All posts by Yahya Ayasy

Pemain Virtus.Pro Dipecat Setelah Menggambar Simbol “Z”

GAMEFINITY.ID Kutai Kartanegara – Organisasi Esport asal Rusia, Virtus.Pro, resmi memecat salah satu pemain mereka setelah ia menggambar simbol huruf “Z” dalam pertandingan resmi DPC EEU. Ivan “Pure” Moskalenko terbukti dengan sengaja menggambar pesan tersebut di minimap dalam sesi pause game pertama, ketika melawan tim Mind Games. Ia kemudian menambahkan beberapa coretan baru, untuk menutupi tulisannya.

Virtus.Pro yang saat insiden bertanding sebagai tim Outsiders, terpaksa harus menerima hukuman diskualifikasi dari panitia turnamen. Mereka secara langsung akan tereliminasi, serta kehilangan hak bermain di pertandingan Lower Bracket.

Tidak hanya itu, seruan larangan bermain untuk Virtus.Pro dan para pemainnya pun berdatangan. Seperti ajakan boikot oleh beberapa tokoh kunci Dota 2 di Eropa Timur. Hingga dari salah satu komentator asal Ukraina, Vitalii Nikolaevich “v1lat” Volochai, yang juga menyerukan larangan tidak terbatas untuk organisasi dan pemain dari organisasi esport tersebut.

“Jadi inilah yang Anda dapatkan dalam permainan ketika Anda mengizinkan pemain dari organisasi yang mendukung perang di Ukraina untuk bermain di turnamen. Murni, pemain Virtus Pro, menggambar simbol Z dalam game.  Simbol yang mendukung perang dan tentara Rusia membunuh orang Ukraina. Mereka harus dilarang.  tanpa batas waktu” tulis sang komentator dalam unggahan Twitter miliknya (@v1lat).

Baca juga: Dota 2 Dinilai Kurang Ramah Untuk Para Pemula

Simbol Z Pemain Virtus Pro
Simbol Z dalam pertandingan DPC EEU

Arti Pesan Simbol “Z”

Dikutip dari laman situs The Guardian, simbol atau pesan “Z” merupakan tanda dukungan terhadap invasi Rusia atas Ukraina. Masih belum jelas dasar-dasar apa yang menjadikan huruf Z sebagai simbol dukungan, akan tetapi teori paling terkenal mengatakan bahwa simbol Z merujuk pada masing-masing daerah di mana pasukan Rusia biasanya ditempatkan. Dimana huruf Z berpotensi berpotensi mewakili kata “Zapad”, yang berarti wilayah atau arah barat.

Selain Zapad, ada pula yang percaya bahwa simbol Z digunakan sebagai upaya untuk menghindari Friendly-fire dalam peperangan, sementara beberapa ahli militer Rusia yang pro-Kremlin berspekulasi bahwa huruf Z merupakan singkatan dari nama Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy, dan huruf V untuk Vladimir Putin.

Jadi bagaimana dengan simbol “Z” jika muncul dalam pertandingan esport di Indonesia ya, guys? Untuk tahu perkembangan Esport dan segala bentuk peraturannya bisa didapat hanya di Gamefinity. Selain menyediakan informasi terbaru, kalian dapat top up buat games kesayangan kalian langsung di gamefinity.id

Dota 2 Dinilai Kurang Ramah Untuk Para Pemula

GAMEFINITY.ID Kutai Kartanegara – Sudah hampir sepuluh tahun sejak perilisan pertama Dota 2, game ini telah dikenal sebagai salah satu game paling populer, dengan salah satu prizepool turnamen terbesar yang selalu bertambah setiap tahunnya. Meski dikenal sebagai game populer, Dota 2 yang sekarang juga dianggap sebagai salah satu game dengan mekanisme permainan yang tidak sederhana. Bahkan bisa dibilang, “kurang ramah untuk para pemula”.

