All posts by Yahya Ayasy

Lazarus Dikaitkan Atas Pembobolan $625 Juta Aset Kripto Axie Infinity

GAMEFINITY.ID Kutai Kartanegara – Sekelompok Peretas Asal Korea Utara Dituduh Telah Membobol $625 Juta Aset Milik Axie Infinity.

Penyelidikan mengenai pembobolan jembatan Ronin yang digunakan oleh Axie Infinity, kini telah melibatkan pihak FBI, serta Departemen Keuangan Amerika Serikat. Dan berdasarkan penyelidikan mereka, pencurian aset crypto ini telah mengarah ke kelompok kejahatan cyber yang berlokasi di Korea Utara.

Dilansir dari situs Coinbase, Ronin Network mengatakan dalam postingan blog resmi mereka bahwa FBI telah mengaitkan Lazarus dengan pelanggaran validator. Sementara Pemerintah AS, khususnya Departemen Keuangan, telah memberikan sanksi kepada alamat penerima dana curian tersebut.

“Kami masih dalam proses menambahkan langkah-langkah keamanan tambahan sebelum menyebarkan kembali Jembatan Ronin untuk mengurangi risiko di masa depan,” tulis Ronin.

Sebelumnya pada 23 Maret, Jaringan Jembatan Ronin Axie Infinity dilaporkan telah mengalami peretasan. Akibat pembobolan ini, aset kripto yang mencapa lebih dari $600 juta USD dilaporkan raib, dan memaksa Sky Mavis untuk menghentikan aktivitas di jaringan Ronin mereka.

Ronin Sidechain

Ronin Sidechain

Ronin sendiri merupakan sidechain yang terhubung ke blockchain Ethereum utama, sidechain ini dimanfaatkan oleh pengembang dari game play-to-earn Axie Infinity, Sky Mavis, untuk mendukung transaksi yang lebih cepat dan murah.

Dengan nominal pembobolan yang mencapai 173.600 ETH dan 25,5 juta USDC, atau senilai $625 juta pada saat itu. Menjadikan pembobolan ini sebagai pembobolan aset terbesar dalam sejarah crypto.

Baca juga: Niantic Umumkan Game AR Baru Berjudul Peridot

Dalam sebuah postingan blog, Sky Mavis menulis, “Keamanan tetap menjadi prioritas utama kami, dan kami berharap dapat berbagi pembelajaran kami dengan komunitas kami dan ekosistem yang lebih luas. Kami berterima kasih atas kesabaran Anda,”.

Sky Mavis juga menyatakan bahwa mereka akan mengunggah rincian lebih lanjut, mengenai langkah-langkah keamanan yang akan diterapkan untuk Jaringan Ronin. Mereka juga akan membagikan rencana perusahaan untuk kedepannya pada akhir April nanti.

Untuk saat ini, Sky Mavis sedang melakukan perbaikan pada protokol keamanan, dan akan menambahkan Jembatan Ronin yang jauh lebih aman sebelum digunakan kembali.

Tentang Lazarus

Dikutip dari laman web Reuters, Lazarus merupakan kelompok kejahatan cyber yang telah aktif sejak tahun 2009, dan dikenal telah menargetkan beberapa perusahaan dan bank besar. Pemerintah Amerika Serikat mengatakan bahwa kelompok peretas Lazarus ini dikendalikan oleh Biro Umum Pengintaian, biro intelijen utama di Korea Utara.

Kelompok ini juga diduga terlibat dalam serangan ransomware “WannaCry” (2017), peretasan bank dan rekening nasabah Bank Bangladesh (2016), juga serangan cyber terhadap Sony Pictures Entertainment pada tahun 2014.

Suka dengan artikel ini?

Jangan lupa untuk membaca artikel menarik lainnya hanya di https://gamefinity.id/

Dewan Direksi Twitter Akan Gunakan “Pil Racun” Untuk Melawan Elon Musk

GAMEFINITY.ID Kutai Kartanegara – Dewan Direksi Twitter akan mengadopsi “Pil Racun” untuk Mencegah akuisisi Elon Musk.

