All posts by Thomas Rizal

Update terus isu-isu terkini di GAMEFINITY.ID!

Pekan Debut, Sony Jual PS5 Lebih Banyak Ketimbang Microsoft Xbox Series

GAMEFINITY.ID, Jakarta – Dua raksasa konsol, Sony dan Microsoft telah meluncurkan konsol generasi berikutnya, PlaysStation 5 dan Xbox Series pada November lalu. Walau diluncurkan di saat yang nyaris bersamaan, Sony ternyata dilaporkan menjual lebih banyak PS5 selama pekan pertama peluncurannya dibandingkan gabungan Xbox Series X dan S.

Pelacak penjualan game VG Chartz, dikutip dari TechRadar, Senin (30/11/2020) memperkirakan bahwa pada 8 November hingga 14 November, Sony secara global menjual 1.483.910 konsol PS5, sementara Microsoft menjual 1.345.386 Xbox Series X/S. Sementara Xbox Series X dan Xbox Series S diluncurkan secara global pada 10 November, Sony membagi peluncuran PS5 menjadi dua, yaitu dengan konsol yang dirilis di Amerika Utara, Jepang, Australia, Selandia Baru, Singapura dan Korea Selatan pada 12 November, dan kemudian 19 November untuk seluruh dunia.

Perkiraan ini hanya memperhitungkan peluncuran pertama PS5, yang berarti Sony menjual lebih banyak PS5 di negara-negara saat peluncuran pertama, dibanding gabungan Xbox Series X dan Series S yang diluncurkan secara global. Menurut VG Chartz, Sony menjual lebih banyak konsol PS5 di Amerika Utara, Australia dan Selandia Baru selama peluncuran daripada penduhulunya, PS4, saat diluncurkan. Namun, PS5 memiliki peluncuran dengan cakupan lebih kecil, yakni di Jepang, Singapura dan Korea Selatan, daripada PS4.

Sementara itu, Microsoft memiliki pekan peluncuran yang memcahkan rekor untuk Xbox Series X/S, menjual lebih banyak konsol daripada saat peluncuran Xbox One. Hingga saat ini, Xbox One diluncurkan sebagai bagian terbesar dalam sejarah Xbox — dengan 1,1 juta penjualan. Namun, peluncuran Xbox Series X/S telah melampaui itu.

Bidik Pasar Asia Tenggara, DEA Luncurkan E-Gaming Regional Berbasis Blockchain di Indonesia

GAMEFINITY.ID, Jakarta – Pasar gaming online global saat ini mengalami pertumbuhan yang pesat. Situs web analisis e-sport dan gaming NewZoo mencatat saat ini terdapat lebih dari 2,7 miliar gamer di seluruh dunia. Di tahun 2020 total pengeluaran gamer diharapkan mencapai 159,3 milliar USD dengan wilayah Asia Pasifik berkontribusi sebesar 55 persen atau 87 miliar USD dari pendapatan tersebut.

Sementara itu, Indeks Web Global mencatat lebih dari satu miliar orang di seluruh dunia melakukan streaming game melalui internet setiap bulan dan satu miliar orang lainnya menonton orang bermain game secara livestream setiap bulannya. Pelaku industri menganggap penggabungan teknologi blockchain dengan game memiliki potensi besar untuk industri ini. Platform blockchain mendukung pertukaran aset terdesentralisasi, kelangkaan objek virtual dan barang koleksi yang dapat diverifikasi, jaringan pembayaran yang cepat dan aman, serta memungkinkan pengembang untuk memonetisasi ciptaan mereka.

Hal ini dimanfaatkan Digital Entertainment Asset (DEA), spesialis gaming asal Jepang. DEA mulai beroperasi di Singapura untuk meluncurkan gaming online regional yang akan berjalan pada platform blockchain DEA. Didirikan oleh technopreneur Naohito Yoshida, DEA akan menggunakan platform blockchain PlayMining miliknya untuk menawarkan para gamer regional akses ke games, koleksi digital art dan interaksi dengan karakter manga Jepang.

