Category Archives: Game

3 Alasan XDefiant Berpotensi Jadi Saingan Berat Call of Duty

GAMEFINITY.ID, Bandung – XDefiant merupakan game first person shooter yang akan datang dari Ubisoft. Game tersebut sudah mengakhiri tahap closed beta pertamanya pada 25 April 2023. Begitu banyak pemain yang terkesan dengan gameplay-nya sejauh ini, bahkan beberapa di antara mereka menganggap XDefiant dapat bersaing dengan Call of Duty.

Mengingat banyak sekali game FPS yang mencoba untuk menyaingi Call of Duty, ada yang mendekati popularitasnya, tapi banyak juga yang gagal. XDefiant menjadi salah satu yang setidaknya berpotensi menjadi saingan berat bagi franchise FPS milik Activision itu. Inilah tiga alasan XDefiant berpotensi menjadi saingan berat Call of Duty.

Gameplay XDefiant yang Variatif dan Fluid

XDefiant gameplay Call of Duty competitor
Gameplay XDefiant

Sebenarnya jika melihat dari gameplay, mudah untuk menganggap XDefiant tidak memiliki ciri khas jika dibandingkan dengan game FPS lain seperti Call of Duty, Valorant, Counter-Strike, dan bahkan game besutan Ubisoft sendiri Rainbow Six Siege. Namun, ternyata penggemar sudah memuji game FPS free-to-play besutan Ubisoft itu.

Baca juga:

XDefiant factions Call of Duty competitor
5 faction di XDefiant

Gameplay-nya mungkin dapat disebut sebagai kombinasi antara gaya Call of Duty dan Valorant, tetapi XDefiant memiliki keunikan dari sistem faction-nya. Terdapat lima faction berdasarkan beberapa game Ubisoft sebelumnya, termasuk di antaranya dari franchise Tom Clancy’s. Kelimanya adalah Libertad, Phantoms, Echelon, Cleaners, dan DedSec.

Masing-masing faction memiliki ability yang berbeda-beda, termasuk 2 basic abilities, Passive dan Ultra (mirip dengan Ultimate di Valorant). Sambil mengombinasikan sistem ini dengan gameplay bergaya Call of Duty, tidak heran pemain sudah terkesan dengan gameplay-nya.

Terlebih, Modern Warfare 2 dan Warzone 2.0 dikritik karena menghapus sistem pergerakan yang sudah digemari penggemarnya. Sebaliknya, XDefiant justru menerapkan sistem pergerakan fluid seperti di Call of Duty. Pemain dapat melakukan slide di sekitar map, dengan cepat berlindung atau take cover, dan mengecoh lawan. Tentunya, pemain akan mendapat keuntungan dengan mempelajari sistem pergerakan seperti ini.

XDefiant modes and maps call of duty competitor
Maps & Modes di XDefiant

Ditambah lagi, map-nya juga sangat variatif. Tidak hanya menghadirkan 14 map saat closed beta pertama, semua map tersebut terlihat berwarna dan menyenangkan bagi pemainnya.

Kepedulian Ubisoft pada Komunitasnya

Sejauh ini, Ubisoft tampak terus berkomunikasi dengan komunitas XDefiant. Ini menunjukkan kepedulian tim pengembang pada pemainnya. Sebaliknya, komunitas Call of Duty justru kecewa dengan Activision akhir-akhir ini. Pemain Modern Warfare 2 dan Warzone 2.0 menilai gameplay-nya kurang begitu variatif.

Baca juga:

Ubisoft mendengarkan penggemar dan memastikan game FPS terbarunya itu dapat menjadi ramah penggemar. Mereka bahkan aktif mempromosikan game ini di media sosial. Tim pengembang juga sering meminta saran penggemar agar membuat XDefiant menjadi game FPS terbaik.

Saat perilisan resminya kelak, ini menjadi momen ujian bagi Ubisoft untuk mempertahankan kepeduliannya terhadap penggemar.

Angka Penonton yang sudah Tinggi di Twitch

Ubisoft juga mengandalkan pro player dan streamer untuk mempromosikan game ini selama tahap closed beta pertama berlangsung. Banyak di antara mereka bermain sambil melakukan stream di Twitch. Terlebih, Ubisoft juga menggelar event closed beta Twitch drops.

