Category Archives: Esports

Berita eSports Terbaru

Harga Top Player Season Depan Diprediksi Turun

GAMEFINITY.ID, Jakarta – Menurut EVOS Donkey, diperkirakan harga transfer dari top player bakal turun di musim mendatang. Kenapa bisa turun seperti itu?  Mengenai transfer antar pemain merupakan sesuatu yang lumrah terjadi terlebih pada tim – tim professional sebut saja EVOS, RRQ, ONIC, Dan sebagainya. Walau harga transfer pada pemain esports tidak diberitahu mengingat sifatnya rahasia tetap saja harga transfer pada pemain esports merupakan sesuatu yang menarik untuk dibicarakan.

Lantas apa faktor yang memengaruhi harga antar pemain tersebut? Begini menurut EVOS Donkey

EVOS Donkey Sebut Platform Streaming Faktor Terbesar Penurunan Harga Top Player?

Nimo TV, salah satu aplikasi andalan top player mlbb
Event terbaru Nimo TV yang berfokus pada live show

Melalui sesi Tanya jawab yang dihadiri oleh EVOS Donkey dan beberapa Roster lainnya, untuk musim hari ini belum berencana untuk membeli atau transfer player lain untuk tim internalnya. Dan dikarenakan penyesuaian harga pada musim selanjutnya, Donkey memprediksi penyesuaian harga ini akan menurunkan harga dari mereka. Ia belum memastikanya kalau hal tersebut bakal terjadi “Ini belum fix 100 persen ya“ Donkey menyebutkan  jika Platform untuk melakukan Live Streaming tidak sebanyak dulu lagi bisa jadi prediksi tersebut benar adanya.

“Ya belum lah, kalau season ini nggak ada yang beli sama sekali, season depan udah pasti bakal ada penyesuaian, yakin gua, menurun pasti harganya. Tapi nggak tau juga, tanpa Nimo ini kita bisa menjadi pemain yang baik lagi” kata Donkey.

Baca juga: Season 10 MPL ID Dipastikan Tidak Ada Global Ban

Pada bulan April 2022 yang lalu, aplikasi live stream populer Nimo TV resmi menutup layanannya, dikarenakan adanya perubahan struktur internal perusahaan dan perubahan strategi agar NIMO TV tetap berjalan semestinya. Penutupan layanan Nimo TV tersebut hanya pada divisi game online dan tidak memengaruhi divisi lainnya seperti Live show. Berdasarkan penelusuran kami, dalam akun instagram Nimo TV @nimotv_id masih berstatus aktif dan saat ini sedang mengadakan event musim panas Summer Sweetie.

Pada tahun 2023 nanti musim selanjutnya akan dimulai, yang dimana biasanya akan ada beberapa pemain baru yang menghiasi berbagai turnamen mendatang. Dan streaming menjadi faktor terbesar bagaimana harga transfer tersebut bisa berpengaruh. Jika pemain berfokus pada turnamen yang sedang berlangsung, ada kemungkinan harga bisa naik pesat.

ONIC Kayes Laporkan Pengunggah Ke Hukum

GAMEFINITY.ID, Jakarta – Kabar tidak menyenangkan datang dari Brand Ambassador ONIC Esports, Kharisma Cahaya Putri atau dikenal sebagai ONIC Kayes. Berawal dari sebuah video yang diduga dirinya tersebar terutama di Twitter bahkan Media Fire, sebuah situs mirip Google Drive yang berfungsi menyimpan berkas gambar dan video. Tertulis sebuah narasi “Cek Link diduga ONIC Kayes Viral Twitter No Sensor Media Fire” dan sampai saat ini netizen masih tetap saja mencari link video tersebut. Namun apakah benar aktor dalam video tersebut adalah Kharisma Putri atau ONIC Kayes itu sendiri?

