All posts by Dzakwan Ahmad

Just a college student who like to play games even I have a lot of things to do Je peux si je veux Shirogatana

AoV Hero Guide: Liliana, Dua Mode Dua Kelebihan

GAMEFINITY.ID, Kota Batu – Liliana merupakan seorang hero AoV yang sudah ada sejak lama. Meskipun tergolong salah satu hero lawas, pamor Liliana sendiri dapat dikatakan masih bersinar hingga saat ini.

Berbagai patch dan hero baru telah dirilis, namun hero Liliana ini masih saja sering dipakai bahkan di scene profesional sekalipun. Terkenal akan burst damage dan mobility di atas rata-rata mage lain yang menjadi alasan Liliana masih sering dipakai.

Namun, kelebihan tersebut dibayar dengan mekanik yang tergolong susah untuk seorang midlaner.

Liliana Class & Role

Liliana Model | Personal Archive
Liliana Model | Personal Archive

Liliana sendiri merupakan hero dengan dua kelas, yaitu seorang mage dan assassin. Hero ini dapat menimbulkan damage dari jarak jauh seperti mage lainnya dan dapat melakukan finishing menggunakan fox mode seperti assassin.

Dalam permainan, hero ini selalu dipakai sebagai seorang Midlaner. Dulu sempat ada yang coba-coba untuk menggunakannya sebagai jungler dan support, performanya jauh di bawah dibandingkan ketika dijadikan sebagai midlaner.

Liliana Skill

Liliana Skill Pasif: Fox Form

Pasif Liliana ini terbagi ke dalam kedua mode miliknya. Ketika di mode “human form” Liliana akan punya ranged attack normal. Sementara itu, ketika memasuki fox form, attack normal milik Liliana akan memberikan magic damage dengan jarak serangan melee. Dalam mode rubah ini juga Liliana mendapatkan tambahan armor dan magic defense.

Liliana Skill 1:

Human Form: Shining Light

Liliana Human Form Skill 1 | Personal Archive
Liliana Human Form Skill 1 | Personal Archive

Liliana akan mengeluarkan serangan berbentuk lingkaran. Lingkaran ini akan memberikan damage kepada musuh. Bila skill ini dapat mengenai 2 atau lebih hero musuh, maka akan ada tambahan damage sebesar 5% dari HP maksimal musuh selama 4 detik.

Fox Form: Foxtrot

Liliana Fox Form Skill 1 | Personal Archive
Liliana Fox Form Skill 1 | Personal Archive

Dalam fox mode Liliana akan memberikan kibasan ekornya dan memberikan damage dalam bentuk fan shape. Normal attack berikutnya akan menghasilkan enhanced attack yang menghasilkan 3 kali serangan beruntun.

Liliana Skill 2:

Human Form: Blinding Light

Liliana Human Form Skill 2 | Personal Archive
Liliana Human Form Skill 2 | Personal Archive

Skill ini memiliki efek stun yang dapat mengontrol musuh dalam sebuah area kecil. Stun yang dihasilkan juga termasuk cukup lama, yaitu 1 detik dengan cooldown yang singkat, 7-9 detik.

Fox Form: Leap of the Fox (Reiki Shot)

Liliana Fox Form Skill 2 | Personal Archive
Liliana Fox Form Skill 2 | Personal Archive

Ketika berwujud rubah, Liliana akan memiliki skill Leap of the Fox. Skill ini akan membuat Liliana melakukan dash ke arah yang ditentukan. Selain menghasilkan damage, ketika skill ini mengenai hero lawan, Reiki Shot akan aktif. Reiki Shot ini adalah bola besar yang memiliki damage super besar, biasa dipanggil “bijuu gamma” oleh pemainnya.

Skill 3: Unpredictable

Liliana Ultimate | Personal Archive
Liliana Ultimate | Personal Archive

Ketika berubah dari human form ke fox form, Liliana akan menimbulkan damage terhadap musuh yang dilewatinya. Berbeda lagi saat berpindah dari fox form ke human form, damage yang ditimbulkan akan ada pada lingkaran pada awal dan akhir skill.

Ketika cast skill, Liliana tidak dapat ditarget dan akan kebal terhadap berbagai damage yang masuk.

Baca Juga: Elyon Segera Rilis di Indonesia dengan Grafis Tinggi

Arcana

Liliana Arcana | Personal Archive
Liliana Arcana | Personal Archive

Arcana yang digunakan berikut bertujuan untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki Liliana, yaitu burst damage dan mobility. Untuk variannya tergolong cenderung sama bila kita bandingkan pada arcana top player Indonesia.

Violate 10, Devour 5, Guerilla 5, Flurry 10

Rune

Liliana Rune | Personal Archive
Liliana Rune | Personal Archive

Rune yang rata-rata digunakan juga tergolong mayoritas sama, yaitu menggunakan Holy Thunder. Rune utama ini dapat memaksimalkan output damage dari kemampuan burst milik Liliana. Ada juga sedikit orang yang menggunakan rune utama Curse of Death. Namun Holy Thunder masih lebih direkomendasikan.

Main Rune: Veda -> Mana Refill/Sacred Bead -> Holy Verdict -> Holy Thunder

1st Secondary Rune: Lokheim -> Raging Inferno

2nd Secondary Rune: Lokheim -> Deadly Claw

Item Build

Liliana Item Build | Personal Archive
Liliana Item Build | Personal Archive

Sama seperti item basic seorang mage pada biasanya, Liliana juga berfokus pada pengembangan magic power. Gilded Greave sebagai item pertama atau kedua untuk meningkatkan resistance saat melawan kontrol musuh.