Opini ini disampaikan oleh Janne “Gorgc” Stefanovski, salah satu streamer Twitch yang cukup terkenal di kalangan komunitas dota 2. Dimana ia membagikan pendapatnya, mengenai masa depan dari game ARTS besutan Valve tersebut.

Baca juga: Riot Minta Tim Peserta MSI Untuk Lakukan Karantina Mandiri

Dalam sesi Livestreaming terbaru miliknya, ia mengutarakan pendapatnya mengenai alasan mengapa “Dota 2 tampak kesulitan untuk menarik perhatian para pemain baru”. Dimana menurutnya, game ini memiliki mekanisme permainan yang terlalu rumit untuk pemula. Bahkan ia juga mengklaim bahwa, seandainya dia tidak mengenal Dota sejak era awal Dota 2, ia pasti akan lebih memilih game lain seperti Fortnite atau mungkin game FPS milik Riot, Valorant.

“Saya mengerti mengapa orang tidak (lagi) bermain Dota 2, saya benar-benar mengerti.  Saya tidak akan pernah mengambil Dota, jika saya tidak awal di Dota.  Seperti jika saya tidak memulai sepuluh tahun yang lalu, saya tidak akan pernah mengambil Dota sekarang secara pribadi, ” Ucapnya dalam siaran langsung.

“Itu (gameplay-nya) terlalu rumit, terlalu noob-not-friendly,” tambahnya.

“Saya agak mengerti… Saya tidak akan membenci orang yang tidak bermain Dota.  Saya akan segera mengambil (memilih) Valorant atau Fortnite, Anda tahu beberapa game sederhana, Dota terlalu rumit.  Ini untuk kami para kutu buku yang telah memainkannya selama beberapa tahun sekarang.  Kami terlalu berkomitmen untuk keluar. ”

Jumlah Pemain Aktif Dota 2
Jumlah Pemain Aktif Dota 2 Menurut Website Steam Charts

Statistik Pemain Aktif Dota 2

Dengan sekitar 450.000 pemain aktif per bulannya, gelar sebagai salah satu game populer di dunia memang tidak terbantahkan. Akan tetapi, dalam beberapa bulan terakhir, Dota 2 memiliki penambahan pemain baru yang relatif kecil. Hal ini dibuktikan dengan grafik pemain aktif di Steam Charts, yang bisa dibilang masih stagnan dalam jumlah tersebut.

Dota 2 memang masih terbilang cukup ramai, tapi juga belum berkembang cukup pesat dalam beberapa waktu terakhir.

Kendati demikian, event The International tahun lalu sempat menjadi salah satu turnamen esport yang paling banyak ditonton, dengan jumlah rata-rata penayangan yang mencapai 857.000  penonton, serta 2.74 juta penonton pada puncak penayangan tertingginya.

Suka dengan artikel ini?

Jangan lupa untuk membaca artikel menarik lainnya hanya di https://gamefinity.id/

Riot Minta Tim Peserta MSI Untuk Lakukan Karantina Mandiri

GAMEFINITY.ID Kutai Kartanegara – Riot Games meminta Tim-tim yang berpartisipasi dalam turnamen MSI 2022, untuk melakukan karantina mandiri selama satu Minggu. Dalam liputan yang dilaporkan oleh Daily Esport and Naver, meski tidak ada perintah resmi dari pemerintah Korea. Riot meminta hal ini secara pribadi demi keamanan para peserta. Menurut beberapa pejabat Esports, anggota tim dari setiap negara yang berpartisipasi dalam MSI akan melakukan karantina mandiri selama seminggu di hotel tim resmi Busan.

League of Legends Mid-Season Invitational (MSI) 2022, merupakan turnamen internasional awal tahunan dari game League of Legends. Dan pada tahun ini,  MSI akan digelar di Busan, Korea Selatan. Lebih tepatnya di Busan Exhibition and Convention Center (BEXCO), mulai tanggal 10 hingga 29 Mei nanti. Turnamen ini juga akan menjadi turnamen internasional League of Legends pertama yang akan dihadiri penonton langsung di arena sejak awal merebaknya wabah Covid-19.

