All posts by Thomas Rizal

Update terus isu-isu terkini di GAMEFINITY.ID!

Review Spider-Man: Miles Morales, Sukses Memenuhi Ekspektasi

GAMEFINITY.ID, Jakarta – Seiring diluncurkannya PlayStation 5 secara global, Marvel’s Spider-Man: Miles Morales awalnya digadang menjadi launch title dari konsol generasi berikutnya tersebut. Beruntung, para gamers PlayStation 4 akhirnya tetap bisa memainkan game ini, setelah Sony memutuskan untuk merilis game ini juga untuk platform PS4. Walau begitu, kesan “generasi berikutnya” dari game ini tetap terasa, baik dari sisi grafik, tema, hingga gameplay yang menawarkan beragam petualangan untuk dimainkan.

GAMEFINITY.ID mendapat kesempatan menjajal langsung game ini pada platform PlayStation 4, tak lama setelah peluncuran game ini secara global pada 12 November lalu. Mendapat respon positif dari beragam kritikus game, Marvel’s Spider-Man Miles Morales memang layak menjadi game yang paling diantisipasi oleh pencinta game bergenre action-adventure. Berikut pembahasannya.

Gameplay (8.5/10)

Marvel’s Spider-Man: Miles Morales/PS4/Rizal

Spider-Man: Miles Morales mengambil latar waktu setahun setelah kejadian di game sebelumnya. Bagi gamers yang sudah memainkan Marvel’s Spider-Man (2018), khususnya mereka yang memainkan DLC The City That Never Sleeps, pasti sudah tidak asing lagi dengan sosok dan latar belakang Miles Morales. Di game sebelumnya, pemain juga sempat mengontrol Miles dalam beberapa segmen, meski saat itu dirinya belum mendapatkan kekuatan laba-laba super.

Sama seperti Peter Parker, Miles mendapatkan gigitan laba-laba genetika yang akhirnya memberi remaja 17 tahun itu kekuatan super dan mengambil peran sebagai Spider-Man. Setelah berjuang melepaskan trauma atas kematian ayahnya akibat serangan Martin Li, Miles mendapat pelatihan khusus dari Peter Parker yang berperan menjadi sosok saudara (Spider-bro) sekaligus mentor untuk menguasai kemampuan barunya itu.

Marvel’s Spider-Man: Miles Morales/PS4/Rizal

Di awal game, pemain juga akan bertarung bersama Spider-Man untuk menghentikan Rhino yang lepas (akibat kecerobohan Miles) saat pemindahan tahanan. Disitulah Miles mengetahui kekuatan super miliknya, Venom Strike kekuatan yang menjadi ciri khas darinya. Dengan kekuatan barunya itu, Miles dipercaya oleh Peter yang hendak mengambil “liburan” untuk menjadi satu-satunya Spider-Man yang dimiliki New York.

Miles akhirnya menemukan dirinya di dalam pertarungan antara perusahaan energi, Roxxon dan geng The Underground. Sementara itu, ibu Miles, Rio Morales sedang menjalankan kampanye untuk menjadi dewan kota, untuk menghentikan ekspansi Roxxon yang dinilai terlalu cepat dan berbahaya bagi lingkungan.

Marvel’s Spider-Man: Miles Morales/PS4/Rizal

Bagi gamers yang telah memainkan Spider-Man (2018), maka tidak akan asing lagi dengan gameplay yang ditawarkan dari Miles Morales. Meski tentunya game ini menyajikan petualangan baru. Selain bisa menjalankan sejumlah misi Story, terdapat pula beberapa side mission yang hampir sama dengan Spider-Man, mulai dari menemukan kucing yang hilang, membantu warga New York dengan beragam permasalahannya, menghentikan aksi kriminal yang sedang berlangsung, hingga menyelesaikan tantangan combat, stealth dan traversal.