Boomstick, item reguler untuk seorang midlaner, dan bagus untuk fase early game.

Staff of Null untuk dapat meng-counter hero tebal seperti tank, dapat dibeli Spoopy Mask dahulu lalu ke item keempat atau kelima, baru setelah itu dijadikan ke Staff of Null.

Rhea’s Blessing untuk urusan survivability, selain dapat shield saat sekarat, Rhea’s Blessing juga menambah magic life steal. Hecate’s Diadem digunakan untuk memperbanyak magic power milik Liliana.

Yang terakhir ada item survivability seperti BoE dan Arctic Orb.

Buku Yasin alias Holy of Holies dapat dibeli pada fase late game dengan menggantikan slot Boomstick. Bila diperlukan, kalian juga harus membeli item anti-regen, yaitu Tome of the Reaper.

How to Play

Meskipun seorang assassin, Liliana juga merupakan seorang mage yang mempunyai peran sebagai backliner. Jadi, kalian juga perlu menjaga jarak dari musuh ketika bermain Liliana. Manfaatkan human form untuk melakukan poking alias cicil-cicil nyawa musuh.

Ketika berada dalam fox form, Liliana akan mendapatkan bonus armor dan magical defense. Jadi jangan terlalu khawatir saat masuk war, dan juga jangan terlalu barbar. Gunakanlah fox form ini ketika sudah dirasa musuh sudah mulai sekarat nyawanya, jadi kalian tidak perlu menerima banyak damage.

Baca Juga: Cardfight!! Vanguard Dear Days Rilis di Switch & PC

Tidak ada kombo khusus untuk Liliana, penggunaan skill-nya semuanya situasional. Dapat digunakan untuk menyerang, kiting, ataupun kabur dari pertempuran. Juga manfaatkan ultimate milik Liliana untuk menghindari damage yang besar.

How to Play Against

Crowd Control adalah mimpi buruk bagi semua hero lincah, tidak terkecuali Liliana. Hero seperti Veera dan Aleister dapat menjadi contoh mimpi buruk. Veera dapat memulangkan Liliana lewat sekali kombo dan Aleister dapat memberhentikan pergerakan lincahnya.

Satu lagi kelemahannya adalah hero poking yang memiliki jarak serangan lebih jauh seperti Yue, Kahlii, dan Krixi. Ketiga hero tersebut dapat melawan kemampuan poking milik Liliana dalam segi jarak. Yue memiliki jangkauan yang sangat jauh, Krixi yang dapat mengontrol sekaligus memberikan damage, dan Kahlii dengan ultimate-nya.

Dan yang paling penting, adalah jangan biarkan Liliana ganas di early. Hero ini adalah hero dengan efek snowball salah satu yang terbesar di AoV. Bila Liliana dibiarkan makan di early game dapat dipastikan mid-game hingga late game Liliana akan semakin ganas. Sebaliknya, bila Liliana dapat dibungkam di awal, begitu pula yang terjadi hingga akhir.

AoV sering sekali mengadakan event-event yang termasuk loyal untuk para player. Maka player diharapkan jangan ketinggalan event dai AoV. Untuk kemudahan membeli diamond para player AoV dapat langsung top up di Gamefinity.id

Xbox, Sang Pendatang yang Menantang Pasar

GAMEFINITY.ID, Kota Batu – Xbox, mungkin orang-orang pada saat perilisannya masih bingung terhadap konsol tersebut. Ketika Sega keluar dari persaingan karena konsol mereka kurang laku, Microsoft tiba-tiba hadir di pasar yang didominasi 2 pihak tersebut.

Microsoft yang notabenenya merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perangkat lunak komputer akhirnya mulai terjun ke industri game. Dapat dibilang, masuknya Xbox dalam persaingan konsol dapat dibilang nekat.

Bila dilihat dari pasar saat itu, konsol generasi keenam dipegang oleh dua perusahaan. Sony dengan PlayStation 2 dan Nintendo dengan Gamecube. Sebenarnya ada satu lagi, yaitu Sega dengan Sega Dreamcast, namun konsol tersebut kurang laris dan diminati ketimbang PS2 dan Gamecube yang membuat Sega keluar dari persaingan konsol.

Xbox In-Image
Momen Perilisan Xbox oleh Bill Gates dan Dwayne Johnson | IAIN ParePare Media

Melihat dari kondisi tersebut, Microsoft dapat dikatakan menjalankan sesuatu yang nekat. Perusahaan seperti Sony dan Nintendo punya pengalaman dalam industri game dan namanya terkenal. Sementara Microsoft sendiri adalah perusahaan yang terkenal oleh pekerja kantoran dengan OS Windows miliknya.

Namun, Microsoft juga tidak asal terjun ke persaingan konsol. Mereka benar-benar berkomitmen dalam pengembangan Xbox milik mereka ini.

Sejarah Pengembangan Xbox

Meskipun kurang pengalaman dalam bidang game, Microsoft bukan berarti tidak memilikinya sama sekali. Mereka baru saja mencapai kesuksesan dengan merilis beberapa game untuk Windows, yaitu Age of Empire dan Microsoft Flight Simulator.

