Category Archives: Gamepedia

Rhythm Console yang Bahkan Lancar dimainkan di Emulator

GAMEFINIY.ID, Bandar Lampung – Rhythm Game kini telah menjadi salah satu genre yang banyak peminat. Hampir tiap seri Rhythm mampu cross-platform. Beberapa game hanya dapat dimainkan di perangkat Mobile, Android. Kebanayakan hadir dalam platform konsol, nintendi, dan banyak lagi.

Deretan Rhythm Console yang Bahkan Lancar dimainkan di Emulator

Beberapa rhythm game membutuhkan perangkat dengan spesifikasi yang lebih baik. Hal ini disebabkan dengan visual game idol ataupun rhyhm yang cenderung penuh dengan efek. Ada beberapa game konsol yang cocok dimainkan di perangkat pengguna emulator spesifikasi rendah. Apa saja itu? Simak dibawah ini.

Baca Juga : Hatsune Miku: Project Diva, Legenda Vocaloid Dalam Genggaman

Hatsune Miku Series

Rhythm Console
Hatsune Miku Project Diva Extend – Rhythm Console yang Bahkan Lancar dimainkan di Emulator

Hatsune Miku merupakan salah satu vocaloid asal Jepang yang sangat ikonik dan terkenal diseluruh dunia. Vocaloid sendiri merupakan software atau perangkat lunak musik berupa nyanyian seorang gadis sekolahan, dan Hatsune Miku menjadi salah satunya.

Tidak lama setelah kehdaian dari Hatsune Miku sendiri, telah banyak game yang mengadaptasi dari Hatsune Miku sendiri dengan memasukkan unsur Rhythm dan beberapa musik vocaloid bawaan Hatsune Miku, salah  satunya adalah Hatsune Miku: Project Diva.

Kali ini penulis akan merekomendasikan salah satu series di Hatsune Miku: Project Diva, yaitu Hatsune Miku: Project Diva Extend yang dapat pemain mainkan di PlayStation Portable ataupun emulator yang mendukung.

Hatsune mIku: Project Diva Extend dirilis pada November 2011 dengan Dingo Inc, Crypton Future Media, Sega sebagai developer dan Sega juga yang menjadi publisher. Game ini dapat dimainkan di PlayStation Portable, dan PlayStation 3.

K-On! After School Live

Rhythm Console
K-On! After School Live – Rhythm Console yang Bahkan Lancar dimainkan di Emulator

K-On! merupakan series dari animasi Jepang yang bergenre Music, dan Slice of Life. K-On! sendiri  memiliki visual hingga alur cerita yang santai layaknya sebuah Slice of Life pada umumnya.

K-On! berkat kepopulerannya kini telah memiliki beberapa game yang salah satunya berjudul K-On! After School Live yang telah rilis cukup lama di tahun 2010-an.

Bukan hanya sebatas kepada gaya permainan rhythm-nya, namun tidak dapat disangkal juga kalau game ini menekankan pada konsep konser musik. Dalam K-On! After School Live sendiri memiliki gameplay yang cukup menarik dan lagu-lagu yang cukup variatif.

K-On! After School Live dirilis awal pada September 2010 dengan Sega sebagai publisher sekaligus pengembangnya. Game ini juga dapat dimainkan di PlayStation Portable dan PlayStation 3.

The iDOLM@STER Series

Rhythm Console
iDOLM@STER Shiny Festa – Rhythm Console yang Bahkan Lancar dimainkan di Emulator

The iDOLM@STER merupkan salah satu franchise idol yang terkenal di era-era berjayanya gameboy dan arcade game. Menjadi salah satu yang terdekat dalam urusan gameplay dengan Syn Sophia yang juga merupakan pendahulu dari Aikatsu.

Memiliki fokus game yang ditekankan pada metode rhythm, dan fokus pada konser musiknya juga. Hadir dengan banyak karakter dan alur cerita yang beragam, dan banya kustomisasi yang cukup menarik perhatian para penikmat idol game.

The iDOLM@STER Shiny Festa akan menjadi fokus bahasan dari rekomendasi penulis kali ini. The IDOLM@STER Shiny Festa sendiri merupakan salah satu series yang fleksibel dan cross-platform. Memiliki visual yang bagus dan lagu-lagu yang cukup variatif.

