All posts by Dzakwan Ahmad

Just a college student who like to play games even I have a lot of things to do Je peux si je veux Shirogatana

GTA SA: Mengulik Kembali Sang Mahakarya Milik Rockstar

GAMEFINITY.ID, Kota Batu – GTA SA, Grand Theft Auto: San Andreas. Mendengar sebuah nama tersebut, sepertinya seluruh anak muda mengetahui nama tersebut. Sebuah nama yang tidak akan dapat dilupakan sebagai salah satu game mahakarya terhebat sepanjang sejarah.

Tahun ini akan menandai 18 tahun rilisnya GTA SA di pasar. Dengan berbagai game GTA yang juga sukses di pasaran seperti GTA IV dan GTA V, GTA SA masih mempunyai fanbase yang kuat hingga saat ini.

GTA SA Background

GTA SA Loading Screen | Eurogamer
GTA SA Loading Screen | Eurogamer

Di awal tahun 2000-an, Rockstar mulai membuat berbagai game sekuel Grand Theft Auto yang memiliki grafis 3D. Masa itu dapat disebut sebagai awal dari GTA 3D Universe yang kita kenal hingga saat ini, karena GTA dan GTA2, masih mengusung konsep 2D.

Setelah sukses dengan GTA III dan GTA Vice City yang menggambarkan kota New York dan Miami, Rockstar membuat 3 kota baru untuk 1 game. Kota tersebut merupakan Los Santos, San Fierro, dan Las Venturas sebagai latar belakang GTA SA.

GTA SA juga menjadi game GTA pertama yang mempunyai karakter utama berkulit hitam.

Pada masa itu, Sony bekerja sama dengan Rockstar untuk merilis perdana GTA SA secara ekslusif di PS2. Meski begitu, beberapa waktu setelahnya GTA SA juga hadir di Xbox.

Perilisan pertama GTA SA adalah pada tanggal 26 Oktober 2004. GTA SA menuai banyak pujian dari para gamers pada awal perilisannya, dan hal tersebut menjadi langkah awal GTA SA dapat menjadi sebuah mahakarya milik Rockstar.

Baca Juga: Harga Preorder Dari CC: Final Fantasy VII Reu

Gameplay GTA SA yang Out of the Box, namun Tetap Berkualitas

GTA SA Gameplay | KASKUS
Gameplay dari GTA SA | KASKUS

Bayangkan sebuah game yang rilis pada tahun 2004. Far Cry, Need for Speed Underground 2, Halo 2, World of Warcraft, dan masih banyak lagi. Dengan saingan tersebut, dalam urusan gameplay, world detail, dan grafis, yang dapat menyaingi secara dekat adalah Metal Gear Solid dan segelintir game lainnya.

World detail yang ada di GTA SA. Bila kita kembali bermain GTA SA saat ini, kita akan merasakan bahwa feel dari kota yang ada di GTA SA berasa hidup. Hal ini merupakan sebuah hal yang rasanya sulit untuk diwujudkan di tahun 2004.

Mulai dari bangunan yang berbeda di setiap kota yang berbeda, NPC yang interaktif dengan berbagai detail kecil, dan juga tidak lupa cuaca mulai dari cerah, hujan, hingga panas gurun yang memberikan efek heatwave.

Dari segi gameplay, hampir sama seperti GTA sebelumnya dan hingga saat ini, GTA SA memiliki misi yang tergolong bervariasi. Mulai dari mengejar kereta, mengontrol pesawat RC, dan membakar ladang.

Side mission yang ada dalam game ini juga tergolong variatif dan tidak membosankan. Yang membedakan side mission pada game ini adalah kebebasan para pemain dalam melakukannya. Misi seperti menemukan collectibles, melakukan tugas vigilante dan lainnya dapat dilakukan bila ingin mendapat uang secara “halal”.

Beralih ke karakter yang ada di game ini. Bukanlah sesuatu yang harus diragukan, semua karakter di game ini terasa hidup. Terima kasih kepada Rockstar yang juga benar-benar niat dalam memberi voice acting dalam game ini. Selain itu, setiap karakter juga memiliki ciri khasnya masing-masing sehingga dapat dikenali dan diingat dengan mudah.

Dan, yang paling ikonik dan tidak dapat kita lupakan, yaitu cheat. Cheat dalam game ini bukanlah cheat yang dapat menyebabkan pemain di-ban, melainkan dapat digunakan untuk bersenang-senang.

