All posts by Yahya Ayasy

Alasan Akan Lebih Banyak Iklan Di Perangkat Apple Kedepannya

GAMEFINITY.ID Kutai Kartanegara – Apple dirumorkan akan memperluas jangkauan bisnis iklan mereka dengan lebih signifikan. Perusahaan berlogo buah apel tersebut, bahkan dilaporkan akan mendatangkan lebih banyak iklan pra-instal ke produk iPhone mereka, serta perangkat Apple lainnya. Termasuk ke beberapa aplikasi Apple, seperti Apple Maps, Apple Books, hingga Apple Podcast.

Apple merupakan salah satu raksasa teknologi, yang dikenal dengan perangkat premium mereka seperti iPhone, iPad, hingga iMac. Tidak sedikit dari para pengguna gadget yang memilih produk keluaran Apple, karena alasan kenyamanan serta keamanan data pengguna yang lebih terjaga.

Bagi para pengguna yang memilih produk Apple karena alasan keamanan dan privasi data, kabar terbaru berikut ini mungkin akan menjadi hal yang kurang mengenakkan. Pasalnya, raksasa teknologi berlogo buah apel tersebut dikabarkan akan menerapkan fitur iklan pra-instal, untuk produk gadget hingga aplikasi-aplikasi mereka.

Sebagaimana yang dilaporkan oleh Mark Gurman dari Bloomberg, Apple dilaporkan telah melakukan pengujian internal, untuk fitur pencarian dengan iklan dalam Apple Maps. Yang mana fitur tersebut, dapat menampilkan rekomendasi pilihan saat pengguna mencari restoran, toko, ataupun tempat terdekat lainnya.

“Saya percaya bahwa pembuat iPhone pada akhirnya akan memperluas iklan penelusuran ke Maps. Itu (Apple) juga kemungkinan akan menambahkannya (iklan) ke etalase digital seperti Apple Books dan Apple Podcasts. Dan TV+ dapat menghasilkan lebih banyak iklan dengan beberapa tingkatan…” tulis Gurman.

“Upaya untuk menambahkan iklan pencarian ke Apple Maps telah dieksplorasi secara internal. Fitur seperti itu mungkin akan bekerja mirip dengan iklan pencarian di App Store.”

Baca juga: Pemilik ISP Lokal AS Terima Kontrak Dana Umum Dari Pemerintah

tampilan iklan
Iklan Dalam Smartphone Premium

Iklan Dalam Smartphone Premium

Apple sebenarnya telah menerapkan model iklan serupa di App Store, sehingga pengembang aplikasi dapat membayar untuk mempromosikan aplikasi mereka di halaman pencarian. Dimana untuk kata kunci tertentu, seperti “game papan” hingga “editor foto”.

Sebagaimana yang dicatat oleh Gurman, iklan di Apple Maps dapat bekerja dengan cara yang sama. Dimana pemilik bisnis dapat membayar untuk memunculkan bisnis mereka di bagian atas hasil pencarian, ketika pengguna memasukkan istilah pencarian tertentu.

Tahun lalu, Apple meluncurkan fitur App Tracking Transparency (ATT) atau  Transparansi Pelacakan Aplikasi, yang memungkinkan konsumen untuk memutuskan “apakah aplikasi dapat melacak mereka, di aplikasi dan situs web lain”. Yang mana kita tahu, bahwa pelacakan data adalah cara utama bagi pemasar, untuk mengumpulkan data dan menayangkan iklan yang lebih relevan kepada pengguna.

iklan di iPhone
App Tracking Transparency (ATT)

Meski terdengar menjanjikan, Gurman sendiri masih menyayangkan kinerja dari fitur tersebut. Karena menurutnya, meski ATT dapat membatasi pelacakan data oleh aplikasi pihak ketiga, fitur tersebut masih mengizinkan Apple untuk melacak data para penggunanya.

“Detail ironis lainnya di sini adalah bahwa sistem periklanan perusahaan (akan) menggunakan data dari layanan lain dan akun Apple Anda, untuk memutuskan iklan mana (saja) yang akan ditayangkan (kepada anda). Itu tidak terasa seperti kebijakan yang mengutamakan privasi.”