“DEA menawarkan hal yang berbeda di mana pengguna dapat menghasilkan cryptocurrency (mata uang crypto) yang kemudian dapat ditukar dengan uang tunai. Saya sangat senang dapat menggabungkan gaming dan animasi dengan teknologi blockchain yang akan menjadi tren industri baru di masa depan,” kata Yoshida dalam keterangan tertulis yang didapatkan GAMEFINITY.ID, Senin (30/11/2020).

Platform PlayMining DEA menggunakan DEAPcoin, cryptocurrency yang diproduksi pada 29 Agustus 2019 dan sekarang diperdagangkan di bursa cryptocurrency internasional seperti OKEx, Bithumb Global (Korea Selatan), BITTREX GLOBAL (Uni Eropa), INDODAX (Indonesia), DigiFinex (Hong Kong) dan Bitrue (Singapura). Yoshida yang dikenal sebagai Goro-san di kalangan e-gaming juga merupakan pendiri tiga perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Tokyo: Celebrix Holding, Zaparas dan EOLE, di mana dia adalah pemimpinnya.

Melihat besarnya potensi e-gaming di Asia Tenggara, DEA resmi meluncurkan JobTribes, permainan kartu dan puzzle berbasis blockchain, di pasar Indonesia pada November 2020. Peluncuran tahap awal JobTribes mengumpulkan lebih dari 100.000 pengikut di seluruh wilayah Asia Tenggara, dan setengahnya berasal dari Indonesia. Yoshida menilai Sebagian besar antusiasme ini didorong oleh potensi untuk mendapatkan penghasilan tambahan.

“Kami menyediakan konten hiburan secara gratis dan yang Anda dapatkan dalam permainan ini dapat digunakan dalam kehidupan nyata. Ini memberikan peluang penghasilan bagi gamer.”

Pengguna bermain game secara gratis untuk mendapatkan DEAPcoin yang dapat digunakan untuk memperkuat game atau membeli Digital Art. Digital Art tersebut dapat diperdagangkan di platform berbasis blockchain DEA yaitu DEA Digital Art Auction, yang kemudian ditukar menjadi uang tunai. Yoshida memperkirakan game-nya dapat menarik dua juta pengguna pada awal tahun 2021.

Perusahaan teknologi ternama dunia seperti Google, Tencent, Sony, dan Nintendo mulai berinvestasi dengan nilai besar pada game. Selain mengembangkan pasar Asia Tenggara dari Singapura, DEA juga berharap untuk berekspansi ke India karena memiliki potensi pasar yang sangat besar. DEA juga mempertimbangkan untuk mendaftarkan cryptocurrency miliknya pada bursa di India, Filipina, Taiwan, dan Malaysia.

“Saya juga mencari investor di Asia Tenggara untuk bermitra dengan DEA dengan pesatnya pertumbuhan operasi DEA wilayah ini.”

Update Pertama A3: Still Alive Hadirkan Region Baru Metium

GAMEFINITY.ID, Jakarta – Setelah dirilis secara global, Netmarble mengumumkan update pertama game A3: Still Alive kini telah tersedia. Setelah melampaui satu juta download secara global dalam minggu pertama perilisan, A3: Still Alive kini menyambut pemain di kota pelabuhan baru Metium sebagai bagian dari update.

Metium menandai pembukaan Region keenam dalam game, dengan kota pelabuhan yang menghadirkan cerita baru serta pemandangan pantai kepada para pemain. Selain memperluas dunia A3: Still Alive yang berbahaya dan penuh kegelapan, berikut tambahan lainnya yang hadir dalam update kali ini:

  • Peningkatan level maksimum, memperluas level maksimum dari Lv. 100 menjadi Lv. 120.
  • Dungeon baru ‘Ivan Conquest’ dan peluang memperoleh Legend Equipment Lv. 120.
  • Penambahan sistem “Shu”, tersedianya pet Shu setelah level 20 memberikan kesempatan bagi pemain untuk memperoleh kemampuan ekstra.
  • Pembukaan konten guild baru “Resource Battle”, tempat pemain dapat bertarung dan mengumpulkan lebih banyak Resource di Map untuk menang dalam pertarungan.
  • Konten PvP 1:1 “Duel” kini tersedia.
  • Beragam event untuk merayakan update pertama, termasuk Event Check-In 7 Hari Metium dan Metium Guide Mission, tempat pemain mengikuti panduan dan menyelesaikan misi untuk memperoleh lebih banyak hadiah dari 50 Accessory Summon Coin, Soul Linker Summon Coin, hingga bintang 5 Heroic Soul Linker.

