Category Archives: Gamepedia

Mengungkap Sisi Gelap Gacha Game, Jangan Terperangkap!

GAMEFINITY.ID, JAKARTAGacha Game saat ini menjadi game terlaris serta banyak digandrungi oleh gamers muda masa kini. Desain karakter yang begitu ciamik memanjakan mata, background karakter yang variatif, voice over yang dibawakan oleh dubber kenamaan, dan lain sebagainya. Belum lagi collab dari brand ternama lainnya yang mampu membuat jenis game ini selalu tidak pernah kehilangan pemainnya.

Disamping dari kelebihan yang ditawarkan diatas, rupanya game gacha pun tetap memiliki sisi gelap yang para pemain belum begitu tahu. Memang tidak akan pernah ada hal yang terlalu sempurna, begitu pula game gacha yang satu ini.

Terlalu Banyak Memberikan Hadiah Gratis Pada Pemainnya Membuat Gacha Game Semakin Sepi

Gacha Game Cookie Run

Pasti banyak pemain yang begitu girang ketika developer rutin membagikan begitu banyak hadiah menarik secara Cuma-Cuma seperti diamond, kupon gacha , dan lain sejenisnya. Alih-alih pemain puas menggesek di menu gacha untuk mendapatkan karakter idamannya tanpa perlu lagi mengeluarkan banyak diamond justru game tersebut memasuki era dead-nya.

Nah, mengapa bisa begitu? Dengan developer membagi-bagikan banyak hadiah itu berarti mereka sedang membakar banyak pengeluaran terlebih apabila game tersebut pemainnya banyak, bagaimana caranya mereka mengembalikan modalnya? Tentunya dengan membuat event maupun item baru yang untuk mendapatkannya hanya pemain tertentu bisa melakukannya (catatan: Whale player atau jalur top up).

Baca juga: Pay To Win Atau Pay to Play, Man Yang Lebih Baik

Itu artinya developer game mengharuskan kita untuk melakukan lebih banyak top up dengan tujuan menutup event bakar-bakar duit tersebut. Bagi pemain veteran yang sudah memiliki banyak char ataupun equipment level maksimal mungkin cukup mudah menyelesaikan tapi tidak bagi pemain yang sama sekali baru menjejakkan kakinya pada game tersebut yang berakibat persaingan menjadi tidak sehat yang dimana musuh merupakan Whale player.

Whale player merujuk pada pemain yang menghabiskan banyak uangnya untuk mendapatkan karakter, boost level maupun item-item langka. Nah, akibat persaingan tidak sehat inilah player berpikir untuk kedua kalinya jika ingin bermain game tersebut.

Banyak Fanservice Tapi Kurang Improvisasi Bakal Kurang Mampu Menjual

Baguette Cookie Run
Baguette Cookie baru – baru ini menjadi karakter yang mencuri perhatian pemain Cookie Run

Fanservice pada pemainnya seperti visual karakter yang dikemas cantik memikat menjadi kelebihan dari Gacha Game ini. Tidak bisa dipungkiri jika karakter menarik ini menjadi nilai jual wajib di hampir semua game Gacha. Sempat viral pada beberapa hari lalu kalau Gacha game lebih laris dibandingkan game lainnya, itu karena disajikannya karakter yang begitu menggoda tersebut.

Namun apakah pernyataan tersebut sepenuhnya benar? Kunci bertahannya gacha game terletak pada inovasi atau improvisasi yang diberikan developer kepada pemainnya. Menjual karakter game yang wah namun event dan gameplay membosankan tanpa adanya improvisasi dari developer tetap saja pemain bakal pindah ke game lainnya yang lebih variatif.

Kamu Harus Tahu Sejarah Guitar Hero yang Jarang Diketahui!

GAMEFINITY, Bekasi – Pada tahun 2005, RedOctane, sebuah perusahaan yang berspesialisasi dalam pembuatan pengontrol permainan unik, terinspirasi untuk membuat Guitar Hero berdasarkan pengalaman RedOctane dalam membuat perangkat keras untuk permainan arcade Guitar Freaks Konami. Mereka meminta bantuan Harmonix, yang sebelumnya mengembangkan beberapa video game musik, untuk bantuan pengembangan. Game pertama dalam seri ini dibuat dengan anggaran $1 juta. Serial ini sangat sukses dan membuat Activision mengakuisisi RedOctane oleh Activision pada tahun 2007.

Baca Juga: Guitar Hero, Game Musik Terpopuler Hingga Saat Ini

Bagaimana Awal Mula Guitar Hero Terbentuk?

