All posts by Yahya Ayasy

Pemain Pokémon Go Dikeroyok Lansia Dan Anaknya, Kenapa?

GAMEFINITY.ID Kutai Kartanegara – Seorang pria lansia berusia 75 tahun dan putranya dinyatakan bersalah oleh pengadilan, setelah keduanya mendorong saingan Pokémon Go mereka ke danau, dan melanjutkannya dengan aksi penyerangan. Berdasarkan kesaksian dalam pengadilan, korban pengeroyokan dilaporkan mengalami luka lecet pada bagian wajah, hingga cedera mata traumatis.

Pada Juni 2018, terjadi insiden perkelahian di sebuah gym Pokémon Go, di taman di St Louis, Minnesota, Amerika Serikat. Insiden tersebut telah mengakibatkan seorang korban mengalami “cedera mata traumatis”, serta membuat dua orang pria ditangkap dengan tuduhan aksi penyerangan serius. Dan baru-baru ini, dua pelaku penyerangan tersebut akhirnya diadili, dengan putusan pengadilan yang menyatakan bahwa keduanya bersalah atas kejahatan penyerangan tingkat tiga.

Sebagaimana yang dilaporkan oleh St. Louis Post Dispatch, aksi pengeroyokan tersebut terjadi di sekitar Pokémon Gym terdekat, di sekitar danau di Kirkwood Park. Pelakunya adalah Robert Matteuzz, yang saat itu berusia 71 tahun, dan putranya Angelo, 31 tahun, yang sempat berselisih dengan seorang pemain Pokemon Go, Sammy the Bull. Dalam sebuah video rekaman yang beredar, kedua tersangka terlihat “berulang kali meninju korban dan menahan pria itu ke dalam air” di danau taman.

Baca juga: Dari Xbox Hingga Disney, Sentil Metaverse Mark Zuckerberg

Pokémon Go
Kedua Pelaku Dinyatakan Bersalah Dengan Hukuman Penjara Dan Denda

Dinyatakan Bersalah Karena Keroyok Pemain Pokémon Go

Kirkwood Park tampaknya adalah sebuah hotspot untuk para pemain Pokémon Go, dengan penduduk lokal yang terus-menerus berlomba-lomba di gym di sekitar taman. Hal inilah yang mungkin akan memicu konflik, atau bahkan perkelahian antar sesama pemain.

Mengutip dari laman web Kotaku, Angelo sebelumnya mencoba untuk mengklaim gym taman dari pemain lain, dengan Nick Pokémon Go “Sammy the Bull”. Namun persaingan tersebut berubah menjadi sebuah konflik kekerasan, setelah Matteuzzi “meningkatkan” intensitas perselisihan dengan meninju Sammy, hingga pada akhirnya berlanjut dengan perkelahian dan menyebabkan mereka berdua jatuh ke dalam Danau Walker yang ada di taman. Perkelahian itu kemudian berakhir ketika salah seorang pengunjung taman berteriak kepada mereka untuk saling menjauh, sebelum akhirnya ia melerai dan membubarkan perkelahian.

Berdasarkan kesaksian, korban saat itu ditinggalkan oleh kedua pelaku, dengan luka lecet di bagian wajah, cedera mata traumatis, ujung jari patah, sertra kuku jari yang terlepas. Pada putusan pengadilan, juri telah merekomendasikan hukuman tiga hari penjara dan denda untuk Robert Matteuzzi. Sementara untuk Angelo, ia direkomendasikan untuk menerima hukuman denda, serta hukuman tanpa waktu di balik jeruji besi.

Suka dengan artikel ini? Jangan lupa untuk membaca artikel menarik lainnya hanya di Gamefinity.id/

Dari Xbox Hingga Disney, Sentil Metaverse Mark Zuckerberg

GAMEFINITY.ID Kutai Kartanegara – Dalam konferensi WSJ Tech Live, Phil Spencer selaku CEO dari Xbox, menggambarkan Metaverse milik Meta sebagai sebuah “video game yang dibangun dengan buruk”. Senada dengan Spencer, CEO Snapchat Evan Spiegel, juga mendefinisikan metaverse sebagai “Hal terakhir yang ingin dia lakukan saat pulang bekerja.”