Dot Esports mencatat XDefiant sudah mencapai total 2,8 juta jam tontonan pada 15-18 April 2023, dengan rata-rata lebih dari 38 ribu penonton. Sebagai perbandingan, Modern Warfare 2 hanya mencapai 2 juta jam tontonan dan rata-rata 28 ribu penonton. Bisa saja ini dipicu oleh kekecewaan penggemar terhadap season ketiga dari Modern Warfare 2 dan Warzone 2.0.

Baca juga:

Tiga alasan tadi menjadi alasan XDefiant berpotensi menjadi saingan berat Call of Duty. Persaingan sesungguhnya akan dimulai saat Ubisoft merilis game FPS free-to-play besutannya itu kelak. Bisa saja XDefiant dapat melampaui Call of Duty, apalagi sebagai free-to-play saja sudah menjadi keuntungan tersendiri.

XDefiant akan tersedia di PlayStation 4, PlayStation 5, Xbox One, Xbox Series X|S, dan PC.

PlayStation Pastikan Akan Terus Rilis Versi PC dari Game-nya

GAMEFINITY.ID, Bandung – Sejauh ini, kesuksesan PlayStation di pasar PC bisa dikatakan antara sukses dan mengecewakan. Namun, hal itu tidak menghalangi mereka untuk berhenti merambah ke pasar PC. Sony sudah memastikan bahwa PlayStation akan terus merilis versi PC dari game-nya.

Jejak Rekam PlayStation di Pasar Game PC Sejauh Ini

PlayStation Helldivers PC version
Helldivers jadi kali pertama PlayStation merambah ke pasar PC

Perjalanan PlayStation di pasar game PC dimulai saat mereka merilis Helldivers besutan Arrowhead Game Studios pada Desember 2015 di Steam. Sebelum memasuki dekade 2020-an, mereka merilis versi PC dari Everybody’s Gone to the Rapture dan Guns Up. Ketiga judul itu mungkin tidak sebesar game produksi PlayStation saat ini.

PlayStation Horizon Zero Dawn PC version
Versi PC Horizon: Zero Dawn meraih kesuksesan dan mencuri perhatian penggemar

Perilisan versi PC dari Horizon: Zero Dawn pada 2020 baru mencuri perhatian penggemar. Kesuksesan game RPG besutan Guerrilla Games itu di pasar PC mungkin memicu Sony untuk semakin serius merambah ke luar konsol buatannya itu. Beberapa game besutannya menyusul, di antaranya Days Gone, God of War, Marvel’s Spider-Man Remastered.

PlayStation Marvels Spider-Man PC
Marvel’s Spider-Man Remastered menjadi contoh versi PC dari game PlayStation yang mendapat pujian

Marvel’s Spider-Man Remastered dan Spider-Man: Miles Morales sudah mendapat pujian berkat anggapan PC port berkualitas tinggi. Returnal juga mendapat pujian karena hal serupa, namun nyatanya mendapat angka penjualan mengecewakan. Uncharted dan Sackboy ternyata mendapat penjualan cukup rendah saat pertama kali rilis di PC.

PlayStation The Last of Us Part 1 PC
The Last of Us Part 1 versi PC banyak dikritik penggemar

Yang terbaru, The Last of Us Part 1, telah rilis di PC pada akhir Maret. Walau sudah banyak dinanti penggemar, versi PC dari The Last of Us Part 1 mendapat kritikan negatif karena masalah performa.

Baca juga:

Tetap Akan Rilis Versi PC dari Game-nya

Walau mengalami kesulitan akhir-akhir ini, Sony tidak ingin menyerah begitu saja. Melalui laporan keuangan tahun fiskalnya, pihaknya menyebut PlayStation tetap berencana terus rilis versi PC dari game-nya.

Tentunya ini menjadi kabar gembira bagi pemain yang ingin menikmati game produksi PlayStation Studios di PC. Pasalnya, masih cukup banyak pemain yang ingin menikmati game di PC dibandingkan konsol. Dengan merilis game-nya di PC, Sony dapat menjangkau lebih banyak pemain di luar platform konsol PlayStation.

