GAMEFINITY.ID, Jakarta – Wabah COVID-19 kembali meneror dunia Esports. Satu lagi atlet profesional terjangkit Corona. Dialah legenda Dota 2, Danil “Dendi” Ishutin. Pemain yang dikenal sebagai pencipta istilah interaksi “Fountain Hook” itu baru saja mengungkapkan bahwa ia positif terjangkit COVID-19.
“Terhindar dari Covid pada 2020, tapi akhirnya saya tertular pada 2021. Rasanya aneh tapi saya baik-baik saja,” ujar Dendi dalam unggahannya di akun Twitter pribadi Dendi @DendiBoss, Jumat (8/1/2021) dini hari WIB.
Kabar tersebut jelas bukan hal yang ingin didengar para penggemarnya apalagi saat ini Dendi sedang berfokus untuk membawa timnya, B8, masuk ke dalam gelaran Dota Pro Circuit atau DPC CIS 2021. Saat ini B8 harus berjuang melalui turnamen penentu untuk menentukan apakah mereka akan bertarung di divisi pertama atau kedua.
B8 harus menghadapi beberapa tim kuat seperti Gambit Esports, HellRaisers, hingga NoPangolier. Belum diketahui apakah nantinya Dendi tetap akan bertanding untuk B8 atau posisinya akan digantikan oleh pemain pengganti.
Sekadar meningatkan, istilah “Fountain Hook” sendiri tercipta pada saat Dendi dan rekan setimnya di Na’Vi, Clement “Puppey” Ivanov pada ajang The International 2013. Saat Na’Vi berhadapan dengan tim TongFu di semifinal (Winners’ Finals), TongFu yang awalnya mendominasi permainan akhirnya malah tereliminasi akibat interaksi Dendi-Puppey.
Hero Dendi saat itu, Pudge memiliki kemampuan untuk menarik lawan dengan rantai (hook). Sementara hero Puppey, Chen, dapat mengembalikan hero teman ke markas (fountain) dengan teleportasi. Lantaran suatu bug, bila Chen mengirim Pudge ke markas tepat saat Pudge menarik musuh, maka musuh juga akan ikut terseret sampai ke markas. Istilah ini yang dinamakan Fountain Hook, dan sebenarnya sudah ada dalam Dota 2 sejak lama.
Walau beNamun Na’Vi adalah tim pertama yang menggunakannya di turnamen internasional. Meski sempat terjadi kontroversi, Valve sendiri menyatakan, “Jika hal itu ada di dalam game, kamu boleh menggunakannya.” Na’Vi mengeliminasi TongFu sebelum akhirnya kalah oleh tim Alliance di babak final.