Category Archives: Esports

Berita eSports Terbaru

Free Fire dan FIFA Gantikan Dota 2 dan Tekken di SEA Games 2021?

GAMEFINITY.ID, Jakarta – Teka-teki game esports mana saja yang akan diperlombakan di SEA Games Vietnam 2021 akhirnya mulai terkuak. Rumor yang beredar, akan ada 6 judul video game yang akan dipertandingkan. Ada dua game pengganti dari nomor yang sebelumnya dipertandingkan di SEA Games Filipina 2019, yakni Free Fire dan FIFA Online 4 yang menggantikan posisi Dota 2 dan Tekken 7.

Rumor masuknya Free Fire sebagai salah satu nomor Esports yang diperlombakan di ajang dua tahunan itu diembuskan oleh manajer divisi Free Fire Team NXL, Fisal Junior. Pada akun Instagramnya @nxlfisaljunior46, Minggu (29/11) Fisal mencantumkan screen capture dari game yang akan dipertandingkan di SEA Games 2021. Salah satunya adalah Free Fire.

Vietnam sebagai tuan rumah sekaligus komite memang berhak memilih judul game yang akan diperlombakan. Keputusan ini tentu menimbulkan pro dan kontra di antara para penggemar. Salah satunya terkait jumlah pemain dari negara-negara yang memainkan game yang diperlombakan.

Sekadar informasi, FIFA Online 4 adalah game PC yang dipublikasikan oleh Garena di wilayah Asia Tenggara,. Namun di beberapa negara termasuk Indonesia, game tersebut masih belum dirilis dan masih dalam versi FIFA Online 3. Adapun Dota 2 sebenarnya mempunyai jumlah pemain yang cukup banyak di Asia Tenggara. Jika seandainya diganti dengan Free Fire, maka pasti akan menimbulkan reaksi dari para komunitas, meski komunitas Free Fire kini juga menjadi game yang sedang berkembang pesat.

Kabarnya, empat game lain yang akan dipertandingkan ialah Starcraft 2, Hearthstone, Arena of Valor, dan Mobile Legends: Bang Bang. Starcraft 2 sendiri kurang populer di Asia Tenggara, namun di Vietnam mempunyai banyak pemain profesional. Belum ada pernyataan resmi dari komite penyelenggara SEA Games 2021, yang rencananya akan berlangsung di Hanoi, pada 21 November 2021 hingga 2 Desember 2021. Mari kita lihat, apakah akan ada perubahan nomor game yang dipertandingkan lagi yang akan menguntungkan tuan rumah atau tidak.

Esports sendiri menjadi salah satu nomor baru yang dipertandingkan di pesta olahraga se-Asia Tenggara itu. Nomor ini baru mulai dipertandingkan secara resmi pada 2019, setelah sebelumnya sempat menjadi demonstration event di Asian Games Jakarta-Palembang 2018.

Tak Setuju dengan Tudingan Aliansi, Pro Player EVOS Sam13 Sebut Thailand Layak Diwaspadai

GAMEFINITY.ID, Jakarta – Setelah ramai perbincangan terkait tudingan aliansi yang dilakukan oleh tim Free Fire Thailand pada Free Fire Continental Series (FFCS) Asia Series 2020, pemain EVOS turut memberi tanggapan atas kemenangan lawannya tersebut. Menurut Saeful Muharrom alias Sam13, dua tim Thailand EXP Esports dan King of Gamers Club justru tidak melakukan aliansi.

“Aliansi itu kalau mereka membunuh 1 tim, lalu looting bareng. Itu baru aliansi” ujar Sam13 saat berbincang dengan Youtuber Elhaya Gaming.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, EXP Esports diduga melakukan aliansi dengan tim senegaranya, King of Gamers Club. EXP akhirnya keluar sebagai juara dengan total poin 161, sedangkan King sebagai runner up dengan 160 poin. Dua wakil Indonesia, RRQ Hades dan EVOS harus puas di posisi tiga dan empat dengan koleksi poin yang sama, 133.