Deretan Game yang Berpotensi Dapat Versi PC

Walau sudah memastikan akan terus versi PC dari game PlayStation, Sony tidak menyebut game apa saja yang akan dibuat port untuk Windows. Mereka hanya menyebut merilis judul katalog untuk PC. Tentunya, game baru besutan PlayStation Studios masih akan eksklusif di konsol saat perilisannya.

PlayStation God of War Ragnarok
God of War: Ragnarok disebut akan mendapat versi PC

Salah satu game yang berpeluang mendapat versi PC-nya adalah God of War: Ragnarok. Sebelumnya, terdapat bocoran bahwa God of War: Ragnarok kemungkinan rilis November 2023, kurang lebih setahun setelah perilisannya di PlayStation 4 dan PlayStation 5.

Baca juga:

PlayStation Horizon Forbidden West
Horizon: Forbidden West juga diperkirakan akan mendapat versi PC

Horizon: Forbidden West, sekuel Horizon: Zero Dawn, juga disebut berpotensi rilis dalam versi PC. Terdapat bocoran pada Oktober lalu yang diduga dari GeForce Now milik Nvidia dan sebuah dokumen milik Sony bahwa port PC dari Horizon: Forbidden West bisa saja sedang sedang dalam pengerjaan. Mengingat kesuksesan Horizon: Zero Dawn, bukan tidak mungkin Horizon: Forbidden West akan merambah ke PC.

PlayStation Ratchet and Clank Rift Apart
Ratchet and Clank: Rift Apart juga dirumorkan dapat versi PC

Sementara itu, baru-baru ini terdapat laporan bahwa Ratchet and Clank: Rift Apart dapat menjadi game PC selanjutnya dari PlayStation. Tech4Gamers mendapati sebuah lowongan pekerjaan desainer UX/UI dari Nixxes dengan pengalaman Middleware Coherent sebagai poin plus. Pasalnya, Ratchet and Clank: Rift Apart dikembangkan menggunakan Middleware, alat buatan Coherent Labs.

Selain ketiga game itu, penggemar tetap berharap semakin banyak game eksklusif PlayStation akan mendapat versi PC-nya. Bloodborne dari FromSoftware menjadi salah satu contoh game yang paling banyak diminta penggemar agar dibuatkan versi PC-nya. Ghost of Tsushima juga diharapkan akan rilis di PC.

Kira-kira game eksklusif PlayStation manakah yang akan rilis di PC? Apakah kamu berminat untuk memainkannya kelak?

Armored Core 6 Rilis Agustus Ini, Ungkap Trailer Gameplay

GAMEFINITY.ID, Bandung – FromSoftware dan Bandai Namco telah merilis gameplay trailer Armored Core 6: Fires of Rubicon, satu lagi reboot dari franchise Armored Core. Sambil merilis trailer yang menunjukkan gameplay dan bocoran ceritanya, FromSoftware juga mengungkap game terbaru franchise game mecha-nya itu akan rilis 25 Agustus 2023.

Armored Core 6: Fires of Rubicon Jadi Momen Comeback FromSoftware pada Game Mecha

Pertama kali diumumkan di The Game Awards 2023 secara resmi, FromSoftware akhirnya kembali mengembangkan entri terbaru dari franchise Armored Core. Franchise game mecha itu pertama kali hadir pada 1997 dengan entri pertamanya dan tetap memiliki penggemar setia. Terakhir kali Armored Core terdengar saat FromSoftware merilis entri terbarunya, Armored Core 5, pada tahun 2012.

Baca juga:

Pastinya kebanyakan penggemar menganggap FromSoftware hanya terkenal dari game soulslike-nya. Mereka menjadi pionir genre tersebut dengan Demon’s Souls dan franchise Dark Souls. Mereka kemudian mengembangkan tiga game soulslike lain, yaitu Sekiro: Shadows Die Twice, Bloodborne, dan Elden Ring.