The iDOLM@STER Shiny Festa dirilis pada Oktober 2012 oleh BNE Entertainment dan BANDAI NAMCO Studios yang turut mengembangkan game ini. Game ini dapat dimainkan di platform IOS, PlayStation 3, dan PlayStation Portable.

Update informasi menarik lainnya seputar game hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.

Black: Sebuah Hidden Treasure dalam Perkembangan FPS Konsol

GAMEFINITY.ID, Kota Batu – Black, mungkin sebagian besar anak rental PS di Indonesia kenal game ini. Jika mengingat masa lalu, Black menjadi salah satu game yang sering dimainkan selain WE, GTA SA, The Warrior, Resident Evil 4, God Hand, dll.

Akan tetapi, nama Black sendiri masih kurang dikenal di luar dari games PS2. Hal ini dikarenakan game FPS masih kurang laris di konsol pada zaman PS2. Rata-rata game yang dapat mencapai kesuksesan tidak berasal dari genre FPS.

Black Gameplay | Youtube
Gameplay dari Game Black | Youtube

Meskipun kurang dikenal secara global, game Black menjadi salah satu game “hidden treasure” yang ada di konsol PS2. Apa yang menjadikannya layak menyandang gelar tersebut?

Masa Pengembangan Black

Black sendiri mulai digarap oleh Criterion Games pada awal tahun 2005. Criterion sendiri belum pernah membuat game FPS sebelumnya dan Black merupakan pengalaman mereka yang pertama.

Pada masa itu, game FPS masih belum banyak dimainkan di konsol. Hanya TimeSplitters dan HALO yang meraih sukses sebagai game FPS konsol. Criterion ingin mengembangkan game ini seperti ketika mereka mengembangkan Burnout. Acuannya adalah “hancurkan semua”, sama seperti yang mereka lakukan dengan Burnout.

Dengan acuan tersebut, Criterion mulai mengembangkan Black dengan beberapa referensi dari film hollywood yang suka membesar-besarkan sesuatu. Mulai dari efek pencahayaan, ledakan, suara, hingga gerakan musuh semua dibuat heboh. Hal ini membuat game-nya berbeda dari game modern shooter lain yang ada di pasar pada saat itu.

Baca Juga: PUBG Mobile Umumkan Kolaborasi Dragon Ball Super!

Efek “Berlebihan” Black yang Berakhir Baik

Seperti yang disebutkan sebelumnya, efek dalam game ini terkesan akan berlebihan. Akan tetapi, berlebihan itulah yang menjadi salah satu nilai plus dari Black.

Salah satu yang menjadi perhatian adalah dari berbagai sisi grafisnya. Black sendiri terkenal akan efek blur miliknya ketika kita melakukan reload. Dengan adanya blur, pemain dapat merasakan perpindahan fokus antara senjata dan kejadian di depan. Hal ini didukung dengan animasi reload yang fluid dan memuaskan untuk dilihat.

Sistem pencahayaan juga tidak kalah bagusnya. Setiap efek tembakan yang terjadi menimbulkan cahaya yang tercipta dari muzzle maupun impact. Ingat, pada tahun 2006, masih jarang game yang dapat melakukan hal tersebut, terkhususnya game FPS.

Dan yang terakhir, adalah sistem destructible environment miliknya. Sebelum Battlefield terkenal dengan lingkungan yang dapat dihancurkan total, Black sudah melakukannya dahulu.

Para pemain dapat menghancurkan hampir setiap benda yang ada di dalam game. Hal ini termasuk destructible wall yang dapat menambah sedikit variasi gameplay.

Baca Juga: Bad 2 Bad Series, Kepunahan Massal Akibat Kebrutalan Manusia

Pelopor Game FPS Konsol

Setelah perilisannya, Black mampu menyabet berbagai gelar. Meskipun jarang dilirik, prestasi Black yang banyak menunjukkan bahwa game ini memang memiliki kualitas.