“Anda dapat menonaktifkan fitur personalisasi iklan (lihat di bawah Apple Advertising di menu Privasi & Keamanan aplikasi pengaturan), dan perusahaan mengatakan bahwa 78% pengguna iOS 15 telah melakukan hal itu. Tetapi sistem masih akan memanfaatkan data seperti identitas operator Anda, jenis perangkat, dan apa (saja) yang Anda baca.”

Ia juga menambahkan bahwa, jika ada aplikasi pihak ketiga yang “tidak melacak data pengguna Apple”, maka aplikasi tersebut dapat berjalan tanpa adanya pemberitahuan dari ATT.

“Anda mungkin bertanya, mengapa aplikasi Apple tidak harus meminta izin untuk melacak pengguna melalui pesan pop-up? Itulah yang terjadi dengan aplikasi lain di bawah (otoritas) ATT.”

“Alasannya, kata Apple, adalah bahwa sistem (aplikasi Apple) “tidak mengikuti Anda di seluruh aplikasi dan situs web yang dimiliki oleh perusahaan lain.”  Itulah yang dirancang untuk dicegah oleh ATT.  Jika aplikasi pihak ketiga tidak melacak aplikasi dan situs web luar, itu juga tidak perlu menampilkan pop-up.”

Suka dengan artikel ini? Jangan lupa untuk membaca artikel menarik lainnya hanya di Gamefinity.id/

Pemilik ISP Lokal AS Terima Kontrak Dana Umum dari Pemerintah

GAMEFINITY.ID Kutai Kartanegara – Kecewa dengan biaya pemasangan fiber optik yang terlalu mahal, seorang Pria asal Amerika Serikat membangun Internet Service Provider (ISP) miliknya sendiri di kotanya. Ia bahkan berencana untuk mempercepat perluasan jaringan internet miliknya, setelah mendapatkan kontrak dana umum dari pemerintah.

Jared Mauch adalah seorang arsitek jaringan senior di Akamai Technologies, yang berhasil mendirikan provider internet miliknya sendiri, dengan melakukan instalasi kabel fiber optik secara mandiri di kotanya. Hal itu ia lakukan lantaran mahalnya tarif pemasangan kabel fiber optik yang ditawarkan oleh ISP lokal, dengan alasan bahwa kotanya masih tergolong sebagai wilayah pedesaan.

Broadband Berkecepatan Tinggi Di Pedesaan Amerika milik Mauch ini, dilaporkan telah menerima kontrak dana umum sebesar $2,6 juta, dari total $71 juta dolar yang digelontorkan oleh pemerintah AS, sebagai bagian dari Dana Pemulihan Fiskal dan Negara Bagian Coronavirus, dari Rencana Penyelamatan Amerika.

Untuk saat ini, ISP yang didirikan oleh Mauch telah memiliki sekitar 14 mil fiber optik, dengan 70 rumah pelanggan. Dengan adanya dana dari pemerintah, ISP baru ini dapat memperluas jaringan internetnya sejauh 38 mil, sehingga layanannya akan tersedia untuk ratusan pelanggan potensial lainnya.

Sebagai bagian dari pendanaan publik, Mauch secara kontraktual berkewajiban untuk memperluas jaringan fiber ISPnya, ke 417 properti di seluruh wilayah sekitar, dengan seluruh proyek akan selesai pada akhir tahun 2026. Meski demikian, Mauch telah memasang target untuk menyelesaikan setengah dari proyek tersebut pada tahun ini, sebelum memenuhi sisa kewajiban kontraktualnya pada tahun depan.

Ia juga percaya bahwa jaringan internetnya akan tersedia untuk 596 properti, 179 properti lebih banyak dari kontrak pemerintah yang diwajibkan oleh pemerintah.

Baca juga: Game Mobile Dominasi Pendapatan Activision Blizzard

jaringan ISP
Jared Mauch | Membangun Jaringan ISP Di Wilayah Pedesaan

Membangun Jaringan ISP Di Wilayah Pedesaan

Mengutip dari laman web Ars Technica, Mauch bercerita bahwa dirinya pernah menghubungi Comcast (ISP di AS) untuk memasang kabel fiber optik di area sekitar tempat tinggalnya. Namun kemudian, ia mengurungkan niatnya, setelah pihak Comcast menawarkan jasa pemasangan dengan harga yang cukup tinggi.