Berlatarkan dunia fantasi akhir zaman dengan pedang dan sihir, A3: Still Alive menawarkan pengalaman mobile lintas genre yang menggabungkan dunia Open Field RPG yang sangat besar dengan pertarungan ekstrem Battle Royale. Pemain harus bersiap dalam arena Player vs. Player (PvP) yang selalu terbuka saat mereka melawan musuh dalam pertarungan gesit dan lincah, serta menunjukkan kemampuan mereka dalam berbagai mode pertarungan PvP dan Player vs. Environment (PvE).

A3: Still Alive ditampilkan dengan grafik 3D yang hidup berkat pengoptimalan Unity Engine. A3: STILL ALIVE kini tersedia di App Store dan Google Play untuk 172 negara di seluruh dunia sebagai unduhan digital gratis, dengan pembelian dalam aplikasi.

Petarung UFC Conor McGregor Gabung Game Mobile Dystopia: Contest of Heroes

GAMEFINITY.ID, Jakarta – Petarung UFC, Conor McGregor memang memiliki daya tarik tersendiri di dunia olahraga. Kini, dirinya juga mulai merambah industri game. Setelah sempat beberapa kali masuk game UFC garapan EA Sports, petarung gaya bebas asal Irlandia itu kini bergabung dengan game Dystopia: Contest of Heroes.

McGregor terlibat dalam game strategi garapan Beetroot Lab itu setelah kerjasama yang terjalin antara partnership bintang UFC itu dengan Paradigm Sports Management. Tidak seperti di game strategi lainnya, elemen sentral dari game ini adalah turnamen multiplayer global. Pemain dari seluruh dunia akan bersaing tidak hanya untuk mendapatkan hadiah dalam game tetapi setiap pemain akan memiliki kesempatan untuk memenangkan hadiah nyata senilai puluhan dan ratusan ribuan dolar dan hadiah pemenang turnamen tahunan khusus Conor McGregor.

Dystopia: Contest of Heroes adalah game Build & Battle dan RPG yang bertempat di dunia masa depan cyberpunk. Game strategi seluler ini menggabungkan dua elemen, strategi dan sosial. Tema sci-fi membuat game ini sangat cocok untuk khalayak luas. Kehadiran Conor McGregor juga diharapkan dapat menjadi daya tarik bagi gamers sekaligus penggemar olahraga kompetitif. Meskipun merupakan game strategi mid-core, game ini dibangun dengan fokus pada proses on-boarding sederhana yang memperkenalkan kedalaman game level demi level. Hal ini cocok untuk gamers kasual maupun non-gamer.

Di Dystopia, pemain memulai permainan sebagai pemberontak yang menemukan lokasi markasnya di dunia masa depan pasca-apokaliptik, di mana masyarakat dikendalikan oleh perusahaan besar. Pemain harus membangun kerajaan dengan mengambil alih distrik New York sambil mengumpulkan perlengkapan bertema sci-fi, menyerang pemain lain, dan meningkatkan basisnya.

Lebih banyak pemain sosial dapat mengembangkan aliansi dengan lebih dari 100 pemain lain dan memimpin mereka menuju pertumbuhan ekonomi, mendukung mereka dalam penggerebekan, atau berperang melawan aliansi lain. Sebagai elemen sentral dari permainan, pemain akan menemukan platform turnamen multiplayer langsung yang diselenggarakan oleh Conor McGregor sendiri. Turnamen akan diadakan harian, mingguan, bulanan hingga tahunan.

Turnamen single dan duo harian akan memungkinkan pemain memenangkan hadiah dalam game, sedangkan turnamen mingguan dan bulanan akan menjadi kualifikasi untuk turnamen tahunan dengan beragam hadiah senilai puluhan dan ratusan ribu dolar, termasuk merchandise yang ditandatangani Conor McGregor, dan kesempatan bertemu sang bintang.

Game ini sudah dapat diunduh di Apple App Store, Google Play Store, Samsung Galaxy Store, dan Huawei App Gallery.