CEO Meta, Mark Zuckerberg, telah diseret secara brutal pada bulan Agustus lalu, karena fitur meta-selfie yang dinilai tampak creepy. Yang kemudian dilanjutkan dengan pengumuman pada awal bulan ini, dimana avatar Meta akan mendapatkan kaki sebagai update terbaru. Tidak sampai disana, gelombang kritik untuk Metaverse juga masih berlanjut hingga saat ini. Dan yang terbaru, adalah kritikan dari beberapa bos perusahaan teknologi terkemuka seperti Xbox, Snapchat, Disney, hingga Apple.

Metaverse
Kompak Menolak Gagasan Metaverse

Kompak Menolak Gagasan Metaverse

Dalam konferensi WSJ Tech Live baru-baru ini, para bos perusahaan teknologi yang diwawancarai tampak mengisyaratkan bahwa mereka menolak gagasan Metaverse. Seperti Phil Spencer dari Xbox, yang menggambarkan Metaverse milik Meta sebagai sebuah “video game yang dibangun dengan buruk”, CEO Snap Evan Spiegel, yang menyebut Metaverse sebagai “tinggal di dalam komputer” dan “Hal terakhir yang ingin saya lakukan ketika saya pulang kerja, di penghujung hari yang panjang, adalah tinggal di dalam komputer.”

Wakil presiden senior Apple untuk pemasaran di global, Greg Joswiak, juga senada dengan “sebuah kata yang tidak akan pernah saya gunakan”, serta CEO Disney, Bob Chapek, yang mengatakan bahwa perusahaan cenderung “tidak menggunakan” kata metaverse, “karena bagi kami, itu adalah istilah yang besar dan luas. Bagi kami, ini adalah (model) penceritaan generasi berikutnya.”

Baca juga: Korbankan Uncle Ben Demi Panggil Spiderman Dalam Marvel Snap

Metaverse Mark Zuckerberg
Video Game Yang Dikembangkan Dengan Buruk

Video Game Yang Dikembangkan Dengan Buruk

Meta berganti nama dari Facebook tahun lalu sebagai bukti fokus mereka untuk mengembangkan metaverse, yang diyakini akan menjadi tempat di mana Anda tidak hanya bersosialisasi dengan teman tetapi juga melakukan pekerjaan serius dengan rekan kerja.  Dan tampaknya Spencer tidak selalu setuju dengan aspek kerja dari metaverse.

“Pembuat video game memiliki kemampuan luar biasa untuk membangun dunia menarik yang ingin kita habiskan untuk menghabiskan waktu,” Ucap Spencer konferensi tersebut.

“Jika saya berpikir tentang video game, selama bertahun-tahun kami telah menyatukan orang-orang di ruang 3D untuk pergi dan menyelamatkan dunia dari invasi alien, atau menaklukkan kastil,” imbuhnya.

“Bagi saya, membangun metaverse yang (hanya) terlihat seperti (membangun) ruang pertemuan… Saya hanya merasa bukan itu tempat saya ingin menghabiskan sebagian besar waktu saya.”

Suka dengan artikel ini? Jangan lupa untuk membaca artikel menarik lainnya hanya di https://gamefinity.id/

Korbankan Uncle Ben Demi Panggil Spiderman Dalam Marvel Snap

GAMEFINITY.ID Kutai Kartanegara – Uncle Ben adalah sosok karakter ikonik dalam komik Marvel. Hal tersebut dikarenakan momen kematiannya yang dramatis, dan menjadi kekuatan pendorong untuk karakter muda Spiderman. Hal inilah yang membuat kartu Uncle Ben dalam game TCG Marvel Snap, menjadi pusat perhatian dalam beberapa hari terakhir. Dengan kemampuan mekanik CCG umum “letakkan kartu untuk dihancurkan dan diganti dengan kartu lain,” pengorbanan kartu Uncle Ben akan mengizinkan pemain untuk mendapatkan kartu Spiderman dari dalam deck.

Dikembangkan oleh studio Second Dinner milik mantan pengembang Hearthstone, Ben Brode, Marvel Snap merupakan game TCG free-to-play yang baru-baru ini dirilis untuk mobile dan PC. Game ini berisikan lebih dari 200 kartu yang mewakili berbagai pahlawan super, penjahat, hewan, hingga beberapa karakter aneh lain yang terkait dalam Marvel Comics.