“Jika mereka (Comcast) memberi harga $ 10.000, saya akan menulis cek kepada mereka,” ujar Mauch kepada Ars Technica.

“Itu sangat tinggi pada $ 50.000 sehingga membuat saya mempertimbangkan apakah ini bermanfaat. Mengapa saya membayar mereka untuk memperluas jaringan mereka jika saya tidak mendapatkan apa-apa darinya?” tambahnya.

Sementara itu, ISP lain seperti AT&T, juga pernah menawarkan jasa pemasangan DSL kepada Mauch dengan kecepatan maksimum 1,5Mbps. Tawaran tersebut tentu saja tidak sesuai harapannya, ditambah dengan peraturan di AT&T yang tidak akan memasang koneksi internet berkecepatan tinggi di wilayah pedesaan.

Merasa tidak ada pilihan yang lebih baik, Mauch pun memutuskan untuk memasang jaringan fiber optik miliknya sendiri, dengan koneksi internet yang ia beli dari ISP besar seperti ACD.net dan 123Net.

Dan setelah beberapa tahun pembangunan, lahirlah Washtenaw Fiber Properties LLC yang pada awal 2021 telah terdaftar sebagai penyedia akses kompetitif, dengan pemerintah negara bagian Michigan.  Meskipun secara teknis merupakan perusahaan telepon, Mauch hanya menyediakan layanan Internet tanpa penawaran jaringan telepon maupun TV.

Sebagaimana yang tertera di situs web resminya, Washtenaw Fiber Properties menawarkan biaya langganan sebesar $65/bulan untuk internet 100Mbps dan $139/bulan untuk koneksi 1Gbps. Semuanya dapat digunakan tanpa batasan data maupun biaya tambahan.

Suka dengan artikel ini? Jangan lupa untuk membaca artikel menarik lainnya hanya di Gamefinity.id/

Akun PSN Syarat Untuk Akses Game Port PC PlayStation

GAMEFINITY.ID Kutai Kartanegara – PlayStation mungkin akan mewajibkan penggunaan akun PlayStation Network (PSN) pada game port PC mereka di masa mendatang. Hal ini diketahui dari salah satu bagian Frequently Asked Questions (FAQ) di website resmi PlayStation, yang menyebutkan bahwa “saat ini” pemain tidak akan memerlukan akun PSN saat memainkan game port PC mereka.

Dalam beberapa tahun belakangan, PlayStation tampaknya sangat tertarik untuk merilis lebih banyak port PC dari game eksklusif mereka. Sebut saja misalnya God of War, Horizon Zero Dawn, Days Gone, hingga yang baru-baru ini dirilis, Marvel’s Spider-Man Remastered. Dan semua game tersebut dapat dimainkan tanpa menggunakan akun PSN, setidaknya untuk sekarang.

Sebagaimana yang dilaporkan oleh VGC, PlayStation mungkin akan mewajibkan penggunaan akun PSN, bagi para pemain yang ingin memainkan game port PC mereka. Hal ini ditemukan dalam bagian FAQ terbaru di situs resmi PlayStation, yang berisi informasi untuk para pemain yang ingin membeli game PlayStation Studios di Steam atau Epic Games Store.

Disaat beberapa pertanyaan FAQ situs berisi jawaban pasti, seperti tidak adanya sinkronisasi pada trofi untuk game PC, beberapa pertanyaan FAQ tampak menyertakan kata “currently (saat ini)”, yang menyiratkan bahwa situasinya mungkin dapat berubah pada masa mendatang. Salah satunya, adalah penggunaan akun PSN untuk memainkan game port PC PlayStation.

“Tidak, saat ini Anda tidak memerlukan akun PSN untuk menikmati game PlayStation Studios di PC.” tulis FAQ PlayStation.