Baca Juga: NFS Most Wanted: Sang Legenda yang Tak Terulang Kembali

Selain menjadi sebuah game open world biasa, GTA SA juga dapat menjadi game sandbox dengan cheat miliknya. Cheat ini juga termasuk kode untuk merubah statistik permainan, statistik karakter, hingga spawn kendaraan dan mengubah suasana.

Komunitas dan Mod

GTA SA Mod | Codaclub
Mod Spongebob di GTA SA | Codaclub

Seperti yang kita ketahui secara umum, GTA SA memiliki banyak sekali mod. Memang sepertinya Rockstar ingin para pemainnya berkarya dengan game-nya.

Kalau di zaman dulu, pasti banyak yang pernah melihat cover CD dari GTA SA yang sudah ada berbagai macam mod. Mulai dari Dragon Ball, Spongebob, Naruto, dan masih banyak lagi.

Namun, yang jelas kegiatan ini bukanlah sebuah kegiatan yang merugikan. Mungkin penjualan CD bajakan yang dulu beredar yang merugikan Rockstar karena peredaran game secara ilegal. Namun, para modder inilah yang menjadi alasan komunitas GTA SA masih aktif hingga saat ini.

Penutup

GTA SA tidak diragukan lagi merupakan sebuah game legenda yang tidak akan bisa dilupakan. Dengan konsep yang tidak biasa, justru GTA SA dapat merusak dan menghebohkan pasar game pada masanya. TIdak lupa, ketenaran GTA SA juga didapatkan dari kebebasan pemain dalam bermain game ini. Sebagai sebuah game yang sukses besar, game ini layak menjadi salah satu game terbaik sepanjang masa.

Musou Game: Mengenal Lebih Jauh Tentang Musou Genre

GAMEFINITY.ID, Kota Batu – Musou, mungkin bagi sebagian orang pernah mendengar kata tersebut. Musou merupakan sebuah genre tersendiri. Bagi sebagian orang, mungkin merasa tidak pernah mendengar genre tersebut, namun pernah memainkan salah satu game-nya.

Musou In-image | Fate Extella Link
Salah satu ciri game Musou adalah dikeroyok | Fate Extella Link

Ya, memang Musou ini merupakan salah satu genre game yang tidak sepopuler RPG, namun keberadaannya cukup terkenal dan dianggap oleh sebagian besar gamers. Apa sih itu Musou game? Kenapa banyak orang yang tidak sadar sudah pernah memainkan salah satu game-nya?

Asal dari Nama Musou

Mendengar kata Musou kalian pasti ingat Musou skill dari Dynasty Warrior series. Skill tersebut merupakan sebuah skill pamungkas dari sebuah karakter dalam game Dynasty Warrior.

Meski nama genre ini diambil dari game tersebut, namun asal-usul nama Musou bukanlah sebuah nama skill. Nama Musou diambil dari nama game Dynasty Warrior di PS1 pada versi Jepangnya, yaitu Sengoku Musou yang berarti War of Three Kingdom.

Game Dynasty Warrior yang pertama ini meskipun mengemban nama Musou bukanlah sebuah game dengan genre Musou. Genre dari game tersebut adalah fighting yang memang sedang ngetren di akhir ’90-an.

Barulah ketika Dynasty Warrior 3 rilis dan nama versi Jepangnya berubah menjadi Shin Sengoku Musou, genre Musou ini lahir.

Pengertian dari Genre Musou

Umumnya, genre Musou sendiri merupakan sebuah genre yang identik dengan game yang mengangkat tema negara Cina dalam kisah “Romance Three Kingdom”. Berdasarkan pengertian awal tersebut, sebuah game strategi dari tahun 1980-an yang mengangkat tema yang selaras akan dikategorikan sebagai game Musou.

Namun, seiring berkembangnya zaman, genre Musou sendiri sudah tidak terikat dengan satu tema saja. Hanya bentuk gameplay-nya saja yang pengertiannya masih sama dari zaman Dynasty Warrior 3.

Sebuah game yang memberi pemain kebebasan untuk bertualang di sebuah map tertentu, bertujuan untuk merebut sebuah poin. Hal tersebut dibarengi dengan combat system yang melibatkan banyak pasukan sehingga pemain dapat menghajar satu pasukan hingga dapat menciptakan combo dan kill terbanyak pada tentara musuh.

Kira-kira seperti itulah pemaknaan dari genre Musou yang diadaptasi bila keluar dari temanya.