Tentunya, Armored Core 6: Fires of Rubicon menjadi momen comeback bagi FromSoftware untuk meneruskan franchise game mecha besutannya itu. Ini mungkin menjadi kesempatan emas bagi FromSoftware untuk menghidupkan kembali Armored Core setelah kesuksesan besar Elden Ring.

Bukan Game Soulslike?

Armored Core 6 not soulslike
Hidetaka Miyazaki pastikan Armored Core 6 bukanlah soulslike dengan mecha

Hidetaka Miyazaki, presiden FromSoftware, mengungkap dalam wawancaranya dengan IGN pada Desember lalu. Ia mengungkap gameplay Armored Core 6 bukanlah game soulslike dengan mecha.

“Pengarahan penting dari Armored Core 6 bertujuan untuk kembali dan mengambil hal bagus dari konsep inti Armored Core serta apa yang membuat seri ini spesial. Jadi kami ingin mengambil aspek assembly, merakit dan mengustomisasi mech-mu sendiri – AC mu – lalu bisa melakukan kontrol berlevel tinggi terhadap mech yang sudah dirakit. Jadi kami ingin mengambil dua konsep inti itu dan melihat ulang di lingkungan modern kami,” jelas Miyazaki.

Faktanya, Miyazaki pertama kali menjadi sutradara game saat ia menyutradarai Armored Core 4. Sejak saat itu, ia berhasil membuat FromSoftware menjadi pionir game soulslike dimulai dari Demon’s Souls dan Dark Souls.

Baca juga:

Bandai Namco mengatakan pemain akan mengontrol mecha yang bermobilitas tinggi dan dapat dikustomisasi. Mereka mengatakan battle ber-pace cepat hanya dapat dihadapi dengan menguasai combat yang berubah cepat, mengandalkan situasi untuk berlindung, dan battle ber-omni-directional untuk mengatasi musuh serta situasi menantang.

Masaru Yamamura, sutradara Sekiro: Shadows Die Twice, akan menjadi sutradara Armored Core 6: Fires of Rubicon. Ia mengakui game keenam dari Armored Core itu memiliki esensi battle yang agresif dan berorientasi action seperti Sekiro.

Armored Core 6: Fires of Rubicon akan rilis di PC, PlayStation 4, PlayStation 5, Xbox One, dan Xbox Series X|S pada 25 Agustus 2023.

Dragon Ball Xenoverse 2: Cara Membuka Gohan Beast

GAMEFINITY.ID, DKI Jakarta – Dalam paket DLC gratis untuk Dragon Ball Xenoverse 2 telah ditambahkan Gohan Beast sebagai karakter yang dapat dimainkan.

Dan Inilah cara membuka kunci karakter Gohan Beast di Dragon Ball Xenoverse 2, dan mengapa kamu harus membukanya.

Sebelum masuk ke pembahasan, sebaiknya perkenalan singkat dulu, franchise Dragon Ball identik dengan daftar transformasi karakter yang terus berkembang.

Baca juga: 

Dari transformasi Super Saiyan di awal 1990-an hingga versi Super Saiyan Blue yang dipamerkan di Dragon Ball Super, karakter Dragon Ball terus dapat upgrade tampilan & peningkatan kekuatan.

Meskipun karakter utama, Goku, cenderung mendapatkan sebagian besar transformasi ini, tapi karakter lain dalam seri ini juga mendapatkan transformasi yang adil.

Dalam film tahun 2022, Dragon Ball Super: Super Heroe, putra Goku, yaitu Gohan, memiliki satu transformasi sendiri, yang diberi nama Gohan Beast.

Meski Gohan sudah pensiun dari menjadi petarung garis depan di Dragon Ball, transformasi besar yang muncul itu mengejutkan banyak penggemar.

Oleh karena itu, Gohan Beast Form dengan cepat menjadi cukup populer sehingga mulai muncul di bagian lain dari franchise Dragon Ball. Video game Dragon Ball Xenoverse 2 adalah judul terbaru yang juga memasukan Gohan Beast ke dalamnya dengan menambahkan Form baru tersebut sebagai DLC gratis.