Setelah sempat mengakuisisi lebih dari 9 persen saham Twitter, kini pria terkaya di dunia versi majalah Forbes tersebut berencana untuk mengakuisi penuh sang Burung Biru.

Dilansir dari situs The Verge, Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) mengungkapkan bahwa Musk telah mengumpulkan 9,2 persen saham di Twitter pada tanggal 4 April lalu, yang kemudian menjadikaannya sebagai pemegang saham individu terbesar di perusahaan tersebut. Kemudian, pada tanggal 14 April, Musk mengajukan tawaran ke SEC untuk mengambil alih raksasa Media Sosial tersebut.

Tawarannya pun tidak main-main, yaitu pada harga $54,2 per lembar saham, atau sekitar $43 Milliar untuk akuisisi penuhnya.

“Saya berinvestasi di Twitter karena saya percaya pada potensinya untuk menjadi platform kebebasan berbicara di seluruh dunia, dan saya percaya kebebasan berbicara adalah keharusan sosial untuk demokrasi yang berfungsi,” Tulis Elon Musk dalam sepucuk surat untuk dirut Twitter Bret Taylor dan diungkapkan dalam pengajuan sekuritas.

“Sebagai hasilnya, saya menawarkan untuk membeli 100% Twitter seharga $54,20 per saham secara tunai, 54% premium sehari sebelum saya mulai berinvestasi di Twitter dan 38% premium sehari sebelum investasi saya diumumkan ke publik,” tambahnya.

“Penawaran saya adalah penawaran terbaik dan terakhir saya dan jika tidak diterima, saya perlu mempertimbangkan kembali posisi saya sebagai pemegang saham.”

Baca Juga: Niantic Umumkan Game AR Baru Berjudul Peridot

Elon Musk (@elonmusk)

Rencana Hak Dewan Direksi

Merespon hal itu, Dewan direksi Twitter pun mengeluarkan “rencana hak pemegang saham berdurasi terbatas” baru untuk memblokir tawaran tersebut.

Langkah dari Dewan Direksi inilah dikenal dalam dunia keuangan sebagai “Pil Racun“, dimana mereka akan membuat pembelian perusahaan menjadi tidak menarik dan beresiko tinggi.

Rencana Hak ini jelas-jelas menandakan bahwa ‘Dewan Direksi Twitter bermaksud untuk melawan tawaran Musk yang akan mengambil alih kepemilikan perusahaan’.

Dan meski pengajuan ini tidak tersedia pada waktu pers kemarin, Dewan Direksi telah merinci rencana mereka dalam pengajuan ke SEC.

Rencana Hak atau Pil Racun ini, akan tetap berlaku hingga 14 April tahun depan.

Suka dengan artikel ini?

Jangan lupa untuk membaca artikel menarik lainnya hanya di https://gamefinity.id/

Niantic Umumkan Game AR Baru Berjudul Peridot

GAMEFINITY.ID Kutai Kartanegara – Setelah sukses dengan game Pokémon Go, Developer game AR Niantic membagikan proyek baru mereka yang diberi nama Peridot.

Game baru ini adalah game Virtual Pet ala Tamagotchi untuk platform Mobile, dengan teknologi Augmented Reality layaknya game Pokémon Go. Jadi pemain akan lebih banyak meluangkan waktu untuk merawat Pet, daripada menangkap mereka di luar ruangan.

Dikutip dari laman web Polygon, Ziah Fogel selaku Produser Senior di Niantic mengatakan bahwa dalam game ini, pemain akan menerima seekor magical beast yang disebut sebagai Peridots. Yang mana setiap Peridots ini nanti akan “100% unique and 100% yours,”, Dengan berbagai macam penampilan, kepribadian, hingga kemampuan mereka.

Nantinya, pemain akan merawat para Peridots dari kecil hingga dewasa, lalu mengembang biakkannya untuk melahirkan generasi Peridots dengan petualangan baru mereka.