Jadi, tidak hanya kartu Superhero dan Supervillain saja yang akan dilengkapi dengan skill unik, melainkan terdapat pula beberapa karakter pendukung yang memiliki efek serupa dengan cerita dalam komik. Misalnya, kartu Uncle Ben yang ada untuk mati dan membawa Spider-Man.

Baca juga: Ilmuwan Ciptakan Chip Tunggal Berkecepatan 1 Juta Gbps

Spiderman from Uncle Ben
Kemampuan Ikonik Dari Cerita Komik Spiderman

Kemampuan Ikonik Dari Cerita Komik Spiderman

Uncle Ben adalah kartu Minion 1-biaya dengan teks “Ketika kartu ini dihancurkan, tambahkan Spider-Man (dari Deck) ke tangan Anda.” Jadi, jika pemain memanggil Uncle Ben lebih awal dan menghancurkannya sesegera mungkin, maka pemain akan memiliki kartu Spider-Man yang lebih kuat untuk dimainkan.

Marvel Snap musim ini juga masih bertemakan Spider-Man, dengan penyertaan meta Uncle Ben. Dan salah satu pembukanya, adalah kartu Carnage yang dapat menghancurkan pahlawan lain untuk memperkuat dirinya sendiri.  Jadi pemain dapat memiliki seluruh dek bertema Spider-Man, untuk memastikan Paman Ben mati dengan lebih cepat.

Penulis sendiri tidak yakin apakah ini hal yang lucu atau keren, atau hanya sekedar momen “press F for respect” untuk Uncle Ben.  Di satu sisi, video game memang sangat cocok untuk diisi dengan sisi komik semacam ini, di mana semua karakter terus-menerus sekarat dan dihidupkan kembali. Di sisi lain, akan sedikit aneh rasanya jika melihat peran Uncle Ben dari cerita Spider-Man, yang begitu gamblang dijabarkan sebagai “pria yang hanya ada untuk mati, berulang-ulang, dan pemicu dari kehadiran karakter Spiderman.”

Suka dengan artikel ini? Jangan lupa untuk membaca artikel menarik lainnya hanya di Gamefinity.id

Ilmuwan Ciptakan Chip Tunggal Berkecepatan 1 Juta Gbps

GAMEFINITY.ID Kutai Kartanegara – Tim ilmuwan dari universitas di Denmark, Swedia, dan Jepang, berhasil menciptakan sebuah chip tunggal berkecepatan tinggi, yang mampu mentransfer data dengan kecepatan lebih dari satu petabit per detik melalui kabel serat optik. Jumlah tersebut setara dengan mentransfer lebih dari satu juta gigabit data per detik, atau sekitar total lalu lintas data yang ada di internet saat ini.

Transmisi data berkecepatan tinggi yang sering membutuhkan kabel serat optik dan peralatan besar, kini sedang diminiaturisasi menjadi sebuah paket on-chip dengan ukuran yang lebih kecil.  Alih-alih menciptakan beberapa arus laser secara paralel, para peneliti saat ini justru lebih memilih untuk mengecilkan ukuran perangkat transfer data ke tingkat silikon. Penelitian ini tentu saja ditujukan untuk menghilangkan kendala-kendala yang ada, saat mengirim paket data dengan jumlah besar, dari jarak yang cukup jauh, serta dengan kecepatan transfer yang lebih tinggi.

Hal inilah yang sedang dicari-cari oleh A.  A. Jørgensen, D. Kong, dan L. K. Oxenløwe. Bersama dengan tim peneliti lainnya, mereka berhasil menunjukkan transmisi data sebesar 1,84 petabit atau sekitar 1,8 juta Gigabit, melalui sebuah kabel serat optik sepanjang 7,9 km, dengan hanya menggunakan satu chip tunggal saja. Meski terdengar luar biasa, kecepatan tersebut sebenarnya tidak secepat beberapa alternatif lain yang lebih besar, dengan kecepatan transfer data mencapai 10,66 petabit.

Namun, kunci yang ditemukan oleh tim peneliti ini bukan hanya terletak pada kecepatan maksimal dari transfer data saja, melainkan juga terdapat pada skala “sistem yang sangat kompak (rapat)” untuk digunakan.