Baca Juga: Mengenal Lebih Jauh Tentang Game Bergenre Rhythm

Perbedaannya dengan Hack and Slash Lainnya

Musou game pada hakikatnya merupakan sebuah pengembangan dari game hack and slash. Namun, perbedaan terbesarnya ada di dalam jumlah musuh yang dilawan dan objektif dari game-nya.

Game hack and slash lain seperti Ninja Gaiden, atau yang berpadu seperi Genshin Impact tidak memiliki musuh dalam jumlah besar. Pada dua game tersebut, para pemain akan dihadapkan dengan 1 musuh kuat, atau beberapa musuh lemah yang jumlahnya maksimal belasan.

Dalam genre Musou, karena memang temanya adalah peperangan, jumlah musuh yang dilawan pun bisa puluhan hingga ratusan. Karena jumlahnya banyak, pemain lebih ditujukan untuk bermain dengan lebih menikmati kepuasan mengalahkan ratusan orang dalam sekali pukul. Bila dibandingkan dengan Dark Souls, maka Musou ini jauh lebih santai.

Baca Juga: Mengenal Lebih Jauh Game Visual Novel

Berbagai Contoh Game

Musou sendiri berasal dari seri Dynasty Warrior. Oleh karena itu, game tersebut merupakan contoh besar dari genre Musou.

Lalu ada juga saudaranya, yaitu Samurai Warrior yang juga buatan Koei Tecmo. Kedua game tersebut akhirnya bertemu pada game berjudul Warrior Orochi.

Sengoku Basara juga merupakan salah satu game bergenre Musou. Bila juga mengikuti serial Fate, maka juga patut mencoba Fate/Extella dengan inovasi Musou yang tidak harus berjalan jauh dan dapat melakukan teleport.

Bila suka One Piece ada juga game Musou dari serial One Piece berjudul One Piece: Pirate Warrior. Bahkan Legend of Zelda juga mempunyai genre Musou miliknya sendiri, yaitu Hyrule Warrior.

Tak lupa ada Persona 5 Strikers yang merupakan Musou game dari serial Persona yang biasanya merupakan game genre RPG. Dan ada masih banyak lagi yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Call of Duty: Awalnya Inovatif yang Menjadi Repetitif

GAMEFINITY.ID, Kota Batu – Call of Duty, sebuah seri game yang sudah menjadi nama yang diketahui secara umum. Mulai dari para pemain barunya hingga para pemain lamanya juga masih ikut andil secara aktif di komunitasnya.

Sebagai salah satu game generasi lama yang sudah ada hampir 20 tahun ini, tentu saja Call of Duty atau CoD terus mengalami perubahan.

Diawali dari sebuah persaingan pasar yang diperebutkan oleh dua perusahaan. Hingga menjadi salah satu pelopor dalam genre fps shooting, semua pernah dialami oleh seri CoD.

Namun, belakangan ini, CoD sering dianggap menjadi sebuah game yang repetitif. Meskipun para pemain barunya tidak ada yang komplain dengan hal tersebut, namun para pemain lamanya terus mengungkapkan kekecewaan mereka.

Sejarah dan Persaingan Awal dari Call of Duty

Call of Duty 2 | Wikipedia
Call of Duty 2, Salah Satu Game Terkenal di Era Awal CoD Series | Wikipedia

Berawal dari tahun 2000-an awal, sebuah game mendominasi pasar fps shooter. Dengan mengusung tema perang dunia kedua, Medal of Honor atau MoH pada saat itu menjadi game paling dominan di tema dan genrenya.

Hal ini pun membuat Activision memiliki ide untuk membuat sebuah saingan dari Medal of Honor milik EA yang mengalami kesuksesan. Mereka mencoba merekrut orang-orang yang bertugas untuk mengembangkan Medal of Honor.

Akhirnya pada tanggal 29 September 2003 game tersebut rilis dengan nama Call of Duty. CoD mendapatkan tanggapan bagus dari para pemain saat perilisannya sama seperti Medal of Honor yang pada saat itu dibawa oleh sekuelnya, MoH Allied Assault.

Mulai saat itulah MoH memiliki sebuah saingan sepadan di pasarnya. Namun, hal tersebut mulai berubah total ketika sekuel CoD, Call of Duty 2, rilis.

Pada saat itu MoH melawan dengan merilis berbagai judul game-nya, namun pasar lebih memihak kepada Call of Duty 2 yang punya hype tinggi. Hal ini pun membuat pasar MoH semakin terhimpit.