Guitar Hero

Guitar Hero dibuat dari kemitraan antara RedOctane, kemudian perusahaan mereka sendiri yang memproduksi pengontrol video game khusus, dan Harmonix, sebuah perusahaan pengembangan video game musik yang sebelumnya memproduksi Frekuensi, Amplitudo, dan Revolusi Karaoke.

RedOctane berusaha untuk membawa game mirip Guitar Freaks, yang sangat populer di Jepang pada saat itu, ke pasar Barat, dan mendekati Harmonix untuk membantu mereka mengembangkan game musik yang melibatkan pengontrol gitar. Kedua perusahaan menyetujuinya, dan melanjutkan untuk memproduksi Guitar Hero pada tahun 2005. Judul tersebut sangat sukses, mengarah pada pengembangan sekuelnya yang sukses, Guitar Hero II, pada tahun 2006.

Terus Mengalami Penurunan

Guitar Hero

Pada bulan April 2015, Activision mengumumkan terobosan baru berjudul Guitar Hero Live. Judul ini dikembangkan oleh FreeStyleGames yang sebelumnya pernah mengerjakan judul spin-off DJ Hero. FreeStyleGames diberi kebebasan untuk me-reboot seri Guitar Hero untuk konsol generasi berikutnya.

Salah satu inovasi pertama mereka adalah mengganti controller gitar lima tombol standar, menjadi gitar enam tombol, dengan dua baris masing-masing tiga tombol, memungkinkan mereka untuk meniru penjarian gitar yang sebenarnya. Guitar Hero Live dirilis dengan mode karier dan online. Permainan ini dirilis pada Oktober 2015.

Meskipun Guitar Hero Live dipuji sebagai sebuah inovasi, game tersebut tidak terjual sebaik yang diharapkan karena tidak memenuhi target penjualan. Pada Januari 2017, Ubisoft mengakuisisi FreeStyleGames dari Activision sehingga nasib kelanjutan Guitar Hero tidak diketahui.

Pada tahun 2020, server online untuk semua game Guitar Hero ditutup di PS3. Selain PS3, Ubisoft juga menutup semua server game di Wii. Saat ini Guitar Hero hanya dapat dimainkan secara online di Xbox 360.

Update informasi menarik seputar anime, game, lifestyle serta teknologi hanya di Gamefinity. Gamefinity.id juga menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan juga terjangkau.

Alasan The Day Before Berpotensi Jadi Game Terburuk 2023

GAMEFINITY.ID, Bandung – The Day Before menjadi salah satu game yang mencuri perhatian akhir-akhir ini. Game MMO survival horror itu telah menjadi game yang paling banyak di-wishlist di Steam tahun lalu. Ironisnya, saat ini banyak pihak berpendapat bahwa game besutan Fntastic itu berpotensi menjadi game terburuk pada tahun 2023.

The Day Before Mendadak Jadi Game yang Paling Banyak di-wishlist di Steam

The Day Before visual
Visual di trailer perdana The Day Before tuai sambutan hangat

Fntastic pertama kali mengungkap The Day Before dengan trailer perdana dan preview gameplay-nya. Trailer tersebut menunjukkan game tersebut terlihat seperti kombinasi The Division dan The Last of Us. Penungkapan itu langsung mencuri perhatian pemain. Mendadak, game tersebut menjadi game yang paling banyak di-wishlist di Steam.

Penundaan Hingga Kontroversi Relawan

Awalnya, game open world MMO survival horror itu dijadwalkan rilis 21 Juni 2022. Akan tetapi, Fntastic selaku pengembang mengungkap bahwa The Day Before harus tertunda hingga 1 Maret 2023. Alasannya, pihak pengembang ingin berganti menggunakan Unreal Engine 5 untuk membuat gameplay-nya lebih fantastik lagi.

Baca juga: Sudah Ditunggu, The Day Before Ditunda Rilisnya Hingga 2023

Akhir Juni 2022, Well Played mengungkap Fntastic mengandalkan para relawan untuk menyelesaikan game-nya. Kabar ini memicu kontroversi dari berbagai pihak. Pasalnya, relawan yang dimaksud adalah relawan yang dibayar dan tidak dibayar. Banyak dari para relawan itu tidak dibayar.

Anehnya, pihak Fntastic sendiri mengaku tim mereka terdiri dari banyak relawan, termasuk mereka yang dibayar. Setiap relawan tersebut akan mendapat sertifikat partisipasi dan kode gratis, namun tidak akan dibayar sebagai kompensasi.

