Category Archives: Gamepedia

Tips untuk Beginner di Goddess of Victory: Nikke

GAMEFINTIY.ID, Bandar Lampung – Belum lama ini telah rilis game FPS yang bermutasi menjadi game kolektor waifu dari SHIFT UP Corporation, menampilkan gadis-gadis dengan style anime yang menarik bersenjata lengkap dengan senjata api dalam live 2D yang halus, siapa lagi kalau bukan Goddess of Victory: Nikke.

Walaupun Goddess of Victory: Nikke merupakan game idle, game ini memberikan sejumlah nuansa yang cukup dengan strategi membangun pasukan dan gameplay FPS untuk membuat pemain agar tetap terlibat dalam kontrol.

Tips Beginner di Goddess of Victory: Nikke

Goddess of Victory: Nikke mungkin terlihat sebagai game idle FPS yang sederhana, namun masih perlu untuk mempelajari cara memaksimalkan perjalanan dan karakter dalam game. Berikut Tips Hack untuk Beginner di Goddess of Victory: Nikke.

Baca Juga : Cygnus Enterprises, NetEase akan Launching Duluan di Steam

Membuka Outpost ASAP

Tips Goddess of Victory: Nikke

Dalam Goddess of Victory: Nikke, Outpost akan menjadi sumber resource utama untuk mendapatkan material upgrade. Mulai dari menyediakan mata uang umum, Nikke EXP, dan EXP untuk akun pemain sendiri. Membuka Outpost ini akan memberikan sejumlah keuntungan yang tinggi saat memulai. Pemain dapat membuka Outpost ini ketika menyelesaikan bab 2-12.

Rate perolehan material melaui Outpost ini dapat ditingkatkan dengan terus mengerjakan story, dan pemain bahkan dapat menemukan blueprints untuk upgrade Outpost disetiap level. Outpost juga memiliki batas jumlah yang dapat disimpan, pastikan untuk sesekali mengambil reward pemain.

Investasikan Sumber Daya dengan Baik ke Setiap Karakter

Tips Goddess of Victory: Nikke

Sebagai game idle pada umumnya, Goddess of Victory: Nikke memiliki sebuah titik stop pada perkembangan tertentu di satu karakter, dan pemain diharuskan menunggu untuk mendapatkan lebih banyak sumber daya guna menaikkan level Nikke pemain.

Dalam hal ini pemain dapat fokus dengan 5 karakter favorit untuk terus naik level, tetapi pemain akan menunggu cukup lama untuk mengatasi lonjakan difficult permainan jika investasi sumber daya ke karakter yang tidak terpakai diawal game.

Komposisi Beginner di Goddess of Victory: Nikke yang Seimbang

Tips Goddess of Victory: Nikke

Squad yang bagus tentunya memiliki komposisi offense dan defense, meski tergantung pada model pertarungan pemain yang lebih cenderung ke offense atau defense. Susun dengan tiga attackers, satu defenders, dan satu support sampai pemain mendapatkan sumber daya yang cukup untuk melakukan disversifikasi.

Sekian Tips untuk pemula di Goddess of Vitory: Nikke. Beberapa komposisi tips yang baik mampu membawa pemain kedalam kemenangan beruntut.

Update informasi menarik lainnya seputar game hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.

Alasan Nahida Sangat Broken Di Genshin Impact

GAMEFINITY.ID, PATI – Beberapa waktu lalu pada patch 3.2 HoYoverse merilis salah satu karakter yang paling dinanti para pemain yaitu Archon Dendro, Nahida. Mengejutkannya banner nahida berhasil memecahkan rekor pendapatan di hari pertama yang sebelumnya dipegang oleh Archon Electro, Raiden Shogun. Selain memiliki desain karakter yang sangat imut dan menggemaskan, Nahida juga dibekali dengan kit yang bisa dibilang cukup broken.

Dapat Menjadi Support dan DPS secara bersamaan

Posisi Nahida yang dapat berperan sebagai support dan juga off-field DPS secara bersamaan menjadi salah satu alasan kenapa dia begitu populer. Nahida dibekali dengan talent yang memungkinkan dia dapat menghasilkan damage sebanyak mungkin sekaligus memberikan buff pada team.

Sumber utama damage Nahida berasal dari Tri-Karma Purification yang bersumber dari elemental skill All Schemes to Know. Elemental Skill Nahida akan membuat musuh saling terhubung satu sama lain. Saat salah satu musuh terkena damage Tri-Karma Purification maka musuh lain yang terhubung juga akan mendapatkan damage yang sama. Hal ini membuat Nahida sebagai AoE DPS dengan jangkauan paling luas.

