All posts by Thomas Rizal

Update terus isu-isu terkini di GAMEFINITY.ID!

Resmi, Nintendo Akuisisi Studio Kanada di Balik Luigi Mansion

GAMEFINITY.ID, Jakarta – Nintendo mengumumkan akuisisi studio Next Level Games (NLG). Studio game yang berbasis di Vancouver, Kanada itu diakuisisi Nintendo dengan nominal yang tidak diungkapkan. Dilansir dari Gameindustry.biz, kepemilikan pengembang game Luigi’s Mansion 3 itu sebelumnya dimiliki oleh direktur dan karyawannya. Beberapa di antaranya baru-baru ini memutuskan untuk menjualnya.

Hal ini memberikan peluang bagi Nintendo untuk menjadikan studio itu anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki perusahaan tersebut. Kesepakatan detailnya dari proses akuisisi ini belum terungkap, namun prosesnya akan selesai pada 1 Maret 2021.

Next Level Games dibuat pada tahun 2002 dan terkenal karena kemitraannya dengan Nintendo dalam serial games sekelas Mario Strikers Charged, Punch Out!!, Metroid Prime: Federation Force dan Luigi’s Mansion 2 and 3.

Dalam pengumumannya, Nintendo mengatakan akuisisi hanya akan memiliki pengaruh yang kecil pada keuangan mereka pada tahun fiskal 2021. Dengan pembelian ini, Nintendo akan mendapatkan sumber daya berupa keahlian pengembangan game dari NLG dan ketersediaan sumber daya manusianya. Pertukaran staf dengan tim pengembangan Nintendo pun akan terjadi.

Dari Diablo Hingga Crash Bandicoot, Ini 5 Game Mobile yang Siap Rilis 2021

GAMEFINITY.ID, Jakarta – Setelah sebelumnya GAMEFINITY.ID membahas game-game PlayStation yang siap rilis tahun 2021, kini giliran game mobile yang akan kami bahas. Beberapa game telah memamerkan trailer pada Januari 2021, begitu pula dengan beberapa game yang perilisannya ditunda dari tahun lalu dan belum dirilis hingga saat ini.

Game sekelas Diablo Immortal tentu paling banyak ditunggu para penggemar game bergenre RPG di smartphone. Begitu pula dengan pencinta game platform, Crash Bandicoot yang kali ini berlari di versi mobile, Crash Bandicoot: On the Run!. Berikut lima game mobile yang bakal dirilis 2021 dikutip dari Game Pressure.

Diablo Immortal

Melanjutkan kesuksesan sekuel kedua franchise Diablo, kini Blizzard akan membawa spin-off dari franchise tersebut ke versi mobile. Diablo Immortal akan menceritakan tentang peristiwa di antara Diablo II: Lord of Destruction dan Diablo II.

Seperti permainan Diablo pada umumnya, pemain bisa memilih enam karakter dengan kelas, peran, dan kemampuan yang berbeda untuk menjelajah dungeon dan melawan bos di dalamnya. Selain bermain sendiri, pemain juga bisa bertemu dengan teman atau pemain di seluruh dunia untuk membantu menyelesaikan dungeon.

Pokemon Unite

Pokemon Unite akan menjadi game MOBA 5v5. Pemain bisa memilih Pokemon kesukaannya seperti Pikachu, Charmander, Eevee, dan Pokemon lucu lainnya dengan kemampuan yang unik dan dinamis.

Berbeda dengan game MOBA pada umumnya, Pokemon yang akan bermain di game Pokemon Unite mampu berevolusi untuk mendapatkan kekuatan yang lebih dashyat untuk melawan musuh, serta menyelesaikan misi untuk memenangkan pertarungan.

Fallout Shelter Online

Sukses dari game simulasi yang diadaptasi dari game RPG milik Bethesda, Fallout Shelter Online bakal membuat para pemain tidak hanya membuat sebuah penampungan. Pemain bisa bertemu secara online untuk menyelesaikan sebuah teka-teki, misi, serta bertahan hidup dan bertarung melawan monster.

Mungkin bila gamer bosan dengan bertahan dan menyelesaikan misi, kamu bisa mengumpulkan aliansi kamu dan berkompetisi melawan aliansi lain di Vault-Tec.

Project Cars Go

Dirilis oleh Gamevil, Project Cars Go akan menjadi satu game yang diadaptasi dari game besutan Slightly Mad Studios. Sama seperti game racing pada umumnya, Project Cars Go memiliki puluhan mobil dari brand berlisensi dengan kualitas render yang apik untuk smartphone entry level hingga keluaran terbaru.