Namun, hadirnya PS2 dengan fungsi multimedia miliknya membuat Bill Gates tersadar. Ia menyadari bahwa PS2 dapat merusak pasar Windows di masa depan. Mulai dari sinilah, pengembangan konsol game milik Microsoft dimulai.

Empat insinyur yang mengembangkan DirectX dikerahkan untuk membuat konsol yang dapat menampung DirectX mereka. Empat orang tersebut adalah Kevin Bachus, Seamus Blackley, Ted Hase, dan Otto Berkes.

DirectX sendiri merupakan teknologi Microsoft yang mengontrol tugas PC untuk menjalankan multimedia khususnya game. Game Age of Empire dan Microsoft Flight Simulator sebelumnya dapat dibuat berkat DirectX ini.

Mereka memulai proyek mereka dengan nama “Midway”. Nama tersebut diambil dari “Battle of Midway”, sebuah peperangan di Pasifik saat perang dunia kedua. Pada perang tersebut, Amerika berhasil mengalahkan Jepang dengan telak.

Sempat terjadi beberapa konflik internal dalam pengembangan Xbox. Tim insinyur di Silivon Valley yang baru saja diakuisisi Microsoft menginginkan Xbox dikembangkan dengan Windows CE hasil garapan mereka. Sementara itu, 4 orang tadi, ingin Xbox dikembangkan berdasarkan DirectX agar dapat kompatibel dengan OS milik mereka.

Pada akhirnya, Bill Gates memutuskan untuk menyerahkan proyek ini ke tim DirectX dengan pengembangan Windows CE milik tim insinyur Silicon Valley. Mereka pun mulai bekerja dengan mengembangkan chip graphic buatan sendiri.

Untuk desainnya diserahkan pada Rick Thompson dan Robert J. Bach yang menyusunnya dengan perangkat dari Dell. CPU-nya diambil dari kerjasama mereka dengan AMD namun digantikan dengan CPU Intel tepat sebelum perilisan.

Nama Xbox sendiri diambil dari nama DirectX Box. Sebelum itu pilihan nama yang ada adalah MTG (Microsoft Total Gaming), MIND (Microsoft Interactive Network Device), WEP (Windows Entertainment Project), dan MIC (Microsoft Interactive Centre).

Baca Juga: Mengenal Karakter Lifeline Apex Legends, Guide Gameplay

Pengumuman dan Peluncuran Xbox

Sesaat sebelum perilisan, Xbox sendiri mencari beberapa pengembang game untuk merilis game eksklusif untuk konsolnya. Bill Gates mencoba bernegosiasi dengan Sega untuk membuat game Sega Dreamcast kompatibel dengan Xbox, namun negosiasi tersebut gagal.

Pada akhirnya, Xbox mampu menggaet dua pengembang, yaitu Bethesda Software dan Tecmo. Kedua perusahaan tersebut berminat karena kekuatan Xbox yang lebih kuat dari PS2. Game seperti The Elders Scroll II Morrowind dan Dead or Alive 3 akhirnya hadir ekslusif di Xbox.

Microsoft juga tidak tinggal diam. Mereka mengubah divisi game mereka dan membentuk Microsoft Game Division. Divisi tersebut berperan dalam menghadirkan game Halo untuk Xbox.

Xbox secara resmi diumumkan oleh Dwayne Johnson pada acara CES di Las Vegas tanggal 3 Januari 2001. Lalu pada E3 2001 di bulan Mei, Microsoft mengumumkan secara resmi harga dan tanggal perilisan Xbox. Game seperti Halo dan Dead or Alive 3 menjadi perhatian terbesar dalam acara tersebut.

Xbox akhirnya rilis pada 15 November 2001, 3 hari sebelum perilisan Nintendo Gamecube. Terdapat sebuah event pada toko retail di Times Square, New York tempat Bill Gates menjual Xbox pertama kepada pelanggan.

Xbox sendiri berhasil terjual sebanyak 24 juta unit secara global per 10 Mei 2006 setelah produksinya dihentikan pada 2005. Xbox mencapai angka penjualan 1 – 1,5 juta unit per tahun dengan jumlah pengiriman maksimum lebih dari 100,000 unit per minggu.

Namun, penjualannya sendiri di Jepang sangat mengecewakan. Microsoft menargetkan 6 juta unit yang akan terjual di Jepang, namun nyatanya hanya 474,992 unit saja yang terjual. Hal ini dikarenakan adanya brand lokal seperti PS2 dan Gamecube yang bersaing di harga yang jauh lebih murah dan dukungan game produksi lokal yang lebih banyak.

Paling Kuat Mesinnya, Pasarnya Masih Kalah

Tidak diragukan lagi, Xbox adalah konsol paling kuat pada zamannya. Bila dibandingkan dengan PS2 dan Gamecube, Xbox sendiri memiliki mesin yang lebih gahar.

Xbox dibekali dengan CPU Intel Pentium III dengan sedikit kustomisasi dan dibantu GPU NV2A milik Nvidia. Xbox juga telah mengandalkan memori built-in yang menghilangkan fungsi dari memory card.

Baca Juga: Kisah Perjalanan Konami: Legenda yang Sekarang Dibenci

Namun, mesin kuat itu sendiri dapat berakibat pada harga yang lebih tinggi dari kedua pesaingnya. Ditambah lagi, game eksklusif di Xbox dapat dibilang jauh lebih sedikit dari yang lain.