Dari video pertandinga, misalnya di ronde ketiga dan keempat, kedua tim Thailand ini justru tidak saling bunuh, meski keduanya memiliki jarak berdekatan. Sebaliknya, mereka justru terlihat kompak dalam menghabisi lawan-lawan dari negara lainnya.

Walau begitu, EVOS Sam13 menganggap bahwa dua Tim Thailand tersebut memang bermain sangat bagus. Mereka sudah diwaspadai oleh EVOS bahkan saat masih bermain di babak Play-Ins. Sam13 pun menilai tim Thailand tidak melakukan aliansi.

Pro player dari EVOS itu menilai cara permainan kedua Tim tersebut merupakan strategi mereka masing-masing tim, dikarenakan mereka bermain di turnamen berskala internasional. Tidak mungkin beberapa player berani berperang serius saat zona masih terbuka lebar, jadi tiap tim memiliki starteginya masing-masing.

Beberapa pemain seperti Kenzo dan kawan-kawan juga muncul di video Elhaya membicarakan soal tim Thailand yang menjadi juara. Mereka pun juga setuju dengan pendapat Sam13, yang mengatakan bahwa Thailand merupakan tim yang perlu diwaspadai.

Berhadiah Total Rp4,2 Miliar, Kejuaraan Dunia M2 Siap Berlangsung di Singapura Januari 2021

GAMEFINITY.ID, Jakarta – Shanghai MOONTON Technology Co. Ltd. (MOONTON) selaku pengembang game Mobile Legends: Bang Bang (MLBB) mengumumkan bahwa M2 World Championship akan diadakan di Singapura pada Januari 2021. Acara yang bersifat offline dan juga tertutup ini diharapkan dapat menarik animo 400 juta penonton penggemar Esports yang tersebar di berbagai penjuru dunia.

Diselenggarakan oleh MOONTON bekerjasama dengan Asosiasi Olahraga Cyber dan Gim Online Singapura (Singapore’s Cybersports and Online Gaming Association atau SCOGA), dan didukung oleh Singapore Tourism Board, turnamen ini akan menjadi salah satu event Esports offline regional pertama yang diadakan di Asia Tenggara yang diikuti sejumlah tim Esports top dari seluruh dunia. Tim-tim rencananya bakal bertanding di Hotel Shangri-La Singapura untuk menjadi tim nomor satu dan memperebutkan hadiah senilai 300 ribu USD atau setara dengan Rp 4,5 miliar.

“Kesuksesan Mobile Legends hingga menjadi seperti sekarang ini berawal dari Asia Tenggara, dan MOONTON sangat senang menyampaikan berita baik ini kepada para gamer di mana pun dengan banyak terima kasih atas dukungan dari pemerintah Singapura dan mitra industri kami. Ini akan menjadi acara kami yang paling menarik saat para pemain top kami memulai perjalanan epik ini untuk bertarung di Singapura,” kata Justin Yuan, salah satu pendiri dan Chief Executive MOONTON.

Jean Ng, Direktur Eksekutif Pengembangan Konsep Atraksi, Hiburan dan Pariwisata Singapore Tourism Board mengungkap pertumbuhan Esports terus mengalami percepatan terutama di saat-saat yang tidak pasti. Keyakinan MOONTON dalam menyelenggarakan M2 World Championship di Singapura merupakan bukti Singapura sebagai tujuan yang aman dan tepercaya dan kami akan terus meningkatkan tindakan pencegahan yang diperlukan untuk memastikan keselamatan dan kesejahteraan semua pengunjung.

“Dengan menjadi tuan rumah Kejuaraan Dunia M2, kami berharap dapat terhubung dengan penggemar secara virtual dan dapat menyambut penggemar Esports di seluruh dunia untuk turnamen dan acara esports internasional di masa depan.”