Berbeda dengan versi konsol dan PC, kontrol yang digunakan dalam Project Cars Go akan lebih simpel. Disamping balapan, gamer juga bisa melakukan modifikasi internal hingga eksternal pada mobil kesayangan kamu di game ini.

Crash Bandicoot: On the Run!

Seperti Temple Run dan Minion Rush: Despicable Me, Crash Bandicoot akan berlari sejauh mungkin di Crash Bandicoot: On the Run!. Game yang digarap oleh King, publisher Candy Crush ini akan membuat Crash Bandicoot berlari, melewati rintangan, dan melawan bos layaknya game bergenre arcade runner pada umumnya.

Uniknya, Crash Bandicoot akan dihadang bos dari game-game yang telah dirilis sebelumnya di versi konsol. Setiap bos yang dikalahkan, dan sejauh mana Crash Bandicoot berlari, akan menaikkan level pemain untuk mendapatkan kostum serta kemampuan baru.

Kreator Tenchu: Stealth Assassins Mau Buat Game Baru untuk PS5

GAMEFINITY.ID, Jakarta – Kreator game Tenchu: Stealth Assassins sekaligus Presiden Acquire, Takuma Endo mengatakan bahwa dia ingin membuat game ​​stealth ninja baru untuk PlayStation 5. Game ini disebut-sebut bakal menjadi suksesor Tenchu yang sempat booming di era PlayStation tahun 1998. Walau begitu, Endo mengaku tidak ada proyek yang secara resmi sedang dikerjakannya saat ini.

Dalam sebuah wawancara dengan Weekly Famitsu (diterjemahkan oleh Gematsu), Takuma Endo mengatakan bahwa dia ingin membuat game Tenchu ​​baru untuk konsol generasi berikutnya, PlayStation 5, jika itu memungkinkan. Dirinya sendiri mengaku hal itu sangat sulit untuk dikerjakan saat ini.

Kesulitan tersebut kemungkinan besar berasal dari fakta bahwa Tenchu ​​IP saat ini dimiliki oleh FromSoftware, yang merilis Sekiro: Shadows Die Twice pada tahun 2019. Pada tahap awal, Sekiro sedang dikembangkan sebagai penerus Tenchu, namun From Software akhirnya memutuskan untuk mengambil pengembangan ke arah yang berbeda. Tidak jelas apakah pengembang memiliki rencana untuk franchise Tenchu ​​saat ini.

Pada Agustus tahun lalu, Acquire mendaftarkan merek dagang untuk “Stealth Assassins” di Jepang yang memicu rumor bahwa remake atau game lanjutan dari Tenchu sedang dalam pengerjaan. Dalam wawancara yang sama dengan Famitsu, Endo menyebutkan apa yang dilakukan perusahaannya hanyalah formalitas, karena merek dagangnya telah habis masa berlakunya.

Pada kesempatan terpisah, Endo menyebut Acquire berencana untuk meluncurkan “merek indies” terpisah dari keluaran utamanya. Game pertama bakal rilis pada akhir 2021.

Franchise Tenchu pertama kali dirilis di PSOne pada akhir 1990-an, Tenchu: Stealth Assassins. Game berikutnya, Tenchu 2: Birth of the Assassins juga dirilis untuk PSOne dan Tenchu: Wrath of Heaven dirilis untuk PS2 dan Xbox. Judul terakhir dalam seri, Tenchu: Shadow Assassins, dirilis untuk Wii dan PSP pada tahun 2008 dan 2009.

Sebelum Buat Xbox, Microsoft Mau Beli Nintendo Tapi Dianggap Hanya Lelucon

GAMEFINITY.ID, Jakarta – Nintendo hanya “tertawa terbahak-bahak” ketika ingin dibeli oleh Microsoft. Hal itu diakui para eksekutif Microsoft saat mengenang upaya perusahaan sekitar 20 tahun lalu. Setelah kegagalan membeli Nintendo, Microsoft akhirnya membuat Xbox, yang kini menjadi pemain papan atas industri konsol, bersaing dengan Nintendo dan Sony PlayStation.

Diungkap dalam laporan feature Bloomberg terkait asal mula bisnis Microsoft Xbox, para eksektuif Microsoft awalnya mendiskusikan upaya membeli berbagai perusahaan game, termasuk Nintendo, perusahaan pencipta Super Mario.

“Perusahaan pertama yang kami hubungi untuk dibeli adalah EA. Mereka berkata, ‘Tidak, terima kasih,’ lalu Nintendo,” kenang kepala pengembangan bisnis Microsoft, Bob McBreen.