Didukung dengan rilisnya CoD MW dan suksesnya HALO di Xbox, Black menjadi salah satu signature game FPS konsol di zaman PC masih merajai game FPS. Setelahnya, game FPS mulai bermunculan ke konsol, khususnya setelah PS3 dan Xbox 360 rilis. Mulai dari CoD, BF, Medal of Honor, dan masih banyak lagi.

Sebenarnya Black memiliki penerus tidak langsung, yaitu Bodycount yang dikembangkan oleh developer yang juga terkenal game balapannya, Codemaster. Sayangnya, game tersebut mengalami kegagalan dan tidak laku di pasaran.

Adaptasi Dari Video Game, Film Pamali Hadirkan Lima Kesamaan Set Lokasi

GAMEFINITY.ID, Jakarta – Jumat (2/9), Setelah cuplikan video teaser trailer berisi tanggal rilis dari film Pamali berhasil menjadi trending dengan mengumpulkan 1,4 juta penayangan di platform TikTok, LytoPictures kembali merilis cuplikan yang tidak kalah menarik.

Pamali sendiri merupakan sebuah film yang di adaptasi dari video game bergenre horror dengan judul yang sama. Dalam sebuah cuplikan video yang baru dirilis, memperlihatkan beberapa kesamaan antara film dengan video game Pamali.

Berikut beberapa kesamaan antara video game Pamali dengan Film Pamali:

  • Halaman Rumah

Menggunakan set yang menyerupai visual di dalam video game, film Pamali juga menghadirkan halaman rumah yang tidak mengurangi kesan mistis, yakni adanya pohon tua besar dan sebuah ayunan anak-anak.

  • Nomor Rumah

Sama seperti di dalam video game, Pamali juga menggunakan nomor rumah “4”. Karakter Cecep yang sedang menata papan nomor rumah juga memberikan informasi bahwa rumah sudah tidak dirawat untuk waktu yang sangat lama.

  1. Lorong Rumah  

Masuk ke dalam dan melihat lorong rumah yang memanjang, menghadirkan kesan horror kental dengan balutan pencahayaan minim, tidak lupa juga peletakan foto karakter Nenden serta lentera minyak tanah redup yang akan membawa kalian ke nuansa berbeda.

  • Foto Keluarga

Foto lawas yang berada di atas meja, memberikan history tersendiri kepada karakter   yang mengangkatnya. Dipenuhi oleh jaring laba-laba, foto keluarga yang sudah lama tidak dibersihkan juga terlihat menyeramkan di mata penonton.

  • Kamar

Menelisik lebih dalam untuk melihat keadaan kamar yang ingin ditempati, terdapat banyak sekali barang-barang tak terawat yang malah menjadi sarang untuk laba-laba. Kamar juga menjadi salah satu saksi bisu untuk apa yang telah terjadi di rumah tersebut.

Masih ada banyak kesamaan yang nantinya penonton akan sadari dalam film Pamali.

Penasaran dengan ketakutan yang akan diberikan oleh film Pamali? Pamali hadir di Bioskop kesayangan anda mulai tanggal 6 Oktober 2022!

Tentang Film Pamali

Film Pamali (2022) merupakan film genre horror dari rumah produksi LYTO Pictures. Disutradarai oleh Bobby Prasetyo, film horror ini dibintangi oleh Marthino Lio, Putri Ayudya, Taskya Namya, Rukman Rosadi, Unique Priscilla, Fajar Nugraha, dan Iang Darmawan. Film Pamali akan di tayangkan di seluruh bioskop Indonesia pada tanggal 6 Oktober 2022.

“Saya senang sekali bisa mengkolaborasikan industri game dan film. Film Pamali ini mengangkat unsur budaya dan kepercayaan masyarakat lokal, terutama mengenai pantangan dan larangan yang dianggap membawa keburukan dan bahaya bagi yang melakukannya. Kami melihat bahwa Pamali ini merupakan kesempatan untuk melestarikan kembali nilai tradisi lokal Indonesia melalui media film,” ujar Andi Suryanto selaku Produser film Pamali dan CEO dari Lyto Pictures.