PS2 contohnya dapat menggaet seri GTA dan Metal Gear Solid untuk konsolnya dan Gamecube dengan seri Resident Evil-nya. Xbox sendiri hanya mengandalkan Halo dan Dead or Alive 3 sebagai game ekslusif utama mereka.

Meski begitu, Xbox masih terus memperbaiki dirinya lebih baik lagi di masa depannya. Rilisnya Xbox 360 membawa perubahan pada pasar konsol. Hingga saat ini, Xbox masih aktif dalam persaingan di industri game. Hal ini juga didukung oleh faktor Microsoft yang akhir-akhir ini mulai fokus untuk mengakuisisi developer ternama.

Kisah Perjalanan Konami: Legenda yang Sekarang Dibenci

GAMEFINITY.ID, Kota Batu – Konami, salah satu perusahaan developer dan publisher game asal Jepang. Namanya sudah dikenal oleh berbagai kalangan karena game buatannya yang legendaris. Salah satu perusahaan besar dalam industri I yang terkenal karena game miliknya yang selalu mempunyai kualitas.

Konami DDR In-image | Eurogamer
Dance Dance Revolution, Salah Satu Game Legenda Milik Konami | Eurogamer

Namun, semua berubah di tahun 2010 ke atas. Perubahan manajemen, kekacauan di kantor, serta perubahan mindset bisnis. Ketiga hal tersebut menyebabkan Konami kehilangan namanya dan dibenci oleh para gamers.

Sejarah Konami

Konami sendiri berawal dari sebuah usaha yang dimiliki Kagemasa Kozuki, Yoshinobu Nakama, dan Tatsuo Miyasako sebagai tempat servis dan sewa jukebox. Nama Konami sendiri diambil dari nama belakang para pendirinya. Pada 1971, Konami berpindah haluan untuk menjadi sebuah perusahaan yang terjun dalam bidang pembuatan arcade game.

Game arcade pertama milik Konami rilis pada tahun 1978 dan diekspor ke Amerika Serikat di tahun berikutnya. Usaha Konami mengalami kesuksesan di tahun 1980-an. Berbagai game arcade milik Konami laris di pasaran, contohnya Super Cobra, Frogger, dan Track & Field.

Konami membuka cabang Amerika miliknya pada tahun 1982 dan mulai terjun ke dunia game konsol. Mulai dari tahun tersebut langkah Konami berpindah fokus kepada game konsol. Game seperti Castlevania dan Contra dirilis untuk NES

Setelah mengganti nama resminya menjadi Konami Co., Ltd. Pada 1991, Konami mulai berfokus untuk mengembangkan game pada platform 16-bit. Game seperti Metal Gear Solid dan Silent Hill rilis pada era tersebut. Dan tidak lupa Yu-Gi-Oh juga hadir pada masa itu.

Pada tahun 2000, Konami mengganti nama inggrisnya menjadi Konami Corporation. Dapat dikatakan Konami sendiri mengalami puncak kejayaannya pada era 2000-an. Mulai dari WE dan PES yang dapat menguasai pasar game sepakbola melawan FIFA. Hingga Metal Gear Solid 2, 3, dan 4 yang semuanya mencapai kesuksesan.

Baca Juga: Honor of Kings Akan Rilis Global!

Konami yang Berubah

Setelah mengalami masa emasnya, Konami justru mengalami kemunduran di dekade berikutnya. Pergantian manajemen merupakan sebuah penyebab utama dalam kemunduran Konami.

Pada tahun 2007, ketika smartphone mulai berkembang, sebuah perusahaan di Jepang bernama Gree dapat memanfaatkan keadaan. Mereka membuat sebuah game mobile yang dikembangkan dan dipromosikan dengan pernyataan “free games” untuk mobile game.

Gree dapat memaksimalkan keuntungan lewat skema game mobile yang punya prinsip “budget terbatas, target profit setinggi-tingginya. Konami sebagai pengembang game juga tidak hanya diam.

Konami merilis dua game berjudul Dragon Collection dan Sengoku Collection. Dengan dua game yang sukses tersebut Konami dapat memaksimalkan keuntungannya hingga 80% pada 2011-2012.

Hal inilah yang membuat Konami mengubah haluannya. Beberapa karyawan dan orang dalam Konami sendiri menyatakan bahwa memang membuat game mobile adalah hal yang paling mudah untuk mendapatkan keuntungan.

Baca Juga: Call of Duty: Modern Warfare II Akhirnya Rilis Trailer

“Mengapa harus bertaruh dengan budget besar untuk membuat game AAA ketika keuntungan maksimal dapat dicapai dengan budget yang lebih kecil?”, ucap seorang mantan karyawan Konami.

Sebagai perbandingan, Metal Gear Solid 4 menghabiskan budget sebesar $60-70 juta. Sementara pengembangan game mobile sendiri bisa jauh di bawah angka tersebut. Game mobile hanya menghabiskan budget di angka rata-rata $250.000. Tentu perbandingannya jauh dengan profit yang lebih tinggi.

Hingga saat ini Konami masih belum mengumumkan adanya proyek tentang game AAA terbaru milik mereka. Faktor keluaranya Hideo Kojima menjadi salah satu alasan.

Karena terakhir kali game AAA Konami rilis tanpa Kojima, Konami dapat dikatakan gagal total. Ya, tidak lain dan tidak bukan game tersebut adalah Metal Gear Survive. Saat ini, Konami lebih fokus untuk mengembangkan mesin judi Pachinko miliknya.

