All posts by Safri Iqbal

Penggemar Dota 2 dan JRPG. Sosok manusia yang terlalu bodoh untuk menyerah. Pengikut setia serial game Final Fantasy, Shin Megami Tensei, The Legend of Heroes dan Ys.

Kontrak Eksklusif Moonton Dikabarkan Tidak Bersifat Wajib

GAMEFINITY.ID, Salatiga – Kejelasan mengenai rumor perihal kontrak ekslusivitas Moonton terhadap organisasi yang mengikuti MPL, kini sepertinya mulai menunjukkan titik terang.

Seorang sumber terkemuka yang bekerja di industri esports Mobile Legends dan MPL memberikan klarifikasi terkait rumor tersebut.

Lewat wawancaranya dengan website Spin.ph, informan yang merahasiakan namanya membenarkan adanya “kontrak komersial” yang sepenuhnya bersifat opsional.

Informan tersebut menjelaskan “kontrak komersial” di mana tim akan memiliki hak istimewa dan bonus dari Moonton jika mereka mengikuti klausul eksklusivitas.

“Karena beberapa tim memiliki kerja sama komersial dengan Moonton, mereka memiliki pendapatan dan manfaat yang diperoleh dari perjanjian ini dan terikat dengan persyaratan eksklusif pada branding tim,” ujar sang informan.

Ia mengakhiri wawancara dengan menekankan bahwa klausa eksklusivitas hanya opsional, sehingga menjelaskan mengapa ada beberapa tim MPL yang belum membubarkan tim Wild Rift seperti ONIC Esports.

“Semua tim diperbolehkan untuk menolak/bergabung dalam program komersial (opsional), dan masih dapat terus bersaing di MPL.”

Mendengar informasi ini sudah sepantasnya para penggemar esports Wild Rift sudah bisa sedikit bernafas lega. Kini semua keputusan berada di tangan tim yang mengikuti MPL. Apakah mereka mau menandatangani kontrak eksklusif Moonton dan membubarkan tim Wild Rift mereka atau tidak.

Waduh! Bigetron Dikabarkan Bakal Bubarkan Divisi Wild Rift Miliknya!

GAMEFINITY.ID, Salatiga – Meskipun belum ada pengumuman resmi perihal kontrak eksklusivitas Moonton bagi peserta MPL, namun sepertinya kebijakan Moonton ini sudah memakan korban.

Dilansir dari postingan akun instagram @lambe_wildrift, terdapat screenshot percakapan dengan Control, pro player Bigetron divisi Wild Rift.

Dalam screenshot percakapan tersebut, Control mengaku bahwa untuk musim depan ia tidak akan kembali membela Bigetron pada turnamen-turnamen Wild Rift.

Hal ini mengisyaratkan bahwa Bigetron telah membubarkan divisi Wild Rift miliknya untuk tetap dapat berlaga di MPL.

Kemudian tak lama setelah @lambe_wildrift merilis postingan tersebut, Control membuat story Instagram perihal klarifikasi atas rumor bubarnya divisi Wild Rift Bigetron.

Dalam story Instagramnya, Control masih belum dapat menjawab seluruh pertanyaan dan isu-isu mengenai karirnya di Bigetron. Ia berjanji akan menjawab semua pertanyaan pada Fall Season yang akan datang.

Kemudian Control juga berharap yang terbaik untuk para pemain dan tim Wild Rift yang ada di Indonesia.

Melihat tulisan Control pada Instagram storynya, sepertinya memang benar adanya jika tim-tim yang berafiliasi dengan MPL bakal melepas seluruh roster game divisi game MOBA selain Mobile Legends.

Selain Bigetron, tim lain yang terancam akan membubarkan divisi MOBA selain Mobile Legends adalah EVOS, dan ONIC Esports. EVOS sendiri memiliki dua tim MOBA lain yaitu tim Wild Rift dan Arena of Valor.

CEO Team Secret Kritik Moonton Perihal Aturan Dan Regulasi Esports Yang Buruk

GAMEFINITY.ID, Salatiga – Kebijakan Moonton perihal kontrak eksklusivitas tim Mobile Legends kembali menuai reaksi dari berbagai pihak. Kini CEO dari Team Secret, John Yao ikut menanggapi kebijakan yang diambil Moonton tersebut.

Lewat postingan pada akun Facebook miliknya, John Yao mengritik berbagai aturan dan regulasi Moonton yang dianggapnya buruk.