Ditambah dengan misi lainnya dari aplikasi Friendly Neighborhood Spider-Man yang bisa diselesaikan. Hal yang familiar lainnya bagi veteran Spider-Man adalah podcast Just the Facts milik J. Jonah Jameson, yang menceritakan story line peristiwa yang telah berlangsung selama permainan dari perspektif JJJ. Selain podcast milik JJJ itu, ada pula podcast yang dibawakan Danika Hart yang memang menjadi hal baru dari game.

Mekanisme combat dalam Marvel’s Spider-Man: Miles Morales/PS4/Rizal

Untuk mekanisme combat, pemain harus cermat kapan harus menyerang, menghindar, serta memanfaatkan gadget dan venom strike untuk mengalahkan musuh. Rasanya teknik combat yang sebelumnya menjadi andalan di Spider-Man (2018) tidak bisa diterapkan kembali di Miles Morales. Ambil contoh jika sebelumnya finisher bisa digunakan jika combo meter telah terisi, kali ini finisher baru bisa digunakan apabila pemain menyentuh 15 combo strike tanpa putus. Inilah yang membuat gamers harus cermat dalam melakukan serangan.

Sebaliknya, combo meter kali ini justru akan dimanfaatkan untuk menggunakan venom strike, selain tentunya meregenerasi health (sama seperti di game sebelumnya). Perubahan ini menjadikan pemain veteran Spider-Man sebelumnya tetap harus beradaptasi lagi dengan combat movement yang baru. Sementara pemain baru juga rasanya tidak akan terlalu sulit apabila sudah menguasai basic control dengan baik.

Untuk mekanisme stealth, selain tentunya perch, ceiling, dan wall Takedowns kali ini gamers juga bisa memanfaatkan camouflage, dimana Miles bisa menghilang untuk sementara waktu guna menghindari sergapan musuh. Adapun mekanisme traversal tidak jauh berbeda dengan game pertama, dimana Miles memiliki kemampuan web swing, berlari di atas tembok, hingga gerakan akrobatik lainnya.

Upgrade skills, Marvel’s Spider-Man: Miles Morales/PS4/Rizal

Sejujurnya, kemampuan traversal inilah yang menghadirkan keasyikan sendiri dari game-game Spider-Man, didukung dengan angle camera yang mengikuti pergerakan pemain, dimana gamers bisa seolah-olah merasakan berayun dari gedung ke gedung layaknya Spider-Man sesungguhnya.

Pemain juga bisa mengupgrade skills karakternya. Terdapat tiga skills yakni challenge skills, combat skills dan camouflage skills yang dapat di-upgrade melalui skill points. Untuk mendapatkan skill points, pemain harus menyelesaikan sejumlah misi untuk meningkatkan level karakter. Pemain juga bisa mengumpulkan sejumlah token yang nantinya bisa digunakan untuk meng-upgrade gadget dan mengoleksi spider suit.

Grafik (9.5/10)

Marvel’s Spider-Man: Miles Morales/PS4/Rizal

Meski awalnya dipersiapkan untuk PlayStation 5, penulis sendiri masih menilai Spider-Man: Miles Morales versi PlayStation 4 berhasil menghadirkan sejumlah improvement dari sisi grafik. Beberapa efek visual yang ditampilkan khususnya ketika pemain melakukan venom striker (punch, dash, jump) terlihat begitu pas dan menunjukkan bahwa game ini layak dipersiapkan sebagai game “generasi berikutnya”.

Masih menggunakan Insomniac Engine yang sudah digunakan Insomniac sejak Ratchet And Clank, tampilan desain karakter memang dibuat detail dengan polesan CGI yang pas. Hal ini membuat ekspresi karakter terlihat begitu natural dan tidak kaku. Ditambah lagi, latar waktu dari Spider-Man: Miles Morales adalah musim dingin, sehingga kita bisa menikmati kota New York yang bersalju. Efek salju yang dihadirkan juga terlihat natural, dan menambah kesan liburan atau festival dalam game.

