All posts by Thomas Rizal

Update terus isu-isu terkini di GAMEFINITY.ID!

Three Kingdoms: Hero Legendaris Akui Kesalahan dan Hapus Video Klip Raja Terakhir Young Lex

GAMEFINITY.ID, Jakarta – Media sosial diramaikan dengan video musik “Raja Terakhir” milik rapper Young Lex yang diduga “copy paste” dari MV milik Lay EXO, “Lit”. Video milik Young Lex sendiri merupakan bagian dari promosi game mobile Three Kingdoms Hero Legendaris. Terkait hal ini, pengembang game Three Kingdoms Hero Legendaris telah mengklarifikasi dan mengakui kelalaiannya.

Perusahaan mengaku sejak awal menaati setiap persyaratan yang diminta Google dan AppStore. Termasuk membeli hak dari bintang ikon, lagu MV (music video), iklan, dan lainnya.

“Di sini tentang lagu MV Young Lex-Raja Terakhir, yang membuat kehebohan saat ini, perusahaan kami sebagai pengguna lagu ini tidak dapat menjaga dasar yang harus dijaga yaitu perlindungan terhadap bahan iklan ini dan kami menyatakan bersalah,” posting pihak perusahaan pada akun Instagram @threekingdomsherolegendaris, Selasa (9/3/2021).

Pihak pengembang menyatakan bersalah dan meminta maaf kepada pihak Lay Zhang akibat kasus plagiat tersebut. Mereka menegaskan akan memeriksa ulang dan memecat pekerja dari agensi terkait.

“Pada saat kami mengetahui masalah ini, tindakan pertama adalah menghapus semua MV yang ada di media sosial kami dan menghubungi setiap pihak bersangkutan untuk menghapus berita atau isi yang bersangkutan dengan lagu MV ini.”

Pantauan dari Gamefinity, saat tulisan ini ditulis, video yang dimaksudkan memang sudah tidak bisa diakses lagi. Selanjutnya, pihak perusahaan akan membentuk sebuah kelompok untuk mengawasi masalah ini dan semakin berhati-hati supaya masalah serupa tidak terjadi lagi kedepannya.

“Kami pihak perusahaan menyatakan minta maaf terhadap pihak dari Lay Zhang dan agensi. Semoga Lay Zhang segalanya bisa lancar selalu,” tutup tim Three Kingdoms: Hero Legendaris.

Sementara itu, dalam kesempatan terpisah Young Lex juga menyatakan klarifikasi terkait plagiarisme video lagunya tersebut. Walau begitu, dirinya menolak untuk meminta maaf atas MV terbaru di channel YouTubenya itu.

“Saya bekerjasama dengan Agency hanya sebagai Talent dan pencipta lagu; dan dengan ini saya menyatakan bahwa saya tidak turut serta dalam Proses Kreatif dalam memproduksi music video tersebut hingga terjadi nya DUGAAN KEMIRIPAN atas Kostum, Ornamen, dan/atau beberapa scene di music video LAY yang berjudul LIT dikonten yang ada di YouTube channel saya saat ini,” katanya.

Seperti yang diketahui, video lagu tersebut digunakan untuk mempromosikan game mobile Three Kingdoms: Hero Legendaris. Sejumlah media, bahkan media asing (koreaboo.com) membandingkan intro dan konsep video klip Raja Terakhir dengan Lit. Di sosial media, warganet khususnya fans dari Lay membuat video yang menyandingkan kedua video klip itu, sambil menyelipi tagar Respect Zhang Yixing.

Alhasil, nama Young Lex dan “Respect Zhang Yixing” menjadi trending topic di Twitter akibat kasus ini. Tagar “Young Lex”, “Plagiat”, “Naga”, dan “RESPECT ZHANG YIXING” menduduki trending topik Twitter.