Mengenai video syur yang beredar tersebut sudah merupakan hal biasa dikalangan para selebriti tak terkecuali Influencer yang telah naik daun seperti ONIC Kayes

Klarifikasi ONIC Kayes Kalau Bukan Merupakan Dirinya Dan Siap Membawanya Ke Ranah Hukum

Satement dari ONIC Kayes
ONIC Kayes menegaskan kalau video tersebut bukan dirinya ( @ewkharis )

Melalui statement yang dibuat di story Instagramnya @ewkharis, Kayes membantah kalau video yang beredar di berbagai media sosial tersebut bukan merupakan dirinya dan ia sekali lagi menegaskan kalau video tersebut hanya suntingan semata dan diminta untuk berhenti menyebarkannya.

“Halo guys, yang lagi rame banget… yaampun itu bukan aku guys. Itu diedit, jangan cepet percaya guys yang kaya gitu–gitu, dari jaman dulu udah sering banget kasus kaya gini. Mau artis, mau Influencer, sampe aku juga kena, kasian aja kalian kalo percaya sama yang boongan.

Udah ya guys stop repost ataupun sebarin, aku lagi cari orang yang nyebarin hal boong kaya gini, bakal aku laporin polisi sampe aku cari rumahnya sama identitasnya, aku udah minta bantu sama ONIC juga tungguin aja,”  jelas Kayes di story instagramnya.

Ia pun siap membawa kasus ini ke jalur hukum dan telah menghubungi pihak kepolisian dan manajemen ONIC Esports untuk proses lebih lanjut.

Baca juga: PUBG Kembali Dilarang Di India

Terungkap Sosok Diduga Pertama Kali Menyebarkan Video Tak Senonoh ONIC Kayes

Sosok bernama Abil FD diduga pertama kali menyebarkan video syur ONIC Kayes ( img: @ggwp_esports )

Perlahan-lahan kasus tersebut akhirnya telah menemui titik terangnya. Dilansir dari akun Instagram @ggwp_esports, sosok bernama Abil Fida Denismaya diduga pertama kali menyebarkan video tak seronok tersebut. Bukti semakin menguat ketika ONIC Kayes curiga bahwa Abil mengunci akun tersebut guna menghindari bullyan dari fans berat ONIC Kayes.

  1. “Lah akunnya napa di private Abil? Takut ilang atau takut apa nih? Nomor HP-nya udah ke save tapi hehehe makasih ya, lagi dicari alamatnya sama polisi, moga–moga besok lagi ada di rumah ya sekeluarga biar pada tau kelakuan Abil @abil.fd.

Tiket The International 11 Dibuka 13 Agustus

GAMEFINITY.ID, JAKARTA – DOTA 2 Kembali menggelar ajang tahunannya, The International yang ke-11 di Suntec Convention Centre Singapura selama sebulan penuh dengan playoff selama 4 hari yakni pada tanggal 20 sampai 23 Oktober 2022. Walaupun hari H masih cukup lama penonton sudah mulai bisa memesan tiket mulai tanggal 13 Agustus mendatang jam 10 waktu Singapura (jam 09.oo atau 09.30 WIB ). Setiap harinya DOTA 2 hanya membatasi tiket pembelian sampai lima saja tiap orang.

Selama event tersebut berlangsung, penonton hanya bisa menyaksikannya ketika play off yang dilaksanakan empat hari tersebut dan babak final yang dilangsungkan selama dua hari di venue yang berbeda

Berikut Harga Tiket The International Ke-11 DOTA 2, Terlalu Mahal?

Ajang tahunan DOTA 2 The International

Seperti yang disebut di atas, dari satu bulan selama ajang tersebut diselenggarakan penonton hanya bisa menyaksikan pertandingan pada babak play off yang dilaksanakan empat hari dan babak final selama dua hari. Penonton dapat membeli tiket per-harinya senilai 88 Dolar Singapura atau setara Rp 952.000 dan apabila ingin menontonnya empat hari penuh, penonton wajib mengeluarkan kocek cukup dalam seharga 352 Dolar Singapura atau Rp3,8 juta.

