Category Archives: Mobile game

Heroes Arise, Apakah Game MOBA Penyempurna yang Telah Ada?

GAMEFINITY.ID, Jakarta – Heroes Arise adalah gim terbaru dari NetDragon yang baru menjalani uji beta belakangan ini. Uji pre-launching dari Heroes Arise mendapatkan kejutan dari tanggapan warganet. Masing-masing dari warganet telah mencoba gim Heroes Arise memberikan penilaian itu adalah gim plagiat. Tapi apa yang membuat gim Heroes Arise dianggap plagiat?

Heroes Arise memang menjadi gim mobile battleground arena (MOBA) PvP dengan masing-masing tim memiliki 5 player. Pada dasarnya pemilihan komposisi banyaknya player dalam satu tim, hampir sama dengan kebanyakan MOBA yang sudah ada. Akan tetapi, map dari Heroes Arise sangat mirip dengan map yang ada di Mobile Legends. Posisi Lord dan Turtle hanya Berubah penampilan dan pemilihan monster. Tidak hanya itu saja, Heroes Arise juga memiliki monster buff yang tata letaknya sama.

Dari sisi karakter yang digunakan, Heroes Arise menggunakan karakter yang sama dengan Heroes Evolved. Tetapi, itu bukanlah permasalahan dan tidak dianggap sebagai bentuk plagiat. Karena Heroes Evolved dan Heroes Arise adalah satu developer. Sehingga wajar saja warganet melihatnya biasa saja.

Heroes Arise

Namun, bukan berarti warga net mempermasalahkan beberapa karakter yang sangat mirip dengan Mobile Legends. Beberapa hero yang terlihat mirip dalam penggunaan skill dan fungsinya adalah Saber, Tigreal, dan Diggie. Hal ini tentu saja membuat banyak player menyematkan plagiat pada Heroes Arise. Meskipun sebenarnya ada beberapa perbedaan yang menonjol di Heroes Arise dengan Mobile Legends.

Baca juga: Magic Chess, Synergi Nature Spirit Adalah Kunci Mythic

Selain itu, tampilan matchmaking Heroes Arise juga juga terkena komentar miring dari warga net. Mirip dengan Honor of King dan Wild Rift, tentu saja Heroes Arise dianggap menggunakan tampilan-tampilan dari gim tersebut. Jika diperhatikan apa yang dibuat pada Heroes Evolved dan Heroes Arise sangatlah berbeda, seperti disempurnakan.

Tidak hanya itu beberapa gameplay Heroes Arise juga dianggap meniru apa yang dibuat oleh DoTA 2. Hal ini terjadi, ketika monster berbentuk Phoenix (monster yang menempati Turtle) mengeluarkan sebuah item yang disebut rune.

heroes arise

Tampilan Heroes Arise memang sangat menjanjikan dibandingkan beberapa gim MOBA lainnya. Tetapi warga net seperti memilik trust issue terhadap developer, apalagi untuk mereka yang bermain Heroes Evolved. Hal ini dampak dari developer tidak mengurus gim tersebut, sehingga menimbulkan pertanyaan apakah Heroes Arise akan mendapatkan perlakuan yang sama.

Baca juga: Sejarah FIFA dan PES Bersaing dalam Gim Sepakbola

Jika diulas dengan nilai-nilai copyright, tentu saja Heroes Arise mungkin akan mengalami masalah dalam hal itu. Tetapi apa yang dilakukan oleh Heroes Arise seperti menyempurnakan game-game MOBA yang telah ada dan dijadikan dalam 1 game. tetapi pertanyaan berikutnya yang timbul adalah sudah idealkah Heroes Arise?

Nah, tunggu terus informasi terbaru dari Heroes Arise dan jadwal launchingnya hanya di Gamefinity. Kalian dapat membaca informasi terbaru tentang game, review game dan gaming gears. Selain itu, kalian tetap bisa menikmati kemudahan top up in game dan pembelian voucher hanya di Gamefinity.id.