Young Lex Ogah Minta Maaf Terkait Tuduhan Plagiat Video Raja Terakhir

GAMEFINITY.ID, Jakarta – Rapper Young Lex menolak meminta maaf terkait video musiknya “Raja Terakhir (The Last King)” yang dituding plagiat video musik milik Lay EXO berjudul Lit. Dirinya mengaku hanya sebagai pencipta lagu dari Raja Terakhir, bukan pencipta konsep video yang otentik dengan video milik Lay itu.

Penyanyi bernama lengkap Samuel Alexander Pieter itu memposting sebuah tulisan pada instagramnya yang intinya menolak minta maaf terkait video musik yang digunakan untuk mempromosikan game mobile Three Kingdoms: Hero Legendaris.

“Saya meminta maaf untuk tidak meminta maaf atas Perihal tentang Video klip terbaru di Channel Youtube Saya yg berjudul Raja Terakhir ( The Last King ) | Official Song for Three Kingdoms: Hero Legendaris yang sedang ramai saat ini di social media atas pemberitaan dan/atau tuduhan PLAGIARISM,” tulis Young Lex pada Instagramnya, Selasa (9/3/2021).

Young Lex menegaskan dirinya tidak terlibat dalam proses kreatif pembuatan video musik tersebut. Alhasil, apabila ada kesamaan, maka itu bukanlah intensi darinya, lantaran dirinya hanya bertugas sebagai pencipta lagu bukan video musiknya.

“Saya bekerjasama dengan Agency hanya sebagai Talent dan pencipta lagu; dan dengan ini saya menyatakan bahwa saya tidak turut serta dalam Proses Kreatif dalam memproduksi music video tersebut hingga terjadi nya DUGAAN KEMIRIPAN atas Kostum, Ornamen, dan/atau beberapa scene di music video LAY yang berjudul LIT dikonten yang ada di YouTube channel saya saat ini,” tambahnya.

Lantaran merasa tidak bersalah dan tidak melakukan plagiat, Young Lex menegaskan akan tetap mempromosikan lagunya di kanal Youtube-nya sampai batas waktu yang sudah ditentukan.

“Sebagai seorang professional, saya tetap bertanggung jawab mempromosikan game tersebut sampai batas waktu yg di tentukan,” tutup Young Lex.

Sebelumnya, sejumlah media, bahkan media asing (koreaboo.com) membandingkan intro dan konsep video klip Raja Terakhir dengan Lit. Di sosial media, warganet khususnya fans dari Lay membuat video yang menyandingkan kedua video klip itu, sambil menyelipi tagar Respect Zhang Yixing.

Cosplayer Lola Zieta yang tampil dalam video tersebut bersama cosplayer lainnya seperti Larissa Rochefort dan Dinar Candy, berkomitmen sebagai profesional akan tetap melanjutkan tanggung jawabnya mempromosikan game, meski tidak akan memprosikan MV milik Young Lex itu.

Edisi Khusus ASUS X GUNDAM Resmi Dirilis di Indonesia

GAMEFINITY.ID, Jakarta – ASUS Indonesia pada Selasa (9/3/2021) secara resmi meluncurkan 5 lini produk komponen PC Edisi Khusus ASUS X GUNDAM Series yang akan hadir dalam dua versi yaitu White Version (Gundam Edition) dan Red Version (Zaku II Edition). Seri Gundam Edition tampil dalam balutan warna putih dengan aksen warna biru, merah dan kuning ciri khas dari ikon Gundam. Sedangkan Seri Zaku II Edition menunjukan sisi tangguhnya dengan dominan warna hitam dan merah di setiap lini produknya. Kedua seri ini tentunya akan menambahkan pilihan varian lini produk komponen PC yang dihadirkan oleh ASUS di Indonesia.

Merakit PC merupakan gabungan antara seni dan teknologi, untuk itu perpaduan antara desain yang menarik serta teknologi dan fitur-fitur terbaik yang di hadirkan, menjadikan komponen PC Edisi Khusus ASUS X GUNDAM Series ini memiliki daya tarik yang tinggi. Terlebih detail-detail desain estetik yang ditampilkan pada setiap lini produk membuatnya semakin spesial dan eksklusif. Seluruh seri produk ASUS yang dihadirkan juga merupakan produk-produk unggulan yang memiliki teknologi serta fitur-fitur terbaik untuk memastikan para pengguna dapat merasakan pengalaman yang luar biasa pada saat menggunakan PC di kesehariannya, baik untuk kebutuhan gaming berat ataupun pekerjaan yang menuntut produktifitas.