Gohan Beast Form, Cara Membukanya

Gohan Beast Dragon Ball Xenoverse 2.
Gohan Beast di game Dragon Ball Xenoverse 2

Pertama-tama, pemain harus memaksimalkan Persahabatan mereka dengan karakter Gohan, Videl, dan Piccolo.

Piccolo bisa ditemukan di area Time Nest. Gohan dan Videl dapat ditemukan di area sekolah atau di area Resor, mengenakan penyamaran Saiyaman, tergantung pemain dalam permainan.

Bagi mereka yang belum menyelesaikan tahap ini, mereka harus terlebih dahulu meningkatkan Persahabatan di antara karakter-karakter dengan cara berlatih bersama mereka.

Kemudian dilanjutkan dengan meminta mereka menjadi instruktur, dan menyelesaikan berbagai misi untuk para karakter tersebut.

Setelah pemain sudah berhasil menjalin Persahabatan maksimal dengan Piccolo, Gohan dan Videl Duo, pemain bisa maju ke langkah selanjutnya yaitu membuka Gohan Beast Form.

Kembali ke Piccolo sekali lagi dan pilih opsi, “I want to receive further training” lalu “Let’s spar”.

Ini membuka quest sampingan yang mengarah ke pertarungan bos rahasia melawan karakter Cell Max, penjahat populer yang juga muncul di film Dragon Ball Super: Super Hero.

Jika berhasil mengalahkan Cell max, maka pemain bisa membuka transformasi Beast dan dapat menambahkannya ke karakter kustom dengan memilih “Beast” di slot Awoken Skill.

Pentingnya Gohan Beast Form di Dragon Ball Xenoverse 2

Gohan Beast Dragon Ball Xenoverse 2.
Gohan Beast di Game Dragon Ball Xenoverse 2

Banyak penggemar mungkin sudah familiar dengan Gohan Beast Form dari film atau game lain yang menampilkan gaya serupa, tapi apa sih yang bisa dilakukan dalam Form tersebut?

Gohan Beast Form ini akan membuat Gohan, dan sekarang karakter Xenoverse 2 kustom pemain, menjadi lebih liar.

Meskipun meningkatkan kerusakan pemain sebesar 30% dan Pemulihan Ki 20% lainnya, Gohan Beast Form juga membuat pemain jauh lebih rentan akan serangan balasan sebesar 20%.

Ini berarti Gohan Beast Form akan menurunkan pertahanan dan membutuhkan waktu lama agar untuk pemain membiasakan diri.

Tapi dengan fakta bahwa Bonus Output Kerusakan 30%, Gohan Beast Form lebih baik daripada Bonus 25% Super Saiyan Blue.

Baca juga: 

Ini karena manfaat Gohan Beast Form jauh lebih besar daripada kerugiannya, dan ini adalah salah satu peningkatan transformasi paling kuat di dunia dalam keseluruhan permainan.

Itulah cara untuk mendapatkan Gohan Beast Form di game Dragon Ball Xenoverse 2, kalo kamu lebih nyaman pakai form ini atau yang lain?

Stardew Valley: Cara Mendapatkan Dwarvish Translation Guide

GAMEFINITY.ID, DKI Jakarta – Dwarvish Translation Guide di game Stardew Valley adalah salah satu keuntungan yang akan kamu dapat jika berhasil mengumpulkan Dwarf Scrolls atau Gulungan Dwarf.

Dwarvish Translation Guide akan membuatmu bisa memahami bahasa kurcaci (Dwarf). Berkomunikasi dengan mereka dan mendapatkan item tertentu atau unik. Namun untuk mendapatkan Dwarvish Translation Guide di game Stardew Valley bukanlah yang mudah.

Baca juga: 

Tapi tenang, pemain bisa memperoleh item Dwarf Scrolls dengan cara di bawah ini.

Game Stardew Valley terus berkembang setelah tujuh tahun setelah rilis.

Permainan yang santai, gameplay menyenangkan, dan karakter yang lucu akan memikat para pemain untuk menjelajah.

Meskipun lama rilis, ada banyak fitur tersembunyi di Stardew Valley yang akan membuat pengalaman bertanimu semakin menantang.

Salah satunya adalah Dwarf Scrolls, yang sedikit lebih rumit untuk mendapatkannya.