Halloween, PUBG & New State Mobile Kolaborasi Dead by Daylight

GAMEFINITY.ID, Bandung – Berbagai game telah berencana untuk mengadakan event demi menyambut Halloween. Sebelumnya, Apex Legends kembali hadirkan event Fight or Fright. Dua game battle royale lainnya, PUBG dan New State Mobile telah umumkan bahwa mereka akan berkolaborasi dengan Dead by Daylight dalam rangka perayaan Halloween!

Event kolaborasi ini tidak akan diadakan di PUBG Mobile. Ditambah, PUBG Mobile dan New State Mobile merupakan dua game battle royale yang berbeda (New State Mobile dibesut oleh Krafton sendiri, sementara PUBG Mobile dibesut oleh Tencent Games).

PUBG: Battlegrounds x Dead by Daylight

PUBG: Battlegrounds x Dead by Daylight
Event PUBG: Battlegrounds x Dead by Daylight

PUBG: Battlegrounds akan lebih banyak mendapat bagian dari kolaborasi ini. Event perayaan Halloween ini akan digelar selama dua bulan, 19 Oktober hingga 7 Desember 2022 untuk pemain PC dan 20 Oktober hingga 8 Desember 2022 untuk pemain konsol.

Sesuai kebanyakan event kolaborasi sebelumnya, PUBG: Battlegrounds akan menghadirkan koleksi item kosmetik bertema Dead by Daylight. Item tersebut berupa empat kostum, empat topeng, tiga skin backpack, skin untuk senjata frying pan, dan sebuah nameplate.

Tidak hanya sampai skin, PUBG: Battlegrounds juga menghadirkan mode time-limited. Mode tersebut dinamai Survive the Hunt. Hampir sama persis seperti Dead by Daylight, mode ini merupakan permainan cat-and-mouse yang dapat diikut empat orang. Salah satu dari mereka akan berperan sebagai killer, tiga pemain lainnya akan berperan sebagai survivor.

Cara bermainnya tidak jauh berbeda. Ketiga survivor harus menghindari sang killer dan memperbaiki semua generator di map. Setelah itu, mereka harus keluar melalui salah satu exit gate, sekali lagi tanpa tertangkap sang killer.

Selain itu, pemain dapat menyelesaikan berbagai misi dengan memainkan mode ini. Reward tersebut berupa item skin yang dapat diambil di Dead by Daylight nanti, salah satu di antaranya kostum bertema PUBG.

Baca juga: Apex Legends Kembali Gelar Event Halloween, Fight or Fright

New State Mobile x Dead by Daylight

New State Mobile sejauh ini tidak mengumumkan adanya mode time-limited seperti di PUBG: Battlegrounds. Namun, mereka masih akan menghadirkan berbagai reward yang tidak kalah menyeramkan. Reward yang bisa didapat berupa kumpulan item dan crate bertema Dead by Daylight.

Informasi lebih lanjut tentang kolaborasi New State Mobile dengan Dead by Daylight akan diumumkan nanti. Berbeda dari PUBG, event ini akan digelar 20 Oktober hingga 23 November 2022.

Kolaborasi PUBG dan New State Mobile dengan Dead by Daylight pastinya akan menjadi event Halloween yang seru. Bagi yang ingin menikmatinya, kedua game tersebut bisa dinikmati secara gratis (PUBG untuk PC dan konsol, New State Mobile untuk iOS dan Android).

Apex Legends Mobile Tambah Solo Mode di Update Aftershow

GAMEFINITY.ID, Bandung Update Hyperbeat akhirnya telah berakhir. Apex Legends Mobile kini menghadirkan update baru bertajuk Aftershow. Uniknya, update ini masih menjadi bagian dari season 2. Sebelumnya, Respawn Entertainment menghadirkan dua battle pass pada season 1.

Dalam update yang telah hadir 4 Oktober 2022 itu, komunitas Apex Legends dikejutkan dengan hadirnya mode yang paling dinanti. Mode tersebut merupakan solo mode dan hadir terlebih dahulu di mobile.

Solo Mode Akhirnya Hadir di Apex Legends Mobile Sebagai Bagian dari Update Aftershow

Apex Legends Mobile Aftershow Logo
Logo Aftershow di Apex Legends Mobile

Apex Legends sebenarnya terkenal sebagai game battle royale berbasis squad. Pemain harus bekerja sama dengan dua rekan timnya (atau satu orang dalam duo) untuk mengombinasikan ability Legend-nya demi menang. Namun, tidak sedikit pula yang meminta adanya solo mode di game battle royale besutan Respawn Entertainment itu.