Baca juga: Game Mobile Dominasi Pendapatan Activision Blizzard

akun khusus PSN
PlayStation PC | Akun Khusus Untuk Game Port PC

Akun Khusus Untuk Game Port PC

Sebelum PlayStation, Microsoft telah mewajibkan penggunaan akun Xbox Live, untuk beberapa judul game Xbox Game Studio di Steam. Seperti Forza Horizon 5, Sea of ​​Thieves, Halo: The Master Chief Collection dan As Dusk Falls. Yang menyatakan di halaman Steam mereka, bahwa game tersebut “Memerlukan akun pihak ketiga: Xbox Live.”

Sementara itu, untuk beberapa judul seperti Minecraft Dungeons, Ori and the Will of the Wisps, serta Psychonauts 2, tidak mewajibkan pemain untuk memiliki akun Xbox Live.

Suka dengan artikel ini? Jangan lupa untuk membaca artikel menarik lainnya hanya di Gamefinity.id.

Game Mobile Dominasi Pendapatan Activision Blizzard

GAMEFINITY.ID Kutai Kartanegara – Game mobile dilaporkan telah menjadi pemasok keuntungan terbesar bagi Activision Blizzard, pada kuartal kedua tahun ini. Jumlahnya sendiri tercatat jauh lebih tinggi, jika dibandingkan dengan pendapatan dari game PC maupun game Konsol mereka.

Mengutip dari laman web TweakTown, game mobile dilaporkan telah mendominasi sebagai pemasok keuntungan terbesar, dari salah satu publisher ternama asal Amerika Serikat, Activision Blizzard. Persentase pendapatannya pun tidak main-main, yaitu sekitar 51 persen, atau lebih dari separuh total pendapatan, pada kuartal kedua tahun ini.

Berdasarkan dokumen keuangan yang baru-baru ini dirilis, publisher tersebut tercatat telah meraup keuntungan sebesar US$831 juta, atau sekitar Rp.12,4 triliun, dari beberapa judul game mobile seperti Diablo Immortal, Call of Duty Mobile, hingga Candy Crush Saga.

Sementara untuk game konsol, telah menghasilkan keuntungan sekitar US$376 juta (Rp.5,6 triliun), yang kemudian diikuti oleh game PC dengan US$332 juta (Rp.4,96 triliun). Selain dari game, Activision Blizzard juga melampirkan keuntungan dari event dan esport mereka, dengan nominal US$105 juta (Rp.1,5 triliun).

“Pada Q2 2022, mobile menghasilkan $831 juta dan menyumbang 51% dari total pendapatan kuartalan.” Tulis artikel TweakTown.

“Mobile (telah) mengalahkan semua segmen lain yang digabungkan termasuk konsol ($376 juta), PC ($332 juta), dan lainnya, yang mencakup distribusi dan pendapatan Overwatch/Call of Duty League ($105 juta).”

Baca juga: Lakukan Peretasan, Owner T-Mobile Terancam 165 Tahun Penjara

Game Mobile Activision Blizzard
Via: TweakTown | Game Mobile Dominasi Pendapatan Activision Blizzard

Candy Crush Saga Jadi Game Mobile Dengan Pendapatan Terbesar

Game mobile memang semakin digemari dalam satu dekade terakhir, dengan genre permainan yang semakin bervariasi.

Meski di ranah mobile terkenal dengan game Call of Duty Mobile, mayoritas pendapatan Activision Blizzard justru berasal dari game kasual besutan King. Dimana dalam laporan, game Candy Crush Saga dan Farm Heroes telah berkontribusi sebesar US$684 juta, dari total pendapatan untuk platform mobile.

“Kontributor terbesar adalah King, yang menghasilkan $684 juta dari total $831 juta pendapatan bersih, atau sekitar 82%.” Imbuh artikel TweakTown

“Sudah mudah untuk melihat mengapa Microsoft ingin membeli Activision sebelumnya, tetapi dengan pertumbuhan pendapatan Mobile seperti ini, insentif (pun) menjadi jauh lebih terlihat.”