Nahida
Elemental Skill Nahida yang terbilang cukup broken | Source: In-game Genshin Imapct

Hal lain yang membuat skill Nahida sangat broken adalah nyaris tidak adanya internal cooldown pada Tri-Karma Purification. Ini membuat Nahida dapat memberikan aura Dendro kepada musuh secara terus-menerus. Yang nantinya aura Dendro ini akan dimanfaatkan karakter lain untuk menciptakan reaksi elemen dendro. Mengingat durasi elemental skill Nahida jauh lebih lama dibanding dengan cooldown-nya, membuat Nahida dapat 100% uptime untuk memberikan damage melalui Tri-Karma Purification sekaligus aura Dendro.

Baca Juga : Tips Build Cyno Dewa Anubis Genshin Impact

Nahida Yang Broken Atau Dendro Element?

HoYoverse sudah mengenalkan mekanisme reaksi elemen Dendro sebelum Nahida rilis. Pada awal perilisan sendiri, reaksi elemen dendro bisa dibilang cukup bagus dan bersaing dengan elemen lain. Bahkan jika berbicara soal konsistensi damage, reaksi elemen dendro memiliki konsisten yang jauh lebih tinggi dari reaksi elemen lain selama party tersebut dapat memicur reaksi elemen dendro.

Elemen Dendro juga sangat mudah sekali untuk di-build. Salah satu reaksi dendro paling populer sekaligus paling mudah digunakan yaitu reaksi bloom. Untuk mendapatkan damage yang besar pada reaksi bloom, pemain hanya perlu menaikkan elemental mastery dan juga level karakter. Tidak seperti reaksi lain yang menuntut pemain untuk memiliki crit rate dan crit damage tinggi agar menghasilkan damage yang tinggi juga.

Meski terbilang cukup bagus dan konsisten, sebelum Nahida dirilis belum ada karakter yang mampu memberikan aura Dendro secara terus-menerus. Dan inilah yang diperbaiki oleh Nahida saat perilisannya. Keistimewaannya sebagai Archon membuat Nahida sangat bagus untuk team yang berorientasi pada reaksi Dendro. Nahida telah memberikan buff yang begitu besar bagi party Dendro hingga bisa dibilang terlalu besar.

Itulah hal-hal yang membuat Nahida sangat populer dari segi gameplay mechanic. Bagi yang kurang begitu mementingkan gameplay, Nahida juag memiliki desain karakter dan juga cerita yang sangat menarik. Bagaimana menurut kalian? Sudah mencoba karakter Nahida di akun genshin kalian? Informasi news, review , hingga guide game-game populer hanya di Gamefinity. Nikmati juga kemudahan topup dan  voucher games kesayangan kalian dengan harga murah di Gamefinity.id

Preview Rhythm Turn-Based Theatrhythm Final Bar Line

GAMEFINITY.ID, Bandar Lampung – Theatrhythm Final Bar Line merupakan permainan rhythm dari Square Enix yang menyajikan lebih dari 385 track musik dari seluruh seri Final Fantasy terpilih, ditambah dengan 100+ karakter dalam Final Fantasy juga.

Pemain juga bisa membeli Digital Deluxe dan Premium Digital Deluxe Editions dan mendapatkan akses menarik ke banyak lagu DLC, sudah termasuk dengan musik seri populer, seperti NieR, Saga Series, Live a Live, Octopath Traveler, dan banyak lainnya.

Daftar Lagu dan Mode di Theatrhythm Final Bar Line

Preview Theatrhythm Final Bar Line

Ketika pemain pertama kali memasukkan pilihan lagu di Theatrhythm Final Bar Line, pemain akan diberikan 403 pilihan lagu yang menarik, dan masing-masing menunjukkan skor atau rate tertinggi pemain saat ini.

Pemain juga diberikan konfigurasi atau filter untuk mengurutkan musik-musik tersebut dengan berbagai kriteria, seperti urutan abjad atau seri. Pemain juga diberikan akses untuk mengubah kategori lagu dengan menekan kiri atau kanan pada D-pad.

Preview Theatrhythm Final Bar Line

Theatrhytm Final Bar Line setidaknya menghadirkan tiga mode, beberapanya seperti Standard, Pair, dan Simple. Untuk Standar mode, lagu yang dimainkan hanya dengan menekan petunjuk yang benar sendiri. Mekanismenya kurang lebih mirip Final Curtain di 3DS.