Sebagai bagian dari update Aftershow, Apex Legends Mobile akhirnya menghadirkan solo mode. Dalam mode ini, pemain tidak perlu mengkhawatirkan rekan timnya. Seperti kebanyakan game battle royale lain, pemain hanya perlu menjadi yang terakhir bertahan dengan menyerang setiap musuh. Dengan begitu, pemain akan menjadi Apex Champion.

Hadirnya Solo mode di Apex Legends Mobile sebenarnya sudah bocor pada Juni 2022. Dilansir dari Charlie Intel, bocoran tersebut ditemukan oleh ThatOneGamingBot. Dikabarkan pula mode ini kemungkinan besar menjadi permanen.

Solo Mode Pernah Hadir Sebagai Time-Limited Mode di Apex Legends

Munculnya solo mode di versi mobile bukan pertama kali bagi Apex Legends. Respawn Entertainment pernah menambah mode tersebut di versi PC dan konsol. Solo mode hadir dalam waktu terbatas sebagai bagian dari season 2, Battle Charge, pada 2019. Sejak saat itu, mereka lebih memilih tidak membuatnya permanen.

Respawn Entertainment pernah menyampaikan hal ini di laman blognya pada 2021. “Saat kami memperkenalkan Solos sebagai time-limited mode tahun ini, kami merasa ini berdampak negatif terhadap game, terutama dalam mempertahankan pemain baru. Kami juga telah mendesain semua Legend dengan setiap ability­-nya untuk melengkapi permainan tim dan komposisi squad, tapi saat bermain solo beberapa ability Legend menjadi tidak berguna.”

Pemain PC dan Konsol Geram Menganggapi Kabar Ini!

Mendapati kabar hadirnya solo mode hadir di mobile, apalagi berpotensi menjadi permanen, komunitas Apex Legends menyampaikan kekecewaannya. Banyak dari pemain PC dan konsol merasa geram di media sosial. Salah satunya mencuit bahwa Respawn dan EA menganakemaskan versi mobile dibandingkan Apex Legends sebagai game utama.

Beberapa pemain lain justru telah memuji tim pengembang Apex Legends Mobile. Bahkan, salah satu di antaranya berargumen mobile menjadi platform yang cocok untuk solo mode.

Baca juga: Leaker Apex Legends Ungkap Map Titanfall Segera Hadir

Detail Lain Update Aftershow di Apex Legends Mobile

Apex Legends Mobile Aftershow Battle Pass
Battle pass baru Apex Legends Mobile, Aftershow

Selain solo mode, Apex Legends Mobile juga menghadirkan battle pass baru. Uniknya, jangka waktu battle pass Aftershow lebih singkat daripada sebelumnya. Setidaknya, reward yang tidak kalah keren masih dapat didapat pemain. Masih merasa terlalu singkat? Misi tambahan untuk boost Battle Pass XP akan tersedia pada 8-10 dan 15-17 Oktober 2022.

Apex Legends Mobile juga menghadirkan event login selama tujuh hari berturut-turut untuk lebih banyak reward pada 14-21 Oktober 2022. Reward utama dalam event ini adalah skin Epic Loba. Skin tersebut dapat diambil setelah Aftershow usai.

Update Aftershow di Apex Legends Mobile menjadi angin segar bagi pemain yang sudah menantikan solo mode. Meski begitu, permintaan mode tersebut hadir di PC dan konsol masih belum padam. Mereka berharap Respawn Entertainment dapat juga menambah solo mode secara permanen di Apex Legends.

Sejarah FIFA dan PES Bersaing dalam Gim Sepakbola

GAMEFINITY.ID, Jakarta – FIFA dan Pro Evolution Soccer (PES) menjadi sebuah game yang sejak dulu dan banyak penggemarnya. Kegandrungan banyak orang terhadap sepakbola menjadikan FIFA dan PES sangat diminati. Meskipun FIFA dan PES memiliki fokus yang sama terhadap gim sepakbola terdapat persaingan di antara mereka. Jadi seperti apa sejarah panjang persaingan FIFA dan PES dalam gim sepakbola?