Kontrol (9.5/10)

Kontrol, Marvel’s Spider-Man: Miles Morales/PS4/Rizal

Bagi pemain veteran Spider-Man, tentunya sudah sangat familiar dengan mekanisme kontrol untuk menggerakan Miles Morales. Tombol-tombol yang digunakan untuk memukul, melompat, menghindar, menggunakan gadget dan berayun sama dengan yang digunakan di Spider-Man (2018). Perbedaan terletak pada adanya kemampuan khusus Miles Morales, yakni venom strike dan camouflage yang memang tidak dimiliki Peter Parker.

Namun bagi yang belum pernah memainkan game ini, rasanya juga tidak akan sulit untuk menguasai kontrol setelah memainkan game beberapa saat. Apalagi di bagian awal game juga tersedia tutorial yang memudahkan gamers menguasai gerakan-gerakan Spider-Man. Yang pasti, mekanisme kontrol yang dibuat dalam game memang relatif simpel dan memudahkan pemain untuk mengontrol karakter. Tidak ada combo yang terlalu rumit untuk menguasai combat, begitu pula untuk menguasai traversal dengan web swing yang dibuat sederhana tapi terlihat akrobatik.

Adiktif (8.5/10)

Marvel’s Spider-Man: Miles Morales/PS4/Rizal

Sejauh masih ada misi yang bisa dimainkan, rasanya memang gamers ingin memainkan game ini hingga berjam-jam secara nonstop. Dengan sistem open world, maka gamers juga memiliki kebebasan untuk mengontrol karakter untuk mengikuti misi atau sekadar menikmati musim dingin di kota New York sebagai Spider-Man. Sekalipun semua misi telah berakhir, maka gamers bisa memainkan New Game Plus dengan kesulitan yang lebih tinggi dari playthrough normal, dengan segala upgrade yang bisa dibawa dari permainan sebelumnya.

Meski memang harus diakui, story dari game ini terkesan lebih singkat ketimbang Spider-Man (2018). Dalam beberapa forum, main story dari game ini disebut bisa ditamatkan hanya dengan 8-10 jam. Waktu lebih cepat tentunya bisa diraih para gamers yang sebelumnya sudah memainkan game Spider-Man sebelumnya.

Singkatnya playthrough dari game ini kemungkinan akan dikompensasi oleh Insomniac melalui DLC, seperti layaknya The City That Never Sleep di Spider-Man (PS4). Dengan membawa sejumlah karakter dari universe komik Spider-Man seperti Prowler, Roxxon Corporation hingga Ganke Lee, maka masih banyak ruang untuk dieksplorasi dari game ini.

Kesimpulan

Marvel’s Spider-Man: Miles Morales/PS4/Rizal

Marvel’s Spider-Man: Miles Morales menjadi salah satu game di tahun 2020 yang berhasil memenuhi ekspektasi para gamers, baik itu mereka yang telah memainkan Marvel’s Spider-Man (2018) atau yang memang pemain baru dalam serial ini, hingga para fans dari Marvel khususnya karakter Spider-Man. Dengan beragam skill, gadget, combat, stealth dan traversal yang dimiliki Miles Morales, ditambah kemampuan venom strike dan camouflage, maka para gamers bisa merasakan seolah-olah menjadi seorang Spider-Man (Miles Morales) dalam game ini.

Tak salah apabila Sony memanfaatkan game ini secara eksklusif untuk mempopulerkan konsol mereka, PlayStation 5 dan PlayStation 4. Kalaupun ada kekurangan dari game ini adalah playthrough yang relatif lebih singkat ketimbang Spider-Man sebelumnya. Namun bagi para kolektor trophies, terdapat beberapa tantangan yang memang membuat game ini bisa dieksplorasi lebih dari sekadar playthrough.