Preview Theatrhythm Final Bar Line

Lalu ada lagi Simple mode. Mode ini sangat cocok untuk pemain yang tidak menyukai sesuatu yang rumit. Hadir dengan 4 notes sejajar vertikal. Simple mode sendiri hampir sama seperti BangDream.

Terakhir ada Pair mode. Mode ini memungkinkan pemain untuk bermain secara pasangan, lebih tepatnya 2 notes yang berpasangan. Sedikit berbeda dengan Simple mode, Pair mode memungkinkan pemain untuk mendapatkan notes yang lewat secara bersamaan. Salah satu mode dimana pemain dapat main bersama dengan pemain lain, atau istilahnya P1 dan P2.

Baca Juga : Daftar Elite Troops Terkuat di Goddess of Victory: Nikke

Profil Card yang dapat di kustomisasi

Seperti game rhythm kebanyakan, Theatrhythm Final Bar Line juga memungkinkan pemain untuk memiliki profile card keren. Sebuah kartu yang berisi catatan permainan. Pemain dapat menyesuaikan ilustrasi atau kustom apapun itu untuk kartu yang satu ini.

Preview Theatrhythm Final Bar Line

Kartu profil tersebut kurang lebih berisi rhythm flow, playtime, achievment, completion rate, dan most played songs. Kartu ini juga memiliki 2 sisi berbeda yang menarik. Jika pemain membalik dan melihat sisi bagian belakang, sisi tersebut berisi informasi siapa saja yang biasa pemain gunakan dalam party, dan berapa banyak barang koleksi yang dikumpulkan.

Best Party adalah Buatan Sendiri

Seperti kebanyakan game rhythm pada umumnya, Theatrhythm Final Bar Line juga memberikan fungsi dimana pemain dapat memilih anggota party sendiri yang terdiri atas 4 anggota. Beberapa karakter dapat diperoleh dengan menyelesaikan quest seri untuk mendapatkan karakter yang ada sangkut paut dengan misi tersebut.

Preview Theatrhythm Final Bar Line

Pemain juga dapat memiliki karakter musuh yang akan diperoleh ketika menyelesaikan tahap terakhir dari masing-masing seri. Setidaknya ada 104 karakter Final Fantasy yang dapat pemain gunakan dalam party.

Itulah beberapa preview menarik dari Theatrhythm Final Bar Line yang akan dieksekusi langsung untuk Switch nanti. Game ini sendiri akan dirilis pada 16 Februari 2023 untuk Nintendo Switch dan PlayStation 4.

Update informasi menarik lainnya seputar game hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.

Daftar Elite Troops Terkuat di Goddess of Victory: Nikke

GAMEFINITY.ID, Bandar Lampung – Goddess of Victory: Nikke merupakan salah satu game FPS RPG SciFi yang belum lama ini rilis untuk Mobile. Mendapat respon dan perhatian yang banyak dikalangan penggemar genre ini hanya dalam waktu beberapa hari saja.

Secara mendasar bahwa Goddess of Victory ini cenderung lebih menunjukan posisinya sebagai game segudang waifu pada first impresi masing-masing pemain. Selain itu juga ada judul yang menampilkan cutsene animasi yang apik dan voice acting yang makin membuatnya menarik.

Menjadi salah satu game FPS auto yang hadir dengan gaya tampilan portrait, menyajikan rigging animasi yang mengesankan selama pertempuran sambil memberikan ruang sisa untuk pemain keluar masuk dari penutup dan menghabisi musuh.

Baca Juga : CounterSide x Hololive hadir dengan Pembaruan Keren dan Menarik

Daftar Elite Troops Kuat di Goddess of Victory: Nikke

Dalam mekanisme gameplay yang cenderung seperti RPG ini, pemain dapat memilih elite troops atau regu elit dari berbagai Nikke dan gaya bermain serta senjata yang unik. Jika pemain mengharapkan beberapa karakter yang mampu bertahan dan menang dalam pertempuran, namun tergantung kondisi juga.

Kondisi musuh atau apapun itu, tergantung penyesuaian dari para pemain langsung. Berikut daftar member elite squad rekomendasi dari penulis tergantung dari mekanisme boss dan keinginan maupun selera pemain. Pemain juga dapat memilih salah satu waifu favorit untuk dibawa bertempur.