“Menghidupkan kembali nilai tradisi lokal Indonesia melalui media modern seperti film dan game adalah hal yang menarik bagi saya, terutama jika targetnya adalah kaum muda. Pamali yang lebih dulu diangkat dalam format game sejak tahun 2018 juga sudah dikenal luas dan memiliki basis penggemar yang banyak, bahkan hingga ke luar negeri. Bagi saya, hal tersebut menjadi sebuah kesempatan dan tantangan untuk membuat sebuah karya yang bermanfaat melestarikan tradisi, sekaligus populer dan disukai banyak penonton,” ujar Bobby, yang pernah mendapatkan nominasi sebagai sutradara muda di Piala Maya 2019. 

Film Pamali ini merupakan film horror kedua dari LYTO Pictures yang sebelumnya juga ikut dalam produksi film Dread Out (2019). Film Pamali ini merupakan film dari adaptasi game horror buatan Indonesia dengan judul yang sama. Saksikan Persamaan Set Lokasi Antara Film Pamali dan Video Game Pamali di YouTube melalui link: YouTube LytoPictures

Deretan 3D Survival Open World Ramah Segalanya di Mobile

GAMEFINITY.ID, Bandar Lampung – Di era sekarang ini, industri game lokal dan dunia tengah berlomba-lomba dalam memberikan kontribusi hiburan untuk penikmat game dari masa ke masa, dari berbagai macam jenis hingga genre yang variatif, salah satunya seperti Survival.

Deretan 3D Survival Open World di Mobile

Salah satu genre yang menarik adalah Survival. Genre ini kebanyakan merupakan game Open World dengan tampilan yang selalu baru pada tiap tahunnya. Berikut daftar 3D Survival Open World untuk Mobile yang dapat penulis sarankan.

Baca Juga : Live or Die, LDOE Offline Version yang Ramah Perangkat

Survial Island: EVO Raft

Survival Game
Survival Island EVO Raft – Deretan 3D Survival Open World di Mobile

Survival Island: EVO Raft menjadi salah satu game 3D Survival yang penulis sarankan. Game ini hadir dengan awal cerita yang umum seperti kebanyakan alur cerita game Survival lainnya. Pemain akan mendapatkan dirinya sedang terdampar disebuah pulau yang cukup luas, kurang lebih seperti itu yang dapat diperlihatkan.

Dalam game ini, pemain akan diharuskan untuk bertahan hidup setelah tragedi runtuhnya sebuah peradaban besar. Pemain mendapatkan dirinya yang terdampar disebuah pulau yang cukup luas untuk di eksploitasi seorang diri. Pemain akan bertahan hidup dengan cara mencari sumber daya, berburu, mendirikan bangunan sebagai tempat berteduh, bahkan berpindah pulau.

Game ini dibawakan dengan gaya 3D menggunakan sudut pandang orang pertama. Ada hal yang lebih menarik dari game ini selain pada konsep permainan umum game Survival yang dibawakan, Survial Island sendiri memiliki visual yang apik dan environtment yang cukup variatif, hebatnya lagi tidak memberatkan perangkat Mobile spesifikasi rendah.

Westland Survival

Survival Game
Westland Survival – Deretan 3D Survival Open World di Mobile

Westland menjadi rekomendasi 3D Survival yang penulis rekomendasikan selanjutnya. Game yang hampir mirip dikit-dikit seperti RDR ini cukup menarik dan terbilang ringan untuk perangkat dengan spesifikasi rendah. Walaupun memiliki pembawaan yang sedikit berbeda dengan yang di atas, namun tetap Westland Survival sangat direkomendasikan.

Mengusung gameplay western yang hadir pada umumnya. Menggunakan latar berupa tanah gersang diwilayah dataran barat yang cukup identik dengan gurun dan koboy-nya. Pemain diharuskan untuk bertahan hidup dari kerasnya dataran barat yang gersang.

Menggunakan sudut pandang Eye Bird Views sebagai bawaannya. Jika diperhatikan, Westland Survival hadir dengan visual seperti Last Day On Earth besutan Kefir, baik dari penggambaran, gaya bermain, hingga highlight yang digunakan.