Hadirnya komponen PC Edisi Khusus ASUS X GUNDAM Series ini tentunya ditujukan untuk para penggemar Gundam di Indonesia, terutama para PC Builder. Ke-5 lini produk komponen PC yang diluncurkan pada peluncuran pertama ini diantaranya yaitu Monitor ROG Strix XG279Q-G GUNDAM EDITION, Kartu Grafis ROG Strix GeForce RTX 3080 GUNDAM EDITION, PSU ROG Strix 850G GUNDAM EDITION, Monitor TUF Gaming VG27AQL1A ZAKU II EDITION serta Motherboard TUF Gaming B550M (Wifi) ZAKU II EDITION.

Peluncuran pertama ini tentunya masih merupakan sebagian dari rangkaian komponen PC Edisi Khusus ASUS X GUNDAM Series yang akan dihadirkan di Indonesia. Seluruh rangkaian lini produk lebih lengkapnya, akan dihadirkan pada peluncuran kedua bulan April mendatang.

White Version (GUNDAM EDITION)

ROG Strix XG279Q-G GUNDAM EDITION

ROG Strix XG279Q-G GUNDAM EDITION hadir dengan desain yang membawa nuansa warna putih klasik ciri khas Gundam, dengan detail yang memukau. Terdapat lambang E.F.S.E. (Earth Federation Space Force) pada bagian braket layar serta Aura Sync Lighting yang dapat disinkronisasikan dengan komponen PC ASUS lainnya. Kemudian monitor ini juga didukung dengan panel IPS Cepat berukuran 27 inci WQHD (Wide Quad High Definition) (2560 x 1440) yang menampilkan rasio kontras 1.000:1 yang sangat mengesankan. Sertifikasi DCI-P3 95% color gamut serta DisplayHDR™ 400 memastikan bahwa gambar yang ditampilkan begitu jelas dan terasa sangat nyata. Ditambah performa refresh rate 170 Hz, 1ms response time (GTG), serta didukung ASUS Extreme Low Motion Blur Sync (ELMB SYNC) dan kompatibel NVIDIA® G−SYNC® yang dapat meningkatkan pengalaman bermain game pengguna.

ROG Strix GeForce RTX 3080 GUNDAM EDITION

ROG Strix GeForce RTX 3080 GUNDAM EDITION tidak hanya unggul dalam spesifikasi namun juga hadir dengan desain yang menarik. Warna putih dengan aksen biru, merah dan kuning membuat desain dari kartu grafis ini menunjukan sisi elegan dari Gundam Edition. Lambang E.F.S.E. (Earth Federation Space Force) serta ASUS ROG pada bagian tengah kipas menjadikannya ikonik. Desain kipas berteknologi Aksial dengan bilah kipas yang lebih banyak secara dinamis memompa udara keluar dari kartu grafis untuk menurunkan panas dan memaksimakan performanya. Heatsink yang telah diperbesar hingga 2,9 slot memberikan thermal headroom yang lebih luas untuk membantu mengeluarkan panas dari chipset berkekuatan tinggi terbarunya. Didukung dengan teknologi NVIDIA Ampere Streaming Multiprocessors, RT Cores Generasi Kedua serta Tensor Corse Generasi Ketiga memberikan performa maksimal yang tepat digunakan untuk bermain game berat hingga melakukan pekerjaan produktif sehari-harinya.