Jejak Rekam Fntastic

Pengungkapan The Day Before hingga keberhasilannya menjadi game terbanyak di-wishlist di Steam membuat publik bertanya-tanya. Fntastic sendiri merupakan pengembang indie yang baru berkecimprung di pasar game AAA. Pasalnya, pengembang tersebut bukan menjadi pengembang sebesar Ubisoft atau Krafton.

Channel YouTube Force Gaming mengungkap jejak rekam Fntastic sebagai pengembang sangat buruk. Sebelum The Day Before, mereka memiliki tiga judul game yang pernah dikembangkan, yaitu The Wild Eight, Dead Dozen, dan Propnight. Ketiganya sudah dapat dikatakan terabaikan.

The Day Before The Wild eight
The Wild Eight

Game pertama mereka, The Wild Eight, merupakan top down survival action berlatar di Alaska. Begitu game itu rilis sebagai early access di Steam pada Februari 2017, awalnya pemain memberikan ulasan positif. Namun, Fntastic menjual hak game tersebut karena konflik internal dengan mitranya.

The Day Before Dead Dozen
Dead Dozen

Dead Dozen menjadi game keduanya. Game FPS horror itu melibatkan tim beranggotakan hingga empat pemain untuk keluar dari sebuah piramid misterius. Dead Dozen pertama kali rilis sebagai early access pada Maret 2018. Tidak seperti The Wild Eight, Dead Dozen mendapat kritikan buruk pada awal peluncurannya. Karena hal ini, mereka memutuskan untuk menghentikan dukungannya tiga bulan kemudian.

The Day Before Propnight
Propnight

Propnight menjadi game ketiga dari Fntastic yang dirilis saat pengumuman The Day Before. Pada dasarnya Propnight memiliki konsep yang mirip dengan Dead by Daylight. Namun, game tersebut mendapat ulasan negatif karena bug bertebaran. Setidaknya, Propnight terakhir kali mendapat patch pada 1 Januari 2023.

Rilis Trailer Gameplay RTX yang Minim Gameplay, The Day Before Kembali Picu Kritik

Jejak rekam Fntastic tentu mengundang kritikan dan kekhawatiran terhadap nasib The Day Before ke depannya. Kemungkinan besar, game MMO survival horror itu akan bernasib sama dengan ketiga game sebelumnya, terabaikan dan mendapat ulasan buruk.

Fntastic berani merilis trailer gameplay untuk memamerkan grafik dari Nvidia RTX. Seperti sebelumnya, trailer itu memamerkan grafik yang realistis terhadap dunia game itu.

Warganet langsung mengkritik habis-habisan trailer itu. Mereka mengatakan trailer gameplay itu sama sekali tidak memamerkan lebih banyak gameplay, melainkan berfokus pada grafik yang sangat menawan dan realistis. Tidak sedikit pula yang mengecap The Day Before sebagai calon game terburuk tahun 2023 atau bahkan sebuah scam besar.

The Day Before sempat disusul Stray sebagai game yang paling banyak di-wishlist. Saat ini, Hogwarts Legacy menyusul game besutan Fntastic itu dan langsung menjadi game premium terlaris saat ini.

Baca juga: Belum Rilis, Hogwarts Legacy Jadi Game Terlaris di Steam

Dengan jadwal perilisan 1 Maret 2023 semakin dekat, apakah The Day Before akan membungkam skeptisme pemain? Ataukah game ini menjadi satu lagi kegagalan bagi Fntastic?

Game Pay to Win atau Pay to Play, Mana yang Lebih Baik?

GAMEFINITY.ID, Bandar Lampung – Industri game kini telah berkembang pesat, salah satu bukti nyata seperti banyaknya game dengan sistem dan konsep internal yang menarik, sebut saja hal itu dengan sistem pay to play or pay to win.

Kebanyakan game sekarang memiliki sebuah sebutan sebagai acuan untuk pemainnya seara langsung, walaupun istilah ini lebih dikenal oleh para pemain secara langsung. Tetapi tahukah kalian? Perbedaan dan maksud dari Pay to Win dan Pay to Play.

Baca juga: Alasan Meme “Ga Boleh”, Kuzu no Honkai Buat Kena Mental

Pay to Play, Beli Lalu Main Sepuasnya

Game Pay to Win atau Pay to Play

Pay to Play atau P2P atau biasa dikenal juga Free to Play merupakan sebuah istilah dalam distribusi atau minat pasar suatu game. Istilah ini cukup populer dan banyak disenangi oleh para pemain. Secara umum istilah ini kebanyakannya ada di game nonmobile, seperti game Windows dan Console.