Raft Survival

Survival Game
Raft Survival – Deretan 3D Survival Open World di Mobile

Raft Survival secara umum terbagi atas dua jenis yang dimana memiliki publisher yang sama. Raft Survival sendiri terdiri atas Raft Survival – Ocean Nomad dan Raft Survival: Multiplayer. Kedua seri ini dibedakan dengan seri Ocean Nomad dapat dimainkan secara offline, sedangkan Multiplayer dimainkan secara online.

Raft Survival berlatar di tengah lautan, lebih tepatnya bertumpu pada sebuah papan kayu yang mengambang dengan player diatasnya. Dalam permainannya, pemain akan bertahan hidup dengan build up bangunan dan kehidupan diatas kayu tersebut, bertahan hidup dengan cara mengambil barang-barang yang terapung di atas lautan demi bertahan hidup.

Di atas kayu tersebut, pemain dapat melakukan ekspansi badan kapal, hingga mampu mendirikan bangunan kayu bak sebuah rumah untuk berteduh. Umumnya menggunakan hiu sebagai musuh, predator, hingga buruan.

Ocean Is Home

Survival Game
Ocean Is Home – Deretan 3D Survival Open World di Mobile

Ocean Is Home menjadi satu dari sekian banyak 3D Survival yang penulis sarankan selanjutnya. Menjadi salah satu game Survival yang cukup worth dimainkan berkat beberapa keunggulan yang lebih baik dari game serupa lainnya.

Ocean Is Home berlatar di suatu pulau terpencil yang cukup luas, dan ada beberapa bangunan modern yang melengkapi di pulau tersebut, walau beberapanya hanya berupa pajangan untuk pendukung visualisasi dan Menggunakan sudut pandang orang pertama.

Game ini memiliki visual yang tenang dan menyejukkan, sedikit kontras namun padu dengan pencahayaan yang baik. Menjadikan Ocean Is Home sebagai game dengan visual lebih baik dan snagat direkomendasikan.

Update informasi menarik lainnya seputar game hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.

Embracer Group Akuisisi Eidos-Montreal dan Crystal Dynamics

GAMEFINITY.ID, Bandung – Embracer Group akhirnya mengumumkan bahwa mereka telah menyelesaikan akuisisi Eidos-Montreal, Crystal Dynamics, dan Square Enix Montreal. Kabar tersebut telah dirilis melalui press release-nya.

Akuisisi Pertama Kali Diumumkan Pada Mei Lalu

Akuisisi ini pertama kali diumumkan pada Mei lalu. Square Enix telah menjual tiga studio dari divisi Square Enix Europe pada Embracer Group seharga 300 juta dolar.

Shadow of the Tomb Raideer
Shadow of the Tomb Raider Embracer Group

Selama dimiliki Square Enix, Eidos-Montreal, Crystal Dynamics, dan Square Enix Montreal mendapat margin keuntungan lebih sedikit dari studio lainnya. Hal ini karena berbagai judul game AAA-nya yang sering sekali tidak menguntungkan perusahaan dan anggaran untuk membuatnya sangat tinggi.

Penjualan tersebut tidak termasuk Square Enix London Mobile dan Square Enix Collective.

Baca juga: Merugi, Square Enix Jual Eidos-Montreal dan Crystal Dynamics

Sah! Embracer Group Kini Miliki Eidos-Montreal, Crystal Dynamics, dan Square Enix Montreal

Perusahaan game raksasa asal Swedia itu telah menyatakan “semua syarat transaksi, termasuk persetujuan regulasi, telah dipenuhi dan selesai. Embracer telah menyelesaikan akuisisi.”

Deus Ex: Human Revolution Embracer Group
Deus Ex: Human Revolution

Hal ini berarti Embracer Group telah memiliki franchise Tomb Raider, Deus Ex, Thief, Legacy of Kain, dan lebih dari 50 judul game lainnya.

Eidos-Montreal, Crystal Dynamics, dan Square Enix Montreal akan membentuk grup operatif ke-12 milik Embracer Group. Grup tersebut akan dipimpin oleh Phil Rogers, yang sebelumnya menjabat sebagai CEO Square Enix America and Europe.

Apa Selanjutnya?