ROG Strix 850G GUNDAM EDITION

ROG Strix 850G GUNDAM EDITION Power Supply memiliki desain yang unik, dengan ikon kepala Gundam yang bisa di sesuaikan dan menempel pada bagian depan, akan menyempurnakan tema rakitan PC dari Gundam Edition. Didukung dengan ATX 12V, dua CPU EPS 12V serta tiga kabel power PCIe® dengan balutan warna biru, merah dan kuning khas Gundam menjaga kesesuaian tema dari rakitan PC anda. Komponen-komponen terbaik seperti Japanese capacitors dan komponen penting lainnya memiliki peranan yang besar dalam mencapai sertifikasi 80 PLUS® Gold. Kemudian dengan kemampuan efesiensi daya, dapat menghasilkan suhu yang lebih rendah, yang memungkinkan kipas berukuran 135 mm bertahan pada mode 0dB lebih lama namun tetap pada kecepatan rendah, bahkan saat PSU mengeluarkan daya maksimal.

Red Version (ZAKU II EDITION)

TUF Gaming VG27AQL1A ZAKU II EDITION

TUF Gaming VG27AQL1A ZAKU II EDITION didominasi oleh warna merah dan hitam, menampilkan sisi elegan dan tangguh yang sesuai dengan tema Zaku II Edition. Pada desain bagian belakang monitor, terdapat mata ikon ZAKU II berwarna hitam dengan lingkaran putih di dalamnya yang membuat tampilan monitor ini menjadi lebih berkarakter. Dengan ukuran layar 27 inci, WQHD (Wide Quad High Definition) (2560 x 1440) panel IPS yang dapat menampilkan rasio kontras 1.000:1 serta menghadirkan warna yang luar biasa sampai dengan 130% dari sRGB gamut dan sertifikasi DisplayHDR™ 400. Mendukung refresh rate yang cepat hingga 170 Hz dan 1ms waktu respon pergerakan gambar memungkinkannya menampilkan gambar yang sangat halus dan anti blur. Monitor ini juga menawarkan ASUS ELMB Sync serta kompatibel NVIDIA® G−SYNC® untuk memberikan tampilan layar yang sangat jelas dan terlihat nyata.

TUF Gaming B550M (Wifi) ZAKU II EDITION

TUF Gaming B550M (Wifi) ZAKU II EDITION memiliki desain yang mengisyaratkan kesan kuat, berani dan tangguh. Dengan dasar motherboard berwarna hitam dan aksen warna merah di setiap detailnya membuat tampilan motherboard ini menjadi sangat unik. Dengan membawa soket chipset dari AMD yang kompatibel untuk prosesor Ryzen™ 5000 Series/ 4000 G-Series/ 3000 Series, serta power solution yang telah ditingkatkan dengan 8 + 2 tahap daya DrMOS, konektor ProCool, Digi + VRM serta dukungan Intel® WiFi 6, 2.5 Gb Ethernet, TUF LANGuard, teknologi TurboLAN serta AI Noise Cancelation dua arah membawa pengalaman bermain game ke tingkat yang lebih tinggi yang sangat luar biasa.

KETERSEDIAAN & HARGA

Kelima lini produk komponen PC Edisi Khusus ASUS X GUNDAM Series yang diluncurkan pada peluncuran pertama ini, telah dapat dipesan secara resmi melalui ASUS Component Official Store di E-commerce Shopee dan Tokopedia serta Official Partner yang telah ditunjuk secara resmi oleh ASUS Indonesia. (rilis)

Review Queen: Rock Tour, Nostalgia Era Kejayaan Sang Band Legendaris

GAMEFINITY.ID, Jakarta – Harus diakui, bagi para generasi 90-an (ke bawah), band asal Inggris, Queen menjadi salah satu band rock paling fenomenal yang pernah ada. Band yang eksis di tahun 70 dan 80-an ini memang berhasil menelurkan lagu-lagu yang unik, jenius, dan dicintai para pencinta musik beragam genre, terutama rock.

Bagi generasi yang lahir di era 2000-an pun (ke atas), rasanya band ini tetap menjadi favorit. Setidaknya beberapa lagunya seperti We are the Champions dan We Will Rock You sudah pasti sering didengar. Popularitas band ini juga semakin bertambah setelah kesuksesan film biopic Bohemian Rhapsody (2018), yang mengantarkan sang aktor pemeran Freddie Mercury, Rami Malek meraih Oscar (2019).

