat final dia tidak hadir.

Keriuhan terjadi sepanjang pertandingan itu, tim rolling stone yang melalukan peliputan untuk turnamen yang cukup panas ini. Baum mengingat setiap moment yang terjadi pada turnamen itu, dan liebowitz mengabadikannya melalui gambar, menjadi saksi senyum Baumgart atas kemenangan yang berhasil diraihnya.

Pada 2016 yang lalu, dia sempat mengenang kisahnya bersama space war di laman featuring majalah rolling stone. Menurut Baumgart game space war mempunyai visual yang terbaik pada zaman itu.

“Kumpulan bintang pada latar game adalah bintang sebenarnya dari Spacewar,” ucap Baumgart.

Walau menurut kita saat ini, hadiah yang terlalu kecil untuk turnamen yang cukup besar, namun jika mengingat hadiah tersebut merupakan salah satu bukti sejarah yang pernah tercatat dan menjadi awal mula dari esport didunia, tentunya itu seudah menjadi hadiah yang sangat besar.

Jumlah Gamer Lansia Meningkat, Makin Tua Makin Gaming!

GAMEFINITY.ID, Tanjung Balai Karimun – Sejak usia berapa kalian bermain game?, 10 tahun? 7 tahun? Atau bahkan lebih muda lagi?. Tapi apakah kalian pernah melihat kakek dan nenek kalian bermain game seperti yang kalian lakukan sehari-hari?.

Ada sebuah penelitian yang menyebutkan bahwa terjadi peningkatan pemain game yang berusia lansia sejak tahun 2018 lho. Hal ini sebenarnya bisa dibilang suatu hal yang wajar terjadi, karena era game sendiri sudah dimulai sejak tahun 1960. Namun, apa yang mendasari hal ini terjadi?, padahal usia 50-an keatas tidak terpapar dengan perkemangan game zaman sekarang.

Perkembangan Pemain Lansia Menurut Global Web Index

Penelitian yang dilakukan oleh pihak dari Global Web Index menyebutkan bahwa, jumlah gamer yang berusia diatas 50 tahun, berkembang sekitar 32% sejak tahun 2018. Persentase ini menunjukan bahwa ada peningkatan yang cukup besar terjadi pada pemain lansia.

Penelitian tersebut menggunakan sampel dari 19.500 orang lansia yang berusia sekitar 50-60 tahun yang berasal dari berbagai dunia. Dan juga menurut pernyataan dari GWI bahwa 86% pengguna internet ikut berpartisipasi dalam game. Dan mencakup genre FPS Multiplayer seperti Call Of Duty, dan beberapa game indie lainnya.

Dan para kakek nenek ini juga berpendapat bahwa, ikut bermain game modern adalah salah satu cara untuk mempererat hubungan dalam keluarga, terutama kepada para cucu-cucu. Dan juga sebagai bentuk menghabiskan waktu bersama saja.

Sekedar Menghabiskan Waktu

Menilik dari persentase studi yang dilakukan oleh pihak GWI, sebenarnya tidak ada hal yang perlu ditakutkan, dan juga peningkatan ini bisa berdampak baik untuk perkembangan industri game. Juga memberikan warna baru untuk komunitas game yang didominasi oleh anak muda.

Dan tidak bisa dipungkuri juga bahwa, hal ini berdampak baik untuk perekonomian para orang-orang lansia ini, mulai ada beberapa lansia yang melakukan streaming gameplay, dan menguploadnya ke platform berbagi video seperti Youtube. Contohnya saja seperti nenek asal Jepang bernama Hamako Mori, yang saat ini sudah berusia 90 tahun, dan menjadi gamer tertua didunia.

Saat ini nenek Mori aktif dalam bermain game seperti Call of Duty, Grand Theft Auto, Skyrim dan juga berbagai game keluaran baru lainnya, selain aktif dalam bermain game, nenek Mori juga rajin mengupload konten gaming nya ke channel youtube miliknya.

Tentunya hal ini tidak berdampak buruk bagi nenek Mori, kegiatan yang dilakukannya ini hanya sebagai menghabiskan waktu di masa tua saja, sama halnya seperti kakek-nenek kita yang menanam bunga, berkebun dan lain-lain untuk sekedar menikmati hidup saja.

Review Outriders, Game Shooter dengan Plot Cerita Yang Mempesona

GAMEFINITY.ID, Tanjung Balai Karimun – Developer game asal Ibu Kota Polandia, Warsaw, yaitu People Can Fly kembali mengeluarkan debut game terbaru. Jika sebelumnya mereka ikut mengembangkan game franchise Gears Of War. Kali ini mereka mengembangkan game bertema Third Person Shooter dengan tema Sci-Fi di tahun 2021.

People Can Fly berhasil mengajak studio sekaligus penerbit yang sudah dikenal untuk game tema JRPG yaitu Square Enix untuk ikut mengembangkan game berjudul Outriders ini. Outriders ini dirilis pada 1 april lalu untuk platform PS4, PS5, Xbox One, Xbox Series X|S, Google Stadia, dan juga PC.