Sebagai pemilik organisasi yang menaungi tim Wild Rift, John Yao merasa keputusan yang diambil Moonton bukanlah sesuatu yang baik.

“Agak lucu bahwa tim Mobile Legends tidak diperbolehkan memiliki divisi Wild Rift, tetapi di Mobile Legends sendiri Evos dapat memiliki 30 tim, RSG dapat memiliki 20 tim, Onic dapat memiliki 10 tim, dll,”

“Maksud saya secara harfiah kompetisi regional sering memiliki tim-tim yang berada pada organisasi yang sama di turnamen yang sama, hal ini sangat jauh di bawah standar global. Tidak baik dari sudut pandang ekosistem (Esports) yang sehat atau integritas kompetitif,”

“Bahkan untuk organisasi, berinvestasi dalam beberapa game merupakan bagian integral dari kelangsungan hidup (organisasi Esports), jadi saya tentu berharap ML memberikan bonus yang sangat pantas untuk kontrak eksklusivitas tersebut,” ujar John Yao.

Reaksi John Yao tersebut memang menyoroti berbagai masalah pada kebijakan ekosistem esports Mobile Legends. Mulai dari kontrak eksklusivitas dan organisasi yang memiliki tim lebih dari satu pada kompetisi Mobile Legends.

Kritikan John terhadap multi-tim dalam satu kompetisi memang benar adanya. Organisasi yang ikut serta pada liga esports yang lebih besar seperti Dota 2, CSGO dan LOL biasanya hanya menaungi satu tim saja. Hal ini dilakukan supaya organisasi lain tetap memiliki ruang dan kesempatan untuk bersaing.

Selain itu tidak ada kontrak eksklusivitas pada organisasi yang berlaga pada liga esports raksasa tersebut. Bahkan pada liga yang bersaing secara ketat seperti Dota 2 dan LOL, CSGO dan Valorant.

Berkaca dari berbagai problematika yang dialami pada pro scene Mobile Legends, Moonton seharusnya belajar dari liga-liga esports yang jauh lebih besar dan menerapkan regulasi-regulasi yang baik dari liga esports tersebut.

Moonton Resmi Umumkan MDL Indonesia Season 4

GAMEFINITY.ID, Salatiga – Moonton selaku developer Mobile Legends kini resmi mengumumkan penyelenggaraan Mobile Legends Development League (MDL) Indonesia Season 4.

Kabar ini disampaikan pada akun Instagram resmi MDL Indonesia pada hari Kamis, 8 Juli 2021.

MDL sendiri merupakan liga developmental dimana para pemain yang belum dapat mengikuti MPL tetap bisa bermain secara kompetitif. Dengan adanya MDL diharapkan juga akan muncul bibit-bibit pemain bintang yang berkualitas.

Sampai detik ini Moonton masih belum mengumumkan tanggal, jadwal, dan tim mana saja yang akan ikut dalam MDL Seas0n 4.

Untuk MDL Season 4 ini, Moonton memutuskan untuk membuat format yang berbeda yaitu menambahkan sistem Play-in.

Sistem Play-In sendiri hampir sama halnya dengan sistem Qualifier. Disini hanya ada 5 tim yang dapat berpartisipasi dan dua tim yang berhasil lolos babak Play-in akan mendapatkan slot pada MDL Season 4.

Untuk tim yang akan bertarung pada Play-in, dikabarkan baru tiga tim yang siap untuk bertarung untuk mengamankan jatah MDL Season 4.

Ketiga tim tersebut adalah Opi Esports, Saints Spartan dan Morph Viper. Saints Spartan dan Morph Viper belakangan ini baru saja melakukan perombakan total agar dapat berkompetisi pada turnamen Mobile Legends. Tim-tim ini akan berjuang merebutkan jatah MDL Season 4 pada 17-18 Juli 2021 nanti.

Waduh! Riot Games Tanggapi Isu Kebijakan Tim Esports Mobile Legends!

GAMEFINITY.ID, Salatiga – Developer League of Legends Wild Rift, Riot kini mulai angkat bicara terkait isu kebijakan tim dan organisasi Mobile Legends dilarang untuk membuat divisi game Moba lain.

Sebelumnya sempat beredar rumor bahwa peraturan MPL season selanjutnya, tim yang memiliki divisi Moba lain tidak diperbolehkan untuk mengikuti MPL.