Gim sepakbola pertama adalah FIFA yang dibuat tahun 1993 oleh Electronic Arts dan diberi nama FIFA International Soccer 93. EA menjadi developer pertama yang membuat gim sepakbola dan disusul oleh Konami pada tahun 1994 dengan nama International Superstar Soccer 64 (ISS 64). Kemudian ISS 64 berubah nama menjadi Winning Eleven, sebelum akhirnya diubah menjadi Pro Evolution Soccer (PES).

Perubahan Konsol Mempengaruhi Perkembangan Gim Sepakbola

FIFA

Konsol yang berkembang yang awalnya dari Nintendo Entertainment System (NES) menjadi Super Nintendo Entertainment System (SNES). Perkembangan gim sepakbola sendiri baru berkembang pesat ketika Sony mengeluarkan konsol gamenya yaitu Playstation 1 pada tahun 1994. Hal itu bersama dengan perubahan nama pada gim sepakbola besutan Konami yang mengubah namanya menjadi Winning Eleven (WE).

Baca juga: Nintendo dan Revolusi Handheld Console

Kejayaan Konami mengalahkan Electronics Arts dalam gim sepakbola terjadi pada tahun 2000 bersamaan dengan munculnya PlayStation 2 (PS 2). Kemunculan PS 2 ini disusul dengan WE yang kembali mengubah namanya menjadi Pro Evolution Soccer. Pada saat itulah PES menjadi gim sepakbola terlaris yang menjual hampir 4 juta copy. FIFA sendiri hanya mampu menjual 1,2 juta copy pada tahun yang sama. Dapat dikatakan masa-masa PS 2 adalah masa-masa Konami mengalahkan FIFA setiap tahunnya.

Masuk ke PlayStation 3, ketika grafis mulai dibcarakan dan dianggap lebih penting, penjualan FIFA mulai naik meskipun tidak sebanyak milik PES. Ketika Xbox muncul dan masuk dalam jajaran konsol gim yang menyaingin penjual PlayStation, FIFA terus menunjukkan trend positif dalam penjualannya.

Mengapa FIFA Tertinggal Pada Era PS 1 dan PS 2

FIFA

FIFA sebenarnya sempat mengalami penjualan yang sangat baik pada piala dunia 1994 dan 1998. Tetapi setelah memasuki tahun 2000, FIFA seperti mundur dari pertarungan dengan Winning Eleven. Padahal FIFA tidak mundur dari pertarungan, melainkan Electronic Sport sebagai developer saat itu lebh memilih fokus untuk gim America Football. Maklum saja, Madden NFL, gim Amerika football saat itu selalu masuk dalam 10 besar penjualan gim di Amerika.

Baca juga: FIFA 23 Kena Review Bomb, Ini Pemicunya!

Kebangkitan atau perlawanan dari pasar gim sepakbola baru terjadi memasuki tahun 2005. Berawal dari sebuah cover depan PES 2005 yaitu Thiery Henry yang oleh FIFA dianggap sebuah copy paste dari FIFA 2004. Hal itu terjadi karena pada tahun 2004, Thierry Henry adalah model di cover depan FIFA 2004. Selain itu, Henry yang telah direkrut sebagai model depan PES 2005, mengatakan bahwa sudah sejak lama dirinya bermain gim dari jepang tersebut. Itu artinya ketika Henry dipilih menjadi model untuk cover FIFA 2004, henry telah dan masih memainkan PES.

Sementara itu, kritikan pedas juga datang dari seorang pengusaha kaya asal Inggris yaitu Bob Summerwood. pengusaha itu mengatakan bahwa gim FIFA semakin membosankan. Sejak banyaknya kritikan, EA Sport mulai membenahi FIFA untuk segera mengejar PES.