Kojima yang Dilupakan

Hideo Kojima merupakan seseorang yang sudah dibahas minggu lalu. Ia merupakan seorang karyawan Konami yang pada April 2011 ditunjuk untuk menjadi Executive Vice Director. Kala itu ia bertugas untuk mengawasi pengembangan game AAA milik Konami.

Kojima sendiri terkenal sebagai orang yang suka untuk mengembangkan hal baru dalam dunia game. Namun, tentu saja hal baru tersebut punya harga yang mahal. Ketika Konami fokusnya berubah, Kojima juga mulai kehilangan tempat.

Namanya dihapus dari semua game buatannya. Padahal adanya nama Hideo Kojima dalam cover sebuah game dapat menambah ekspektasi dari game tersebut.

Konami juga menutup cabang Amerikanya yang sebelumnya diubah namanya menjadi Kojima Production. Puncaknya, adalah ketika Hideo Kojima memenangkan sebuah penghargaan untuk game buatannya. Namun, Konami melarang Kojima untuk hadir menerima penghargaan tersebut.

Lantas dari situlah kemunculan dari amarah para gamers secara global. Mereka memulai dengan menggunakan tagar yang meyinggung Konami.

Habis Terang Terbitlah Gelap

Setelah memiliki berbagai kisah panjang yang dihiasi oleh prestasi, kini Konami telah hilang dari peredaran. Tidak mempunyai acuan tertentu dalam turun di industri game menjadi sebuah alasan.

Dulu Konami sering mencetak game yang berkualitas bagus dan melegenda. Sekarang yang Konami cetak hanyalah uang semata. Hingga parahnya mereka berfokus pada bisnis mesin judi Pachinko milik mereka.

Konami sendiri juga merasa paling superior. Mendepak aset emasnya yang berjasa untuk mengangkat namanya. Saat ini Kojima sukses dengan Death Stranding dan mempunyai proyek baru, sementara Konami masih menggali lubang untuk menemukan keuntungan milik mereka.

“Hampir 53 tahun, saya belajar dari diri saya sendiri. Film yang saya tonton, buku yang saya baca, musik yang saya dengarkan, game yang saya mainkan, serta orang-orang yang saya temui 30 tahun terakhir di industri game, itu semua yang membentuk saya. Bukan Konami, bukan orang-orang di Konami.”, ucap Hideo Kojima.

Jepang, Arcade, dan Fighting Game, Sebuah Budaya dan Legenda

GAMEFINITY.ID, Kota Batu – Jepang, tidak diragukan lagi telah memiliki pengaruh besar dalam dunia game, dan salah satunya pada Arcade Game. Tiga hal yang tidak dapat dipisahkan adalah Arcade Game di negara Jepang dan Fighting Game.

Daigo Umehara Fighting Game | Liquipedia
Gambar Sang Legenda, Daigo Umehara | Liquipedia

Dari akhir abad ke-20 hingga saat ini, ketiga hal tersebut masih menjadi sebuah hal relevan. Hal tersebut juga menjadi latar belakang dari setiap pemain fighting game profesional asal Jepang seperti Daigo Umehara dan yang lain.

Kiprah Jepang dalam Industri Arcade Game

Sebuah hal yang tidak perlu diragukan kembali. Jepang menjadi salah satu pionir dalam industri game sejak abad ke-20. Perusahaan game seperti Nintendo yang mendominasi pada tahun 1980-an. Dan pada tahun 1990 akhir hadirlah kompetitor yang hingga saat ini dikenal, yaitu Sony PlayStation.

Salah satu hal yang juga terkenal dari Jepang adalah game Arcade. Ketika kalian pergi ke Gamezone atau yang sejenisnya, kalian pasti akan menemukan berbagai mesin yang berasal dari Jepang. Meskipun terlihat sepi ketika ada di Indonesia, namun di Jepang arcade game merupakan makanan sehari-hari.

Baca Juga: Data Militer Bocor Untuk Ketiga Kalinya Di Forum War Thunder

Fighting Arcade Game Lokal hingga Dunia Internasional

Arcade game paling terkenal salah satunya adalah fighting game. Banyak pelajar dan pekerja yang memainkan fighting game ketika waktu pulang. Dan hal inilah yang menjadi latar belakang dari beberapa pemain game profesional. Kita ambil contoh Daigo Umehara.

Daigo Umehara sendiri merupakan seorang pemain fighting game profesional yang terkenal di dunia internasional. Momen paling terkenalnya adalah EVO Moment 37.

Pada saat itu ia dapat menangkis secara sempurna serangan Chun Li pada game Street Fighter. Hebatnya, ia dapat menangkis 17 serangan dengan interval waktu sekitar 5 detik. Kejadian tersebut menjadi salah satu hal paling ikonik dari game fighting hingga saat ini.

Daigo sendiri mengatakan bahwa ia dan kebanyakan pemain pro lainnya juga berasal dari turnamen lokalan. Ibaratnya seperti turnamen PB yang diadakan sebuah warnet. Daigo pada akhirnya dapat meraih kejuaraan pada dunia internasional.

Alasan Fighting Arcade dan Jepang Menjadi Budaya Tersendiri

Bila kita simpulkan, budaya berkembangnya fighting game yang ada pada arcade game sendiri bukanlah tanpa alasa. Meskipun sudah menjadi budaya sejak lama, hingga saat ini tradisi tersebut masih berjalan dengan baik.

