All posts by Selena Chan

Jangan Panggil Aku Suhu, masih pemain baru Add ID yang mau bermitra ML: 331557585 ( Selena X Earl ) Cookie Run: Ovenbreak: FFJNY0536 Kingdom: ZZJDN1852

Patch Baru Windows 11, Gaming Lebih Lancar

GAMEFINITY.ID, Jakarta – Sebagian besar gamers tentunya mengeluhkan frame drop yang dapat mengganggu kenyamanan serta kelancaran saat bermain Ada kabar baik banget nih bagi kalian yang ingin bermain games di Windows 11, Microsoft saat ini telah merilis patch terbaru untuk 22H2 atau dikenal dengan KB5020044. Dengan adanya pembaharuan ini, masalah lag dan sebagainya dapat teratasi.  Selain lebih lancar bermain game, Microsoft juga menambah beberapa fitur lainnya 

Microsoft Akhirnya Perbaiki Patch 22H2 Windows 11, Temukan Adanya Masalah Debug Pada GPU 

Sebagian besar pemain mengeluhkan masalah pada update 22H2 yang mengakibatkan isu frame drop. Tentunya ini cukup mengganggu. Permasalahan tersebut lantas mendapatkan perhatian Microsoft bahwa ekspektasi yang didapatkan justru lebih rendah dari yang diharapkan pada beberapa games. Menurutnya hal ini berkaitan dengan debug pada GPU. Yang berakibat performa jauh menurun. 

Baca juga: Tanggal Rilis The Elder Scrolls 6 Hampir Bocor

Windows 11 desktop
Tampilan Windows 11

“Kami menemukan bahwa adanya masalah yang dapat memengaruhi beberapa game dan aplikasi. Ini terkait dengan fitur debug pada GPU. Hal ini berakibat pada penurunan performa game dan aplikasi yang berjalan.” kata Microsoft dilansir dari PC Gamer. 

Hal ini juga telah dilaporkan sebelumnya bahwa beberapa game dan aplikasi secara tidak sengaja mengaktifkan fitur debugging pada GPU walaupun pengguna tidak membukanya. 

Ada Hubungannya Dengan Perangkat Lunak GeForce NVIDIA? 

Masalah debugging yang dialami pada patch 22H2 ini rupanya terkait dengan perangkat lunak GeForce Experience yang dimiliki oleh NVIDIA. Terbukti melalui laporan yang ditemukan oleh NVIDIA itu sendiri“ Patch 22H2 pada Windows 11 ditambahkan alat debugging yang membuatnya terpicu secara tidak sengaja. akibatnya performa game menjadi lebih rendah. Dan kami tengah memperbaikinya.” 

Sementara itu guna mengatasi masalah diatas, NVIDIA pada bulan September yang lalu juga telah merilis versi terbarunya dengan judul GeForce Experience 3.26 beta yang bisa diunduh di website resmi mereka atau memperbaharui aplikasi GeForce Experience.  Bagi pengguna yang menginstall melalui website pastikan kalian mencentang kolom aktifkan mode eksperimental pada pengaturan aplikasi untuk melakukan allow aplikasi.

Kini masalah tersebut telah diatasi dan Microsoft menyarankan kepada penggunanya untuk memperbaharui versi 22H2 mereka di Windows Update. Microsoft juga memastikan penggunanya untuk mengunduh aplikasi tersebut ke versi yang lebih baru.

Bagaimana menurut kalian? Jangan lupa selalu kunjungi GAMEFINITY untuk update berita seputar game. Buat kalian yang bingung top up game dimana kalian bisa langsung klik Gamefinity.id

Dragalia Lost Akhirnya Tutup Server Selasa Lalu

GAMEFINITY.ID, Jakarta – Dragalia Lost merupakan game mobile bergenre Action atau RPG Yang dirilis oleh Cygames pada tahun 2018 yang lalu. Pada tahun pertama dirilis PSA: Dragalia Lost sempat meraih pendapatannya sebesar 100 Milyar Dolar Amerika. Ada kabar kurang mengenakkan bagi seluruh pemain game ini. 

