All posts by Safri Iqbal

Penggemar Dota 2 dan JRPG. Sosok manusia yang terlalu bodoh untuk menyerah. Pengikut setia serial game Final Fantasy, Shin Megami Tensei, The Legend of Heroes dan Ys.

Turnamen Lokapala Dikabarkan Terancam Gagal Diselenggarakan Pada PON XX Papua

GAMEFINITY.ID, Salatiga – Kejutan terjadi pada penyelenggaraan turnamen eksibisi Esports Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua 2021. Pasalnya Lokapala, game lokal yang menjadi cabang perlombaan eksibisi PON XX kabarnya terancam gagal terselenggara.

Kabar ini datang dari Live Press Conference Eksibisi Esports PON XX Papua 2021 yang diselenggarakan 18 Agustus 2021 lewat channel Youtube resmi PBESI.

Pada acara live tersebut PBESI selaku event organizer mengumumkan bahwa tiga cabang perlombaan yang resmi diadakan adalah Free Fire, eFootball PES 2021, dan Mobile Legends. Sedangkan untuk Lokapala, PBESI masih menimbang berbagai faktor teknis dalam menyelenggarakan turnamen resmi Lokapala.

“Memang kita sudah announce akan kita perlombakan, namun kita masih diskusi secara lebih mendalam lagi. Karena itu menyangkut nanti ke pertandingan dan tentunya kita tidak mau terjadi gangguan dalam penyelenggaraan PON ini.”

“Kita juga sudah tahu bahwa Lokapala memang gamenya masih baru dan masih dalam tahap pengembangan juga sehingga kita juga sedang proses dengan game publishernya dan developernya.” ujar tim dari PBESI

Dari pernyataan PBESI ini terlihat bahwa PBESI masih belum yakin akan kesiapan tim developer Lokapala dalam mempersiapkan turnamen eksibisi Esports PON XX.

Mengingat skala turnamen yang cukup masif, kondisi game dan server Lokapala yang masih belum sempurna membuat PBESI berpikir dua kali dalam menyelenggarakan cabang game lokal satu ini.

Sebelumnya kabar dihapusnya Lokapala dari PON XX sudah beredar secara luas. Salah satu akun Instagram bernama @lokapalawiki mengunggah sebuah gambar dimana pada pamflet resmi PBESI memperlihatkan cabang game Lokapala digantikan oleh Mobile Legends.

Tentunya gambar tersebut mengundang berbagai spekulasi terutama dari para netizen. Netizen menganggap bahwa PBESI lebih memilih Mobile Legends yang juga merupakan game bergenre MOBA.

Kepopuleran Mobile Legends di Indonesia yang tinggi menjadi faktor utama mengapa PBESI melirik Mobile Legends sebagai preferensi utama dibandingkan Lokapala.

Namun sebagai gamers Indonesia, kita tentunya berharap Lokapala sebagai game hasil karya anak bangsa dapat diselenggarakan pada event olahraga terbesar di Indonesia, yakni PON XX Papua 2021.

Mirip Among Us! Fortnite Hadirkan Game Mode Baru Bernama Fortnite Impostors

GAMEFINITY.ID, Salatiga – Setelah kurang lebih 1 tahun sejak meledaknya game Among Us, kini Fortnite mencoba untuk membuat game bertemakan “Impostor” lewat game mode terbarunya.

Epic resmi mengumumkan game mode Fortnite yang terbaru bernama “Fortnite Impostors”. Game mode baru ini diumumkan lewat channel Youtube resmi Fortnite pada 17 Agustus 2021 lalu.

Layaknya Among Us, total 10 pemain dibagi menjadi dua kubu yaitu Agents dan Impostors. Tugas Agents adalah menemukan siapakah yang menjadi Impostors untuk melindungi The Bridge sembari menyelesaikan Assignment yang diberikan.