Pay to Play sendiri memberikan sebuah keuntungan dimana pemain hanya perlu membayar suatu game dengan nominal tertentu, dan pemain dapat sepuasnya memainkan game ini tanpa harus ada nominal tambahan yang dikeluarkan oleh pemain.

Beberapa game non-mobile banyak menggunakan istilah ini sebagai rujukan nilai keuntungan apabila memiliki game ini, namun tidak sedikit juga game mobile yang menggunakan istilah ini. Berikut beberapa game yang hadir dengan Pay to Play, seperti Trails no Kiskei, Stardew Valley, Modern Warfare, dan banyak lagi.

Pay to Win, Mau Lanjut? Harus Bayar Dulu

Game Pay to Win atau Pay to Play

Pay to Win sendiri merupakan istilah dalam distribusi pemasaran suatu game yang sangat buruk dari istilah lainnya. Istilah yang sangat tertutup dan hanya diketahui beberapa kalangan saja akibat buruknya.

Pay to Win memungkinkan pemain untuk melakukan sejumlah transaksi untuk melakukan upgrade suatu karakter ataupun item dalam game. Hal ini secara mendasar berguna untuk memenangkan suatu game Pay to Win dengan mudah, karena pemain akan membeli beberapa item game dengan uang asli. Beberapa game yang mengusung metode ini seperti Mobile Legends: Bang-Bang dan Free Fire.

Jadi Mana yang Lebih Baik?

Secara paling dasar, yang paling baik dari kedua metode atau istilah diatas itu Pay to Play atau Pay to Win sebenarnya tergantung pemain sendiri.

Game Pay to Play lebih cocok untuk mereka yang ingin memainkan game dengan tenang tanpa takut ada rogohan kocek kedepannya, sedangkan Pay to Win ini mungkin diawal game atau ketia membeli game ini secara gratis, namun didalamnya ada sedikit microtransaction yang akan terus menuntut banyak.

Update informasi menarik lainnya seputar game hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.

Mobile Legends Tips Mudah Solo Rank Hero Terbatas

GAMEFINITY.ID, JAKARTA – Diantara Mobile Battle Arena (MOBA) game yang ada, Mobile Legends: Bang-Bang masih menjadi MOBA yang paling banyak dimainkan. Komunitasnya yang begitu solid, Gameplay serta Equipment Item yang cukup mudah dimengerti pemula menjadi alasan mengapa pemain lebih akrab dengan MOBA ini.

Namun, seringkali pemain tengah alami kesulitan untuk menaikkan tier mereka di Epic dan Legend lantaran ego dan trolling kerap ditemui di rank yang dijuluki badak hijau atau cukup “Badak“ saja terutama ketika kalian tengah bermain solo dan pool hero kalian juga terbatas  terutama jika kalian memainkan akun smurf). Berikut tips mudah push rank dengan hero pool seadanya

Gunakan Meta Ciki, Diklaim Mudah Naikkan Rank

Mobile Legends Assasin
Meta Ciki yang populer belakangan ini kerap diisi oleh role Jungler

Cara pertama yang bisa dicoba adalah Meta Ciki yang dianggap ampuh untuk solo rank. Meta Ciki itu apa sih? Ibarat kalian lagi ngemil sambil ditemani kopi atau teh, biar enak pasti makan satu-satu kan? kurang lebih seperti itu, jadi meta Ciki yang popular belakangan ini dimana kamu hanya mengincar satu hero itu saja.

Sementara itu role yang paling cocok untuk menggunakan meta ini adalah jungler atau hyper yang umumnya diisi oleh Assasin seperti Saber, Hayabusa, Gusion, Aamon, dan lain sebagainya. Walaupun diklaim mudah naik tier, tetap perhatikan draft serta makro dan mikro kalian. Usahakan jangan sampai core musuh telah jadi ataupun diberi free hit untuk menghindari comeback.

Dan meta Ciki ini juga kurang direkomendasikan jika musuh menggunakan lebih banyak efek stun ataupun Crowd Control.

Baca juga: Dark System Mobile Legend

Kuasai Role Hero Mobile Legends Kalian Secara Spesifik

Tips selanjutnya adalah menguasai role yang kamu memang bisa menggendong tim kamu. Roamer Blacklist International, Johnmar Villaluna atau OHMYV33NUS dikenal memiliki pool hero yang terbatas, akan tetapi ia mampu memaksimalkan kemampuannya pada babak upperbracket yang berujung pada kemenangan atas RRQ Hoshi selama dua kali berturut – turut pada M3 serta M4.