Melalui laman Twitternya, DragaliaLostApp mengabarkan bahwa game-nya telah resmi ditutup per tanggal 29 November yang lalu pukul 10 malam waktu Amerika. Apabila kalian melakukan login, kalian akan dikejutkan dengan sebuah pesan notifikasi bahwa game tersebut sudah tidak dapat dimainkan kembali. 

“Dragalia Lost Resmi Ditutup pada tanggal 29 November pukul 10 malam waktu Amerika. Kami segenap tim mengucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya telah menemani kalian selama ini. Sampai jumpa.” tulisnya dalam akun Twitter 

Baca juga: Karyawan FromSoftware Dilaporkan Digaji Rendah

Dragalia Lost Direncanakan Disuntik Mati Pada Akhir November

Dragalia Lost tutup server
Dragalia: Lost Direncanakan tutup server pada akhir November ini

Dilansir dari Nintendo Life, kabar ditutupnya Dragalia Lost tersebut rupanya telah direncanakan oleh pengembang, Cygames sejak bulan Agustus yang lalu melalui website resminya, 

“Regarding the end of service date for Dragalia Lost 

Thank you for playing The Dragalia Lost game. In a notification that was posted in March 2022, we announced that service for Dragalia Lost will come to a close at a later date. This message is to inform players that the end of service date has been decided. 

Service end date and time 11/30/2022 at 06.00. We would like to extend our sincere thanks to everyone who has played the game since service began.” 

Pada lanjutan pengumuman tersebut bahwa mulai akhir Oktober yang lalu (31/10) pukul 7 pagi, pemain sudah tidak dapat melakukan segala in game purchase. Namun pemain masih dapat melakukan pembangunan Halidom, pemulihan stamina dan Gatherwings, dan sebagainya sampai server ditutup total. 

Berikut waktu penutupan server di seluruh dunia 

  • Amerika Serikat: 10 malam PST/ 11 malam MST / 12 malam CST/ 1 malam EST 
  • Britania Raya dan Irlandia : 6 pagi waktu Inggris   
  • Eropa : 7 s.d 8 malam waktu Eropa  
  • Asia dan Oceania : 3 sore JST / 2 siang AWST / 5 sore AEDT 

Bagaimana menurut kalian? Jangan lupa selalu kunjungi GAMEFINITY untuk update berita seputar game. Buat kalian yang bingung top up game dimana kalian bisa langsung klik Gamefinity.id

Oknum Gunakan Video Arma 3 Untuk Hoax Perang Ukraina

GAMEFINITY.ID, Jakarta – Perang antarkedua negara Rusia vs Ukraina masih belum kunjung usai sejak bulan Februari yang lalu dan belum juga menemukan titik terangnya hingga saat ini. Diketahui salah seorang oknum telah menggunakan cuplikan game Arma 3 untuk menyebarkan kabar bohong mengenai perang kedua negara tersebut. Hal itu diketahui oleh pengembang, Bohemia Interactive.

Developer game yang berpusat di Ceko tersebut mengatakan bahwa oknum yang telah menyebarkan cuplikan yang dilengkapi narasi tendensius tersebut digunakannya secara tidak sadar. Hal ini justru akan memperparah keadaan di sana.

Baca juga: Shironeko Project Adakan Event Kolaborasi Dengan Chainsaw Man

Arma 3, Simulasi Sandbox Peperangan Yang Dapat Dimodifikasi Pemainnya

Melalui blog resminya, Bohemia Interactive mengatakan bahwa Arma 3 merupakan game simulasi peperangan yang mengambil latar sebuah konflik antar dua negara yang tak disebutkan namanya oleh pengembang. Dikarenakan konflik antara Ukraina dengan Rusia masih menjadi topik hangat di seluruh dunia, oknum penyebar tersebut lantas memanfaatkan situasi tersebut sebagai sarana propaganda bahwa situasi semakin buruk padahal hanyalah cuplikan game belaka.

Pengembang juga menambahkan bahwa pemain dapat memodifikasi baik skenario, senjata, kendaraan, mode permainan, serta sarana militer lainnya sesuai keinginan pemain. Bohemia juga mengatakan bahwa telah ada 20 ribu mod pada Arma 3 yang bisa pemain unduh melalui Steam Workshop.