Dwarf Scrolls adalah salah satu item Artefak di Stardew Valley, dimana kebanyakan fungsinya sebagai barang yang bisa disumbangkan ke Museum atau dijual.

Baca juga: 

Dwarf Scrolls di Stardew Valley digambarkan sebagai gulungan perkamen berisi naskah kurcaci dan berjumlah empat gulungan.

Setiap Dwarf Scrolls memiliki pita dengan warna berbeda, yaitu merah, biru, kuning dan hijau.

Meski tak mudah didapat, gulungan ini punya kegunaan lain yang membuatnya layak untuk didapatkan.

Stardew Valley, Di mana Dwarf Scrolls?

Game Stardew Valley Dwarf Scrolls
Dwarf Scrolls di Game Stardew Valley

Untuk mendapatkan Dwarf Scrolls, pemain harus pergi ke utara Pegunungan dan masuk ke The Mines. Pemain dapat memperoleh sebagian besar Artefak Dwarf Scrolls dengan membunuh monster tertentu di area tersebut atau dengan mengolah tanah, jangan lupa perlengkapan cangkul (Hoe) ya.

Meskipun ada lokasi lain untuk mendapatkan Dwarf Scrolls, tetapi lokasi The Mines adalah tempat paling mudah untuk menemukannya. Untuk mencoba mendapatkan Dwarf Scroll pertama, pemain memiliki dua opsi spot, yaitu The Mines (tambang) atau Skull Cavern (gua tengkorak).

Namun dengan mengolah tanah di lantai manapun akan memiliki peluang 0,16% menghasilkan Dwarf Scroll I, sedangkan membunuh monster memiliki peluang 0,5%.

Hewan seperti Kelelawar, Serangga, Lalat Gua, Duggies, Green Slime, Grub, Rock Crabs, dan Stone Golems juga bisa menjatuhkan item tersebut, jadi perhatikanlah.

Baca juga:

Dwarf Scroll II tersembunyi di 40 lantai pertama The Mines, dan pemain memiliki peluang 0,1% untuk menemukannya dengan menggali tanah disana.

Monster seperti Blue Slimes, Ghosts, Frost Bats, dan Dust Sprites memiliki peluang 0,5% menjatuhkan Dwarf Scroll saat mati, tapi pemain perlu masuk lebih dalam ke The Mines untuk memburunya.

Lalu Dwarf Scroll III terletak di luar lantai 81 The Mines, tak seperti dua sebelumnya, pemain tak bisa mendapatkannya dengan mengolah tanah, tapi melalui monster.

Selain Copper, Iron, Purple, dan Red Slimes, yang memiliki peluang 0,5% mendapatkan Dwarf Scroll III, lalu Blue Slime adalah taruhan terbaik para pemain, karena peluangnya 1,5%.

Lava Crabs, Metal Heads, Squid Kids, Shadow Brutes, dan Shadow Shaman juga memiliki peluang 0,5% mendapatkan Dwarf Scroll III.

Terakhir Dwarf Scroll IV, mendapatkannya akan sedikit lebih umum dibandingkan dengan Scroll lain, tapi peluangnya sama serendah dengan lainnya.

Hanya 0,1% monster di The Mines yang menjatuhkan Artifact Dwarf Scroll IV. Pengecualian untuk Haunted Skull, Carbon Ghost, Iridium Bat, Iridium Crab, Serpent, Skeleton, dan Wilderness Golem. Jika membunuh gelombang monster tak menarik, pemain bisa mencoba menggali tanah melewati lantai 80, karena memiliki peluang 0,2%.

Sumbangkan Dwarf Scrolls ke Museum

Dwarf Scrolls di Game Stardew Valley
Menyumbangkan Dwarf Scrolls di Game Stardew Valley

Meskipun sudah memperoleh keempat Dwarf Scrolls dengan susah payah dan harus menyumbangkannya ke Museum mungkin terdengar mengesalkan.

Namun jika pemain menyumbangkan Dwarf Scrolls ke Museum hadiahnya akan sepadan dengan usaha pemain mendapatkannya kok.