Impostors memiliki tugas untuk mengeliminasi para Agents dan mengambil alih The Bridge. Untuk memudahkan tugasnya, Impostors dibekali beberapa kemampuan yaitu :

  • Disable Assignments – Menghentikan progress Assignment sementara sehingga memberikan waktu untuk Impostors
  • Teleport Players – Memindahkan semua pemain ke lokasi lain untuk menghilangkan jejak Impostors setelah mengeliminasi Agents
  • Peely Party – Seluruh pemain baik Agents maupun Impostors berubah menjadi Peely dan memudahkan Impostors untuk berbaur dengan Agents.

Jika ada Agents yang tereliminasi, seluruh pemain dapat melaporkan kasus tersebut dan berkumpul pada sesi “Discussion”, mencari siapakah yang menjadi sang Impostors di Central Room. Pemain juga dapat “memaksa” sesi Discussion dengan cara menekan Discussion Panel.

Game mode Fortnite Impostors bisa kalian mainkan mulai dari sekarang. Namun game mode ini hanya bersifat limited-time sehingga hanya bisa dimainkan dalam kurun waktu yang terbatas. Bagaimana, tertarik untuk mencoba?

 

Produser eFootball Ungkap Alasan Dan Proses Perubahan PES ke eFootball

GAMEFINITY.ID, Salatiga – Perubahan total seri game sepakbola Pro Evolution Soccer (PES) menjadi eFootball merupakan salah satu langkah terbesar yang diambil oleh Konami. Langkah ini tentunya menimbulkan berbagai pertanyaan dari para fans PES tentang apa alasan dan bagaimana proses perubahan PES ke eFootball.

Produser eFootball Seitaro Kimura menjawab berbagai pertanyaan dari para fans tersebut. Lewat interviewnya dengan TechRadar ia menjelaskan secara detail bagaimana ide dan proses pengembangan eFootball.

Perubahan Nama dari PES ke eFootball

Kimura menjelaskan alasan mengapa Konami memutuskan untuk mengubah nama seri yang telah mendunia selama lebih dari 20 tahun. Menurutnya perubahan nama ini dilakukan untuk menjadikan PES sebagai global Esports scene.

“Mengikuti perubahan besar dalam mesin game dan aspek bisnis, kami ingin membuat cross-platform Esports scene secara global. Untuk tujuan ini, kami membuat keputusan untuk menyatukan ‘Winning Eleven’ di Jepang dan ‘PES’ di luar negeri menjadi ‘eFootball’.”

Free to Play dan Mencegah Praktik Pay to Win

Perubahan eFootball menjadi game free to play tentunya mengubah fokus eFootball menuju ke aspek multiplayer. Namun praktek game free to play ini biasanya menghadirkan sistem pay to win sebagai sarana monetisasi.

Mendengar hal ini, Kimura menjamin bahwa eFootball tidak akan menghadirkan sistem pay to win dan tetap menjaga permainan yang adil bagi semua pemain.

“Kami berfokus untuk memastikan bahwa semua pemain dapat menikmati permainan yang adil, sehingga spesifikasi permainan tidak akan menjadi sistem ‘Pay to Win’ di mana elemen berbayar akan menentukan siapa yang menang atau kalah dalam pertandingan.”

Cross Platform dan Kebebasan Bermain Untuk Semua Gamers

Tidak seperti FIFA 22, eFootball memungkinkan seluruh gamers dapat bermain dengan teman di platform mana pun mereka berada, termasuk platform mobile.

Kimura mengatakan bahwa tim developer eFootball akan bekerja semaksimal mungkin dalam memberikan pengalaman eFootball yang maksimal untuk seluruh platform baik PC, konsol maupun mobile.

Ia menambahkan berbagai fitur yang mendukung platform mobile seperti optimisasi koneksi internet dan Controller Support. Kimura berjanji bahwa pemain dapat memainkan eFootball hanya dengan koneksi mobile 4G/5G saja dan dalam kondisi apapun.

“Ya, bermain online bisa menggunakan koneksi 4G atau 5G,”

“Kami sedang mengembangkan dan menyesuaikan sehingga perbedaan dalam kualitas komunikasi tergantung pada lingkungan tempat Anda bermain akan berdampak sesedikit mungkin pada gameplay.”