“Walaupun Arma 3 menampilkan situasi peperangan dengan begitu realistis, kami tetap tidak senang jika cuplikan game kami digunakan sebagai sarana propaganda perang.” Tegas manajer humas Pavel Krizka.

“ Dan itu sudah terjadi di masa lampau. Dalam video cuplikan tersebut digambarkan konflik Afghanistan, Suriah, Palestina, dan bahkan India dan Pakistan. Dan saat ini penyebar menarik perhatian dengan memanfaatkan momen bahwa video tersebut menggambarkan situasi konflik di Ukraina saat ini.” Tambah Pavel.

Cegah Kejadian Serupa, Pengembang Lakukan Kerjasama Dengan Tim Pencari Fakta

Pavel juga menjelaskan pada VGC bahwa pengembang telah melaporkannya ke berbagai sosial media terkait. Namun menurutnya cara tersebut belum begitu ampuh, apabila konten tersebut telah terhapus, sang Oknum masih dapat kembali mengunggahnya.

“Dan kami telah menemukan cara yang lebih efektif, dengan bekerjasama dengan media terkemuka dan tim pemeriksa fakta ( TPF ) seperti AFP, Reuters, dan sebagainya yang memiliki jangkauan lebih baik serta efektif untuk melawan video – video palsu yang beredar” Tutup Pavel.

Moonton Tuntut Balik Tencent Atas Hak Cipta

GAMEFINITY.ID, Jakarta – Setelah viralnya perseteruan antara Moonton dengan Riot beberapa waktu yang lalu, kali ini giliran Moonton yang menggugat Tencent atas pelanggaran hak cipta atau kekayaan intelektual Mobile Legends: Bang–Bang. Membahas kedua raksasa video game asal Tiongkok tersebut memang tak ada henti-hentinya.

Mobile Legends yang saat ini diakuisisi oleh anak perusahaan Moonton, Bytedance yang juga menaungi Tiktok lantas mengklaim bahwa saingannya telah melanggar hak cipta gamenya, pelanggaran yang dilakukan oleh Tencent menurutnya meliputi hak kepenulisan, reproduksi, serta komunikasi yang berkaitan dengan game tersebut.

Tencent Hadapi Sidang Kekayaan Intelektual Pada 29 November Ini Atas Dugaan Pelanggaran Hak Intelektual

Dilaporkan dari South China Morning Post ( SCMP ), Tencent Holdings harus menghadapi sidang yang dilayangkan oleh Moonton Shanghai mulai tanggal 29 November ini. Jadwal sidang tersebut juga telah tertera di situs resmi pengadilan negeri setempat (Tiongkok).

Baca juga: Data Pembeli GameStop Diduga Bocor, Perusahaan Beri Klarifikasi

Sudah lima tahun ini Mobile Legends: Bang–Bang menemani kita selama ini, dibalik itu semuanya walaupun Mobile Legends sangat begitu populer di luar negara asalnya, Republik Rakyat Tiongkok ( RRT ) dan berbuah sukses besar, game tersebut rupanya kurang populer di negara itu sendiri. Saat peluncurannya pada 2016 yang lalu, kondisi negara saat itu masih belum begitu stabil.

Moonton MLBB
Mobile Legends Bang – Bang

Sempat Dilirik Tencent, Namun Digagalkan Bytedance

Melihat kesuksesan yang dibuat oleh Moonton tersebut, Tencent lalu berinisiatif untuk mengakuisisi Mobile Legends Bang–Bang. Namun pada akhirnya akuisisi tersebut digagalkan oleh Bytedance yang terlebih dahulu mengambilnya dengan harga 4 milyar Dolar yang saat itu menjadi akuisisi terbesar di Tiongkok.

Tencent Tuduh Moonton Telah Lakukan Plagiasi Pada Gamenya

Jauh sebelum akuisisi yang dilakukan oleh Bytedance tersebut, kedua perusahaan tersebut rupanya juga pernah terlibat perseteruan, Tencent menuding Moonton Shanghai bahwa gamenya, Honor of King dan League of Legends telah diplagiat atau dilanggar hak ciptanya sambil menyertakan beberapa bukti terkait. Perlu diketahui bahwa Tencent merupakan induk perusahaan dari Riot Games yang membesut League of Legends.