Baca juga: Steam Deck Segera Hadir Di Asia

Sementara pada babak final The International akan dilaksanakan pada tanggal 29 s.d 30 Oktober di Stadium Indoor Singapura terdapat empat tim yang lolos akan merebutkan piala The Aegis of Champions. Jika ingin menyaksikannya penonton wajib mengeluarkan dana yang lebih mahal, yaitu 498 Dolar Singapura atau hampir 5,4 juta. Dan bila ditotal harga tiket selama play off yang dilaksanakan selama empat hari dan babak final yang dilaksanakan selama dua hari. Penggemar DOTA 2 merogoh kantung yang tak main mengingat Valve selaku pemilik DOTA 2 mempersiapkan event ini dengan sangat totalitas yaitu 850 Dolar Singapura atau Rp 9.200.000. Sejumlah orang mengeluhkan harga tiket yang dinilai kurang bersahabat.

Salah satunya Khaiii (@Alesssiaa94) nggak salah harganya segitu (498 Dolar Singapura)? mohon maaf nih buat kita terlalu mahal untuk ukuran event 2 harian. Padahal event yang serupa beberapa minggu lalu Cuma dipatok 100 dolar singapura” tulisnya. Akun bernama Tudik (@agunkwicaksana) juga berkata demikian “ event empat harian masa harganya 5,2 jutaan? Terus dua harian 7,5 jutaan? Mending beli yang lain aja”

Perbandingan Harga Tiket Sebelumnya

Dibandingkan sebelumnya, The International 9 yang dilaksanakan di Shanghai, RRT pada 2019 dipatok dengan harga babak play off dan final sebesar 450 Dolar Amerika atau Rp 6,7 jutaan. The International ke-9 ini menjadi yang terakhir dilaksanakan offline mengingat The International ke-10 di Romania ditunda hingga 2021 karena corona virus sedang lagi dipuncaknya. Tiket dijual dengan harga 300 Dolar Amerika dengan rincian 51 Dolar Amerika atau 750 ribu untuk play off dan 250 Dolar atau Rp 3,7 juta untuk babak final. Peningkatan harga tersebut juga senada dengan perbaikan dan perhatian penuh dari Valve.

update nformasi terbaru tentang pertandingan eSport lainnya hanya di Gamefinity. Bagi para penggemar DOTA 2 jangan lupa top up dan voucher harga murah dengan proses mudah hanya di Gamefinity.id

PUBG: Battleground Kembali Dilarang di India

GAMEFINITY.ID, PATI – PUBG: Battlegrounds telah menjadi salah satu game battle royale paling populer di dunia selama hampir lima tahun sejak awal perilisan. Memiliki tiga juta player aktif membuktikan betapa besarnya PUBG: Battleground. Developer Krafton juga telah membuat game ini menjadi free-to-play, menambah jumlah pemain aktif dari sebelumnya. Namun, sepertinya PUBG dan India memiliki sejarah yang sedikit kurang bagus.

India Kembali Melarang PUBG

PUBG
PUBG Mobile India Kemabali dilarang di India

Ketika PUBG: Battlegrounds meraih kesuksesan besar di seluruh dunia, disisi lain Krafton telah berjuang mati-matian agar game-nya tetap tersedia di India. Pemerintah India sebelumnya melarang PUBG: Battlegrounds karena alasan terkait keamanan nasional. India juga melarang PUBG Mobile ketika ketegangan antara India dan China naik pada akhir 2020. Hal ini dikarenakan PUBG Mobile diterbitkan oleh raksasa game Cina, Tencent. Akhirnya Krafton menghadirkan PUBG versi region India beberapa bulan setelah di-banned. Meski begitu PUBG kembali dilarang di India.

Berdasarkan laporan dari The Quint, PUBG Mobile India telah dilarang oleh pemerintah India dengan alasan “masalah keamanan nasional” sekali lagi, dikarenakan kepemilikan sebagian Tencent atas Krafton. Pemerintah India sendiri masih belum buka suara tentang hal ini secara langsung. Namun para pemain PUBG Mobile di India menemukan pada hari Kamis bahwa game itu tidak lagi tersedia di Play Store maupun AppStore.

Baca Juga: Turnamen Offline PUBG Mobile Bangladesh Digrebek Polisi

Usaha Krafton untuk India

Larangan terbaru PUBG di India kembali setelah kurang dari dua tahun semenjak perilisan PUBG Mobile India. Hal yang membedakan PUBG Mobile India dengan PUBG Mobile biasa antara lain penerapan sensor yang lebih berat. Krafton juga telah mengatur pemindahan data Battlegrounds Mobile India ke server Microsoft Azure, dengan upaya menjauhkan diri dari Tencent.