Alasan paling kuatnya, ialah masih banyaknya pusat permainan yang mempunyai arcade game. Tempat tersebut menjadi salah satu tempat bermain terkenal untuk para pelajar dan pekerja kantoran. Ketika pulang mereka dapat meluangkan waktu mereka di sana. Kalau di Indonesia, sama seperti keberadaan warnet dan rental PS.

Saking terkenal dan umumnya arcade game di Jepang, kalian dapat menemukan berbagai scene pada berbagai film animasi buatan Jepang. Anime seperti Charlotte dan Toaru Kagaku no Railgun juga menghadirkan keberadaan arcade game.

Hingga saat ini, pusat permainan seperti itu masih saja menghasilkan bakat baru asal Jepang. Bila dilihat dari website Liquipedia, banyak atlet yang berasal dari Jepang. Bahkan, sang legenda Daigo Umehara sendiri masih bermain untuk Team Beast dan Red Bull Esports.

Baca Juga: Game Baru yang Diumumkan di PlayStation State of Play Juni 2022

Hideo Kojima, Sosok Legenda Pencipta Game Legendaris

GAMEFINITY.ID, Kota Batu – Hideo Kojima, bagi kalian para gamers tentunya tahu atau setidaknya pernah mendengar nama tersebut. Seorang lelaki yang berasal dari Jepang, bertanggung jawab akan hadirnya berbagai game legendaris.

Metal Gear Solid, game revolusioner yang mengadaptasi konsep stealth sejak awal rilis pada abad ke-20. Teaser PT yang menghebohkan dunia game sebagai lanjutan dari Silent Hill. Dan juga, Metal Gear Rising yang hingga kini terkenal dengan meme Raiden. Namun, perjalanan karirnya dalam dunia industri game juga diselingi oleh tragedi dan konflik.

Hideo Kojima Muda

Kojima lahir pada 23 Agustus 1963 di Setagawa, Tokyo. Lahir dengan seorang ayah seorang apoteker yang sering pergi untuk urusan bisnis, Kojima sendiri merupakan nama dokter yang sering ditemui ayahnya. Pada umur 4 tahun ia pindah ke Osaka, Jepang.

Keluarganya sendiri suka menonton film bersama di malam minggu. Hal ini membuat Kojima tertarik dengan dunia perfilman. Saat temannya membawa sebuah kamera Super 8 ke sekolah, ia memulai untuk membuat film. Film yang diproduksi bersama temannya tersebut akhirnya ditayangkan untuk teman-temannya yang lain. Ia memberi ongkos sebesar 50 yen per orang.

Saat usia remaja, Kojima pindah ke kawasan Kansai, tepatnya di Kawanishi, H­y­­ogo. Ayahnya meninggal saat usianya 13 tahun dan hal tersebut mengubah kehidupannya. Ia pergi berkuliah mengambil jurusan ekonomi, dan minatnya dalam pengembangan game pun dimulai dari sana.

Awal Karir Hideo Kojima

Hideo Kojima Metal Gear | Den of Geek
Game Metal Gear Pertama yang Ditangani Kojima | Den of Geek

Saat ia masih berkuliah, ia sempat menyembunyikan pekerjaannya sebagai game designer. Hal tersebut dikarenakan pada masa itu, pekerjaan tersebut masih jarang atau bahkan belum pernah terdengar di telinga masyarakat. Kojima berbohong bahwa ia bekerja pada sebuah perusahaan finansial.

Ia diterima oleh Konami pada 1986 untuk pengembangan game pada konsol MSX home computer. Game pertamanya adalah Penguin Adventure. Ia berperan sebagai assistant game designer pada game tersebut. Setelahnya ia juga mendesain sebuah game berjudul Lost Warld yang batal karena terlalu kompleks untuk konsolnya.

Ia mulai mengembangkan Metal Gear saat ia diminta untuk melanjutkan proyek tersebut oleh seniornya. Game tersebut akhirnya rilis pada 13 Juli 1987 untuk konsol MSX2. Metal Gear awalnya adalah game yang bertemakan prison escape karena fighting mechanism masih terlalu kompleks.

Proyek selanjutnya dari Kojima adalah salah satu game yang berpengaruh besar pada perkembangan genre-nya, Snatcher. Snatcher merupakan game visual novel (VN) yang menjadi dasar dan panutan dari berbagai game VN saat ini. Kojima sengaja mendesain game ini bukan seperti game, melainkan seperti sebuah film. Dan akhirnya, game ini sukses di Jepang. Namun, game ini kurang laris di luar.

Baca Juga: Jadwal The International 11 Telah Diumumukan

Metal Gear dan Puncak Karir Kojima

Hideo Kojima MGS 2 | Sobat Game
Game Metal Gear Solid 2 Besutan Hideo Kojima | Sobat Game

Sebuah game sekuel Metal Gear yang dikembangkan tanpa Kojima bernama Snake’s Revenge dirilis oleh Konami. Lalu, setelah sesaat perilisannya, Kojima dihubungi oleh koleganya untuk membuat sekuel Metal Gear versi dirinya sendiri, dan lahirlah Metal Gear: Solid Snake.

Game tersebut merupakan game revolusioner dengan berbagai fitur yang dioptimalkan seperti melempar batu untuk mengecoh musuh dan view cone. Hingga saat ini, fitur-fitur tersebut masih sering digunakan dalam sebuah game modern.