Dengan rilisnya Call of Duty 3 di tahun 2006 menandakan berakhirnya masa awal CoD dan beralih ke masa puncak kejayaannya. Total ada 4 game utama yang rilis dan berhasil membangun langkah pertama Activision dalam mengembangkan CoD. Gmae tersebut yaitu Call of Duty, Call of Duty: Finest Hour, Call of Duty 2, dan Call of Duty 3.

Kejayaan Call of Duty: Inovasi, Gebrakan, dan Kontroversi

Call of Duty Modern Warfare | Wikipedia
Call of Duty Modern Warfare, Dianggap Menjadi Game Terbaik Sepanjang Sejarah Call of Duty | Wikipedia

Memasuki tahun 2007, seri Call of Duty merilis satu seri game yang dikenal sebagai sang legenda hingga saat ini. Game tersebut adalah Call of Duty 4 atau Call of Duty: Modern Warfare.

Mengusung tema baru yang keluar dari asalnya perang dunia kedua, Modern Warfare merupakan sebuah gebrakan baru yang diusung. Gebrakan tersebut tidak hanya mempengaruhi serinya, namun juga berbagai game modern shooter lain.

Gebrakan ini juga dibarengi dengan inovasi mode multiplayer yang masih segar pada masa itu dan menjadi dasar dari mode multiplayer pada game berikutnya. Selain itu, adanya tokoh ikonik seperti Captain Price dan Gaz menambah nilai plus dari game legendaris ini.

Lanjutan sekuel Modern Warfare selanjutnya adalah MW2 dan MW3 yang rilis pada tahun 2009 dan 2011. Dengan membawa tema yang sama, kedua game ini menyempurnakan mode multiplayer yang dibawa pada game sebelumnya.

Pada kedua game tersebut hadir killstreak yang masih dibawa pada mode MP di game CoD hingga saat ini. CoD MW3 juga membawa mode survival yang kurang diminati.

Berlanjut ke cerita lain, yaitu CoD Black Ops series. Berawal dari CoD World at War yang merupakan latar belakang cerita dari CoD BO, WaW mempunyai tema paling gelap dalam sejarah Call of Duty.

Feel dari CoD WaW terkesan suram dan membawa hawa perang yang nyata. Namun, bukan hal tersebut yang menjadikan CoD WaW diingat.

CoD WaW menandakan awal dari mode zombie di seri Call of Duty. Mode inilah yang merupakan salah satu nilai jual mahal dari Call of Duty khususnya milik seri Black Ops.

Mode zombie pada CoD WaW sendiri terkenal sebagai mode inovatif dan menghibur, apalagi bila dimainkan berempat bersama teman. Mulai dari membangun barrier, wall buy, hingga dream weapon yang menjadikan zombie mode ini berkesan.

Mode zombie ini juga dilanjutkan bersama dengan CoD Black Ops 1 dan 2 yang membawa latar belakang perang dingin. Terlebih lagi mode MP milik BO2 yang terkenal, membawa nama BO series ke puncak pada masa kejayaan Call of Duty.

Pada masa ini juga, CoD mulai mendapat perhatian dari dunia orang awam. Puncaknya, pada saat CoD MW2 mengalami hal kontroversi pada misi “No Russian” yang terkenal.

Pada misi itu, pemain diharuskan untuk membunuh seluruh orang yang ada di bandara. Tak khayal ada beberapa versi khusus di beberapa negara yang melarang pemain melakukan hal tersebut. Namun, pada akhirnya kontroversi tersebut hanya menjadi ladang promosi besar-besaran untuk CoD MW2.

Baca Juga: Hari Terakhir Indocomtech ASUS Siapkan Promo Luar Biasa

Masa Penurunan dan Hilangnya Jati Diri

Call of Duty Vanguard | Wikipedia
Call of Duty Vanguard Menerima Berbagai Kritik saat Perilisannya Karena Penggunaan Ulang Aset | Wikipedia

Tahun 2013 menandakan menurunnya hype dari Call of Duty ketika Call of Duty Ghost banyak menerima tanggapan buruk dari pemain. Main story dari game tersebut dinilai hambar, dan juga nama “Ghost” yang tidak ada hubungannya dengan karakter Ghost di CoD MW2.

Begitu pula beberapa game CoD selanjutnya seperti Advanced Warfare, Black Ops III, dan Infinite Warfare yang juga menilai banyak kritik karena tema futuristik. Para pemain lama menilai bahwa CoD sudah kehilangan jati dirinya yang membawa tema peperangan yang dinilai realistis, bukan malah perang di luar angkasa.

