All posts by Safri Iqbal

Penggemar Dota 2 dan JRPG. Sosok manusia yang terlalu bodoh untuk menyerah. Pengikut setia serial game Final Fantasy, Shin Megami Tensei, The Legend of Heroes dan Ys.

Sony Bakal Hadirkan Lebih Banyak Port PC Untuk Game Eksklusif Playstation

GAMEFINITY.ID, Salatiga – Melihat kesuksesan dari beberapa game eksklusif mereka yang di-port ke PC, Sony semakin bersemangat untuk membawa lebih banyak game ekslusif Playstation ke platform PC.

Sebelumnya Sony berhasil mengakusisi Nixxes Software. Nixxes sendiri merupakan studio game yang terkenal atas kompetensinya dalam membuat port PC dari game-game konsol.

Berbagai game yang berhasil di-port oleh Nixxes Software antara lain seperti Marvel’s Avengers, Shadow of the Tomb Raider, Deus Ex: Mankind Divided, dan lain-lain.

Niatan ini semakin diperjelas lewat komentar Jim Ryan selaku CEO Sony Interactive Entertainment. Lewat interviewnya dengan media gaming Jepang Famitsu, ia mengungkapkan ambisi Sony dalam merilis lebih banyak game eksklusif ke platform PC.

“Kami juga senang dengan upaya awal kami untuk membawa IP kami ke PC, dan kami berharap Nixxes akan membantu kami dengan itu,” ujar Jim Ryan.

Dalam beberapa tahun belakangan, Sony memang mulai terbuka dalam mem-porting beberapa game andalan mereka ke PC.

Sebelumnya Sony merencanakan perilisan eksklusif untuk Death Stranding. Namun melihat hype dan permintaan tinggi untuk port PC akhirnya mereka mengizinkan publisher pihak ketiga untuk merilis Death Stranding di PC.

Days Gone adalah game lain yang baru-baru ini diluncurkan untuk PC setelah bertahun-tahun menjadi eksklusif pada konsol PS4. IP Sony lainnya yang telah dirilis di PC yakni Detroit Become Human, Horizon Zero Dawn, Heavy Rain, dan Beyond Two Souls.

Tentunya para fans berharap niatan Sony ini membuat semakin banyak game eksklusif AAA yang bakal diboyong ke platform PC seperti Spider-Man, God of War series, The Last of Us, dan lain-lain.

Berbagai Developer Emulator Dukung Penuh Pengembangan Emulator di Steam Deck

GAMEFINITY.ID, Salatiga – Boomingnya Steam Deck membuat berbagai pihak mulai melirik untuk mengoptimalisasikan game atau program mereka untuk Steam Deck. Salah satunya adalah para developer Emulator konsol.

Sejak Steam Deck diumumkan, memang diprediksi perangkat PC portabel ini akan sangat cocok untuk menjalankan emulator seperti Wii atau Switch.

Salah satu kontributor dan developer dari emulator Dolphin bernama JMC4789 angkat bicara mengenai pengembangan emulator Dolphin untuk Steam Deck. Menurutnya tim developer dan kontributor Dolphin sangat antusias dalam menyambut perilisan Steam Deck.

“Semua orang yang saya kenal memiliki harapan yang relatif tinggi untuk Steam Deck saat ini,” ujar JMC4789 pada interviewnya dengan PCGamers.com

Hal senada juga diucapkan oleh developer Yuzu yang merupakan emulator Nintendo Switch. Menurutnya spesifikasi hardware Steam Deck mampu menjalankan berbagai game Nintendo Switch menggunakan emulator Yuzu.

“Kami percaya bahwa hardware (Steam Deck) mungkin cukup mampu untuk menjalankan beberapa game dengan cukup baik, dan berpotensi menjalankan Yuzu dengan sangat baik dengan pengoptimalan pada emulator,” jelas tim developer Yuzu.

Kesulitan Dalam Pengembangan Emulator Pada Steam Deck

Steam Deck yang menggunakan SteamOS akan menyulitkan pengembangan emulator bagi developer

JMC4789 juga menjelaskan terkait kesulitan dalam mengembangkan berbagai emulator khususnya Dolphin pada Steam Deck. Menurutnya tantangan utama pada pengembangan emulator di Steam Deck adalah optimalisasi driver AMD graphics.