Akan tetapi ada beberapa masalah yang timbul saat perilisan pertama full versi dari game ini. Banyak pemain yang mengeluhkan tentang server dan koneksi yang sering terputus dengan sendirinya. Pihak People Can Fly akhirnya menutup server Outriders untuk sementara, sayangnya tidak ada konfirmasi dari pihak pengembang tentang masalah ini.

Terlepas dari semua problematika yang ada di awal perilisan game ini, kita akan mengulik semua yang ada didalam game ini, untuk kalian yang tertarik memainkan game Outriders ini, kalian wajib sekali untuk membaca review yang sudah penulis buat, enjoy.

Sinopsis

Game Outriders ini berlatar di sebuah planet bernama Enoch, yang menceritakan tentang perjalanan dari sekelompok orang yang ada di planet ini. Di perjalanan, mereka menemukan banyak sekali manusia yang sudah bermutasi menjadi makhluk mengerikan yang mempunyai kemampuan supernatural. Para makhluk hasil mutasi ini bernama Altered, yang pada akhirnya memicu konflik di antara para manusia disana.

Gameplay (9.5/10)

Karena game ini mengusung tema Third Person Shooter yang mana tidak hanya fokus kepada genrenya saja, melainkan menitik beratkan alur cerita yang sangat menarik, game ini dapat kalian mainkan secara Solo ataupun Multiplayer. Jika kalian memainkan mode multiplayer, kalian dapat membawa tiga pemain lagi untuk bekerja sama.

Pada awal permainan, para pemain akan diminta untuk membuat karakter mereka sendiri, mulai dari memilih jenis kelamin, warna rambut, aksesoris, mata, dan juga warna kulit. Game ini menggunakan basic linear dan bukan open world, satu konsep yang dibawa oleh game ini adalah Looter-Shooter. Konsep ini juga dipakai oleh game shooter lainnya.

Outriders akan membawa kalian untuk menembaki musuh yang ada, dan juga melakukan looting pada musuh yang berhasil dikalahkan. Mekanisme game ini hampir sama seperti yang ada di Gears Of War, ya mengingat developer kedua game ini satu developer yang sama.

Nantinya, kalian akan difasilitasi oleh 3 slot tempat untuk senjata, yang bisa berganti dengan cepat, Dengan kontrol untuk berganti senjata yang mudah pula.  Dikarenakan musuh AI tidak diam, menjadikan kalian harus bisa lebih aktif bergerak dari pada musuh.

Satu hal yang membuat penulis sangat mengapresiasi developer dalam pengembangan gameplay game ini adalah, musuh AI yang dirancang dengan sangat unik, berbeda dengan game lain.

Musuh AI ini deprogram untuk menyesuaikan skill dengan pemainnya, jadi jika kalian semakin jago, musuh AI akan berkembang sesuai dengan skill yang kalian miliki, dan tentunya, item akan semakin sulit untuk ditemukan. Hal ini sangat menarik karena skill permainan akan terus berkembang dan pemain tidak akan cepat bosan.

Kontrol (9/10)

Game satu ini memang benar-benar bisa membuat para pemain sangat nyaman dengan kontrol gamenya. Fitur kontrol game yang sangat mudah, membuat game ini benar-benar memanjakan para pemainnya.

Mungkin karena gameplay yang memerlukan kelincahan pemain, oleh sebab itu developer juga memfokuskan untuk kontrol game yang lebih baik lagi, terutama kontrol dalam pergantian senjata yang sudah penulis bahas di atas.

Grafik (9.5/10)

Unreal Engine 4 benar-benar tidak bisa diremehkan, kualitas visual yang diberikan oleh Outriders sangat memukau dan patut untuk diapresiasi. Segi tekstur karakter sangat terlihat nyata sekali, sedikit saran untuk kalian, kalian bisa mencoba memainkan game ini dengan TV/Monitor yang beresolusi 4K, agar kalian dapat merasakan kualitas grafik dari game ini.

Grafik yang bagus ini dipadu dengan efek-efek gore yang cukup sadis namun memukau mata, sangat direkomendasikan sekali untuk kalian mencoba game ini, untuk yang tidak suka gore jangan dicoba ya.

Adiktif (9/10)

Tentu saja penulis berani menyatakan bahwa game ini sangat bisa membuat kalian kecanduan, kalian akan dimanjakan oleh grafik, efek, kontrol dan suara di dalam game yang benar-benar memukau. People Can Fly benar-benar memberikan pengalaman terbaik dalam game JRPG.

Apalagi jalan cerita yang penuh dengan plot-plot menarik untuk diikuti, jadi selain kita dimanjakan dengan gameplay yang menarik, kita juga akan dimanjakan dengan alur cerita yang akan membuat kita penasaran dengan akhir dari perjalanan mereka.

Kesimpulan

Walaupun game ini mempunyai kendala server diawal perilisannya, Outriders tetap memberikan pengalaman terbaik untuk para pemain. Untuk game genre Shooter Outriders sudah bisa dibilang menjadi yang terbaik untuk dimainkan.

Hanya satu hal saja yang disayangkan dari game ini, konsep linear yang diusung oleh game ini, membuat pemain tidak bebas untuk menembak, jika game ini mengusung konsep open world, game ini benar-benar menjadi game terbaik tahun ini. Sangat penulis rekomendasikan untuk kalian mencoba game ini, penulis memberi rating 9.2 untuk game Outriders ini.