Baca Juga: Diablo Immortal Dihujat Karena Dianggap Hina Xi Jinping?

Kembali dengan tema perang dunia kedua di seri CoD WWII belum dapat mengembalikan kepuasan pemain yang telah lama bermain CoD. Masalahnya terletak pada lootbox yang dinilai tidak relevan untuk didapatkan.

Seri terbaru yang diterima secara positif adalah CoD Modern Warfare (2019) dan CoD Black Ops Cold War. Namun, setelah itu game seperti CoD Vanguard hanya menggunakan aset yang sama dari CoD Black Ops 4.

Hubungan Spesial Indie Game dan PS VITA

GAMEFINITY.ID, Kota Batu – Indie game dan PS VITA, dua hal yang tidak dapat dipisahkan sejak zaman dahulu. Berawal dari masa PlayStation yang merilis konsol handheld yaitu PlayStation VITA, indie game mulai banyak bermunculan.

Indie Game Hotline Miami | Steam
Hotline Miami, Salah Satu Game Indie di PS VITA | Steam

HIngga pada era PS VITA, indie game merupakan penyokong utama dari konsol tersebut dikarenakan kurangnya peminat dari para pengembang besar. Kira-kira apa yang menjadikan Indie Game sering dikaitkan dengan konsol handheld?

Apa itu Indie Game?

Sebelum masuk ke pembahasan utama, mari kita bahas secara singkat mengenai indie game. Indie game merupakan sebuah game yang dikembangkan dengan mandiri, baik dari sisi finansial maupun pengembangannya.

Biasanya indie game memiliki budget dan tim yang terbatas dibandingkan dengan AA atau AAA game. Bahkan, beberapa game seperti Banished dikerjakan hanya oleh satu orang saja.

Perkembangan indie game dimulai pada awal tahun 2000-an. Pada masa itu, maraknya online marketplaced dan digital distribution membuat indie game mendapatkan tempat. Tanpa kedua hal tersebut, membuat sebuah game dengan dana terbatas ialah hal yang sulit.

Karakteristik game-nya pun juga cukup beragam. Mulai dari inovasi baru yang ada dalam industri game, hingga berbagai gaya art yang dibuat berbeda dari biasanya. Contohnya Undertale, game tersebut mempunyai inovasi gameplay dan mengusung grafis yang berbeda dari berbagai game di zamannya.

Baca Juga: Fall Guys Capai 20 Juta Pemain Setelah Jadi Free-to-Play

Indie Game dan PS VITA

Percaya atau tidak, game indie sempat “memperpanjang” sebuah nyawa dari sebuah konsol handheld. Konsol handheld tersebut merupakan PS VITA.

Kehilangan pasarnya di kalangan para pengembang kelas atas, PS VITA sendiri dapat hidup karena beberapa indie game berkualitas pada konsol tersebut. Salah satu contohnya adalah Hotline Miami.

Hotline Miami merupakan sebuah indie game besutan Dennaton Game yang rilis di PS VITA. Meskipun merupakan sebuah indie game, Hotline Miami dapat menjadi salah satu game yang dapat mengangkat PS VITA berkat gameplay-nya yang menantang.

Berbagai game lainnya seperti Axiom Verge dan Shovel Knight juga menjadi beberapa judul penyelamat. Game yang disebutkan sebelumnya memiliki ciri-ciri khas yang sama, yaitu “susah”. Alasannya karena memang beberapa game tersebut ditujukan untuk gamer hardocre yang suka tantangan dibandingkan pemain kasual yang punya tempatnya sendiri yaitu Nintendo 3DS.

Kalau Bukan yang Besar, Nanti Diambil yang Kecil

Kalimat tersebut sangat menggambarkan pasar konsol handheld pada zamannya. Penyebab PS VITA menjadi ladang indie game adalah keluarnya berbagai pengembang besar dari pasar konsol handheld.

Lalu apa yang membuat para pengembang keluar dari persaingan? Jawabannya adalah bisnis.

Membuat sebuah game khususnya oleh para pengembang besar membutuhkan modal dan karyawan yang juga banyak. Hal tersebut tidaklah sebanding untuk membuat sebuah game konsol handheld. Mereka pasti akan mengincar pasar konsol seperti PS3 dan Xbox yang punya pasar lebih luas.