SS Tier

Dibalik tubuhnya yang kecil, Nikke satu ini berguna untuk semua pemain. Liter salah satu troops yang mampu memperbaiki cover semua Nikke dalam regu. Selain itu juga, Liter dapat meningkatkan serangan semua Nikke dalam pasukan secara signifikan, serta menghancurkan musuh yang mengganggu jalan regu. Support yang berguna bukan?

Selain itu ada beberapa Nikke lainnya yang cukup berguna dalam SS Tier ini. Beberapanya dapat disandingkan dengan Liter, seperti Novel misalnya. Selain itu juga ada beberapa lagi, seperti Ludmilla dan Scarlet.

Goddess of Victory Character Recomendations

Goddess of Victory Character Recomendations

Goddess of Victory Character Recomendations

Goddess of Victory Character Recomendations

S Tier

Dalam S Tier ini setidaknya ada 4 Nikke yang penulis sarankan. Beberapanya merupakan Nikke tipe support yang cukup overpower berkat skill atau ability-nya. Beberapa Nikke S Tier adalah, seperti Privaty dengan buff ofensif, Noah dengan explosive, Harran dengan pengganda Burst Skill, dan Volume dengan buff peningkatan Critical rate dan damage yang merata kepada tim.

Goddess of Victory Character Recomendations

Goddess of Victory Character Recomendations

Goddess of Victory Character Recomendations

Goddess of Victory Character Recomendations

A Tier

Nikke A Tier memiliki setidaknya 4 troops yang penulis rekomendasikan. Beberapanya tipikal buff, debuff, dan damage yang kebanyakan isinya buff. Nikke dalam tier ini dapat dikombinasikan dengan Nikke dalam tier diatas yang memiliki efek yang cukup krusial. Beberapa Nikke dalam A Tier adalah Pepper, Dolla, Exia, dan Poli.

Goddess of Victory Character Recomendations

Goddess of Victory Character Recomendations

Goddess of Victory Character Recomendations

Goddess of Victory Character Recomendations

B Tier

Dalam tier ini, hadir dengan kebanyakan Nikke yang bisa dibilang biasa saja namun lebih baik daripada tidak sama sekali. Beberapanya seperti Diesel yang cukup baik sebagai PseudoTank, sayangnya memiliki cooldown skill dan syarat pengaktifkan yang sulit.

Goddess of Victory Character Recomendations

Ada lagi Brid, seorang Nikke yang cukup ‘uwoghh untuk ukuran seorang elite troops dan favorit penulis. Brid sendiri memiliki skill burst yang sangat worth untuk musuh yang terbilang lemah serta musuh yang memiliki DEF atau HP yang tinggi.

Goddess of Victory Character Recomendations

Lalu ada Milk yang merupakan Nikke biasa-biasa saja, namun cukup baik dalam hal yang ofensif. Tidak ada yang spesial dari Milk selain buff ofensif yang diberikan. Milk mampu memberikan buff Critical Damage sedang untuk semua anggota Nikke dalam tim selama HP masih diatas 80%.

Goddess of Victory Character Recomendations

Sayangnya seorang buffer kebanyakan tidak dapat melakukan recovery atau buff untuk dirinya sendiri, dan hal ini berlaku kepada Milk. Milk sangat membutuhan bantuan dari Nikke lain untuk mempertahankan HP diatas 80%.

Itulah rekomendasi Nikke Troops yang dapat penulis sampaikan. Beberapa troops dan karakter ataupun musuh memiliki tingkat dan daya mekanisme yang berbeda. Pastikan menentukan karakter yang cocok untuk Gfers.

Update informasi menarik lainnya seputar game hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.

Perkembangan Beat ‘Em Up dari Battle Side-Scrolling hingga Hand-to-Hand

GAMEFINITY.ID, Bandar Lampung – Beat ‘Em Up atau yang dikenal juga dengan Brawler maupun Beat ’Em All untuk beberapa market adalah genre video game yang menyajikan pertarungan tangan kosong atau handtohand antara beberapa jumlah besar lawan.

Beberapa Beat ’Em Up pada awalnya merupakan game yang bergerak dalam gaya scrolling 2D, dan beberapa game lainnya hadir dengan gaya pembawaan 3D dengan musuh yang lebih banyak. Untuk gameplay-nya sendiri cenderung seperti game arcade, sederhana namun sulit.