Baca Juga: YouTuber Ini Berhasil Memasang Kartu GPU Desktop Ke Perangkat Steam Deck

Credits: Niantic

Virtual Pet Yang Unik

Sebagaimana dalam teaser videonya, Peridots hadir dalam berbagai macam bentuk, ukuran, pola, dan warna. Menurut Niantic, desain dari para Peridots merupakan campuran aset buatan tangan dan generasi prosedural. Dimana beberapa Peridots ada yang terinspirasi dari makhluk mitologi seperti unicorn, hingga hewan di dunia nyata seperti burung merak, kelinci atau bahkan ikan badut.

Selain desain yang terinspirasi dari hewan-hewan di dunia nyata, masih ada beberapa tipe Peridot lain yang kurang jelas terungkap. Seperti konsep dari glitter, jester, metallic, hingga kintsugi (seni Jepang dalam memperbaiki tembikar yang rusak). Sementara untuk pengembang biakannya, Peridot nanti akan dijodohkan oleh pengguna dengan Peridot lain. Dan melalui sistem yang dipolakan layaknya DNA di dunia nyata, perjodohan ini nanti akan melahirkan keturunan Peridot jenis baru yang juga akan memiliki karakteristik unik.

Seperti game AR Niantic lainnya, Peridot akan sangat menekankan pada penjelajahan di dunia nyata. Selain itu, perawatan harian Peridot juga akan sangat penting untuk kebahagiaan dan kelangsungan hidupnya. Dimana pemain dapat merawat Peridot dengan memberinya makan, hingga mengajaknya bermain di dunia luar.

Dan yang tak kalah menarik, para Peridot ini juga memiliki “keinginan”, artinya pemain mungkin harus mengajaknya jalan-jalan di area baru, serta memberi mereka makan dengan makanan tertentu, atau mengunjungi tempat menarik terdekat untuk membuatnya bahagia.

Suka dengan artikel ini?

Jangan lupa untuk membaca artikel menarik lainnya hanya di https://gamefinity.id/

YouTuber Ini Berhasil Memasang Kartu GPU Desktop Ke Perangkat Steam Deck

GAMEFINITY.ID Kutai Kartanegara – Seorang YouTuber memasang GPU Desktop ke perangkat Steam Deck miliknya.

Sejak awal perilisan Handled Gaming PC tersebut, Valve telah menjelaskan bahwa Perangkat mereka tidak mendukung kartu GPU eksternal. Akan tetapi, setelah mereka mengumumkan bahwa ruang penyimpanan Steam Deck terhubung dengan soket M.2 PCI-Express x4, para komunitas Gamer PC pun berspekulasi bahwa modul eGPU bisa saja dipasangkan.

Dan benar saja, spekulasi ini kemudian menjadi kenyataan setelah seorang YouTuber dengan akun ETA Prime berhasil memasang kartu Grafis high-end AMD Radeon RX 6900 XT, ke perangkat Steam Deck miliknya. Alhasil, Handled PC tersebut kini dapat menjalankan beberapa game AAA dengan resolusi 4K rata kanan.

Dalam percobaan ini, ETA menggunakan beberapa perlengkapan seperti seperangkat Steam Deck, sebuah penyangga, USB-C dongle, stik USB, eGPU, power supply, dan kabel HDMI. Pada awalnya, ia mencoba untuk menghubungkannya dengan kartu grafis Nvidia. Namun percobaan itu tidak berjalan mulus, dan memaksanya untuk menggunakan kartu grafis merk lain.

Dan karena Steam Deck tidak memiliki Port USB tipe C, maka ia juga tidak dapat menggunakan Kartu GPU Thunderbolt. Hingga pada akhirnya, ia memilih untuk menggunakan Kartu GPU milik AMD. Hal ini tentu dikarenakan perusahaan tersebut mendukung driver untuk OS berbasis Linux, seperti yang digunakan oleh valve untuk handled PC mereka.

Meski berhasil, sang YouTuber sempat berpesan pada para penonton untuk tidak mencoba hal ini di rumah, karena sejak awal, Steam Deck memang tidak mendukung kartu grafis eksternal.