GAMEFINITY.ID memberikan total skor review 9.0 dari 10 untuk game garapan Insomniac ini.(zal)

Soal Ganti Rugi Uang Winda Earl EVOS, Hotman Paris Sebut Maybank Bukan Sinterklas

GAMEFINITY.ID, Jakarta – Pengacara PT Maybank Indonesia, Hotman Paris memberikan alasan mengapa kliennya tidak langsung membayar ganti rugi kepada nasabah yang mengaku kehilangan uangnya sebesar Rp22 miliar, yang juga merupakan atlet Esports dari tim EVOS, Winda Lunardi alias Winda Earl. Menurut Hotman, kliennya masih menunggu penyelidikan sebelum membayar kerugian, setelah ditemukan beberapa kejanggalan dalam kasus tersebut.

Dalam unggahan videonya di Instagram pribadinya @hotmanparisofficial, Minggu (15/11/2020) pengacara kondang itu menegaskan, Maybank Indonesia bersedia membayar uang yang diselewengkan tersangka A (Albert), Kepala Cabang Maybank Cipulir jika hasil penyelidikan mendukung klaim Winda.

“Salam Hotman Paris. Kalau Anda sebagai pemilik bank atau Anda pemilik koperasi, coba bayangkan kalau Anda punya nasabah yang mengaku rekeningnya dibobol. Tapi kemudian terdapat bukti-bukti bahwa dalam jumlah besar uangnya ini mengalir ke anggota keluarganya. Bahkan bunga juga mengalir ke anggota keluarganya beserta keganjilan lainnya,” kata Hotman.

Hotman Paris Hutapea/Detik.com

“Seharusnya sikap Anda sebagai pemilik bank bagaimana? Apakah Anda Sinterklas, langsung bayar 100 persen? Ini dunia nyata. Makanya perlu ada penyelidikan hukum. Namun demikian, klien saya dengan itikad baik sudah mengundang, oke untuk rekening, untuk uang yang tidak jelas kami bayar.”

Menurut pengacara berusia 61 tahun itu, manajemen bank manapun lazimnya akan melakukan pemeriksaan terlebih dahulu, dengan melibatkan penegak hukum sebelum memutuskan apakah perbankan akan menanggung kerugian nasabahnya. Hotman Paris menegaskan Maybank bersedia untuk membayar kerugian setelah proses penyelidikan selesai dan fakta-fakta mendukung klaim Winda. Jika Maybank membayar kerugian sebelum penyelidikan rampung, hal itu juga akan jadi preseden buruk.

Hotman sebelumnya mengungkap beberapa kejanggalan dalam kasus Winda Earl ini antara lain seperti pembelian polis asuransi di Prudential, tranfer dana dari rekening pribadi pelaku ke ayah Winda, bunga bank yang dibayarkan pelaku, hingga korban yang mengaku tak memegang buku tabungan dan kartu ATM.

Call of Duty: Warzone Dukung 120fps di Xbox Series X, Tetapi Tidak di PS5

GAMEFINITY.ID, Jakarta – Call of Duty: Warzone dilaporkan mendukung 120fps di Xbox Series X, tetapi tidak di PlayStation 5. Menurut analisis Digital Foundry, pengembang Infinity Ward diam-diam menambahkan fitur high frame rate ke versi Xbox Series X dari game tersebut, walau hal tersebut tidak disebut dalam keterangan patch terbaru game.

Seperti dilaporkan jurnalis Wesley Yin-Poole, Microsoft Store juga telah menambah keterangan bahwa update terbaru Warzone memungkinkan dukungan 120fps. Walau begitu, DF melaporkan Warzone versi PlayStation 5 berjalan pada maksimum 60fps. Saat aplikasi Warzone diunduh dari PlayStation Store, game tersebut juga masih terdaftar sebagai game PS4.

Untuk menjalankan game PS5 dan Xbox Series X pada 120fps, diperlukan televisi yang lebih mutakhir dengan HDMI 2.1. Baik Activision maupun Infinity Ward belum mengomentari laporan tersebut. Awal pekan ini, Infinity Ward mengatakan patch terbaru Warzone telah menambahkan dukungan untuk konsol generasi berikutnya dan mengurangi kebutuhan penyimpanan storage lebih dari 25 GB di semua platform.