Sementara itu, Nicholas Khoo, Cofounder SCOGA dan veteran Esports mengatakan tim di SCOGA sangat bahagia dapat bekerja dengan MOONTON bersama dengan instansi pemerintah daerah dan mitra industri. “Menjadi tuan rumah salah satu acara terbesar dunia di Singapura, tidak hanya memberikan harapan bagi begitu banyak penggemar Esports di pandemi, tetapi juga memberikan banyak peluang bagi warga Singapura dan dorongan untuk mengejar impian dan aspirasi mereka,” katanya.

Menjadi salah satu game Esports terpopuler di Asia Tenggara dan di pasar internasional termasuk Jepang, Brasil, dan Rusia, MLBB baru-baru ini mencapai satu miliar unduhan di iOS dan Android pada November tahun ini. Di waktu yang bersamaan, MOONTON juga mengumumkan bahwa 9,77 miliar pertandingan telah dimainkan dan 9,8 juta pemain telah mencapai level teratas di dalam game (Mythic). MLBB berkembang sangat pesat dalam setahun terakhir, dan M2 World Championship diperkirakan akan menjangkau 400 juta penggemar Esports melalui berbagai saluran siaran.

Main FIFA 21, Bocah 14 Tahun Ini Punya Rekor 210 Kali Kemenangan Beruntun

GAMEFINITY.ID, Jakarta – Sebagian pemain FIFA 21 mungkin akan senang apabila bisa memenangi 5 pertandingan secara beruntun. Namun angka itu bukan apa-apa jika dibandingkan dengan rekor milik bocah 14 tahun asal Denmark, Anders Vejrgang. Seperti diberitakan oleh Sportbible, Anders Vejrgang itu kini memiliki rekor kemenangan beruntun di FIFA Ultimate Team (FUT) sebanyak 210 kemenangan.

Anders Vejrgang, pemain FIFA untuk RB Leipzig yang rutin melakukan streaming ke 55.000 pengikutnya di kanal Twitch-nya, membanggakan rekor yang luar biasa itu. Dirinya kerap mempertontonkan aksinya ketika menghancurkan lawan dari kiri, kanan dan tengah tanpa merasakan kekalahan.

YouTuber FIFA, Boras Legend telah mengupas gaya bermain dan taktik Anders dalam beraksi. Anders disebut sebagai raja dari step over dan andal dalam menggunakan gerakan skill yang memberi efek frustasi bagi para lawannya. Anders saat ini berambisi mengejar rekor 240-0.

Lantaran usianya baru 14 tahun, Anders belum bisa berlaga secara profesional karena aturan EA menetapkan pemain minimal harus berusia 16 tahun. Namun, dengan skill yang dimilikinya, rasanya ketika dirinya sudah cukup umur Anders bakal menjadi salah satu raja Esports di game olahraga yang satu ini.

Sebelumnya, pemain FIFA lainnya yang mampu mempertontonkan skill memukau adalah Harry Hesketh. YouTuber ini berhasil mengumpulkan kemenangan di FUT tanpa menggunakan tombol sprint. Dengan mengandalkan Olivier Giroud sebagai striker, Hesketh unggul 4-0 pada FUT Draft tanpa pernah menekan tombol R2.

Ambisi Juara RRQ dan EVOS di FFCS 2020 Pupus, Diduga Akibat Aliansi Tim Thailand

GAMEFINITY.ID, Jakarta – Turnamen Esports Free Fire Continental Series (FFCS) 2020 memang telah berakhir, Minggu (29/11/2020). Walau begitu, cerita terkait turnamen berhadiah total 300.000 USD atau sekitar Rp4,2 miliar itu masih berlanjut. Pasalnya, kontroversi menyelimuti kemenangan tim Thailand, EXP Esports. Diduga sang juara melakukan aliansi dengan tim senegaranya, King of Gamers Club yang menjadi runner up turnamen.

Sementara itu, dua tim asal Indonesia, RRQ Hades dan EVOS Esports harus puas di posisi tiga dan empat. Ambisi juara dua tim Merah Putih itu harus pupus, diduga lantara tim Thailand melakukan aliansi. Seperti diketahui, Free Fire sebagai game battle royale memang mewajibkan para pemain melindungi dirinya sendiri dan skuadnya. Dengan melakukan aliansi, tentunya akan lebih mudah dalam melindungi squad dan menghabisi lawannya untuk memenangi pertandingan.