Credits: ETA Prime

Tentang Steam Deck

Steam Deck merupakan sebuah komputer handled, yang dirancang khusus untuk bermain game. Pada awalnya, perangkat besutan Valve ini direncanakan rilis pada akhirnya tahun 2021. Tapi karena beberapa kendala, perilisan pertamanya ditunda hingga tanggal 25 Februari 2022.

Sebagai sebuah Gaming PC, Steam Deck dapat memainkan beberapa judul game AAA, mulai dari Doom Eternal, hingga GTA V. Dan tidak hanya itu, Steam Deck juga dapat menjalankan sistem operasi Windows 11, serta game-game dari konsol Nintendo Switch dengan Emulator.

Bahkan Nintendo juga sempat men-takedown sebuah video tutorial, yang menjelaskan langkah-langkah memainkan game Nintendo Switch di perangkat milik Valve tersebut.

Suka dengan artikel ini?

Jangan lupa untuk membaca artikel menarik lainnya hanya di https://gamefinity.id/

Rasakan Sensasi Hangat Dan Dingin Dalam VR Dengan Chemical Haptics

GAMEFINITY.ID Kutai Kartanegara – Sekelompok Peneliti di University of Chicago, Amerika Serikat, telah menemukan perangkat Haptic Kimia untuk teknologi Realitas Virtual (VR). Perangkat Haptic baru ini diklaim dapat memberikan sensasi sentuhan dingin hingga hangat, untuk para pengguna teknologi VR.

Jasmine Lu, Ziwei Liu, Jas Brooks, dan Pedro Lopes tengah mengembangkan jenis perangkat Haptic baru yang mereka sebut sebagai Chemical Haptics (Haptic kimia). Perangkat yang mereka kembangkan ini dapat memberikan sensasi dingin, hangat, geli, serta mati rasa.

Dalam situs web milik Jasmine Lu, terdapat makalah yang memamerkan perangkat Haptic Kimia temuan timnya. Dimana perangkat ini akan mengirimkan stimulan cair ke kulit pengguna menggunakan pompa mikro untuk mengalirkan bahan kimiawi di dalamnya.

Dalam makalah tersebut, tampak salah satu perangkat terpasang melintasi wajah dan melewati batang hidung pengguna, sementara perangkat lain diletakkan di lengan bawah pengguna. Penempatan ini bertujuan untuk memberikan sensasi sentuhan pada area tersebut.

“Kami mengusulkan perangkat kelas haptic baru yang memberikan sensasi haptic dengan mengirimkan stimulan cair ke kulit pengguna; (dan) kami menyebutnya (sebagai) haptics kimia.” Tulis Lu.

“Setelah menyerap stimulan ini, reseptor di kulit pengguna (akan) dipicu secara kimiawi, memberikan sensasi haptic yang berbeda. Kami mengidentifikasi lima bahan kimia yang dapat membuat sensasi haptic yang bertahan lama: kesemutan (sanshool), mati rasa (lidocaine), menyengat (cinnamaldehyde), pemanasan (capsaicin), dan pendinginan (menthol).” Tambahnya.

Bersama timnya, Lu berencana untuk menyempurnakan perangkat Haptic mereka, dengan merancang perangkat wearable yang lebih mudah dikenakan oleh pengguna.

“Untuk mengaktifkan penerapan pendekatan baru kami dalam berbagai pengaturan (seperti VR), kami merancang perangkat wearable mandiri yang dapat dikenakan di mana saja pada kulit pengguna (misalnya, wajah, lengan, kaki).”

Baca Juga: Industri Game China Kembali Bangkit Setelah Pembekuan

 

Perangkat Haptic

Dikutip dari laman Wikipedia, Haptic merupakan ilmu yang mengaplikasikan sensasi sentuhan ke dalam interaksi manusia dengan komputer. Haptic berasal dari bahasa Yunani “Haptesthai” yang artinya “menyentuh”, dan perangkat ini akan melibatkan kontak fisik antara komputer dengan pengguna.