Strategi Mengalahkan PES dan Dobrakan EA Sports

FIFA

Untuk memulai langkah strategis mengalahkan PES, EA Sports sebagai Developer FIFA mulai merekrut Gary Paterson sebagai Software Engineer. Uniknya Gary dan anak buahnya mengaku bahwa mereka adalah penggemar berat PES. Bahkan memuji bahwa PES berinvestasi dalam gameplay, sehingga mereka mendapatkan hasilnya.

Sebelum merekrut Gary, FIFA sebenarnya telah melakukan beberapa trik licik untuk menyaingi Winning Eleven. Salah satu yang sangat kelihatan adalah meniru semua tombol konfigurasi pada Winning Eleven. Puncaknya adalah ketika FIFA 12, semua player penggemar gim sepakbola pasti mengetahui ini. Ketika bermain FIFA 12 akan diberikan pilihan untuk bermain dengan konfigurasi ala PES atau ala FIFA.

Baca juga: Abyss, Sinergi yang Kembali Over Power Setelah Update Patch

Gary sendiri sudah memulai melakukan perbaikan dan baru terlihat hasilnya dengan perbaikan cuaca, fans dan pergerakan pemain. hasilnya FIFA 2007 menjadi gim sepakbola di Inggris dan mendapatkan nilai review 9/10 pada beberapa majalah game.

Berkat konsistennya perbaikan yang dilakukan EA Sports pada FIFA, baru pada tahun 2010, FIFA benaar-benar bisa mengalahkan PES dalam hal penjualan. Bahkan FIFA sejak tahun 2010 sudah mengambil alih pasar gim sepakbola, hal itu juga dipengaruhi oleh lisensi yang didapatkan EA Sports dari FIFA. Konami memang tidak memegang lisensi FIFA, sedangkan EA Sports memegang lisensi FIFA yang menaungi 30 liga dan 650 klub.  Hal itu yang membuat banyak gamers lebih memilih FIFA daripada PES hingga saat ini.

Anti Cheat PUBG Mobile Basmi 62% Cheater dan Ban Permanen

GAMEFINITY.ID, Bandung Cheaters telah menjadi masalah besar bagi seluruh pengembang game. PUBG Mobile telah menjadi salah satu game yang cukup keras pada tindakan licik pemain. Meski begitu, masih ada saja yang berani menggunakan cheat. Krafton akhirnya mengumumkan sistem anti-cheat baru untuk game battle royale itu.

Anti-Cheat Baru PUBG Mobile: Fog of War

pubg mobile fog of war
Fog of War berhasil basmi cheater pengguna X-Ray Vision atau Wall Hack

PUBG Mobile baru-baru ini memperkenalkan sistem anti-cheat barunya. Bernama Fog of War, sistem tersebut digadang-gadang sebagai teknologi anti-cheat inovatif yang pertama kali digunakan di game mobile. Tencent baru menerapkannya pada beberapa map berukuran besar.

Terlihat pada trailer live-action-nya (rilis bulan lalu), seorang cheater yang terlihat berhasil melihat pemain lain di balik dinding. Namun, sistem tersebut muncul dan memecahkan x-ray vision sang cheater sebelum berujung ban permanen.

Krafton mengakui sistem tersebut “membantu menyembunyikan gerakan pemain dari para cheater yang menggunakan X-ray vision dan wall hacks”. Sistem tersebut memindai setiap bangunan dan medan di sebuah map PUBG Mobile. Jika cheater tersebut terciduk, ia akan kesulitan melihat pemain lainnya di balik dinding sebelum terkena ban permanen.

Baca juga:  PUBG Global Championship 2022 Umumkan Tanggal dan Hadiahnya!

Berhasil Basmi 62 Persen Cheaters!

Selama fase tesnya di beberapa negara, Fog of War telah berhasil mengurangi cheating sebanyak 62 persen. Hal ini menandakan sistem anti-cheat terbaru itu telah sukses.

Teknologi terbaru itu disebut-sebut telah mengurangi penggunaan cheat sebanyak 50 persen. Pihak Krafton berjanji mereka akan terus mengembangkan Fog of War demi membasmi lebih banyak cheater lagi.