Larangan PUBG Mobile di India datang tidak lama setelah update konten terbaru PUBG. Pembaruan Versi 18.2 PUBG menghadirkan map baru Deston sekaligus mekanik baru bersama dengan senjata baru O12 shotgun. Krafton juga memberikan optimasi grafis untuk konsol next-gen. Larangan ini menjadi pukulan telak bagi Krafton setelah berupaya berulang kali agar game mereka tetap tersedia di wilayah tersebut.

India dengan Cina memang saat ini sedang memiliki hubungan yang kurang baik. Yang mana ini berimbas ke game-game yang memiliki hubungan dengan Cina, salah satunya PUBG Mobile. Bagaimana menurut kalian?

Untuk terus mengetahui informasi menarik dari dunia game dan review game tetap ikuti beragam informasi di Gamefinity. Selain itu, nikmati banyak promo voucher dan top up games kesayang kalian di Gamefinity.id

MPL S10 Dipastikan Tidak Ada Global Ban

GAMEFINITY.ID, Jakarta – MPL S10 atau kepanjangan dari Mobile Professional League 10 akan dimulai pada tanggal 12 Agustus dan selesai pada 23 Oktober 2022 mendatang. Pertandingan juga akan dilaksanakan secara offline. Namun belum dapat dipastikan lokasi event bergengsi tersebut akan dilaksanakan kedepannya menunggu keputusan akhir dari MPL Indonesia itu sendiri. Moonton menegaskan bahwa di Season 10 ini tidak akan ada sistem Global Ban, lho kok bisa?

Jadwal pertandingan MPL S10
MPL Season 10 akan dilaksanakan pada tanggal 12 Agustus s.d 23 Oktober 2022

Terbatasnya Waktu Selama Pelatihan Tim Menjadi Alasan Global Ban Tidak Diterapkan Pada MPL S10

Azwin Nugraha selaku Public Relation Manager dari Moonton Indonesia menjelaskan alasan global ban tidak akan diterapkan pada MPL S10 mendatang adalah keterbatasan waktu selama masa latihan yang hanya tinggal 12 hari sebelum acara tersebut dimulai “Karena durasinya itu tidak memungkinkan, karena ini akan berdampak besar kepada tim yang bertanding di  MPL ID. Jadi tim harus beradaptasi lebih dahulu. Soalnya kebijakan ini kan masih baru” ucap Azwin.

Baca juga: Pro Player Valorant Dituduh Jokikan Pacarnya Saat Turnamen

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Yosephine Anjani, Esports Relationship Manager dari Moontoon Indonesia perihal tidak adanya global ban tersebut dan ia menambahkan kalau global ban hanya berlaku pada MDL Season 6. “MDL itu kan Development League, di mana jadi wadah buat pemain baru. Yang main bukan tim MPL, mereka melatih mental disana, jadi bisa training pemain baru untuk para pemain yang direkrut. Jadi kenapa Global Ban di sana, karena belum pernah terjadi nih di sini (Mobile legends). Jadi diuji coba dulu kita apakah cocok kedepannya (MPL ID). “ Jelasnya

Inilah Peraturan Terbaru Yang Bakal Diterapkan Pada Season 10 Mendatang, Akan Ada Pause?

Ada yang menarik nih di Season kesepuluh mendatang, masih ingat kasus pause yang waktu itu sempat terjadi di season 9 kemarin? Mengenai ini, Moonton akan menambah jumlah Referee atau wasit di atas Venue yang awalnya dua menjadi empat, di mana per-timnya akan dipantau masing–masing dua orang dengan tugas satu orang memegang HP sambil menonton pertandingan in game, dan satunya bertugas memantau pemain, PING, dan perangkat pertandingan.” Ujar Yosephine.