Menurut direktur produksi game Paule Haile, Infinity Ward telah memutuskan untuk memisahkan tekstur resolusi tinggi Warzone untuk mencoba mengurangi ukuran file yang menggembung hingga melebihi 200 GB. Di versi konsol, gamers akan menerima tekstur resolusi yang dikurangi secara default dan perlu mengunduh versi resolusi tinggi secara terpisah melalui menu Installs. Namun, Haile mengatakan tekstur itu hanya direkomendasikan untuk pemain PS4 Pro, PS5, Xbox One X, dan Xbox Series X / S.

Pemain PC juga dapat memainkan game dengan tekstur resolusi yang lebih rendah. Namun tidak seperti konsol, versi PC perlu menggunakan asset streaming system baru untuk menjalankan versi resolusi tinggi, yang secara otomatis akan mengunduh tekstur dari operator dan senjata secara terpisah.

FIFA 21 Jadi Game Terlaris Bulan Oktober di Amerika Serikat

GAMEFINITY.ID, Jakarta – Untuk pertama kalinya dalam sejarah, game sepak bola milik Electronic Arts (EA), FIFA 21 mencatatkan diri sebagai game terlaris bulan ini di Amerika Serikat. Menurut data dari NPD Group, FIFA 21 adalah game Xbox One dan PS4 terlaris pada bulan Oktober, mengalahkan catatan penjualan milik game EA lainnya, Madden NFL 21.

Walau tidak merinci jumlah penjualan secara unit, seperti dikutip dari Video Games Chronicle, NPD Group merilis 20 besar game terlaris sepanjang Oktober 2020. Di belakang FIFA 21 dan NFL 21, posisi ketiga ditempati game garapan Ubisoft, Watch Dogs: Legion. Posisi keempat diduduki kembali oleh game EA lainnya, NHL 21 diikuti Mario Kart Live: Home Circuit milik Nintendo. FIFA 21, Watch Dogs: Legion, NHL 21 dan Mario Kart Live: Home Circuit juga merupakan game yang baru dirilis pada Oktober.

Sementara itu, untuk penjualan hardware di AS, NPD Group mencatat Nintendo Switch terus mendominasi pangsa pasar bulan Oktober. Menurut data NPD yang diterbitkan oleh Nintendo of America, total gabungan 735.926 konsol Switch dan Switch Lite terjual bulan lalu, naik 136 persen dibandingkan Oktober 2019.

Penjualan perangkat keras Switch sepanjang tahun ini menjadi yang tertinggi kedua dari penjualan semua platform dalam sejarah AS. Rekor mereka hanya tertinggal dari rekor Wii yang dibuat pada tahun 2008. Switch kini telah menjadi konsol video game AS terlaris selama 23 bulan berturut-turut.

Game Besutan Mantan Bos GTA, Everywhere Gunakan Engine Unreal

GAMEFINITY.ID, Jakarta – Everywhere, game open world milik mantan produser Grand Theft Auto (GTA) Leslie Benzies mengumumkan akan mengalihkan penggunaan game engine ke Unreal Engine. Pengembang Build a Rocket Boy (BaRB) mengonfirmasi bahwa mereka tidak akan lagi menggunakan game engine milik Amazon, Lumberyard yang baru-baru ini menerima lebih dari USD40 juta dalam pendanaan pribadi.

Mantan presiden Rockstar North, Leslie Benzies mendirikan Build a Rocket Boy pada 2017. Benzies yang merupakan salah satu tokoh paling berpengaruh di balik serial GTA meninggalkan Rockstar pada 2016. Benzies menggugat Take-Two Interactive sebesar USD150 juta karena royalti yang belum dibayar, dan mengklaim bahwa perusahaan mencoba memaksanya keluar setelah dia mengambil cuti panjang. Permasalahan tersebut akhirnya diselesaikan pada 2018.