 

Buat kalian yang semakin penasaran soal eFootball, harap sabar karena diprediksi Konami akan merilis eFootball pada awal musim gugur, tepatnya di bulan September 2021 nanti. eFootball bisa kalian mainkan lewat berbagai platform mulai dari PC, PS4, PS5, Xbox One, Xbox Series X/S dan mobile.

Berkat The Witcher, Seorang Pria Selamat dari Aksi Penikaman

GAMEFINITY.ID, Salatiga – Kejadian unik terjadi pada seorang gamer asal Rusia. Ia berhasil selamat dari aksi pembunuhan berupa penikaman berkat game The Witcher.

Kisah ini diceritakan oleh seorang Redditor bernama AntonRauch pada subreddit The Witcher. Lewat Reddit Post miliknya ia menjelaskan kronologi kejadian unik yang dialaminya ini.

Pada suatu hari di musim panas Anton memutuskan untuk membeli DLC The Witcher 3 : Blood and Wine dan sebuah deck fisik kartu Gwent secara COD atau Cash on Delivery. Setelah ia menyelesaikan transaksinya dan mendapatkan game yang ia inginkan, disinilah kejadian unik ini terjadi.

Ketika dalam perjalanan pulang dari transaksi COD tersebut, Anton dihadang oleh seorang pria yang mencurigakan di sebuah gang yang gelap. Pria tersebut mencoba mengusik Anton dengan menanyakan hal-hal yang tidak jelas secara terus menerus. Anton yang merasa curiga berusaha untuk segera pergi dari pria tersebut.

Saat mencoba untuk pergi, pria mencurigakan tersebut tiba-tiba menyerang dan memukul perut Anton. Anton berusaha membela diri dengan menyerang balik. Setelah itu pria mencurigakan ini melarikan diri dan Anton melanjutkan perjalanan ke rumahnya,

Sesampainya di depan rumah, Anton baru sadar bahwa ia ternyata tertikam oleh pria mencurigakan tersebut. Ia melihat sebilah pisau tertancap di perutnya dan mencoba mengeluarkan pisau tersebut dari tubuhnya. Untungnya pisau tersebut menusuk ke deck kartu Gwent miliknya sehingga Anton tidak terluka sama sekali.

Anton sangat bersyukur ia dapat selamat dari aksi penikaman tersebut. Namun ia sedikit menyesal karena box cover game The Witcher 3 dan deck kartu Gwent miliknya cacat karena serangan tersebut.

Publisher Game Wajib Daftarkan Produknya ke PBESI, IeSPA Banten : Ini Jelas Keblinger!

GAMEFINITY.ID, Salatiga – Ketua Indonesia eSports Association (IeSPA) Provinsi Banten, Ucu Nur Arief Jauhar mengkritik peraturan Pengurus Besar Esports Indonesia (PBESI) perihal Pelaksanaan Kegiatan Esports di Indonesia.

Menurut Ucu, peraturan yang dibuat oleh PBESI dianggap rancu dan dapat berpotensi melanggar hukum. Di dalam peraturan PBESI BAB XVIII Game dan Penerbit Game, pasal 39 ayat (1) dijelaskan PBESI dapat membina, mengatur, dan mengawasi Game yang berlaku di Indonesia. Kemudian di ayat (5) disebutkan, Publisher Game wajib mendaftarkan yang diterbitkannya pada PBESI untuk beroperasi di Indonesia.

Melihat peraturan tersebut, Ucu mengungkapkan bahwa Bab dan Pasal perihal Game tersebut dapat berpotensi merusak pasar game di Indonesia dan juga memicu monopoli industri game.

“Ini jelas-jelas keblinger. PBESI itu hanya organisasi e-Sports, bukan pemerintah. Jadi tidak punya hak mengatur game yang beredar di Indonesia. Ini namanya berusaha memonopoli industri game. Ini dapat menghambat tumbuhnya industri game di Indonesia. PBESI sudah keblinger,” kata Ucu.