Beat 'Em Up

Diawal tahun kemunculan, tahun 1984 adalah Kung-Fu Master. Sebuah game yang mengambil dasar pada film seni bela diri Hong Kong. Kemudian dua tahun setelahnya di 1986 hadir lagi Nekketsu Kouha Kunio-Kun yang memperkenalkan format belt scroll dan terus digunakan secara ekstensif oleh game sebelumnya.

Baca juga: Bandai Namco Dikabarkan akan Memberikan Versi Remake untuk Tales of Symhonia

Beat ‘Em Up dari Side-Scrolling hingga 3D Hand-to-Hand

Umumnya Beat’Em Up diadaptasi melalui sebuah film tahun 70-an dengan judul Kung-Fu Master atau dikenal juga Spartan. Game ini dirancang oleh Takashi Nishiyama dan dirilis oleh Irem tahun 1984, menggunakan gaya sidescrolling.

Beat 'Em Up

Di tahun 1987, rilislah Double Dragon yang dirancang sebagai penerus Technos Jepang untuk Kunio-kun (Regenade), menjadi alasan dan pembawa keemasan dalam era Beat ‘Em Up. Salah satu game yang tampil dengan gameplay yang kooperatif.

Double Dragon sukses hingga membanjiri beat ‘em up di akhir 1980-an yang dimana beberapa judul terkenal seperti Golden Axe dan Final Fight menjadi lebih beda dari lainnya. Final Fight juga yang merupakan sekuel untuK Street Fighter, namun perusahaan memberikna judul berbeda.

Pada akhir 1990-an dan awal 2000-an, Sega Die Hard Arcade tahun 1996 menjadi beat ’em up pertama yang menggunakan gaya visual 3D Polygon dengan konstruksi tekstur, serta gerakan yang lebih canggih.

Tidak lama melewati era 2000, genre beat ‘em up ini kembali bangkit dalam bentuk game yang sebenarnya menambahkan sub genre dari beat’em up ini, yaitu Hack and Slash. Devil May Cry 2001 dan series seterusnya menjadi salah satu game beat ‘em up yang diusung dengan paduan Hack and Slash.

Beat 'Em Up

Namun diawal 2000-an hingga saat ini, ada beberapa game urban dari seri Yakuza 2005, game yang gabungkan pola thriller kriminal dan lingkungan yang cukup interaktif dengan detail street fighter. Tidak lama hadir The Warrios yang rilis di 2005, menghadirkan sebuah perkelahian masif dalam lingkungan 3D dan beberapa aktivitas selingan lainnya.

Beat ‘Em Up serta dengan Sub-Genre yang Menarik

Dalam pembawaannya hingga saat ini, Beat’Em Up hadir dengan beberapa subgenre hingga saat ini seperti Scrolling Beat’Em Up atau bisa disebut juga Side-Scrolling. Sub-genre satu ini juga memiliki 2 klasifikasi, seperti Side-Scrolling Beat’Em Up dan BeltScroll Beat ’Em Up.

Kemudian ada Hack and Slash yang merupakan sub-genre yang terbilang masih baru, mengingat sub-genre ini hadir diakhir 1990-an dan awal 2000-an. Sama seperti yang diatas, Hack and Slash juga hadir dengan beberapa klasifikasi, seperti 2D Side-Scrolling dan 3D Hack and Slash.

Sekian penjelasan dari perkembangan Beat ‘Em Up yang dapat penulis sampaikan.

Update informasi menarik lainnya seputar game hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.

Alasan Game Tie-In Film Jarang Dibuat Akhir-Akhir Ini

GAMEFINITY.ID, Bandung – Judul game yang berkaitan dengan film biasanya lazim ditemukan pada era 1990-an dan 2000-an. Sering sekali pemain tertarik memainkannya karena sudah familiar. Pengembang game memanfaatkan tren game tie-in film untuk mengumpulkan pundi uang.

Saat ini, tren game tie-in film sudah hampir tidak bisa ditemukan. Tidak mengherankan ini menunjukkan bahwa industri game semakin berkembang dan harus berubah. Ini menjadi pemicu game jenis tersebut sudah meredup trennya. Berikut alasan game tie-in film jarang dibuat akhir-akhir ini.

Ada Deadline Ketat untuk Menyelesaikan Game Tie-In Film

Untuk membuat game tie-in film, pihak pengembang harus melakukan kesepakatan dengan pihak studio film. Lalu studio film memberi waktu relatif singkat pada pihak pengembang untuk menyelesaikan game tersebut. Alasannya untuk meraup keuntungan selagi film itu sedang tren.