Suka dengan artikel ini? Jangan lupa untuk membaca artikel menarik lainnya hanya di Gamefinity.id

Lakukan Peretasan, Owner T-Mobile Terancam 165 Tahun Penjara

GAMEFINITY.ID Kutai Kartanegara – Mantan Owner T-Mobile Store di Amerika Serikat, resmi dinyatakan bersalah oleh pihak pengadilan setempat, atas aksi peretasan ratusan ribu smartphone yang telah dilakukan olehnya bersama komplotannya. Dirinya bahkan terancam hukuman  hingga 165 tahun penjara, atas perannya sebagai dalang dari aksi penipuan, pencucian uang, hingga pencurian identitas dari para karyawan dan pelanggan.

Mengutip dari laman web The Verge, Argishti Khudaverdyan merupakan mantan Owner dari T-mobile Store cabang Los Angeles, yang juga merupakan dalang dibalik peretasan ratusan ribu Smartphone di Amerika Serikat. Khudaverdyan sendiri tercatat telah meraup keuntungan hingga US$25 juta atau sekitar Rp373 Miliar, dari hasil peretasan Smartphone milik karyawan, hingga bypass handphone curian.

Selama bertahun-tahun, Khudaverdyan dilaporkan telah menggunakan beberapa cara untuk memperoleh kredensial milik para karyawan T-Mobile. Ia bahkan melakukan aktivitas phishing, rekayasa sosial, hingga meminta departemen TI operator untuk mengatur ulang kata sandi, agar mendapatkan akses ke perangkat milik para karyawannya.

Departemen Kehakiman AS bahkan menyebutkan, bahwa Khudaverdyan berhasil mengakses lebih dari 50 kredensial milik karyawan, dan menggunakannya untuk membuka kunci ponsel dari ‘Sprint, AT&T, dan operator lainnya.’

“Semua mengatakan, Khudaverdyan dan yang lainnya berkompromi dan mencuri lebih dari 50 kredensial karyawan T-Mobile yang berbeda dari karyawan di seluruh Amerika Serikat, dan mereka membuka kunci dan membuka blokir ratusan ribu ponsel selama bertahun-tahun skema tersebut.” dalam rilis pers dari Departemen Kehakiman.

“Khudaverdyan (telah) memperoleh lebih dari $25 juta untuk kegiatan kriminal ini. Dia menggunakan hasil ilegal ini untuk membayar, antara lain, real estate di Burbank dan Northridge.”

Baca juga: Game Single Player Alat CEO Electronic Arts Rayu Investor

Mantan Owner T-Mobile Peretasan
T-mobile Store | Terancam Hukuman 165 Tahun Penjara

Pelaku Peretasan Terancam Hukuman 165 Tahun Penjara

Bisnis peretasan yang dilakukan oleh Khudaverdyan dan komplotannya, telah membuka kunci dari ratusan ribu ponsel di Amerika serikat, termasuk iPhone. Berdasarkan laporan dari penyidik federal, skema peretasan ini juga menerima layanan “buka blokir” ponsel yang dilaporkan hilang atau dicuri, dan telah beroperasi sejak tahun 2014 hingga tahun 2019.

“Dari Agustus 2014 hingga Juni 2019, Khudaverdyan secara curang membuka kunci dan membuka blokir ponsel di jaringan T-Mobile, serta jaringan Sprint, AT&T, dan operator lainnya. (Komplotan ini) Menghapus kunci (ponsel, sehingga) memungkinkan ponsel untuk dijual di pasar gelap dan memungkinkan pelanggan T-Mobile untuk berhenti menggunakan layanan T-Mobile dan dengan demikian menghilangkan pendapatan T-Mobile yang dihasilkan dari kontrak layanan pelanggan dan rencana angsuran peralatan.” dalam rilis pers Departemen Kehakiman AS.

“Khudaverdyan mengiklankan layanan pembukaan kunci penipuannya melalui broker, permintaan email, dan situs web seperti unlocks247.com. Dia secara salah mengklaim bahwa pembukaan kunci palsu yang dia berikan adalah pembukaan kunci T-Mobile ‘resmi’.”