Sementara itu di sisi lain, konsol handheld milik Nintendo sendiri rata-rata game-nya dibuat oleh pengembang dalam. Jadi, mereka membuat game sendiri untuk dipasarkan dalam konsolnya. Namun, hal itu berubah saat Switch rilis, konsol tersebut menampung banyak indie game seperti Hollow Knight dan Hades.

Baca Juga: Mengaku! Mantan Juara World Series Terjerat Kasus Narkoba

Untuk keseruan game konsol seperti Nintendo Wii, Playstation Vita dan lainnya kalian bisa terus pantengin Gamefinity. Selain itu kalian akan menikmati main Nintendo Wii dengan menjadi membership kan? Gamefinity menyediakan membership yang murah dengan proses yang mudah.

Sejarah Kompetisi Game, dari Lokalan yang Sekarang Milyaran

GAMEFINITY.ID, Kota Batu – Saat ini, kompetisi game menjadi sebuah hal yang sering yang kita temui. Mulai dari kompetisi tingkat internasional seperti The International dan World League of Legends yang berhadiah milyaran rupiah. Hingga kompetisi Mobile Legend yang diadakan OSIS sekolah pada acara class meet.

Kompetisi Game Pertama | Wikipedia
Game yang Digunakan dalam Kompetisi Game Pertama | Wikipedia

Perkembangan turnamen dalam industri yang berkembang ini tentu saja menarik perhatian. Ditonton oleh jutaan orang dengan nilai investasi yang juga tidak kalah besar. Namun, bagaimana sejarah dari kompetisi game itu sendiri? Bagaimanakah sejarah esport dapat terbentuk.

Masa Awal Kompetisi Game

Kompetisi game pertama kali diselenggarakan oleh salah satu universitas terbaik di dunia, Stanford University, pada tahun 1972. Game yang dipertandingkan pada saat itu ialah Space War.

Turnamen kecil tersebut diselenggarakan dengan sistem five player free-for-all. Hadiah utama dari turnamen tersebut adalah satu tahun langganan gratis untuk majalah Rolling Stone. Bruce Baumgart menjadi pemenang kompetisi game pertama tersebut, sementara Tovar dan Robert E. Mass menjadi pemenang kategori tim.

Pada 1974, ketika sedang maraknya game arkade di Jepang, Sega mengambil kesempatan pada masa itu. Mereka menyelenggarakan turnamen berbagai game arkade di 300 lokasi berbeda di Jepang.

Nantinya, 16 pemain terbaik akan maju ke babak grand final. Hadiahnya pun juga tergolong masih sederhana, yaitu TV tabung, kaset tape, dan radio transistor.

Maju ke era 1980-an menjadi puncak dari kompetisi game arkade. Space Invader merupakan game yang terkenal menjadi sebuah ladang kompetisi pada saat itu. Tujuannya pun cukup simpel, yaitu untuk mencapai high score tertinggi dari yang lainnya.

Beberapa game lainnya juga mengusung konsep yang sama, yaitu menghasilkan skor tertinggi. Kompetisi lain seperti pada game Track & Field yang diselenggarakan Konami pada 1984, bahkan memiliki jutaan peserta di Jepang dan Amerika Serikat. Hal tersebut menjadi rekor dunia untuk kompetisi game dengan partisipan terbanyak hingga tahun 2016.

Baca Juga: Diablo Immortal Ditunda Lagi di Asia-Pasifik

Kompetisi Game pada Masa Game Online

Masa 1990-an menjadi akhir dari kompetisi game arkade dan mulai beralihnya menjadi berbasis online seperti yang kita ketahui sekarang. Game pertama yang menjadi game esport berbasis internet adalah Netrek yang mendukung cross-platform play.

Sistem dari sebuah game pun juga berganti. Sebelumnya, game menentukan pemenang lewat konsep skor tertinggi. Namun, pada tahun 1991, kompetisi dari game Street Fighter II merubah konsep tersebut dengan konsep baru, yaitu “adu mekanik”.

Pemain akan melawan pemain lainnya untuk menjadi yang terbaik. Konsep permainan tersebut masih digunakan hingga saat ini.

Maraknya game fighting seperti Street Fighter dan Marvel vs Capcom pada tahun ’90-an menjadi salah satu pondasi diadakannya Evolution Championship Series atau Evo pada 1996. Evo sendiri masih berjalan hingga saat ini dengan berbagai game fighting yang dipertandingkan.

Pada akhir ’90-an banyak game kompetitif baru mulai bermunculan. Mulai dari Doom dengan mode deathmatch, Starcraft, Warcraft, Quake, dan yang terkenal hingga saat ini, Counter Strike.