Deadline ketat seperti ini memicu pengembang harus terburu-buru menyelesaikan game tie-in film itu. Alhasil, saat perilisan, kualitasnya sering sekali tidak memuaskan. Tidak jarang game jenis tersebut berakhir mendapat ulasan buruk dari kritikus.

E.T. game tie-in film
E.T. The Extra-Terrestrial jadi salah satu game terburuk sepanjang masa

Contoh paling terkenalnya adalah E.T. The Extra-Terrestrial oleh Atari pada 1982. Produser Howard Scott Warshaw mengungkap pada BBC bahwa ia hanya diberi waktu lima minggu untuk menyelesaikan game tersebut. Alhasil, judul tersebut menjadi game terburuk sepanjang sejarah. Buruknya game E.T. The Extra-Terrestrial turut memicu video game crash pada 1983.

Kurangnya Kebebasan selama Pembuatan Game Tie-In Film

Deadline ketat dari studio film ikut memicu keterbatasan kreativitas dalam membuat game. Biasanya, game tie-in itu harus memiliki cerita yang kurang lebih sama dengan filmnya. Ibaratnya game tersebut merupakan retelling cerita filmnya.

Saat tren ini meledak pada 1990-an, mayoritas game tie-in film bergenre side-scrolling platformer. Contohnya dapat terlihat dari game besutan Disney Interactive seperti The Lion King, The Little Mermaid II, dan Hercules. Pada awal 2000-an, tren ini semakin meledak, namun tidak dapat terbantahkan kurangnya inovasi memicu kritikan buruk.

GoldenEye game tie-in film
GoldenEye 007 dianggap merevolusioner genre FPS di konsol

Meski begitu, Goldeneye 64 oleh Rare justru dianggap merevolusioner genre FPS di konsol dan mendapat berbagai pujian dari kritikus. Game yang menjadi tie-in film James Bond itu menjadi inspirasi game FPS Call of Duty dan Halo.

Spider-Man 2 Activision game tie-in film
Spider-Man 2 besutan Activision turut menjadi salah satu game superhero terbaik sepanjang masa

Satu lagi pengecualian dapat terlihat dari Spider-Man 2 oleh Activision. Game yang rilis 2004 menjadi game superhero pertama yang memakai desain open world. Spider-Man 2 (2004) telah dianggap menjadi salah satu game superhero terbaik sepanjang masa meski berdasarkan film.

Biaya Produksi Game Bisa Melampaui Produksi Film

Semakin berkembangnya industri game, semakin mahal pula biaya produksinya. Bahkan uang yang dikucurkan pengembang game untuk membuatnya dapat melampaui biaya produksi film.

Terlebih, jika sebuah game gagal secara finansial, pihak pengembang akan mengalami kerugian. Mengingat industri game semakin berkembang, begitu juga dengan penikmatnya. Turunnya penikmat game tie-in film turut berkontribusi kerugian yang didapat pihak pengembang.

Baca juga: Alasan Anime Jepang Turn-Based Banyak Diadaptasi Jadi Game

Pengembang Memilih Mendapat Lisensi IP untuk membuat Game

Pada 2009, Batman: Arkham Asylum sukses besar di pasaran dan menjadi salah satu game terbaik sepanjang masa. Batman: Arkham Asylum menjadi bukti bahwa game yang hanya berdasarkan IP tanpa tie-in film dapat sukses besar. Berkat kesuksesan tersebut, pengembang mulai berpindah haluan. Alih-alih membuat game adaptasi dari film, mereka memilih mendapat lisensi IP untuk membuat cerita tersendiri.

Spider-Man yang dirilis 2018 menjadi satu lagi contoh sukses. Game besutan Insomniac dan PlayStation itu memiliki cerita original dan mengambil inspirasi dari game Spider-Man sebelumnya.

Sementara itu, Crystal Dynamics membuat game The Avengers yang sama sekali tidak berkaitan dengan filmnya. Begitu juga dengan Eidos-Montreal yang membuat game Guardians of the Galaxy. Namun, kedua game itu tidak mampu mencapai kesuksesan masif seperti Batman: Arkham Asylum dan Spider-Man.

Secara keseluruhan, membuat game yang berdasarkan IP tanpa bergantung dengan cerita film dapat membebaskan kreativitas pengembang. Mereka dapat bebas mengembangkan cerita original sendiri tanpa bergantung pada film. Semakin banyak pengembang yang mengembangkan game berdasarkan IP, bukan game tie-in film, ini menjadi pertanda industri game telah banyak berubah.