Square Enix telah dilaporkan sedang bersiap untuk membuka satu studio game Barat barunya. VGC melaporkan nama studio itu adalah Studio Onoma berdasarkan pengajuan yang muncul di Canadian Trademarks Database. Nama tersebut telah diajukan oleh Square Enix Newco Limited, anak perusahaan berbasis di London, Inggris.

Sementara itu, Embracer Group tengah membeli Middle-Earth Enterprises dan hak untuk The Lord of the Rings dan The Hobbit karya J.R.R. Tolkien. Pada saat yang sama, mereka juga dalam proses akuisisi Bitwave Games, Gioteck, Limited Run Games, Singtrix, Tatsujin, Tripwire Interactive, and Tuxedo Labs. Semua studio game tersebut akan beroperasi di bawah Embracer Freemode.

Dapatkan Embracer Group membangkitkan kembali Eidos-Montreal dan Crystal Dynamics? Apakah keputusan Square Enix untuk menjual ketiga studio Barat-nya sudah tepat? Hal ini patut dilihat dalam waktu yang akan datang.

Dobrakan Baru Hideo Kojima, Umumkan Podcast Di Gamescom 2022

GAMEFINITY.ID, PATI – Beberapa pekan terakhir sepertinya nama Hideo Kojima sering sekali disebut di berita-berita seputar game. Dimulai dari kerjasama Hideo Kojima dengan Xbox, Death Stranding yang akan hadir di Xbox Game Pass, hingga perayaan 8 tahun proyek PT milik Hideo Kojima.

Hideo Kojima sendiri telah sosok besar dalam industri game selama lebih dari tiga setengah dekade. Kiprahnya dalam dunia game dalam menciptakan inovasi – inovasi baru dari mulai Metal Gear Solid hingga yang terakhir Death Stranding.

Penampilan Singkat Hideo Kojima di Gamescom

Sesuai dengan spekulasi para fans mengenai kehadiran Hideo Kojima di Gamescom, akhirnya pendiri Kojima Productions resmi tampil dalam rangka mengumumkan Podcast barunya yang akan rilis di Spotify bulan depan.

Melalui video singkat berdurasi satu menit, sutradara asal Jepang tersebut mengatakan bahwa para penggemar akan dapat mendengarkan podcastnya mulai tanggal 8 September. Beliau menjelaskan bahwa podcast tersebut akan tersedia dalam bahasa Jepang dan Inggris untuk menarik orang-orang di luar negara asalnya. Hideo Kojima mengatakan akan mengundang beberapa orang penting  ke podcastnya.

Bukan Podcast Pertama

Hideo Kojima sebelumnya telah mengumumkan podcast miliknya pada bulan Februari yang diberi nama “Radioverse,”. Pada podcast tersebut ia dan para tamu akan mendiskusikan topik-topik seputar game, film, dan lain hal. Namun, untuk podcast yang diumumkan pada gamescom 2022 ini berbeda. Podcast ini akan berjudul “Brain Structure” dan masih tidak diketahui mengenai isi topiknya nanti. Kojima mengatakan bahwa host dari Gamescom, Geoff Keighley akan memiliki segmen reguler pada podcastnya nanti.

Terlepas dari itu, tak sedikit penggemar yang kecewa dengan pengumuman ini. Beberapa fans mengharapkan akan ada trailer atau pengumuman resmi game terbaru milik Kojima Production. Saat ini diketahui Hideo Kojima sedang menggarap game berjudul Overdose serta proyek cloud gaming bersama dengan Xbox. Harapan terakhir para penggemar saat ini hanya di Game Awards pada bulan Desember nanti, berharap akan ada informasi penting tentang game Kojima yang akan datang.

Sososk dibalik kesuksesan game Metal Fear Solid dan Death Stranding telah dikenal lama berkat ide-ide gilanya. Inovasi yang ia ciptakan melalui game, telah menciptakan dampak besar dalam kemajuan industri video game. Tak mengherankan jika game buatannya sangat ditunggu oleh para fans. Seolah selalu ingin tampil beda, game-game buatan Kojima selalu menghadirkan sesuatu yang baru, yang bahkan belum pernah ada di game lain sebelumnya.