“Grafis AMD adalah rintangan yang lebih besar daripada spesifikasi sebenarnya,”

“Dengan emulasi, biasanya orang cenderung  fokus pada kinerja CPU, tetapi masalah tersembunyi adalah efisiensi driver GPU milik AMD.” ujar JMC4789.

Selain itu, optimalisasi berbagai API seperti OpenGL dan Vulkan juga akan menjadi kesulitan tersendiri mengingat OS yang digunakan pada Steam Deck adalah SteamOS yang berbasis Arch Linux.

Apalagi ditambah pengalaman para developer emulator dalam menggunakan API OpenGL pada AMD Graphics. Menurut mereka pengembangan OpenGL sangat sulit pada driver grafis milik AMD.

“Saat ini dengan Vulkan dan D3D11/12 di Dolphin, pilihan dan variasi API terbuka lebar. Tetapi ketika OpenGL masih menjadi raja, (grafis) AMD sangat sulit untuk dikembangkan,” jelas JMC4789.

Namun JMC4789 masih percaya dengan berbagai potensial yang ada pada Steam Deck. Ia dan tim developer akan tetap berusaha untuk membawakan emulator ke dalam Steam Deck.

“Potensi Steam Deck sangat tinggi. Perangkat kerasnya terdengar terlalu bagus untuk menjadi kenyataan. Perangkat mobile yang pada dasarnya adalah PC gaming? Jika itu benar-benar terjadi, maka itu akan sangat bagus.” pungkas JMC4789.

Capcom Rilis Parfum Bertemakan Karakter Resident Evil

GAMEFINITY.ID, Salatiga – Berbagai cara unik dilakukan para developer atau publisher untuk merayakan ulang tahun franchise andalan mereka. Salah satunya adalah perusahaan game ternama asal Jepang Capcom.

Dalam rangka merayakan ulang tahun serial game horor andalan mereka Resident Evil yang ke-25, Capcom resmi merilis produk parfum yang bertemakan karakter dari serial Resident Evil.

Capcom merilis tiga jenis parfum berdasarkan tiga karakter utama paling ikonik pada franchise Resident Evil. Ketiga karakter tersebut adalah Chris Redfield, Leon S. Kennedy dan Jill Valentine.

Aroma dan tema warna dari ketiga parfum tersebut juga merefleksikan karakteristik dari tiga tokoh utama Resident Evil tersebut. Warna tema dari parfum tersebut diambil dari seragam yang dikenakan ketiga karakter ini.

Parfum Leon S. Kennedy didesain berwarna biru tua dengan aroma yang elegan, sesuai dengan karakteristiknya yang cool dan warna biru tua terinspirasi dari seragam Raccoon City Police Department yang dikenakannya.

Kemudian untuk parfum Chris Redfield bertemakan warna hijau sesuai dengan outfit Bioterrorism Security Assessment Alliance miliknya dan beraroma “cukup kuat”

Dan yang terakhir, parfum Jill Valentine memiliki warna biru muda seperti seragam Special Tactics and Rescue Service yang dipakainya. Karakteristik aroma parfum Jill lebih ringan dan cocok dikenakan oleh wanita.

Jika kalian tertarik untuk membeli ketiga parfum ini, sayang sekali karena parfum Resident Evil ini hanya dijual terbatas di negara Jepang saja. Capcom sendiri mematok harga tiap parfum seharga 6.380 Yen atau sekitar 836 ribu Rupiah.

Susul PES, Serial Game FIFA Dikabarkan Bakal Jadi Game Free to Play

GAMEFINITY.ID, Salatiga – Keputusan Konami untuk mengubah PES menjadi game Free to Play nampaknya juga dilirik oleh sang rival EA. Pasalnya dikabarkan EA berencana untuk merilis FIFA 23 sebagai game Free to Play.

Kabar ini datang dari salah satu leaker game FIFA ternama bernama Donk. Lewat cuitan di akun resmi Twitternya, ia mengungkapkan bahwa EA tertarik untuk membuat FIFA menjadi game Free to Play layaknya sang rival PES.

https://twitter.com/DonkTrading/status/1416497756747796480

Keputusan EA dalam mengubah FIFA menjadi game Free to Play memang bisa dibilang cukup masuk akal. Pasalnya EA berhasil meraup keuntungan sebesar 1.62 Miliar Dolar hanya dari FIFA Ultimate Team saja.

Jadi dengan mengubah FIFA menjadi game Free to Play kemungkinan besar tidak akan mengubah keuntungan besar yang diraih EA pada FIFA Ultimate Team.