Saat itu, Tencent berhasil memenangkan gugatan atas plagiasi yang dilakukan oleh Moonton, yang berakibat Moonton harus mengubah gamenya secara besar–besaran, mulai dari Hero, peta, UI Design, dan lain sebagainya. Selanjutnya pada bulan Oktober yang lalu, Tencent kembali menggugat Moonton dengan dugaan pencemaran nama baik dan plagiasi konten League of Legends.

Riot Games selaku penggugat sayangnya mengalami kekalahan dan bukti gugatan juga ditolak di Amerika Serikat, menganggap bahwa bukti yang diberikan oleh Riot belum begitu jelas. Selain itu Tencent juga tidak mendapatkan lisensi untuk game barunya selama 15 bulan untuk dipasarkan di Tiongkok. Sementara itu Bytedance baru mendapatkan lisensi beberapa bulan lebih awal.

Disamping itu dilansir dari survei Sensor tower, Honor of Kings merupakan game dengan angka penghasilan tertinggi di dunia dengan total pendapatan sebesar 190 juta Dolar Amerika baik di Playstore maupun App Store sementara Mobile Legends hanya meraup untung sebesar 132 juta Dolar per Agustus yang diambil dari data AppMagic.

Bagaimana menurut kalian? Jika kalian ingin tahu lebih banyak berita seputar game, kalian bisa mengunjungi Gamefinity. Buat kalian yang mau gacha atau top up game kesayangan kalian bisa langsung klik Gamefinity.id

Bug Pada GameStop, Data Pembeli Diduga Bocor

GAMEFINITY.ID, Jakarta – Gamestop merupakan perusahaan Retail asal Amerika Serikat yang menjual berbagai alat elektronik dan keperluan Gaming seperti Playstation, voucher gaming, dan lain sebagainya. Gamestop saat itu sempat diperbincangkan banyak orang karena harga sahamnya yang melonjak tinggi.

Sementara itu, Masalah kebocoran data masih menjadi perhatian serius terlebih lagi jika data tersebut disalahgunakan oleh oknum tidak bertanggungjawab untuk hal-hal yang tak diinginkan seperti penjualan data pribadi, dan lain sebagainya. Dilaporkan dari VGC news bahwa retail game tersebut mengalami bug yang membuat data pelanggan mereka seketika bocor.

GameStop Lagi Kebocoran, Tampilkan Data Pribadi Pelanggan Secara Gamblang

Kebocoran tersebut sontak membuat pelanggan was-was terhadap keamanan data mereka, salah satunya dari Erika Yasmin. Ia pun membagikannya melalui akun pribadi Twitter, 3rikaYasmin. Yasmin ketika me-refresh akun Gamestop untuk melacak transaksinya, ia juga menemukan riwayat pembelian milik orang lain mulai dari nama pelanggan, alamat , hingga nomor kartu kredit walaupun tidak menyeluruh.

Ia lantas terkejut dan membagikan kejanggalan tersebut di sosial medianya. Sementara Di lain tempat, pengguna lain juga mengeluhkan bahwa ia tidak dapat mengganti password akibat bug di situs tersebut.

“WTF, every time I refresh my account I see other people info and orders even address is this real.” Tulisnya di Twitter sambil menyebutkan Gamestop di thread-nya. Hal serupa dikeluhkan oleh pengguna lain melalui thread di Reddit.

Baca juga: Sony Rilis PS 6 2027

GameStop Breach

Data Pribadi pembeli GameStop diduga bocor ( Erika Yasmin )

“Every time I refresh the website, I can see someone else’s name, phone number, address, order history, etc. it’s like a cycle of 4 or 5 people.” Diketahui data-data tersebut cukup berisiko untuk disalahgunakan seperti pinjaman online, dan sebagainya.

“This is very worrisome, can’t even change password because of this glitch,” kata pengguna tersebut.