Tahun ini sendiri menjadi perayaan 50 tahun eksistensi band asal London, Inggris itu. Bertepatan dengan itu, awal Maret ini Gameloft bekerjasama dengan Universal Music Group merilis game mobile Queen: Rock Tour. Bagaimana keseruannya? Simak ulasan Gamefinity berikut.

Gameplay (9/10)

Sebagai game rhythm, gameplay dari Queen: Rock Tour sebenarnya relatif sederhana. Gamer yang pernah memainkan game-game rhythm seperti Guitar Hero atau Rock Band pasti tidak asing lagi dengan mekanisme permainan game.

Pemain perlu menekan not yang turun ke layar pada trek terpisah. Di sini timing menjadi kunci utama untuk menguasai permainan. Apabila pemain terlambat/tidak menekan not dengan tepat waktu, maka lagu akan berhenti.

Uniknya, masing-masing not memiliki warna yang mewakili keempat personel Queen. Hijau untuk sang vokalis Freddie Mercury, biru untuk gitaris Brian May, pink untuk drummer Roger Taylor, dan oranye untuk basis John Deacon. Jadinya, apabila not pink yang keluar, pemain sebenarnya sedang memainkan drum ala Roger Taylor, begitu seterusnya.

https://www.youtube.com/watch?v=R7M_7g2mMJg

Jadi jika pemain melewatkan not vokal hijau acak di antara petikan gitar (not biru), Freddie Mercury tiba-tiba berhenti bernyanyi dan lagu ikonik Queen berubah menjadi aneh. Jika terus menerus/terlalu sering, konser akan dibatalkan dan pemain gagal menyelesaikan lagu.

Setiap not yang ditekan dengan tepat akan mengisi special move meter. Apabila sudah penuh, pemain bisa menggunakan special move sehingga para anggota band akan menampilkan gerakan ikonik mereka, dan penonton akan memberikan tepuk tangan/skor lebih meriah (3 kali lipat) untuk setiap not yang berhasil diketuk selama periode special move.

Mode utama dari game ini adalah World Tour, dimana pemain akan mensimulasikan konser Queen di lokasi-lokasi ikonik, seperti London, Tokyo, hingga Brasil. Setiap lokasi akan menampilkan sekitar dua lagu, sehingga total ada sekitar 20 lagu-lagu legendaris Queen yang bisa dimainkan di game ini.

Selain Tour, ada pula mode Memories yang berisi galeri dan trivia dari perjalanan band Queen. Pemain juga bisa mencoba beberapa trek lagu pada Rehearsal, hingga mengcustom aksesoris dan peralatan para personel Queen pada mode Band. Pemain juga perlu menyelesaikan beberapa task Achievements supaya mendapatkan bonus koin yang bisa digunakan untuk membeli aksesoris band.

Grafik (9/10)

Queen: Rock Tour menggunakan animasi imut yang merekreasi penampilan ikonik dan aksi panggung band legendaris Queen. Bisa terlihat dari tampilan karakter Queen, seperti perpaduan antara minifigure LEGO dan Funko Pops.

Grafik animasi yang halus ini didukung dengan tampilan UI yang ideal. Meski demikian, nampaknya pemain sendiri akan lebih fokus pada not-not yang turun (semakin cepat dan padat di level yang lebih sulit) ketimbang aksi-aksi animasi dari para member Queen.

Kontrol (8/10)

Mekanisme kontrol dalam game ini juga terbilang sederhana. Pemain hanya perlu tap, swipe dan drag sesuai not-not yang turun. Not akan turun pada enam track dan pemain perlu mengetuknya saat berada di poisi yang tepat.

Jika not diketuk dengan tepat, maka pemain dapat mendengar suara tepuk tangan dari para penonton. Semakin banyak tepuk tangan tentunya skor pemain akan semakin tinggi. Namun layaknya game ritme mobile pada umumnya, not-not yang turun memang relatif memiliki ukuran yang kecil.