Dilansir dari Eurogamer, Krafton telah menegaskan, “Cheating (kecurangan) sangat tidak dapat diterima di PUBG Mobile, dan ini menjadi satu lagi langkah demi menghentikan pemain mempergunakan teknologi yang menipu dan tidak adil. Tidak ada lagi yang lebih penting bagi PUBG Mobile selain memastikan seluruh pemain dapat pengalaman aman, menyenangkan, dan adil.”

Fog of War diharapkan hadir secara perlahan di seluruh map PUBG Mobile dan juga diterapkan di seluruh mode.

Inovasi yang diterapkan Krafton pada PUBG Mobile terkait sistem anti-cheat ternyata membuahkan hasil manis. Setelah sistem sebelumnya dianggap kurang berhasil, Fog of War diharapkan membuat pengalaman bermain lebih nyaman tanpa cheater.

Dihadiri Legenda Sepak Bola Bandung! FIFA Mobile Festival Pertama Indonesia Disambut Meriah

Mengusung tema “Merayakan Bandung, Merayakan Sepak bola”, EA SPORTS FIFA Mobile sukses menggelar FIFA Mobile Festival, pada tanggal 24 September 2022 yang digelar  di Laswee Creative Space bersamaan dengan hari ulang tahun Kota Bandung ke-212.

Pada acara komunitas yang berhasil mengumpulkan 212 players EA SPORTS FIFA Mobile ini, telah diadakan dua agenda utama, yaitu FIFA Mobile Community Exhibition Weekend (CEW) – Series 5 dan FIFA Mobile Fun Community Exhibition.

Selain para peserta yang bertanding, turut hadir juga pemain sepak bola profesional asal Belanda yang bermain di Liga Indonesia, Nick Kuipers, dan mantan pemain tim nasional Indonesia, Atep, untuk semakin memeriahkan terselenggaranya acara ini.

“Saya belajar bermain FIFA Mobile demi mengikuti FIFA Mobile Festival. Namun di samping itu game ini ternyata membuat saya mulai ketagihan karena dapat dimainkan kapan saja dan di mana saja, khususnya menemani saya jelang berlatih,” tutur Nick Kuipers, yang pada momen ini bermain FIFA Mobile bersama 3 players pemenang Fun Exhibition kategori SMA, media dan komunitas.

Nick Kuiper bermain FIFA Mobile

FIFA Mobile

Para pengunjung event ini juga disuguhkan obrolan menarik bersama Simamaung Podcast dan legenda Persib Bandung, Atep, yang ternyata mengungkap kecocokan dirinya dengan gameplay FIFA Mobile ketika memainkannya pada ajang ini.

“Jujurnya, saya baru pertama kali bermain FIFA Mobile di acara ini. Ternyata, gameplay-nya sangat menarik dan sebagai pemain profesional tidak membuat lelah,” kelakar pemain yang mengantarkan Persib sebagai juara Liga Indonesia di tahun 2014 tersebut.

Atep mencoba FIFA Mobile

FIFA Mobile

Sementara itu, gelaran utama FIFA Mobile CEW – Series 5 Bandung menobatkan Tommy Chris Fernando asal Palembang sebagai juara pertama, setelah dirinya mengalahkan Annan Hafiz asal DIY, dalam partai final yang berlangsung sengit hingga tiba pada babak golden goal untuk penentuan pemenang. Sementara itu, posisi juara ketiga diraih oleh Muhammad Titan Haritsa Hafidz asal Indramayu.

Pemenang FIFA Mobile CEW – Series 5

FIFA Mobile

Hasil pertandingan tersebut memperpanjang deretan fakta bahwa pemenang Community Exhibition Weekend tidak berasal dari kota penyelenggara. Tercatat dari 5 kali gelaran di tahun 2022, hanya satu kali FIFA Mobile CEW dimenangkan oleh Annan Hafiz sebagai pemain tuan rumah saat diselenggarakan di Yogyakarta, Mei 2022.

Nantikan aktivitas EA SPORTS FIFA Mobile berikutnya yang dapat dinikmati para pemain, baik di dalam permainan maupun bersama komunitas!

Kilasan acara FIFA Mobile Festival bisa ditonton DI SINI.

FIFA Mobile dapat diunduh dengan gratis di Google Play bagi pengguna Android dan App Store untuk pengguna iOS.