Era eSports

Memasuki era modern di tahun 2000-an eSport mulai dikenal sebagai salah satu cabang olahraga. Rusia dan Cina menjadi duan negara pertama yang mengakui eSport sebagai sebuah cabang olahraga pada tahun 2001 dan 2004.

Mulai dari sinilah perkembangan eSport menjadi pesat. Pada era 2000-an, game eSport ternama mulai dikenal hingga saat ini. Mulai dari DOTA yang dulunya mod untuk Warcraft III menjadi DOTA 2 sebuah game yang punya prizepool besar.

Setelah itu pada waktu itu sering diadakan kompetisi Counter Strike 1.6 dan Source. Saat ini, tim dari kedua game tersebut disatukan untuk bersaing pada game Counter Strike Global Offensive.

Tahun 2010-an menandakan eSport yang berada dalam masa terkenalnya hingga saat ini. Mulai dari berkembangnya platform streaming yang menayangkan turnamen eSport seperti Twitch dan Youtube. Hingga berbagai lembaga dan fasilitas resmi yang mendukung berjalannya kegiatan eSport.

Penutup

eSport sendiri juga berkembang layaknya yang lain. Mulai dari kecil hinga menjadi sebuah hal yang punya nilai investasi milyaran. Layaknya industri game, industri eSport hingga kini masih berkembang dan akan terus tumbuh sebagai salah satu kompetisi paling terkenal di dunia terlepas dari game apa yang dimainkan.

Baca Juga: Twilight Jadi Server Gabungan Luneska dan Morai di Perfect World II Indonesia

Rekomendasi Game Grafis Menawan untuk PC Spesifikasi Rendah

GAMEFINITY.ID, Kota Batu – Bermain game dengan spesifikasi PC yang rendah alias “kentang” memang mengesalkan. Namun buka berarti kalian harus putus asa untuk bermain game dengan grafis memuaskan.

Kali ini, kita akan membahas berbagai game rekomendasi yang memiliki kualitas grafis yang menawan untuk kelas PC yang tergolong rendah. Agar tidak hanya game sejenis yang dibahas, admin disini akan menjabarkan game-nya sesuai genre masing-masing dan juga sudah diuji di laptop admin yang kentang.

Lanjut ke pembahasan!

  1. Just Cause 2 (Open World Game, Action, Shooter, Third Person)

Banner Game Just Cause 2 | Steam
Banner Game Just Cause 2 | Steam

Kalau kalian menyukai GTA, pasti kalian akan menyukai game ini. Game ini juga mengusung tema open world seperti GTA dengan nuansa fantasi ala super soldier yang kental.

Kalian akan bermain sebagai Rico Ridriguez, seorang agen rahasia asal AS yang bekerja untuk sebuah organisasi. Rico ditugaskan untuk menyelidiki apa yang terjadi pada sebuah pulau tropis yang suasana Asia Tenggaranya sangat kental.

Grafis yang ditawarkan sangatlah memuaskan. Dengan map yang luas dan grafis menawan, game ini hanya memerlukan spesifikasi yang tergolong rendah.

Minimum Specification:

RAM: 2GB

Processor: CPU Dual-core (AMD Athlon 64 X2 4200/Intel Pentium D 3Ghz), DirectX 10

Graphics: 256MB VRAM (NVIDIA GeForce 8800 Series/ATI Radeon HD 2600 Pro)

Storage: 10GB Spaces Available

  1. Spec Ops: The Line (Third Person Shooter, Military, Action Game)

    Banner Game Spec Ops: The Line | Steam
    Banner Game Spec Ops: The Line | Steam

Sebuah game kontroversial pada zamannya. Namun, memainkan game ini pada tahun 2022 bukanlah hal yang sudah ketinggalan zaman. Grafis yang ditawarkan dapat memanjakan mata para pemain.

Bertema sebuah pertempuran bertahan hidup di Dubai yang telah berubah menjadi kota pasir, Spec Ops: The Line sendiri memiliki makna lebih dari itu. Trauma pasca perang dan arti dari kehidupan menjadi sebuah poin penting dalam game ini.