“Steve (Steve Ballmer, yang kini menjadi CEO Microsoft – red) meminta kami menemui Nintendo untuk melihat apakah mereka mempertimbangkan untuk diakuisisi. Mereka hanya tertawa terbahak-bahak. Bayangkan selama satu jam seseorang hanya menertawakan Anda. Begitulah gambaran dari pertemuan itu,” tambah Kevin Bachus, direktur hubungan pihak ketiga Xbox saat itu.

Spencer Platt/Newsmakers

Diakui oleh McBreen, pertemuan dengan Nintendo terjadi sekitar Januari 2000. Awalnya, Microsoft ingin bekerja sama untuk mengerjakan detail semua spesifikasi teknis Xbox. Saat itu, Nintendo dianggap memiliki kelemahan pada perangkat keras (hardware).

“Jadi ide yang kami tawarkan adalah, ‘Dengar, kalian jauh lebih baik dalam bagian permainannya seperti Mario dan semua itu. Mengapa kalian tidak membiarkan kami mengurus perangkat kerasnya?’ Tapi tawaran itu tidak berhasil.”

Menurut McBreem, Microsoft juga berusaha untuk membeli Square Enix, pengembang game Final Fantasy, dan Midway Games, penerbit dibelakang Mortal Komabt yang sekarang sudah bangkrut. Bahkan, Microsoft disebut-sebut sudah memiliki letter of intent (LOI) untuk membeli Square.

“Awal November 1999, kami pergi ke Jepang. Kami makan malam besar bersama CEO dan Steve Ballmer. Keesokan harinya, kami duduk di ruang rapat mereka, dan mereka berkata, ‘Bankir kami ingin membuat pernyataan.’ Dan pada dasarnya, bankir itu berkata, ‘Square tidak dapat melakukan kesepakatan ini karena harga (yang ditawarkan – red) terlalu rendah.’ Kami berkemas, pulang, dan itulah akhir cerita dari Square.”

Sementara terkait Midway, Bachus mengatakan bahwa setelah berdiskusi, Microsoft akhirnya memutuskan bahwa kesepakatan itu tidak potensial.

“Mereka sangat serius ingin diakuisisi, tetapi kami tidak dapat menemukan cara untuk membuatnya berhasil. Kami akan segera mengeluarkan mereka dari bisnis PlayStation, tetapi tidak membutuhkan grup penjualan dan pemasaran mereka.”

James Leynse/Corbis via Getty Images

Satu akuisisi penting yang akhirnya berhasil dibuat Microsoft adalah untuk pengembang PC yang saat itu kurang dikenal, Bungie. Pada saat itu, kesepakatan tersebut menghadapi beberapa reaksi internal dan eksternal.

“Saya mendapat pesan suara dari Neil Nicastro, CEO Midway mengatakan bahwa kami adalah orang paling bodoh di industri ini. Dia mengaku dapat memahami kenapa kami tidak jadi membelinya, tetapi mengapa kami harus membeli pengembang game PC? Semua orang berpikiran itu bodoh,” kata Bachus.

Niatan itu sendiri juga ditentang oleh orang-orang Microsoft Jepang. Pada akhirnya, kesepakatan itu menjadi salah satu kesepakatan terbaik Microsoft, setelah Bungie menghasilkan game Halo: Combat Evolved, game launch title dari Xbox yang terjual lebih dari 5 juta kopi. Halo kini menjadi franchise eksklusif dari Microsoft, dengan seri keenamnya, Halo Infinite akan dirilis pada Q3/Q4 2021.

CD Projekt Bantah Rumor Pemotongan Konten Cyberpunk 2077

GAMEFINITY.ID, Jakarta – CD Projekt Red telah membantah rumor yang menyebut masalah yang ada di Cyberpunk 2077 akibat pergolakan yang terjadi di studio. CDPR juga membantah bahwa akan banyak karyawan yang mengundurkan diri akibat permasalahan Cyberpunk 2077.

“Biasanya kami tidak mengomentari rumor, tapi kali ini kami ingin membuat pengecualian karena cerita ini tidak benar,” tulis CD Projekt Red dalam akun Twitter resmi @CyberpunkGame.

Sebelumnya, di beberapa forum seperti Reddit, terdapat rumor yang diklaim sebagai laporan dari para karyawan CDPR. Disebut-sebut bahwa game final yang akhirnya dirilis pada Desember lalu itu telah mengalami banyak pemotongan konten. Sebut saja seperti gameplay bawah tanah dan selokan besar dari open world yang dihapus, karena dianggap jelek oleh para eksekutif.