Tak Mau Kalah dengan Video Mirip Artis, Kini Beredar Parodi Video Porno Versi Cyberpunk 2077

GAMEFINITY.ID, Jakarta – Belakangan ini, masyarakat Indonesia dihebohkan dengan kasus video porno mirip artis. Kasus ini bahkan sudah masuk penyelidikan kepolisian. Tak mau kalah, ternyata kasus serupa juga terjadi di dunia game. Beredar video parodi porno bertemakan Cyberpunk 2077, game yang rencananya baru dirilis pada 10 Desember.

Dikutip GAMEFINITY.ID dari PC Gamer, parodi porno dari game baru garapan CD Projekt Red itu disebut Cyberpunk 2077 XXX Parody. Film garapan VRBangers itu di bintangi oleh Sif Blvck dan Sindal Xie, bahkan dapat dinikmati dengan resolusi 8K. Walau begitu, ternyata parodi ini justru mendapat respon positif dari pihak CD Projekt Red. Hal ini diungkapkan oleh Rafal Jaki, Direktur Pengembangan Bisnis CD Projekt Red.

“Saya kira meniru adalah bentuk pujian tertinggi? ;)” cuit Jaki pada akun Twitter resminya @GwentBro, 27 November 2020.

Rupanya ini bukan kali pertama game garapan CD Projekt Red dibuatkan parodi porno. Jaki mengungkap, sebelumnya The Witcher 2: Assassins of Kings juga mendapat “remake” dengan film berjudul The Bitcher, yang memiliki tagline, “Dildo of Destiny memiliki dua ujung”.

Sebelumnya, CD Projekt baru saja merilis video trailer berdurasi 5 menit yang menawarkan tampilan gameplay terbaru dan berbagai aspek pengalaman dari Cyberpunk 2077. Cyberpunk 2077 akan rilis 10 Desember 2020 untuk PC, Xbox One, PlayStation 4, dan Stadia. Game ini nantinya juga dapat dimainkan di konsol Xbox Series X / S dan PlayStation 5, yang rencananya akan rilis pada 2021.

Ledek Gamers Mobile, Dr DisRespect Sebut Mobile Game Bukan Game Beneran

GAMEFINITY.ID, Jakarta – Nama Dr DisRespect memang tak lekang dengan beragam kontroversi. Streamer yang satu ini bahkan pernah beberapa kali dibanned dari berbagai platform, termasuk Twitch yang membesarkan namanya. Kini ia sudah tidak dapat melakukan live streaming di platform tersebut lantaran dibanned secara permanen oleh Twitch.

Ini pula yang memaksa Doc berpindah ke Youtube dan melakukan live streaming secara rutin seperti biasanya. Meskipun begitu, kebiasaannya melakukan kontroversial pun nampaknya belum menghilang. Lewat cuitan twitter terbarunya, Dr DisRespect kembali membuat pro dan kontra diantara para fans. Kali ini, dirinya membuat panas telinga para pemain game mobile.

“Saya punya 3 monitor dengan kecepatan 1ms dengan warna yang dikalibrasi dan menghadap saya, sebuah keyboard dengan switch titan dan juga mouse yang beratnya hampir tidak bisa dirasakan didukunh dengan setup multi PC senilai 200K… dan kalian masih punya nyali bilang bahwa game mobile adalah hal yang serius?” tulis Dr Disrespect di Twitter miliknya @Dr Disrespect, Kamis (26/11/2020).

Dr Disrespect tampaknya menyinggung para gamer mobile yang terlalu bangga dengan game mobile yang mereka mainkan. Padahal, menurutnya di sisi lain ada orang yang sampai mengeluarkan uang sangat banyak hanya demi membeli setup mahal untuk memainkan game.

Cuitan ini mendapat respon beragam dari warganet. Ada yang setuju dengan opini Dr DisRespect, namun tidak sedikit juga yang marah karena cuitan dari Doc ini. Hal ini pun membuat Doc dihujani hujatan dari para gamer mobile. Banyak orang yang mengatakan bahwa Doc tidak mengikuti perkembangan industri game mobile yang berkembang sangat pesat saat ini. Pasalnya, menurut beberapa survey jumlah pemain game mobile sendiri lebih banyak ketimbang pemain game di PC.

Gimana gamers mobile? Setuju dengan pernyataan Doc?