Kojima tidak hanya berhenti dalam titik itu, ia ingin mengembangkan game Metal Gear: Solid Snake dari 2D menjadi 3D. Lahirlah sebuah game legendaris Metal Gear Solid. Game MGS ini berpindah dari platform 3DO ke PlayStation. Game tersebut menjadi sebuah awal kesuksesan dari seri Metal Gear Solid.

Selanjutnya, Metal Gear Solid 2: Sons of Liberty menjadi sebuah gam PS2 yang saat itu mempunyai kualitas grafis di atas rata-rata. Pada saat perilisannya di tahun 2001, MGS2 juga mengalami kesuksesan pada saat perilisannya di PS2.

Seri MGS selanjutnya hingga seri MGS terakhir yaitu MGS V: Phantom Pain semuanya mengalami kesuksesan karena begitu cemerlangnya Hideo Kojima. Namun, kesuksesan Kojima tidak berjalan mulus. Konami, perusahaan dimana Kojima bekerja selama bertahun-tahun, mulai merubah haluannya.

Kojima dan Konami

Hideo Kojima dan Konami | Multiple Sources
Kojima dan Konami | Multiple Sources

Sedikit latar belakang terkait haluan Konami yang berubah. Konami dahulu terkenal dengan pengembang dan penerbit game yang selalu memberikan passion dalam setiap game-nya. Game seperti Castlevania, Contra, dan Metal Gear series sendirilah yang menjadi contohnya.

Namun, memasuki tahun 2010-an, Konami mulai merubah haluannya menjadi perusahaan game yang fokus dalam bidang model game mobile. Model tersebut adalah model game free-to-play yang membuat pemainnya memainkan game tersebut terus menerus dengan pemasukan dari transaksi in-game. Game model seperti ini prinsipnya adalah membuat game dengan modal seminim mungkin untuk keuntungan semaksimal mungkin.

Tentu saja Kojima tidak searah dengan haluan baru tersebut. Game besutan Kojima sendiri sejatinya merupakan game AAA dengan budget dan tim yang besar jumlahnya. Karena haluan Konami berubah dan tidak berani untuk merilis game AAA sesering dulu lagi, akhirnya Kojima didepak dari Konami.

Seluruh karyanya yang berada di bawah naungan Konami tidak dianggap termasuk seri MGS. Namanya dihapus dari berbagai game buatannya. Game P.T. yang baru akan dikembangkan Kojima dibatalkan. Dan yang paling parah, Konami melarang Kojima menerima penghargaan atas game yang dibuatnya.

Bangkitnya Kojima di Era Pasca Konami

Banner Death Stranding | Eraspace
Death Stranding Besutan Kojima | Eraspace

Setelah didepak dan tidak dianggap oleh Konami. Kojima menandatangani kontrak dengan Sony Entertainment setelah kontraknya dengan Konami habis. Ia juga memulihkan studio miliknya yaitu Kojima Production yang ditutup Konami sebelumnya.

Sampai saat ini, Kojima Production masih memproduksi satu game. Game tersebut adalah Death Stranding. Lagi dan lagi, game barunya ini mampu meneruskan kesuksesan seperti game besutannya di masa lampau. Death Sranding bahkan mampu meraih beberapa penghargaan atas kerja keras Kojima dan timnya.

Baca Juga: NFS Most Wanted: Sang Legenda yang Tak Terulang Kembali

Kesimpulan

Hal ini membuktikan bahwa Hideo Kojima, adalah seorang yang pantang menyerah. Ketika ia menganggap karirnya berakhir setelah didepak Konami, ia masih sanggup bangkit karena dukungan teman-temannya. Termasuk berminatnya Sony untuk menandatangani kontrak dengannya.

Seorang legenda yang konsisten mengembangkan berbagai game legendaris, dialah Hideo Kojima.

“As a creator, I always want to betray fans expectations.”, Hideo Kojima

NFS Most Wanted: Sang Legenda yang Tak Terulang Kembali

GAMEFINITY.ID, Kota Batu – NFS atau juga dikenal sebagai Need for Speed, merupakan sebuah franchise game besutan Electronic Arts atau EA. Game ini menjadi salah satu yang mendominasi game racing di pasaran pada tahun 2000-an. Mulai dari NFS Underground yang menjadi salah satu game terpopuler sepanjang masa. Hingga, ada satu yang kita kenal dan sering kita mainkan di PS2, NFS Most Wanted.

Most Wanted merupakan salah satu game klasik yang hingga saat ini masih relevan untuk dimainkan. Mulai dari mode permainan, hingga grafis yang dapat dibilang masih dapat memanjakan mata.

Meskipun sudah dibuatkan game berjudul “Most Wanted” lainnya di tahun 2012, namun NFS Most Wanted lawas masih memegang nama legendaris tersebut.

Sejarah Pengembangan NFS Most Wanted

NFS MW In-image 1 | Personal Archive
Cuplikan In-game dari NFS MW 2005 | Personal Archive

Need for Speed klasik di tahun 2000-an sebenarnya sedang mengalami masa kejayaannya. Sukses besarnya pemasaran milik NFS Underground 2 membuat nama NFS menjadi lebih dikenal.