Dengan tampilan landscape, pemain sejatinya menggunakan kedua jempolnya untuk mengetuk not-not yang turun. Namun memang ukuran not relatif kecil, sehingga menyulitkan para pemain yang memiliki jari relatif gempal.

Adiktif (9/10)

Bagi fans dari Queen, rasanya game ini layak jika disebut sebagai game wajib. Selain bernostalgia dan beromansa dengan lagu-lagu legendaris Queen, pemain juga bisa mengikuti “ringkasan” perjalan tour Queen di masa jayanya. Sejumlah info trivia dan galeri foto riil dari band juga membuat memainkan game ini layaknya mengakses enslikopedia tentang Queen.

Apalagi lagu-lagu Queen sendiri memang memiliki semacam earworm, yang membuat kita ingin mendengar lagu itu terus menerus. Jadi game ini tentunya memiliki modal yang bagus supaya bisa dimainkan terus menerus.

Untuk bisa mengakses game ini secara penuh, pemain hanya perlu merogoh kocek sebesar Rp42.000 untuk membeli full game. Pemain juga akan merasa tertantang untuk menyelesaikan game di level yang lebih tinggi. Semakin banyak menyelesaikan lagu, pemain bisa mengakses tour-tour berikutnya dan membuka total sekitar 20 lagu legendaris Queen.

Kesimpulan

Layaknya salah satu judul dari lagu legendaris yang dapat dimainkan di game ini, “We Will Rock You”, game Queen: Rock Tour mengajak para pemainnya “nge-rock” bareng sambil bernostalgia dan kembali merasakan hype era kejayaan band di tahun 70-80-an. Dengan tampilan grafis yang halus dan animasi karakter yang imut, didukung lagu-lagu Queen yang enak didengar, game ini memiliki kombinasi bagus untuk merayakan eksistensi Queen selama 50 tahun.

https://www.youtube.com/watch?v=POVF4aB5MIQ

Para fans Queen pastinya akan menyukai game ini. Sementara pencinta genre rhythm juga bisa menikmati tantangan dari game mobile ini. Gmefinity memberikan skor 8.8 untuk Queen: Rock Tour.

Tampil di Video Raja Terakhir Young Lex, Lola Zieta Enggan Promosikan Video Karena Plagiat

GAMEFINITY.ID, Jakarta – Young Lex menjadi perbincangan hangat netizen Indonesia, usai video musiknya yang berjudul “Young Lex – Raja Terakhir (The Last King) | Official song for Three Kingdoms: Hero Legendaris“, dituding plagiat dari video album “Lit” milik musisi asal China, Zhang Yixing atau Lay EXO.

Video itu memiliki konsep yang terbilang identik dengan karya Lay EXO itu. Selain sama-sama mengandung tema kolosal, scene by scene dari video tersebut juga relatif mirip. Seandainya memang meniru atau mengambil pun, sejatinya Young Lex menyertakan kredit untuk sang pencipta asli, supaya tidak masuk kategori plagiat.

Terkait kontroversi tersebut, salah satu model dalam music video (MV) tersebut, Lola Zieta angkat bicara. Video yang dijadikan soundtrack dari game mobile Three Kingdoms: Hero Legendaris itu sendiri memang melibatkan cosplayer sebagai bintang video, seperti Zieta, Larissa Rochefort, hingga Dinar Candy.

Dalam klarifikasinya lewat postingan di Instagram, Lola Zieta mengaku direkrut oleh agency sebagai talent untuk memerankan karakter dari game Three Kingdoms Hero Legendaris serta mempromosikannya. Dirinya mengaku hanya menjalankan tanggung jawab sesuai kontrak yang ada dan tidak terlibat dalam proses produksi dan adanya indikasi plagiarisme “Lay” (Lit) di konten yang disiarkan.