Akibat aksi kriminal yang dilakukan olehnya, Khudaverdyan akan menghadapi setidaknya hukuman dua tahun penjara atas pencurian identitas yang sangat parah, serta ancaman hingga 165 tahun penjara untuk tuduhan terkait penipuan kawat, pencucian uang, serta mengakses komputer tanpa izin.  Sidang vonis sendiri akan dimulai pada 17 Oktober mendatang.

Suka dengan artikel ini? Jangan lupa untuk membaca artikel menarik lainnya hanya di Gamefinity.id/

Game Single Player Alat CEO Electronic Arts Rayu Investor

GAMEFINITY.ID Kutai Kartanegara – Baru-baru ini, sang CEO dari Electronic Arts, Andrew Wilson, dilaporkan tengah meyakinkan para investor dengan mengatakan ‘bahwa game single-player masih menjadi bagian utama dari output perusahaan”. Statement tersebut sontak menjadi perhatian dikalangan komunitas gamer, karena publisher raksasa itu pernah dianggap mengejek genre game single-player di Twitter.

Mengutip dari laman web IGN, saat panggilan pendapatan kuartal pertama perusahaan pada hari Selasa (Waktu Amerika Serikat), CEO Electronic Arts, Andrew Wilson, menyatakan bahwa game single-player “sangat, sangat penting” untuk masa depan perusahaan. Meskipun, dalam prakteknya, genre single-player hanya bisa menghasilkan sekitar 30 persen pendapatan, dari total bisnis perusahaan.

“Para pemain kami, secara seimbang, mereka memiliki motivasi inti ini — inspirasi, pelarian, koneksi sosial, kompetisi, peningkatan diri, kreasi — hal-hal inilah yang menyatukan kami sebagai pemain game,” ucap Wilson, dalam transkrip panggilan melalui SeekingAlpha

“Saat kami memikirkan game single-player, kami pikir ini adalah bagian yang sangat, sangat penting dari keseluruhan portofolio yang kami berikan untuk memenuhi motivasi inti tersebut.” Imbuhnya.

Baca juga: Sultan Diablo Immortal Ingin Refunds Karena Sulit Matchmaking

EA Single Player
EA | Bisnis Live Service Lebih Menguntungkan Dari Game Single Player

Bisnis Live Service Lebih Menguntungkan Dari Game Single Player

Ucapan Wilson memang terdengar meyakinkan, namun statement-nya dengan cepat dilemahkan oleh pernyataan dari sang Direktur Keuangan (CFO) EA, Chris Suh. Yang menyebut bahwa bisnis layanan langsung (Live Service) seperti game multiplayer online, akan lebih menguntungkan, dengan setidaknya meraup lebih dari 70 persen keuntungan dari total bisnis perusahaan.

“Jika kita memikirkan dampak model dan dampak keuangannya, saya pikir hal pertama yang harus selalu diingat adalah bahwa layanan langsung masih mencakup, dalam basis 12 bulan, (atau sekitar) lebih dari 70 persen (pendapatan) bisnis kami.”

“Dan itu telah terbukti, sangat andal, aliran pendapatan yang sangat berulang, dan itu masih akan menjadi pendorong utama dalam P&L (Profit and Loss / laba rugi) jangka panjang kami (EA).”

Suh kemudian menjelaskan lebih lanjut, dengan menyatakan bahwa layanan langsung bisa menjadi bisnis jangka panjang, yang lebih stabil bagi perusahaan.

“Pertumbuhan jangka panjang kami akan terus berinvestasi dalam kinerja yang berkelanjutan dan stabil dari bisnis layanan langsung kami dan akan ada beberapa put and take di sepanjang jalan.”

Sebelumnya, pada awal bulan Juli lalu, akun Twitter resmi Electronic Arts sempat mengunggah cuitan yang dinilai mengejek para pemain game single-player. Dan setelah diselidiki, akun Twitter resmi EA ternyata dipegang oleh pihak ketiga yang tidak bekerja dengan EA. Bahkan, si pengunggah cuitan tidak mengetahui adanya respon negatif yang diakibatkan oleh cuitannya.

Suka dengan artikel ini? Jangan lupa untuk membaca artikel menarik lainnya hanya di Gamefinity.id/