Selain opsi kustomisasi yang bebas dan luas, NFS Underground 2 sendiri juga diminati karena mode free roam baru yang ditawarkannya. Namun, EA tentu saja tetap mempersiapkan game selanjutnya karena masa itu NFS masih merilis game secara tahunan.

Pada saat itu, pengembangan game NFS terbagi menjadi dua, yaitu customization focus dan police chase focus. Fokus kustomisasi sendiri telah dirilis pada seri Underground. Sementara police chase focus sendiri masih dibawa oleh seri NFS Hot Pursuit.

Beberapa ide dikemukakan oleh tim pengembang untuk game selanjutnya. Dua ide yang muncul tersebut adalah NFS Hot Pursuit 3 yang bertipe police chase focus dan NFS Repo-man yang bertipe customization focus. Namun, EA memilih untuk mengambil ide Hot Pursuit 3 yang nantinya dikembangkan dan berubah nama menjadi NFS Most Wanted.

Baca Juga: PBESI Berikan Apresiasi Pada Para Atlet Esports Indonesia Peraih Medali

Sebuah Game Legendaris Tercipta, NFS Most Wanted

NFS MW in-image 2 | Personal Archive
Gambar Result pada Game NFS MW 2005 | Personal Archive

EA lebih memilih utnuk tidak memfokuskan pada satu fokus dan menggabungkan dua fokus tersebut. NFS MW memiliki kustomisasi seperti seri Underground namun dengan fitur dan pilihan yang lebih terbatas. Fokus police chase diadaptasi dari seri Hot Pursuit dan menjadi dasar dari game NFS MW ini.

Penggabungan kedua unsur ini tentu saja menjadi hal yang menarik bagi para fans-nya pada masa itu. Dan hasilnya, sebuah eksekusi manis dan brilian dari EA.

NFS Most Wanted menjadi salah satu game yang hingga saat ini terkenal dan relevan untuk dijadikan contoh. Satu hal yang menonjol adalah sistem dan AI dari polisi di dalam game-nya.

AI polisi dalam game ini dapat dibilang “cerdas”. Hingga saat ini, beberapa game modern pun masih belum mampu meniru kesuksesan dari sistem polisi NFS MW.

Polisi akan mencoba untuk menghentikan kalian dengan cara dan strategi apapun yang dapat dipakai. Mulai dari roadblock, spike strip, hingga formasi untuk mengepung mobil para pemain. Hal ini merupakan sebuah kemajuan dari AI polisi milik Hot Pursuit yang dapat dikatakan hanya sebagai pengiring.

Tertangkap oleh polisi juga merupakan hal yang punishing. Di game Hot Pursuit, ketika pemain tertangkap, akhirnya ya hanya tertangkap. Sementara di NFS MW punya konsekuensi yang cukup fatal. Mulai dari bounty yang hilang hingga mobil yang disita.

Berbicara mengenai aspek lain seperti grafis dan audio, tentu saja juga memuaskan. Grafis yang ditawarkan memiliki colour palette yang kuning kusam menandakan area industrial yang khas ala NFS MW pada masa itu. Dan yang paling berkesan, adalah kualitas lightning dan reflection yang dapat dikategorikan salah satu yang terbaik di masanya.

Audio yang ditawarkan sebagai background music juga tidak tanggung-tanggung. Seluruhnya merupakan lagu lisensi khusus untuk NFS MW. Kualitas voice acting juga terkesan nyata dengan adanya cutscene yang menggabungkan grafis in-game dan dunia nyata.

Baca Juga: PUBG Mobile Umumkan Kolaborasi dengan The Boys

Audio dari suara saat dikejar polisi juga terkesan immersive. Mulai dari suara chatter polisi pada walkie-talkie, hingga bgm yang ikonik dan memberikan kesan tegang kepada pemain.

Namun, NFS MW juga tidak luput dari kelemahan. Hal seperti misi yang monoton merupakan sebuah hal yang kurang dari game ini. BGM official pada game ini juga hanya mempunyai durasi total 2 jam, hal tersebut terkesan kurang untuk game yang memiliki panjang permainan sekitar 20 jam.

AI polisi yang menjadi nilai jual utama juga tidak luput dari kelemahan. Terkadang pemain pun kesulitan untuk berada dalam kejaran polisi karena mereka terlalu lambat. Barulah pada heat level 3 polisi ini “niat” untuk menangkap pemain.

Sebuah Remake yang Gagal Meneruskan Kesuksesan

NFS MW 2012 Banner | Steam
Banner dari Game NFS MW 2012 | Steam

Seperti yang diketahui, EA membuat game berjudul NFS MW lagi pada tahun 2012. Namun, kali ini tidak semua mengandung hal positif. Game NFS MW 2012 ini memiliki ulasan buruk lebih banyak dari pendahulunya. Hal ini dikarenakan banyaknya hal yang tidak tersedia di game ini.

Contoh hal yang dihilangkan adalah kustomisasi mobil yang identik dengan NFS MW. Serta yang paling parah, adalah AI polisinya yang terkena “nerf”. Ya, AI polisi di game terbarunya ini malah terkesan jauh lebih jinak dari game pendahulunya. Ditambah lagi story yang absen di game ini.

Semua fitur yang dihilangkan tersebut membuat kesan bahwa NFS MW 2012 ini bukanlah NFS MW seperti yang kita tahu terdahulu. Oleh sebab itu, NFS MW lawas masih menjadi game yang relevan untuk dimainkan hingga saat ini.