Salah satu tim yang telah mendarat di Busan adalah tim asal Vietnam, Saigon Buffalo. Melalui halaman Facebook resmi mereka, tim tersebut membagikan kabar terbaru mereka seusai mendarat di Bandara Internasional Incheon, Korea Selatan.

Tim Saigon Buffalo Siap Melaksankan Karantina
Tim Saigon Buffalo (Vietnam) Siap Melaksanakan Karantina

“Tim telah tiba di Busan, check in, dan memasuki ruang pribadi untuk melakukan karantina (mandiri) dalam waktu 7 hari.  Saat ini, karena kebijakan keamanan informasi dan karantina kekebalan sangat ketat, tidak ada gambar untuk memperbarui Anda sementara.  Saya akan memperbarui (kabar untuk) kalian (fans) sesegera mungkin. ” Tulis manajer tim tersebut.

Baca juga: MobaZane Dan BTK Akan Jajal Atmosfer Meta Filipina

Pembebasan Karantina Mandiri Oleh Pemerintah Korea Selatan

Dikutip dari laman web Washington Post, pemerintah Korea Selatan telah membuka pintu masuk untuk para turis asing sejak 1 April lalu. Dan para turis asing yang telah melakukan vaksinasi penuh, akan dibebaskan dari karantina mandiri setibanya mereka di Negeri Ginseng. 

Meski telah mendapatkan kelonggaran, Riot Games menetapkan kebijakan karantina ini dan demi keamanan para pemain dan audiens yang menonton langsung ajang turnamen tahunan tersebut.  Dengan mempertimbangkan hal ini, sebagian besar tim yang tiba di Busan antara tanggal 27 dan 29 April, akan diwajibkan untuk menyelesaikan proses karantina mandiri mereka.

Suka dengan artikel ini? artikal-artikela lainnya tentang Esport dapat dibaca di Gamefinity. Jangan lupa Top up  untuk games kesayangan kalian dan bisa langsung di gamefinity.id

Mobazane Dan BTK Akan Jajal Atmosfer Meta Filipina

GAMEFINITY.ID Kutai Kartanegara – Setelah hampir satu bulan bermain bersama top player di region Filipina, kini Michael “MobaZane” Cosgun akan membawa squad BloodThirstyKings terbang ke negara tersebut. Rencana ini ia bagikan dalam sesi livestreaming terbarunya, bersamaan dengan pengumuman akan kunjungannya dalam turnamen MPL PH musim ini. Sang kapten tim BTK itu mengatakan bahwa ia ingin agar rekan setimnya, bisa merasakan pengalaman bermain dari meta di region “tak kenal ampun” tersebut.

“Tidak ada clickbait di sini. Itu (akan) terjadi di bulan Mei jadi saya harus kembali untuk itu.”  Ucap MobaZane.

“Itu akan menyenangkan. Mungkin akan menjadi (squad) lima pria [BTK] dan tim lain, scrims atau hanya bertemu mereka di rank match,” Tambahnya.

MobaZane bersama tim BTK dalam ajang M3 2021
MobaZane bersama tim BTK dalam ajang M3 2021

Sebelumnya, MobaZane mengatakan bahwa dirinya hanya akan berada di Filipina selama 1 bulan saja, dan akan pulang ke Amerika dalam beberapa Minggu ke depan. Meski begitu, ia telah berencana untuk segera kembali ke Filipina, bersama dengan rekan setimnya di BloodThirstyKing. Dan berdasarkan laporan dari AFKGaming, HUY sang Midlaner dari tim BTK sepertinya tidak akan ikut terbang ke Filipina. Jika benar MobaZane akan kembali dengan squad penuh, maka kemungkinan besar akan ada anggota baru yang mengisi posisi Midlaner dalam tim tersebut.