Para pemain FF biasanya melakukan aliansi jika memang diperlukan untuk menghabisi lawan. Apabila didalam permainan ranked, rasanya hal itu sah-sah saja dilakukan. Tapi dalam suatu turnamen resmi, praktik tersebut bisa dianggap sebuah kecurangan dan melanggar sportivitas.

Apalagi kedua tim asal Indonesia, RRQ dan EVOS justru dikenal sebagai “musuh bebuyutan”. Ketika RRQ dan EVOS seolah melakukan “perang saudara”, kedua tim asal Gajah Putih justru melakukan kerjasama. Hal ini secara gamblang dapat dilihat dari video pertandingan. Misalnya di ronde ketiga dan keempat, ketika kedua tim Thailand ini justru tidak saling bunuh, meski keduanya memiliki jarak berdekatan. Sebaliknya, mereka justru terlihat kompak dalam menghabisi lawan-lawan dari negara lainnya.

Sampai saat ini belum ada keterangan lebih lanjut tentang aliansi Free Fire yang dilakukan oleh kedua tim Thailand itu. Namun, kemenangan Thailand di FFCS 2020 diduga akibat permainan yang tidak jujur. Netizen dan penggemar Esports di tanah air pun berharap, agar turnamen sekelas FFCS 2020 seharusnya memiliki aturan dan sanksi yang tegas terhadap praktik-praktik aliansi seperti yang dilakukan EXP dan King, kalau perlu melakukan diskualifikasi hingga larangan bertanding di turnamen resmi lainnya.

RRQ Hades dan EVOS Perang Saudara, Indonesia Gagal Juara FFCS Asia Series 2020

GAMEFINITY.ID, Jakarta – Wakil Indonesia, EVOS Esports dan RRQ Hades finish di posisi 3 dan 4 grand final turnamen Free Fire Continental Series (FFCS): Asia Series 2020, Minggu (29/11/2020). RRQ Hades finish di posisi ke 3 dengan raihan 133 poin dan 26 kill poin, sedangkan EVOS berada di posisi 4 mengumpukan 133 poin dan 33 kill poin.

Performa keduanya memang sangat baik di babak grand final, hanya saja sentimen tim yang punya rivalitas itu membuat mereka gagal memboyong trofi juara FFCS 2020. Sejak round 1, EVOS dan RRQ sudah dipaksa bersaing hingga sama-sama meraih 20 poin. Round kedua, EVOS beruntung bisa bertahan hingga akhir dan beranjak ke posisi kedua.

Round ketiga, giliran RRQ Hades yang tampil dominan dan mengudeta EVOS di peringkat kedua. Adu gengsi masih terjadi di round 4, EVOS eSports naik ke posisi tiga klasemen. EVOS mantap di peringkat tiga besar saat main di round 5, namun Sam13 dkk dijegal di laga terakhir, hingga kembali mengoleksi 133 poin, capaian yang sama dengan RRQ Hades.

Gelar juara turnamen FFCS: Asia Series ini akhirnya diraih oleh wakil Thailand, EXP Esports dengan total 161 poin dan 41 kill poin. Disusul oleh tim Thailand lainnya, King of Gamers Club di posisi kedua dengan raihan 160 poin dan 40 kill poin.

Free Fire Continental Series: Asia Series merupakan turnamen Free Fire terbesar di Asia tahun ini. Turnamen ini menghadirkan tim-tim terbaik dari negara Asia di antaranya Indonesia, Vietnam, Thailand, India, Taiwan, Paskitan, Malaysia, Singapura, dan Filipina demi memperebutkan titel sebagai tim Free Fire terbaik di Asia. Turnamen ini dilangsungkan secara online, dengan hadiah total sebesar 300.000 USD atau setara dengan Rp4,2 miliar.