Minimum Specification:

RAM: 2GB

Processor: Intel Core 2 Duo @ 2Ghz/AMD Athlon 64 X2

Graphic: 256MB VRAM (NVIDIA GeForce 8600/ATI Radeon HD 2600XT

Storage: 6GB Spaces Available

  1. Mirror’s Edge (Parkour, First Person Perspective, Action Game)

    Mirror's Edge Game Banner | Steam
    Mirror’s Edge Game Banner | Steam

Game kali ini menggunakan konsep revolusioner, yaitu Parkour. Mirror’s Edge hingga saat ini terkenal dengan permainannya yang mengubah parkour dalam dunia game.

Bercerita tentang seseorang bernama Faith yang sedang mencoba untuk melawan represi pemerintahan. Ketika ia mendapati saudarinya mendapat masalah, ia pun mulai bekerja membantunya untuk menyelesaikan masalahnya.

Colourful merupakan kata yang tepat untuk grafis pada game ini. Ditambah lagi kontras dan saturasinya yang terang membuat game ini lebih enak dipandang.

Minimum Specification:

RAM: 1GB Minimum

Processor: With Clock Speed of 3.0Ghz or faster

Graphics: DirectX 9.0, Shader Model 3.0, 256MB VRAM (NVIDIA GeForce 8600)

Storage: 8GB Space Available

Baca Juga: Review Mini World, Sandbox dengan Fitur yang Super Kompleks

  1. Tales of Berseria (JRPG, Story Rich)

    Tales of Berseria Game Banner | Steam
    Tales of Berseria Game Banner | Steam

Ada rekomendasi nih bagi kalian yang suka RPG, yaitu Tales of Berseria. Menceritakan tentang gadis bernama Velvet yang mencoba membalaskan dendamnya atas kematian keluarganya.

Grafis yang ditawarkan memiliki kesan JRPG yang sangat kental. Detil, fluid, dan dapat dirasakan secara nyata. Meski grafisnya terkesan bagus, spesifikasi yang dibutuhkan juga tetap rendah pastinya.

Minimum Specification:

RAM: 2GB

Processor: Intel Core 2 Duo E8400 3,0Ghz or AMD Phenom II X2 550 3,1Ghz

Graphics: GeForce 9800 GTX or AMD Radeon HD 4850

Storage: 15GB Space Available

Baca Juga: Apex Legends Mobile Hadirkan Update Cold Snap!

  1. MotoGP 13 (Racing, Semi-Simulation)

    MotoGP 13 Game Banner | Steam
    MotoGP 13 Game Banner | Steam

Bagi kalian yang suka balapan, ada juga nih game rekomendasi, yaitu MotoGP 13. Admin sendiri merasa puas dengan kualitas grafisnya dengan game tahun 2013 ini. Meskipun ada beberapa bug mengganggu yang ditemukan, namun pengalaman bermainnya tetap sama seperti biasanya.

Minimum Specification:

RAM: 1GB

Processor: Clock Speed 2,4Ghz or better

Graphic: NVIDIA GeForce 7600/AMD Radeon HD 3870, 512MB VRAM

Storage: 7GB Space Available

  1. Fate Extella/Link (Anime, Musou)

    Fate Extella/Link Game Banner | Steam
    Fate Extella/Link Game Banner | Steam

Cabang dari seri Fate ini juga patutu untuk dicoba. Meskipun minimum spesifikasi yang lebih tinggi dari game sebelumnya di atas, game ini juga memberikan kualitas grafis yang lebih memukau.

Menceritakan tentang kalian sebagai master melawan Magnus Rex yang mencoba merebut sistem pemain. Ditemani dengan beberapa servant terkenal dalam seri Fate, kalian akan mengarungi berbagai musuh dalam perjalanan nanti.

Minimum Specification:

RAM: 4GB

Processor: Intel Core I5-760 @ 2,60Ghz or better

Graphics: NVIDIA GeForce GTX 750 or better (1024MB VRAM) DirectX 11

Storage: 14GB Space Available

Penutup

Di atas merupakan rekomendasi admin yang sudah teruji di laptop admin yang kentang. Jadi bagi kalian yang ingin mengunduh dapat merasa yakin dan tidak membuang kuota dan waktu sia-sia karena spesifikasi kurang memadahi.

Berikut admin berikan spesifikasi laptop admin yang digunakan untuk bermain game di atas:

RAM: 4GB DDR4

Processor: AMD 3020e 2,6Ghz

Graphic: AMD Radeon Vega 3 Integrated Graphics (512MB)

Storage: 256GB SSD NVME PCIe 2.0

Spesifikasi tersebut dapat menjadi acuan dasar untuk perbandingan sebagai dasar spesifikasi untuk bermain.