Tidak hanya itu, sang Pro Player berusia 20 tahun tersebut juga mengungkapkan rencananya untuk menghadiri turnamen Mobile Legends Professional League (MPL) PH Musim 9. Dirinya akan hadir sebagai panelis tamu, pada hari ketiga dari babak play-off nanti.

Baca juga: Meta Mobile legends Filipina dirasa membosankan oleh mobazane

MPL
MobaZane akan menjadi Panelis Tamu dalam ajang MPL PH musim 9

Rencana MobaZane Selanjutnya

Setelah menimba ilmu di server Filipina selama hampir satu bulan, MobaZane mengungkapkan rencananya untuk mengamankan slot M4 bersama Squad BTK.

“Saya merasa ingin bermain dengan BTK untuk M4 (Kejuaraan Dunia),” ujarnya. “Satu lagi Piala Dunia bersama para pemain (BTK).”

Dirinya juga menambahkan bahwa setelah event kejuaraan dunia Mobile Legends tahun ini, ia berencana untuk bergabung dengan salah satu tim esport asia tenggara, dan akan tinggal di negara tim tersebut.

Untuk mengikuti perjalanan para player Mobile Legends, jangan lupa untuk membaca artikel lainnya hanya di Gamefinity. Coba juga top up mudah Diamond dan Voucher Mobile Legends di gamefinity.id

Elon Musk Resmi Menjadi Pemilik Twitter

GAMEFINITY.ID Kutai Kartanegara – Elon Musk telah resmi menjadi pemilik Twitter.

Pada Selasa (25/4) waktu Amerika, Twitter dilaporkan telah menyetujui penawaran Elon untuk membeli perusahaan raksasa media sosial tersebut. Kabar ini disampaikan melalui press release perusahaan yang disampaikan beberapa saat setelah pembelian.

Pembelian ini disepakati oleh kedua belah pihak, dengan harga US$54,20 untuk setiap lembar saham, atau sekitar US$44 Miliar untuk pembelian penuhnya.

Visi Elon Musk Untuk Twitter

“Kebebasan berbicara adalah landasan demokrasi yang berfungsi, dan Twitter adalah alun-alun kota digital tempat hal-hal penting bagi masa depan umat manusia diperdebatkan,” ucap Musk dalam press release.

“Saya juga ingin membuat Twitter lebih baik dari sebelumnya dengan meningkatkan produk dengan fitur-fitur baru, membuat algoritme open source untuk meningkatkan kepercayaan, mengalahkan bot spam, dan mengautentikasi semua manusia. Twitter memiliki potensi luar biasa – saya berharap dapat bekerja sama dengan perusahaan ini dan komunitas pengguna untuk membukanya.”

Baca juga: Game Honor Of Kings Dituduh Telah Melakukan Aksi Plagiarisme

Twitter Logo

Pembelian Sang Raksasa Media Sosial Twitter

Sebelumnya pada tanggal 14 april lalu, setelah Elon Musk mengakusisi 9,2 persen saham Twitter, ia menawarkan pembelian saham tambahan dengan harga US$54,20 untuk setiap lembar saham. Pembelian ini pun menjadikan Musk sebagai salah satu pemilik saham tunggal terbesar di Twitter, dan ia pun ditawari untuk menjadi salah satu anggota dewan direksi.

Tak berselang lama, tawaran tersebut dicabut setelah dewan direksi mengetahui niat Musk yang ingin mengakuisisi penuh sang burung biru. Hingga kemudian para dewan direksi mengadopsi rencana “pil racun” demi mencegah pria terkaya di dunia itu, untuk menguasai 15 persen saham Twitter.