Pengguna lain juga mengklaim bahwa setiap dirinya merefresh situs tersebut akun lain yang bukan miliknya juga ditampilkan seketika. “GameStop website was tripping out and kept hopping me between a couple dozen different profiles. The name at the top of the screen kept changing, the items in the cart, and the Pro rewards points. Thought I was being hella hacked but the GS apps seems to be stable”

Alami Bug Di Websitenya, Perusahaan Buka Suara Dan Menganggapnya Hanya Keperluan Testing Situs

Beruntung, bug tersebut hanya dialami di website saja, sementara itu di aplikasi terpisah, mereka tidak menemukan permasalahan serupa. Menanggapi kejadian yang dialami pelanggannya, GameStop mengklaim bahwa data-data yang beredar di situs tersebut bukanlah informasi real pembeli yang bersangkutan dan perusahaan saat itu sedang melakukan ujicoba untuk peluncuran websitenya.

Entah karena apa, data-data palsu yang digunakan untuk keperluan testing mereka bisa tersebar begitu saja. Gamestop juga memastikan seluruh data-data pribadi pelanggannya terjaga dengan aman serta sesegera mungkin tim memperbaikinya.

Sony Belum Berencana Rilis Playstation 6

GAMEFINITY.ID, Jakarta – Sony nampaknya kembali memberikan rambu-rambunya mengenai konsol Playstation barunya yang akan dirilis. Namun menurut dokumen yang diterbitkan oleh Sony kepada Otoritas di Britania Raya, Sony belum memutuskan untuk merilis Playstation 6 dalam beberapa tahun mendatang.

Sony mengatakan kepada Playstation life bahwa kemungkinan di tahun 2027 atau 2028 Playstation 6 mulai diluncurkan di pasar Global. Menurutnya seri terakhir Playstation 5 terbilang masih cukup baru, dan idealnya pergantian tersebut berlangsung setiap tujuh tahun sekali. Apabila kalian memperhatikan siklus perilisan konsol mereka Playstation 4 saat itu dirilis global pada 2013, kemudian dilanjutkan oleh Playstation 5 pada 2020 yang lalu, maka Playstation ke-6 nya akan dirilis pada 2027 mendatang.

Apabila Sony menggunakan siklus tujuh tahunan untuk meluncurkan konsol tersebut benar maka perhitungan yang dilakukan perusahaan tersebut sudah tepat.

Baca juga: Sony Rilis Playstation VR2 Januari 2023

Sony Khawatirkan Dampak Akuisisi Microsoft Dengan Activision Blizzard

Pada dokumen yang diterbitkan setebal 22 halaman tersebut, di halaman ke-8 nya Sony mengatakan kepada Badan Persaingan dan Pasar Inggris Raya (CMA) bahwa rilisnya Playstation 6 akan berdampak pada kepemilikan franchise Call of Duty yang diambil alih oleh Microsoft pasca akuisisinya dengan Activision Blizzard. Ia mengatakan bahwa Call of Duty dapat dimainkan di Playstation hingga 2027 mendatang yang dimana tahun tersebut merupakan tahun konsol tersebut diluncurkan.

“By the time Sony Interactive Entertainment (SIE) launched the next generation of  its Playstation console which is likely to occur around [ Redacted ], it would have lost access to Call of Duty and other Activision titles, making it extremely vulnerable to consumer switching and subsequent degradation in its competitiveness.” Tulisnya dalam dokumen tersebut.

Namun pernyataan tersebut dibantah oleh Microsoft, ia mengatakan kepada VGC, bahwa kedua perusahaan tersebut telah membuat kontrak penawaran untuk mempertahankan franchise Call of Duty setidaknya hingga akhir 2027 mendatang. Selain itu Microsoft menganggap bahwa Sony sebenarnya masih memiliki banyak waktu untuk menentukan strategi pemasarannya apabila Microsoft benar-benar menghapus Call of Duty dari Playstation.

Sony mengatakan kepada Otoritas Inggris bahwa akuisisi eksklusif yang dilakukan antara Microsoft dengan Activision Blizzard sesungguhnya merupakan strategi yang dilancarkan oleh Microsoft untuk menjadikan franchise Call of Duty seperti Nintendo dan apabila kesepakatan tersebut telah disetujui Microsoft akan mengemas ulang franchise tersebut dalam bentuk  One Stop Shop sehingga persaingan dapat terhindari.

Bagaimana menurut kalian? Tertarik untuk mendapatkan informasi tentang gaming gear? Jangan lupa selalu kunjungi GAMEFINITY untuk update berita seputar game. Buat kalian yang bingung top up game dimana kalian bisa langsung klik Gamefinity.id