Selain menjadi game Free to Play, Donk juga mengungkapkan bahwa kemungkinan besar FIFA 23 akan mendukung cross-platform dimana gamers dari platform yang berbeda seperti PS4 dan PC dapat bermain bersama.

EA sendiri belum pernah menerapkan fitur cross-platform ini pada FIFA Ultimate Team milik mereka. Padahal fitur ini menjadi salah satu fitur yang paling banyak diminta oleh fans serial FIFA.

Sebelumnya EA mengumumkan akan merilis game terbaru mereka FIFA 22 pada bulan Oktober 2021 besok. FIFA 22 bakal tersedia pada platform PC, PS4, PS5, Xbox One, Xbox Series X/S, dan Google Stadia. FIFA 22 akan hadir dengan berbagai fitur dan gameplay yang lebih fresh dibandingkan pendahulunya.

ESL Gaming Rilis Permainan Monopoly Bertema Event Esports

GAMEFINITY.ID, Salatiga – ESL Gaming atau Electronic Sports League Gaming merupakan salah satu esports event organizer yang telah melalangbuana selama puluhan tahun. Berbagai kejuaraan esports terbesar pernah mereka selenggarakan seperti Intel Extreme Masters dan ESL One.

Kini mereka mencoba untuk berinovasi dengan merilis Board Game Monopoly yang bertemakan Esports. Monopoly edisi Esports ini pertama kali ditemukan pada situs Cybersports Polandia dan kini dapat dibeli oleh umum pada situs resmi ESL Shop atau retailer resmi.

Dalam Monopoly edisi Esports keluaran ESL ini, tidak ada perubahan dari peraturan Monopoly secara umum. Perbedaannya hanya terletak pada lokasi atau tempat pada Monopoly.

Jika biasanya pada lokasi Monopoly biasa diisi dengan kota atau negara, nah pada Monopoly edisi Esports ini nama kota atau negara diganti dengan berbagai event Esports milik ESL seperti ESL One Hamburg, DreamHack, IEM Katowice, dan lain-lain.

Selain itu, bidak yang dapat dimainkan oleh pemain juga bertemakan Esports. Berbagai bentuk bidak yang tersedia antara lain Keyboard, Headset Gaming, Joystick, logo ESL, Trofi, dan ayam yang melambangkan “Winner Winner Chicken Dinner”.

Jika kalian tertarik untuk membeli Monopoly ESL Edition ini, kalian harus merogoh kocek sebesar 50 Euro atau sekitar 851 ribu rupiah di website resmi ESL Shop. Monopoly ESL Edition ini tersedia dalam versi Bahasa Inggris dan versi Bahasa Jerman.

Mode Master League eFootball 2022 Bakal Dijual Terpisah Sebagai DLC

GAMEFINITY.ID, Salatiga – Konami, pengembang game asal Jepang resmi mengganti nama esport sepak bola utamanya, Pro Evolution Soccer (PES) menjadi eFootball dan menjadi game free to play.

Meskipun perubahan total ini disambut cukup antusias oleh para penggemar, namun para fans masih bertanya-tanya perihal bagaimana nasib game mode offline seperti Master League atau Become The Legend yang menjadi ciri khas seri PES.

Atas berbagai pertanyaan dari fans perihal nasib fitur game mode offline, Konami akhirnya angkat bicara mengenai kehadiran mode Master League pada game eFootball yang akan datang.

Lewat akun twitter resminya, Konami menjelaskan bahwa mode-mode offline seperti Master League akan tetap tersedia pada eFootball 2022.

Namun mode tersebut hanya bisa dinikmati sebagai DLC saja. Sehingga para pemain yang ingin memainkan Master League harus membayar sejumlah uang untuk membuka mode ini.

“Pertandingan online cross platofrm #eFootball™ akan lebih ditingkatkan dengan mesin baru dan disesuaikan untuk memanfaatkan *penuh* setiap platform.”

“Selain itu, mode offline seperti Master League akan dijual di masa mendatang sebagai DLC opsional di semua perangkat yang kompatibel.” ujar Konami pada tweetnya.

Sebelumnya Konami juga mengumumkan bahwa akan ada 9 tim yang dapat dimainkan pada local match.

Tim yang bisa dimainkan adalah tim-tim yang telah berlisensi dengan Konami hingga eFootball 2022, antara lain: Barcelona, Bayern Munchen, Juventus, Manchester United, Arsenal, Corinthians, Flamengo, Sao Paulo, River Plate.