Ternyata rumor ini sampai ke telinga Esports Project Manager Riot Games, Ban “Chisin X” Chee. Mendengar rumor kurang mengenakkan tersebut akhirnya ia memberikan tanggapan lewat akun Twitternya.

Ban Chee menegaskan bahwa Riot tidak pernah membatasi tim Esports yang bergabung dengan liga LOL Wild Rift untuk membuka divisi game esports lainnya. Riot juga memberikan kebebasan terhadap tim-tim yang memiliki divisi LOL Wild Rift.

“Kami telah menerima banyak pertanyaan perihal tim WR di Indonesia. Kami ingin meyakinkan pemain kami bahwa Riot SEA tidak membatasi tim esports WR SEA untuk berpartisipasi di liga esports mobile lainnya, dan kami memberdayakan tim kami untuk menggunakan kebebasan memilih di ruang ini,” ujar Ban Chee.

Klarifikasi dari Esports Project Manager Riot Games ini tentunya sangat diperlukan untuk menghilangkan kecemasan para tim yang menaungi baik divisi LOL Wild Rift maupun divisi lain seperti Mobile Legends.

Sampai berita ini ditulis masih belum ada kejelasan atau klarifikasi dari pihak Moonton perihal peraturan kontroversial tersebut. Namun apabila kabar ini benar adanya maka bisa terindikasi bahwa Moonton ingin mengkapitalisasi pasar Esports Moba di Indonesia.

Petinggi EVOS Angkat Bicara Terkait Maraknya Pro Player Mobile Legends Mogok Main

GAMEFINITY.ID, Salatiga – Belakangan ini mulai marak kasus para pro player Mobile Legends yang menolak untuk bermain pada suatu match atau turnamen. Melihat kondisi ini salah satu petinggi EVOS mulai angkat bicara terkait kasus ini.

Head of Esports EVOS, Aldean Tegar membahas berbagai masalah yang ada pada liga Mobile Legends, termasuk kasus pro player mogok main.

Pria yang kerap disapa Dean ini memutuskan angkat bicara karena dua pemain EVOS yaitu Rekt dan Luminaire menolak untuk bermain pada MSC 2021.

Lewat wawancaranya dengan Jonathan Liandi dalam acara podcast Empetalk, Aldean Tegar membahas isu ini secara mendalam.

Dean menganggap bahwa para pro player yang mogok bermain lebih cenderung untuk memilih live streaming daripada bermain di turnamen.

Hal ini dikarenakan turnamen memerlukan banyak usaha tenaga maupun pikiran, namun hasil yang didapatkan tidak seberapa ketimbang live streaming.

“Misalnya nih, hadiah juara MPL itu kan ratusan juta nih ya. Tapi buat dapetin itu mereka harus invest dua bulan fokus, berdarah-darah, capek fisik, mental dan lain-lainnya lah,”

“Tapi kenyataannya hadiah yang mereka dapetin nggak setara sama usaha yang mereka keluarin. Jadi mereka mikir mending streaming cuma sebulan nggak capek dan hasilnya lumayan gede,” ujar Dean.

Dean juga lebih menjelaskan mengapa tim dan organisasi tidak memaksa pro player yang mogok tersebut untuk bermain.

Menurutnya jika para pro player ini tidak semangat bermain maka tentunya performa tim juga sangat menurun. Imbasnya akan sangat buruk bagi pemain maupun organisasi.

“Ya pasti ada obrolan, pastinya kita menghargai keputusan pemain. Kita kan berfikir juga, kasarnya kalau pemain ini gak ada hatinya untuk bermain, dipaksakan pun gak akan baik gitu,”

“Cuma ya banyak hal juga, pasti mereka pun ada pembahasan di media-media, netizen ngomong takut kalah atau apa, secara fakta mereka pasti merasakan hal itu. Kalau kalah, kalian tau sendiri lah netizen Indonesia seperti apa, mau kalah mau menang haters pasti tetep menghujat, itu bisa aja menambah atau merusak pamor player tersebut,” lanjut Dean.

Kemudian Dean menutup interview dengan saran kepada Moonton untuk mengatasi kasus seperti ini. Ia berpesan seharusnya Moonton menambah prizepool dari MPL dan membuat peraturan agar pro player tidak lagi memutuskan untuk mogok main.