Baca juga: Akibat Bug, Player CODM Warfare Di-Banned Permanen

serat optik yang tersambung ke chip
Chip Tunggal Yang Lebih Rapat Dan Lebih Cepat

Chip Tunggal Yang Lebih Rapat Dan Lebih Cepat

Dengan membagi aliran data menjadi 37 bagian (satu aliran untuk setiap inti kabel serat optik,) dan kemudian membaginya lebih lanjut, dengan masing-masing aliran yang dipecah-pecah menjadi 223 saluran, para peneliti berhasil menghilangkan banyak gangguan yang memperlambat sistem optik. Sehingga memberikan transmisi data yang jauh lebih besar, hanya dengan menggunakan satu chip saja.

“Bisa dibilang rata-rata lalu lintas internet di dunia sekitar satu petabit per detik. Apa yang kami transmisikan (saat ini adalah) dua kali lipat(nya),” ucap Jørgensen kepada New Scientist (via PC Gamer)

“Ini adalah jumlah data yang sangat besar yang kami kirimkan, pada dasarnya, kurang dari satu milimeter persegi [kabel]. Ini hanya menunjukkan bahwa kami dapat melangkah lebih jauh daripada saat ini dengan koneksi internet.” Imbuhnya.

Suka dengan artikel ini? Jangan lupa untuk membaca artikel menarik lainnya hanya di Gamefinity.id/

Akibat Bug, Player CODM Warfare Di-Banned Permanen

GAMEFINITY.ID Kutai Kartanegara – Para pemain Call of Duty: Modern Warfare 2 mengeluhkan hukuman ban yang mereka terima, akibat bug akses awal single player yang ada dalam game tersebut. Beberapa diantaranya bahkan mengklaim telah menerima hukuman ban permanen tanpa alasan yang jelas.

Sekuel dari game Call of Duty: Modern Warfare masih belum rilis dalam beberapa hari ke depan, namun jika para penggemar seri Call of Duty tidak sabar menunggu, mereka masih dapat memainkan akses awal pre-order dari game tersebut, dengan mode single player campaign. Dan tak disangka-sangka, beberapa pemain dilaporkan terkejut dengan fakta bahwa mereka telah dilarang untuk bermain di server Call of Duty: Modern Warfare 2. Mereka bahkan juga dilarang untuk mengakses mode early access campaign yang tersedia.

Pengguna Reddit dengan akun Bender99342 adalah salah satu korban bug, yang dijatuhi hukuman ban permanen tanpa alasan yang jelas. Dalam sebuah utas Reddit berjudul “Saya dilarang bermain game pemain tunggal karena alasan tertentu …” yang diunggah olehnya, ia menyebut bahwa dirinya telah menerima pesan “Koneksi Gagal”, saat mengakses mode campaign akses awal dalam game Call of Duty: Modern Warfare 2. Pesan tersebut bahkan juga menjelaskan bahwa pemain telah “dicekal secara permanen” untuk bermain di server Call of Duty: Modern Warfare 2.

Baca juga: Memfitnah Moonton, Tencent Didenda Hampir Setengah Miliar

Bug CODM Warfare
Call of Duty: Modern Warfare 2 | Dihukum Ban Permanen Akibat Bug

Dihukum Ban Permanen Akibat Bug

Berdasarkan tanggapan dari para pengguna Reddit untuk postingan tersebut, bisa disimpulkan bahwa masalah ini adalah sebuah kesalahan dari sistem. Karena tidak masuk akal rasanya, jika pemain dijatuhi hukuman ban permanen saat memainkan mode single player campaign. Sementara alasan lain menunjukkan bahwa server campaign mode dalam Modern Warfare 2, berstatus “sedang online” dan mendukung sistem anti-cheat RICOCHET saat permainan dijalankan. Sehingga hukuman ban bisa saja terjadi, seolah-olah pemain terbukti melakukan kecurangan dalam mode Multiplayer.