Terlepas dari berhasil atau tidaknya rencana “pil racun” tersebut, Elon Musk kini telah resmi menjadi pemilik salah satu raksasa media sosial tersebut. Pembelian ini sendiri mencakup US$25,5 miliar dalam bentuk pinjaman, serta US$21 miliar dari pembelian pribadi. Melihat hal ini, para Analis keuangan memperkirakan bahwa pinjaman tersebut dapat membebani Twitter hingga US$1 miliar per tahun, atau sekitar 20 persen dari pendapatan tahunan perusahaan.

Sementara itu, Parag Agrawal selaku CEO dari Twitter tampak memuji dan merasa bangga dengan pembelian tersebut.

Parag Agrawal, CEO Twitter

“Twitter memiliki tujuan dan relevansi yang berdampak pada seluruh dunia,” Ucapnya dalam press release. “Sangat bangga dengan tim kami dan terinspirasi oleh pekerjaan yang tidak pernah lebih penting.”

Suka dengan artikel ini?

Jangan lupa untuk membaca artikel menarik lainnya ya hanya di https://gamefinity.id/

 

 

Game Honor Of Kings Dituduh Telah Melakukan Aksi Plagiarisme

GAMEFINITY.ID Kutai Kartanegara – Game mobile buatan Tencent, Honor of Kings, mendapat tuduhan aksi plagiarisme dari NetEase.

Tuduhan ini didasarkan pada poster adjustment Hero terbaru Honor of Kings, yang dituduh telah menjiplak salah satu poster dalam game otome milik NetEase, For All Time.

Dilansir dari situs Pandaily, pada hari kamis (4/21), akun resmi Weibo dari game otome, For All Time, mengunggah sebuah foto yang membandingkan dua buah proster milik game tersebut dengan poster milik Honor of Kings. Akun resmi game NetEase itu bahkan juga menandai game Honor of Kings dalam postingannya.

NetEase For All Time

Dari foto yang dibagikan, tampak jelas adanya kemiripan antara poster Honor of Kings yang rilis tanggal 14 April kemarin, dengan poster milik For All Time yang diunggah pada 27 Juni tahun lalu. Postingan ini pun  ditanggapi oleh akun resmi game NetEase lainnya, Justice Online. Dimana akun tersebut menyerukan ajakan untuk mendirikan “kantor anti Tencent”.

Tencent sendiri masih belum memberikan pernyataan resmi mereka, perihal tuduhan ini. Sementara pihak supplier desain dari game Honor of Kings, mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan penyelidikan mengenai hal ini.

“Kami telah memperhatikan diskusi online terkait dengan desain promosi.  Pada tanggal 14 April, gambar pengumuman kolom yang dirancang oleh perusahaan kami untuk Honor of Kings mungkin mirip dengan peta pengumuman produk lainnya.  Perusahaan sedang menyelidiki situasi pembuatan desain dan akan memberikan penjelasan lengkap sesegera mungkin.”

Baca juga: Presiden Prancis Ingin Negaranya Menjadi Tuan Rumah Kompetisi Esport Dunia

Plagiarisme | NetEase (Kiri) & Tencent (Kanan)
Plagiarisme | NetEase (Kiri) & Tencent (Kanan)

Plagiarisme Oleh Tencent

Ini bukanlah pertama kalinya sang Raksasa Teknologi mendapatkan tuduhan atas aksi plagiarisme.

Tahun lalu, salah satu game milik Tencent yang berjudul Code: Zero, diketahui telah menggunakan aset milik game lainnya, dan menggemparkan komunitas gamer China. Setelah insiden tersebut, pihak Tencent pun mengeluarkan permintaan maaf mereka, dan mengatakan bahwa game tersebut dikembangkan oleh perusahaan pihak ketiga.

Berdasarkan survei dari website Sensor Tower, Honor of Kings merupakan salah satu game terlaris buatan Tencent yang rilis terbatas untuk region China. Game ini tercatat telah meraih pendapatan sebesar US$735 juta, pada triwulan pertama tahun ini.

Suka dengan artikel ini?

Jangan lupa untuk membaca artikel menarik lainnya hanya di https://gamefinity.id/