BaRB yang berbasis di Edinburgh dan Budapest telah mempekerjakan lebih dari 130 orang termasuk programmer veteran GTA V Colin Entwistle, animator sinematik utama Felipe Busquets, sutradara musik Craig Conner dan penulis Mondo Ghulam. Desainer Eve: Valkyrie Andrew Robinson adalah desainer utama Everywhere, dengan environment art dipimpin oleh veteran Call of Duty Liz Hubley.

Secara keseluruhan, tim Everywhere diisi oleh orang-orang dengan pengalaman triple-A, dimana para stafnya juga diisi oleh veteran dari DICE, Rare, dan Ninja Theory. BaRB masih membuka lowongan untuk sekitar 50 posisi. Benzies memberi tahu Venturebeat pada tahun 2017 bahwa game Everywhere tidak seperti game lain yang pernah dikerjakan sebelumnya.

“Everywhere memiliki banyak mekanisme permainan tradisional, tetapi kami mencari sesuatu yang lebih dan menarik inspirasi dari mana pun. Para pemain semakin pintar dan membutuhkan lebih banyak dari permainan mereka, dan kami ingin para pemain memiliki kebebasan nyata untuk hidup di dunia kami dengan cara yang mereka inginkan. Kami menawarkan berbagai macam mode dan gaya permainan yang tidak hanya menceritakan kisah, tetapi juga memungkinkan pemain untuk hidup dalam identitas dan petualangan yang paling ingin mereka jelajahi.”

Game Watch: Super Mario Bros Berhasil di Hack Beberapa Jam Sebelum Rilis

GAMEFINITY.ID, Jakarta – Game & Watch: Super Mario Bros milik Nintendo berhasil diretas untuk menjalankan custom software, beberapa jam sebelum dirilis. Thomas Roth, seorang peneliti keamanan dan konsultan dari Jerman, menerima Game & Watch: Super Mario Bros sehari sebelum rilis 13 November dan segera mulai bekerja mengotak-atik perangkat tersebut.

Dikutip GAMEFINITY.ID dari VGC, Roth dengan nama samaran StackSmashing menjalankan kanal YouTube yang menampilkan beragam video cara untuk menghindari keamanan konsol portabel milik Nintendo sebelumnya, termasuk meretas perlindungan katrid original Game Boy. Setelah enam jam menjelajahi komponen internal Game & Watch yang baru, Roth mengklaim telah menghindari keamanannya dan mengganti ROM default Super Mario Bros dengan software yang dimodifikasi.

Roth mengklaim bahwa proses tersebut tidak memerlukan penyolderan dan mengatakan dia akan segera merilis video yang merinci seluruh proses. Roth belum mengungkap apakah modifikasi tersebut memungkinkan Game & Watch menjalankan ROM game lain selain Super Mario Bros.

Dirilis seharga USD49,99 (sekitar Rp706 ribu di pasar AS), Game & Watch: Super Mario Bros. menampilkan d-pad modern dan menjalankan game klasik Super Mario Bros, Super Mario Bros: The Lost Levels dan versi khusus dari game klasik Ball dengan Mario sebagai karakter. Perangkat portabel ini juga dilengkapi dengan jam digital yang dapat memutar 35 animasi berbeda dari Mario dan kawan-kawan, sebagai penghormatan pada ulang tahun ke-35 maskot Nintendo tersebut.

Konsol klasik Nintendo sebelumnya, mini NES dan Super NES, juga dengan cepat dimodifikasi oleh komunitas peretas dan pada akhirnya dapat menjalankan hampir semua ROM game klasik. Namun, Roth yang meretas Game & Watch terbaru itu mengakui perangkat portabel ini memiliki hardware yang sama sekali berbeda dengan konsol klasik Nintendo sebelumnya.