OHMYV33NUS memberikan kunci keberhasilannya, yaitu dengan mementingkan kenyamanan ketika menggunakan role favorit kalian. Misalnya kalian memang bisa menggunakan role Jungler, pelajari seluruh aspek yang berhubungan mulai dari penguasaan pasif, timing tepat untuk menculik musuh, mengamankan monster yang direbut oleh musuh, dan lain sebagainya.

Menonton Livestream yang ditayangkan oleh berbagai Pro player juga dapat dijadikan acuan untuk melakukan solo ranked meski pool hero kamu tidak begitu banyak. Terkadang merekapun juga dengan senang hati membagikan trik serta build cukup berguna yang bisa kalian praktekkan di ingame. Disamping itu kalian juga wajib membaca pola permainan yang mereka lakukan.

Begitu pula dengan role Roamer yang kerap digunakan oleh bunda Venus tersebut. Ia begitu mendalami rolenya sebagai roamer dan berujung membawa piala M3 pada 2021- 2022 yang lalu.

Mengenal Dark System Pada Game Online

GAMEFINITY.ID, JakartaDark System menjadi sekian banyak faktor yang mempersulit para pemainnya untuk naik ke peringkat yang jauh lebih tinggi. Membahas trik-trik tersembunyi yang sama sekali pemain lain belum mengetahuinya tentu menjadi suatu hal yang menarik untuk ditelaah begitu pula dengan Dark System ini.

Gambaran Dark System

Jadi apabila kalian sering memenangkan permainan tiba-tiba  kalah walaupun gameplay kalian sudah bagus, itu artinya kalian telah dijebak dark system oleh developer game.

Awal Mula Istilah Dark System Di Game Online

Istilah ini berawal sejak adanya postingan keluh kesah dari pemain game Mobile Legend yang dimana ketika ingin melaju ke peringkat yang lebih tinggi namun digagalkan dengan mendapatkan tim kurang kompak. Alhasil mereka terkena Dark System yang diterapkan oleh Moonton.

Misalnya kalian ingin meninggalkan tier Legend 1 bintang lima ketika ingin mencoba naik ke  peringkat ke Mythic tiba-tiba kalian mendapatkan rekan tim yang tengah nge-troll atau musuh yang lebih apik.

Baca juga: Item Corrosion Schyte Mobile Legends Yang Bikin Role Goldlane Mengganas 

Berlaku Di Semua Game Online

Lantas apakah penerapan Dark System ini hanya berlaku di game yang disebut di atas? Jawabannya berlaku di seluruh online games terutama pada genre kompetitif seperti Mobile Legends, Arena of Valor, League of Legends dan sebagainya. Dampak ini lebih terasa ketika kalian memainkannya secara sendirian atau single player dimana kalian mendapatkan tim acak tapi berujung apes yang menyebabkan kekalahan pada tim.

Cara Menghindari Sistem Gelap Di Game Online

Darak System Berpengaruh

Lalu bagaimana caranya agar bisa keluar dari lingkaran setan tersebut? Sebenarnya cukup mudah untuk menghindarinya, akan tetapi sulit untuk dipraktekkan. Sebenarnya ada banyak cara cuma disebutkan beberapa saja, cara pertama adalah bermain bersama teman yang bisa dipercaya atau mabar. Party-an bersama teman kalian tentunya akan membangun sebuah chemistry sehingga menambah kekompakan.

Tetapi apabila kalian bermain secara party, lawan yang dihadapinya pun juga party tergantung seberapa banyak teman yang kalian ajak tersebut. Maka dari itu komunikasi menjadi hal wajib agar tidak sia-sia serta menambah kekompakan. Cara kedua adalah mengistirahatkannya selama beberapa jam setelah mengalami kekalahan yang beruntun.

Dengan logout game kalian tentunya kalian akan mendapatkan musuh yang sama sekali berbeda. Dan cara terakhir yang bisa kalian terapkan adalah dengan melakukan re-roll mode, kurang lebihnya seperti ini, jika kalian bermain Mobile Legend, semisal kalian kalah di mode Ranked, kemudian berpindah ke mode klasik, dan seterusnya.

Cara ini diklaim cukup berhasil untuk mendapatkan musuh yang lebih mudah sehingga dapat keluar dari System Dark tersebut.  Update informasi menarik lainnya seputar game, esports, anime, teknologi dan Pop Culture hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.