Di Indonesia sendiri sebenarnya sudah ada organisasi yang mengatur perihal peredaran game dan sistem rating game di Indonesia yaitu Indonesia Game Rating System (IGRS). IGRS sendiri bergerak langsung dibawah arahan Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Kemudian Ucu juga menjelaskan bahwa lewat peraturan-peraturan ini, PBESI dapat dipandang lebih tinggi kedudukannya dibandingkan asosiasi Esports lain seperti IeSPA dan AVGI.

“PBESI itu hanya salah-satu organisasi Esports, bukan satu-satunya. Selain PBESI, ada IeSPA, AVGI, Club eSports, komunitas dan lainnya. IeSPA juga diakui pemerintah dan menjadi anggota KORMI. AVGI juga diakui sebagai organisasi Esports melalui Kemenkum-HAM. Begitu juga yang lainnya,”

“PBESI dan IeSPA itu setara, beda bidang kerjanya saja. Jadi tidak bisa peraturan PBESI mengatur keseluruhan dunia Esports di Indonesia. Belum lagi hak masyarakat untuk berolahraga atau ber-Esports tidak bisa dibatasi oleh peraturan sebuah organisasi. PBESI bukan pemerintah,” ujar Ucu.

 

Terlalu Kuat, Netizen Minta PSG di Ban Pada Seluruh Rental PS

GAMEFINITY.ID, Salatiga – Perpindahan Lionel Messi ke Paris Saint-Germain kembali menambah daftar pemain bintang yang bergabung dalam tim berjuluk Les Parisien ini. Melihat lineup PSG yang sangat menakutkan ini, maka tak heran apabila PSG disebut-sebut sebagai tim terkuat di Dunia saat ini.

Hal ini tentunya menimbulkan reaksi yang unik dan lucu dari para Netizen. Pasalnya lineup All-Star milik PSG akan membuat tim ibukota Perancis ini terlalu kuat di game sepakbola seperti FIFA dan PES. Maka dari itu berbagai netizen meminta kepada seluruh pemilik rental PS untuk mem-banned PSG.

Coming soon di dunia rental PS. dilarang pakai PSG atau PSG vs PSG”

“bikin rental ps tapi kasih tanda: ‘kalo main pes/fifa pake psg, denda gocap”

“Sebagai anggota PBRPS (Perkumpulan Bocah Rental PS) saya mendukung penuh larangan menggunakan PSG baik di FIFA atau PES,” ujar para netizen pada media sosial Twitter.

Jika dilihat-lihat, memang lineup PSG pada musim ini bisa dibilang sangat menakutkan terutama untuk game sepakbola.

Dibawah mistar gawang PSG akan diisi sang kiper wonderkid Gianluigi Donnarumma. Donnarumma yang sebelumnya membela AC Milan kini dianggap sebagai kiper terbaik di dunia setelah berhasil mengantarkan Italia menjuarai Euro 2020.

Kemudian di lini belakang ada bek veteran legendaris asal Spanyol, Sergio Ramos. Sergio Ramos nantinya akan ditemani Marquinhos, Layvin Kurzawa dan pemain baru dari Inter Milan yakni Achraf Hakimi.

Di lini tengah, Marco Verratti dan Ander Herrera akan bertemu dengan tandem baru mereka yaitu Georginio Wijnaldum. Pemain asal Belanda ini sebelumnya menjadi salah satu kunci kesuksesan Liverpool dalam menjuarai Champions League dan Premier League.

Dan yang terakhir dan yang paling mengerikan, lini depan PSG bakal diisi tiga pemain terbaik dunia. Lionel Messi, Neymar Jr dan Kylian Mbappe. Ketiga pemain ini dipercaya akan mengobrak-abrik seluruh pertahanan tim lawan. Selain ketiga bintang tersebut di lini depan masih ada pemain top-class lain seperti Mauro Icardi dan Angel Di Maria.

Jika dilihat baik-baik memang sepertinya cukup pantas sih kalo banyak netizen yang meminta untuk membanned PSG di rental-rental PS. Bagaimana menurut kalian, apakah PSG patut di-Ban atau tidak?