CD Projekt
CD Projekt Red

Rumor tersebut bahkan menyebutkan bahwa karakter Keanu Reeves, Johnny Silverhand awalnya sangat terinspirasi oleh Solid Snake (Metal Gear), David Hayter dan akan dimainkan oleh aktor Cillian Murphy. Rumor juga mengklaim bahwa semangat staf berada pada titik terendah dan akan ada pengunduran diri besar dari studio dalam beberapa bulan mendatang.

Patch yang akan menyebut game Cyberpunk 2077 menjadi game yang lebih baik disebut-sebut juga baru siap pada Juni 2021, tidak seperti janji CDPR yang akan merilis patch pada Januari dan Februari 2021.

Peluncuran game yang bermasalah pada bulan lalu berpusat di sekitar kinerja Cyberpunk 2077 di konsol generasi terakhir (PS4 dan Xbox One), yang mengakibatkan dihapusnya game dari PlayStation Store. Masalah tersebut telah menyebabkan gugatan class action, yang menganggap CDPR telah menyesatkan investor atas kualitas permainan.

Terkait peluncuran bermasalah Cyberpunk 2077, CD Projekt berjanji untuk meningkatkan game dengan serangkaian pembaruan, sembari menawarkan uang kembali bagi gamer yang tidak puas. Terlepas dari beragam permasalahannya, Cyberpunk 2077 telah menikmati peluncuran komersial yang sangat sukses, dengan terjual lebih dari 13 juta kopi sejak peluncurannya pada 10 Desember.

Update terus informasi terkait dengan game, esport, anime, pop culture dan teknlogi hanya di Gamefinity. Jangan lewatkan juga promo terbaik tentang voucher game, item game dan kuota data internet.

14 Menit Gameplay The Medium, Beri Sentuhan Ala Silent Hill

GAMEFINITY.ID, Jakarta – Proyek berikutnya dari spesialis game horor, Bloober Team, The Medium baru saja merilis trailer terbaru. Dalam video tersebut, pengembang asal Polandia itu menunjukkan kecintaannya pada genre survival horror klasik seperti Resident Evil dan Silent Hill. Dikutip dari Polygon, Bloober Team bahkan merekrut komposer Silent Hill terkenal Akira Yamaoka untuk menulis soundtrack game dengan musisi Arkadiusz Reikowski.

Medium juga memancarkan ambisi, membangun fondasi horor psikologis yang diletakkan oleh game studio sebelumnya, Observer and Layers of Fear, dengan presentasi yang lebih berani dan lebih halus. Pada bulan Desember, Polygon mendapatkan prtainjau demo gameplay The Medium over Discord. Perancang permainan utama Wojciech Piejko dan produser Jacek Zieba memandu bagaimana permainan horor psikologis baru mereka dijalankan, dan bagaimana mekanika realitas ganda memungkinkan protagonis Marianne, medium eponim, untuk menjelajahi dua dunia sekaligus.

Tim Bloober memulai demo di lobi hotel Polandia yang ditinggalkan, yang didasarkan pada lokasi sesungguhnya di negara tersebut. Ini lebih dari sekadar latar yang menyeramkan, dengan arsitektur era komunis akhir yang secara bersamaan membumi dan nyata. Ditarik ke hotel oleh penglihatan yang mengerikan, di sinilah Marianne menyetel indra supernaturalnya untuk mendengar pesan yang dipancarkan dari dunia lain, dan di mana dia bertemu dengan seorang gadis bertopeng – roh yang hilang dari dunia roh – bernama Sadness.

Nantinya gamer juga diajak merasakan pengalaman keluar tubuh Marianne, dimana akan bertemu makhluk bermusuhan yang dikenal sebagai The Maw (diisi suara oleh Troy Baker). Marianne terbatas dalam kemampuan bertarungnya, dan tidak bisa mengalahkan entitas metafisik ini, sehingga hanya bisa menghindar.

Urutan selanjutnya yang dibuat di dunia nyata menunjukkan bahwa entitas dunia roh dapat menyeberang ke realitas normal. Dan binatang buas ini, yang tidak terlihat dan buta, harus diatasi dengan manuver stealth yang cermat, pengamatan lingkungan yang cerdik, dan kemampuan psikis Marianne.

Medium yang akan hadir di Windows PC dan Xbox Series X pada 28 Januari, memiliki sentuhan game survival horor klasik Silent Hill (Konami) dan eksplorasi dunia ganda Metroid Prime 2: Echoes. Mekanika pemecahan teka-teki dan narasi yang didorong oleh investigasi, dikombinasikan dengan arahan artistik yang intens dari Bloober Team, menjadikannya salah satu game yang layak dinanti pada 2021.