GAMEFINITY.ID, Jakarta – Turnamen Esports Free Fire Continental Series (FFCS) 2020 memang telah berakhir, Minggu (29/11/2020). Walau begitu, cerita terkait turnamen berhadiah total 300.000 USD atau sekitar Rp4,2 miliar itu masih berlanjut. Pasalnya, kontroversi menyelimuti kemenangan tim Thailand, EXP Esports. Diduga sang juara melakukan aliansi dengan tim senegaranya, King of Gamers Club yang menjadi runner up turnamen.
Sementara itu, dua tim asal Indonesia, RRQ Hades dan EVOS Esports harus puas di posisi tiga dan empat. Ambisi juara dua tim Merah Putih itu harus pupus, diduga lantara tim Thailand melakukan aliansi. Seperti diketahui, Free Fire sebagai game battle royale memang mewajibkan para pemain melindungi dirinya sendiri dan skuadnya. Dengan melakukan aliansi, tentunya akan lebih mudah dalam melindungi squad dan menghabisi lawannya untuk memenangi pertandingan.
Para pemain FF biasanya melakukan aliansi jika memang diperlukan untuk menghabisi lawan. Apabila didalam permainan ranked, rasanya hal itu sah-sah saja dilakukan. Tapi dalam suatu turnamen resmi, praktik tersebut bisa dianggap sebuah kecurangan dan melanggar sportivitas.
Apalagi kedua tim asal Indonesia, RRQ dan EVOS justru dikenal sebagai “musuh bebuyutan”. Ketika RRQ dan EVOS seolah melakukan “perang saudara”, kedua tim asal Gajah Putih justru melakukan kerjasama. Hal ini secara gamblang dapat dilihat dari video pertandingan. Misalnya di ronde ketiga dan keempat, ketika kedua tim Thailand ini justru tidak saling bunuh, meski keduanya memiliki jarak berdekatan. Sebaliknya, mereka justru terlihat kompak dalam menghabisi lawan-lawan dari negara lainnya.
Sampai saat ini belum ada keterangan lebih lanjut tentang aliansi Free Fire yang dilakukan oleh kedua tim Thailand itu. Namun, kemenangan Thailand di FFCS 2020 diduga akibat permainan yang tidak jujur. Netizen dan penggemar Esports di tanah air pun berharap, agar turnamen sekelas FFCS 2020 seharusnya memiliki aturan dan sanksi yang tegas terhadap praktik-praktik aliansi seperti yang dilakukan EXP dan King, kalau perlu melakukan diskualifikasi hingga larangan bertanding di turnamen resmi lainnya.