“Saya dan tim sangat tidak mendukung apapun yang mengandung unsur plagiarisme, dan selama proses produksi bagian yang saya dan tim kerjakan tidak mengandung unsur tersebut.”

Lola berkomitmen sebagai profesional akan tetap melanjutkan tanggung jawabnya mempromosikan game, meski tidak akan memprosikan MV milik Young Lex itu.

Young Lex Dituding Plagiat Lay Exo di Video Promo Three Kingdoms: Hero Legendaris

GAMEFINITY.ID, Jakarta – Rapper Indonesia, Young Lex kembali menjadi perbincangan hangat di tengah netizen Indonesia. Pasalnya, rapper bernama asli Samuel Alexander Pieter itu dituding meniru video album “Lit” milik musisi internasional, Zhang Yixing atau Lay EXO untuk video lagu Raja Terakhir (The Last King) di kanal YouTube-nya.

Video lagu tersebut digunakan untuk mempromosikan untuk mempromosikan game mobile Three Kingdoms: Hero Legendaris. Alhasil, nama Young Lex dan “Respect Zhang Yixing” menjadi trending topic di Twitter akibat kasus ini. Tagar “Young Lex”, “Plagiat”, “Naga”, dan “RESPECT ZHANG YIXING” menduduki trending topik Twitter.

Sejumlah media, bahkan media asing (koreaboo.com) lantas membandingkan intro dan konsep video klip Raja Terakhir dengan Lit. Di sosial media, warganet juga menyandingkan kedua video klip itu sambil menyelipi tagar Respect Zhang Yixing.

“Yixing telah bekerja sangat keras untuk membuat Lit MV. konsep dan biaya dia menanganinya sendiri dan Anda tidak menghormatinya dan berkata “penggemar kpop akan mengatakan ini adalah plagiarisme” tidak, Anda tidak mengatakannya, karena itu benar-benar apa adanya,” tulis akun Twitter @skyntist.

Seperti diberitakan Kompas, hingga Selasa (9/3/2021) pukul 08:30 WIB, tagar Respect Zhang Yixing memuncaki trending Twitter dan di tweet lebih dari 127 ribu twit.

Walau begitu, alih-alih meminta maaf, Young Lex justru menyindir balik para netizen Indonesia. “Fans K-pop otak micin akan bilang ini plagiat,” komentar balik Young Lex di video tersebut. Belakangan, komentar itu telah dihapus sang rapper berusia 28 tahun.

Alhasil, video berjudul “Young Lex – Raja Terakhir (The Last King) | Official song for Three Kingdoms: Hero Legendaris” itu justru lebih banyak mendapat dislike ketimbang like dari para Youtuber. Pantauan Gamefinity hingga Selasa (9/3/2021) pukul 14:15 WIB, video ini mendapatkan 24 ribu dislike berbanding 18 ribu like.

Sekadar informasi, Zhang Yixing atau yang beken dengan nama LAY ialah musisi asal China yang juga merupakan anggota boyband EXO. Dalam lagu Lit, dirinya berperan sebagai penulis lagu, produser rekaman, penari, dan aktor. Album solo ini sendiri direkam di China dan menembus angka penjualan hingga 30 juta Yuan (sekitar Rp6,6 miliar).

Fantastisnya, rekor penjualan itu terwujud dalam durasi yang singkat, yakni 7 menit dan 19 detik di QQ Music, 29 Mei 2020. Lagu ini juga memuncaki tangga teratas iTunes di beberapa negara, termasuk Indonesia.

Sekadar mengingatkan, menurut KBBI sendiri plagiat berarti “pengambilan karangan (pendapat dan sebagainya) orang lain dan menjadikannya seolah-olah karangan (pendapat dan sebagainya) sendiri, misalnya menerbitkan karya tulis orang lain atas nama dirinya sendiri; jiplakan”.

Artinya, apabila seorang kreator ingin mengambil sebagian atau seluruhnya karya milik orang lain, sangat penting untuk mencantumkan sumber atau pencipta asal karya tersebut supaya tidak termasuk kategori “plagiat”.