Belakangan ini, ada beberapa penemuan Haptic baru yang telah diciptakan untuk menyempurnakan teknologi Realitas Visual. Dua diantaranya adalah VR treadmill dan Haptic Body Kits, yang mana keduanya masih memiliki keterbatasan dalam menerjemahkan sensasi panca indera dari dunia digital ke dunia nyata.

Penemuan Haptic Kimia ini, sepertinya bisa menjadi pelengkap dari perangkat Haptic yang sudah ada. Dalam game VR misalnya, Haptic Kimia ini bisa dimanfaatkan untuk simulasi hawa panas dan dingin dalam permainan. Seperti merasakan panas dari ledakan, hingga sensasi mati rasa pada bagian tubuh yang terluka. Perangkat semacam ini tentu akan menjadi penyempurna dari teknologi Realitas Virtual di masa depan.

Suka dengan artikel ini?

Jangan lupa untuk membaca artikel menarik lainnya hanya di https://gamefinity.id/

Industri Game China Kembali Bangkit Setelah Pembekuan

GAMEFINITY.ID Kutai Kartanegara – Setelah pembekuan lisensi selama lebih dari delapan bulan, akhirnya pihak Administrasi Pers dan Publikasi Nasional (NPPA) China telah memulai kembali perizinan bagi para developer lokal untuk merilis game mereka.

Sebagaimana yang telah dilaporkan oleh laman web Bloomberg, NPPA telah merilis 45 judul game baru pada hari Senin waktu setempat. Perilisan batch judul ini merupakan perilisan pertama, sejak perilisan batch terakhir pada bulan Juli tahun lalu.

Meski kabar ini menjadi angin segar untuk industri game di China, penerimaan judul game ini masih tergolong terlambat. Hal ini dikarenakan selama pembekuan kemarin, sudah ada lebih dari 14.000 perusahaan lokal yang batal untuk mendaftarkan game buatan mereka.

Dari 45 judul game yang diterima, lima diantaranya merupakan game PC, satu game Nintendo Switch, dan sisanya adalah game untuk platform Mobile.

Sejauh ini, 45 lisensi yang telah diberikan masih merupakan persentase kecil dari jumlah total game yang diizinkan oleh NPPA, dimana ada sekitar 1.200 lisensi game yang diberikan untuk setiap tahunnya. Peraturan ketat ini tentu telah membuat pengembangan game China menjadi sangat kompetitif, yang kemudian membuat beberapa perusahaan harus memasuki pasar gamer premium demi mendapatkan izin perilisan.

Baca juga: Sejumlah Game Klasik PlayStation Dinyatakan Kedaluwarsa Di Konsol PS3 Dan PS Vita

Pembekuan Lisensi Game Oleh Administrasi Pers dan Publikasi Nasional China

Pada awalnya, tindakan keras Beijing terhadap teknologi ini hanya menjerat sektor dari e-commerce, fintech, hingga sektor pendidikan online. Yang kemudian menyebar ke game online pada bulan Agustus, ketika regulator memperkenalkan langkah-langkah ketat yang memberikan batasan waktu bermain untuk anak di bawah umur. Bahkan pihak Regulator juga memberlakukan persyaratan baru yang bertujuan untuk membatasi kecanduan game online.

Selain itu, Pengawas media juga telah meninjau judul-judul baru untuk menentukan apakah mereka memenuhi kriteria yang lebih ketat seputar konten dan perlindungan anak, yang mana pengetatan ini kemudian memperlambat peluncuran konten-konten baru milik media massa di China.

Efek pengetatan ini tentu berdampak pada beberapa perusahaan raksasa game di China, Tencent dan NetEase misalnya, dimana mereka telah kehilangan nilai saham senilai US$60 miliar. Itu delapan kali nilai perusahaan Bethesda, atau hampir seluruh saham milik Activision Blizzard.

Credits: Bloomberg

Dengan adanya penerimaan judul game baru sejak Juli tahun lalu, sejumlah saham Netease dan Bilibili dilaporkan melonjak pada penutupan perdagangan pasar saham kemarin.

Suka dengan artikel ini?

Jangan lupa untuk membaca artikel menarik lainnya hanya di https://gamefinity.id/