Bender99342 sendiri menegaskan bahwa ia tidak bermain curang, dan menjelaskan bahwa saat itu, dirinya memainkan Call of Duty: Modern Warfare 2 di Steam Deck, sebelum pada akhirnya mengalami crash, dan gagal untuk melakukan reconnect. Satu-satunya penjelasan yang dapat ia pikirkan saat ini adalah bahwa saat crash, steam deck miliknya tengah menjalankan Aplikasi League of Legends Blitz di latar belakang. Yang kemudian dianggap oleh RICOCHET sebagai potensi risiko aktivitas kecurangan.

Suka dengan artikel ini? Jangan lupa untuk membaca artikel menarik lainnya hanya di Gamefinity.id/

Memfitnah Moonton, Tencent Didenda Hampir Setengah Miliar

GAMEFINITY.ID Kutai Kartanegara – Raksasa teknologi asal China, Tencent Games, dituntut denda hampir setengah miliar rupiah oleh pengadilan Shanghai, setelah terbukti berupaya untuk mendiskreditkan, serta melemahkan posisi Moonton di Indonesia. Pengadilan juga menemukan bahwa Tencent terbukti telah menyebarkan fitnah yang tidak benar dan menyesatkan, kepada mitra bisnis  moonton di Indonesia.

Kasus Shanghai Mutong Technology (Moonton Games) vs. Tencent untuk fitnah komersial, baru-baru ini telah diselesaikan. Dan menurut Jaringan Dokumen Penghakiman China, Pengadilan Shanghai telah memutuskan untuk mendukung tuntutan Moonton Games, atas tuduhan fitnah dan pencemaran nama baik yang dilakukan oleh Tencent Games. Akibatnya, sang Raksasa Teknologi itu diperintahkan untuk membayar denda finansial sebesar 220,000 Yuan (Rp.471 juta) kepada Moonton Games.

Berdasarkan laporan dari laman website Jiemian dan Yicai (via Gamerbraves), “Pengadilan Kekayaan Intelektual Shanghai menemukan bahwa Tencent telah melakukan fitnah komersial, dan memerintahkannya untuk memberikan kompensasi kepada penggugat, Mutong Technology (Moonton Games), atas kerugian ekonomi, dengan biaya wajar sebesar 220.000 yuan.” Dan selain hukuman denda, Tencent juga diperintahkan untuk “mengklarifikasi semua fitnah komersial yang telah mereka lakukan (dalam kasus ini) secara tertulis.”

Baca juga: CD Projekt Relokasi Studio Ke Amerika Untuk Sekuel Cyberpunk 2077

Tencent vs Moonton
Dokumen Penghakiman China | Praktik Persaingan Yang Tidak Sehat Oleh Tencent Games

 

Praktik Persaingan Yang Tidak Sehat Oleh Tencent Games

Pada tahun 2019, Mutong Technology (Moonton Games) menggugat Tencent atas tuduhan praktik persaingan yang tidak sehat. Moonton menuduh Tencent telah mengarang dan menyebarkan informasi palsu, yang menghambat proses kerjasama dengan mitra perusahaan. Fitnah tersebut bahkan diklaim telah menyebabkan kerusakan serius pada reputasi bisnis Moonton, dan harus dipertanggung jawabkan secara hukum.

Pada Oktober 2020, Pengadilan Rakyat Distrik Putuo Shanghai membuat keputusan tingkat pertama setelah persidangan. Pengadilan memutuskan bahwa, Tencent terbukti telah melakukan pencemaran nama baik Moonton. Dengan mengutus pengacara lokal untuk mengarang dan menyebarkan informasi yang menyesatkan, kepada mitra perusahaan (RevivalTV) di Indonesia.

Fitnah yang dilakukan oleh Tencent ini, diduga ditujukan untuk merugikan reputasi bisnis dan reputasi komoditas Moonton Games, saat persaingan dengan Moonton di pasar Indonesia sangat ketat. Event liga profesional (MPL) saat itu akan segera diadakan.

“Setelah putusan tingkat pertama, terdakwa Tencent mengajukan banding ke Pengadilan Kekayaan Intelektual Shanghai.  Setelah persidangan, pengadilan tingkat kedua menolak banding Tencent dan membuat keputusan akhir yang mendukung keputusan awal.” Tulis artikel website Jiemian.

Suka dengan artikel ini? Jangan lupa untuk membaca artikel menarik lainnya hanya di Gamefinity.id/