Selain itu, dilansir dari Revival TV selama pertandingan berlangsung, pemain dilarang melakukan komunikasi apapun terhadap sesama tim.  Jadi hanya wasit atau Referee saja yang boleh berbicara dengan pemain. Jika durasi tersebut diperpanjang, maka pihak MPL berhak mengizinkan komunikasi apapun diantara anggota pertandingan. Dan jika lebih dari 10 menit maka boleh kembali lagi berkomunikasi antartim.

Ada kemungkinan Global Ban bakal diterapkan pada MPL Season 11, jika ujicoba pada MDL 6 dianggap sukses.

Jadi sudah tahu kan mengapa MPL S10 masih belum berani melakukan global ban? Ikuti terus berita kami di Gamefinity.id

Pro Player Valorant Dituduh Jokikan Pacarnya Saat Turnamen!

GAMEFINITY.ID, Bandung – Seorang pro player Valorant perempuan mendapat tuduhan berbuat curang selama turnamen berlangsung! Ironisnya, alih-alih menggunakan sebuah cheat, pro player tersebut diduga membiarkan seseorang untuk menggantikannya saat pertandingan.

Pro player tersebut adalah MarsArxa, anggota dari Team Fallacy, sebuah tim putri pro player Valorant. Team Fallacy tengah bertanding di Astral Clash Last Chance Qualifiers yang diadakan 22-24 Juli lalu.

Pemenang kualifikasi “last chance” itu menghadiahkan tiket menuju babak final Astral Clash di California Selatan yang dibayar penuh penyelenggara. Team Fallacy dikabarkan melaju ke babak final.

Berawal Dari Tuduhan yang Dipublikasi di Google Docs!

Valorant Astral Clash
Logo turnamen Astral Clash, turnamen Valorant putri

Sebuah akun Twitter anonim @nicekeybinds yang membagikan sebuah dokumen di Google Docs. Dalam dokumen cukup panjang itu, ia menuduh MarsArxa membiarkan dirinya digantikan oleh sang pacar, Nate “Payen” Lopez. Ironisnya, Payen sendiri merupakan pro player asal tim TSM FTX. Kejadian itu diduga terjadi saat turnamen yang diadakan Galorants, komunitas pemain perempuan Valorant. Saat itu, pemain yang dituduh ditampilkan berhasil memenangkan match 1v5 melawan Dignitas, di mana ia berhasil mengalahkan lima pro player.

Dokumen itu mencatat perbedaan antara gaya bermain biasa MarsArxa dan Lopez, berdasarkan beberapa cuplikan streaming. Perbedaan tersebut meliputi penggunaan keybind, mini-maps dengan size berbeda, dan frame rate. Disebutkan juga dugaan bahwa Lopez telah bermain mode ranked bersama empat anggota Team Fallacy lainnya.

Belum Ada Komentar dari Dua Pro Player Valorant Tersebut

Setelah dokumen tersebut dirilis dan mencuri perhatian warganet, MarsArxa dan Lopez telah bungkam terhadap dugaan tersebut. Akun Twitter MarsArxa justru menjadi privat, memicu lebih banyak kecurigaan.

Baca juga: Shroud Kemungkinan Akan Melanjutkan Karirnya Di Valorant

Team Fallacy Diskors!

Baru-baru ini, Galorants mengumumkan mereka telah memberi sanksi berupa skors pada Team Fallacy. Native Gaming White diumumkan akan menggantikan posisi Galorants untuk melaju ke babak final mendatang.

Riot Games juga tengah menyelidiki tuduhan pada Team Fallacy. Karena hal ini, Team Fallacy dilarang bertanding di turnamen Valorant manapun selama penyelidikan berlangsung. Jika tuduhan itu terbukti benar, bukan tidak mungkin lagi mereka akan mendapat sanksi ban permanen.

Kabar ini telah menjadi contoh bahwa turnamen esports manapun tidak akan mengampuni kecurangan dalam bentuk apapun, terutama menjebol sistem anti-cheating. Tidak heran pengembang game esports seperti Riot Games menetapkan aturan dan regulasi ketat.

Untuk menikmati permainan Valorant dengan adrenalin yang tinggi kalian dapat membeli keistimewaan itu dengan top up  atau membeli voucher game di Gamefinity yang terbukti mudah dan murah.