Karena saat dilakukan, pemain akan medapatkan item Dwarvish Translation Guide dari Stardew Valley, item ini sangat penting untuk bisa memahami bahasa kurcaci. Bersama dengan kemampuan baru itu, pemain bisa pergi untuk berkomunikasi dengan Dwarf yang berada di Volcano Dungeon.

Selain itu, item spesial ini juga bisa membantumu berkomunikasi dengan pedagang kurcaci di The Mines dan membeli barang-barang yang hanya tersedia di sana. Dan akan memungkinkan pemain untuk mengungkap rahasia di balik Dwarvish Headstone yang ada di Graveyard.

Untuk bisa memanfaatkan Dwarf Scrolls secara maksimal, lakukanlah pemberian hadiah, penjahitan, dan pencarian. Pemain yang telah membeli Fish Pond dapat meningkatkan kapasitasnya dari tiga ke lima dengan memberikan Lava Eel Dwarf Scroll III.

Kemudian memberikan Dwarf Scroll I dan II kepada Ghostfish dapat memperbesar kapasitas Kolam pemain dari tujuh menjadi 10. Keempat Scroll juga dapat digunakan untuk membuat Gold Trimmed Shirt yang bisa diwarnai di gulungan Sewing Machine.

Alternatif lainnya adalah dengan memberikan Artefak ini kepada Dwarf atau Penny, maka pemain pasti akan meningkatkan persahabatan dengan mereka.

5 Hal di Last Of Us Part 2 yang Mungkin Tak Harus Diadaptasi

GAMEFINITY.ID, DKI Jakarta – Adaptasi game The Last of Us season 1 yang telah tayang ini adalah salah satu adaptasi game terbaik yang pernah dibuat. HBO menggambarkan game The Last of Us secara nyata dan sesuai ekpetasi dari penggemar. Dari kesuksesan serial ini, mereka mengkonfirmasi akan adanya season 2 dari adaptasi game zombie ini.

Selain itu dikabarkan juga bahwa season kedua adaptasi The Last of Us akan menyimpang dari gamenya dalam beberapa hal, dan ceritanya akan mengikuti peristiwa di game The Last of Us Part II. Dengan mengambil cerita dari game The Last of Us Part II, ini adalah beberapa hal yang mungkin tak harus diadaptasi menjadi film.

The Last Of Us Membuat Pemain Bunuh Anjing

Kematian hewan adalah hal umum di game horor, tapi, The Last of Us Part II tak terlalu peduli hal itu, karena beberapa kejadian membuat pemain menghabisi anjing penjaga.

Membunuh anjing penjaga mungkin akan mempengaruhi kesuksesan dalam langkah selanjutnya, tapi penggemar game merasa tak nyaman dengan ini.

Baca juga:

Kematian hewan adalah pemicu yang mudah dihindari, sebaiknya dalam adaptasi game The Last of Us Part II selanjutnya tak mengambil adengan ini.

The Last Of Us Punya Banyak Antagonis

The Last Of Us Part II. Foto Twitter @ComicBook
The Last Of Us Part II. Foto Twitter @ComicBook

Dalam cerita utamanya game The Last of Us Part II adalah tentang balas dendam dan bagaimana perjalanan Ellie mengikuti jejak Abby, dimana kedua karakter ini adalah pemeran utamanya. Ada beberapa musuh yang tak ada hubungannya dengan Ellie atau Abby, dan harus dilawan pemain.

Meskipun membuat gameplay jadi menantang, ini tak terlalu berpengaruh pada cerita aslinya. Karena itulan musuh atau antagonis yang hanya sampingan mungkin bisa diskip dan tak perlu diadaptasi.

Membunuh Karakter Joel

Di game The Last of Us Part II kematian Joel ini tak bisa dihindari, yang mana itu membuat para penggemar marah.

Abby tidak hanya memburu Joel, ia berkomitmen untuk membunuhnya setelah dia menyelamatkan nyawanya. Karakter Abby memukuli Joel dan menyiksanya sebelum akhirnya Joel mati, lebih buruknya Ellie dipaksa untuk menontonnya.

Baca juga:

Adegan tersebut dinilai akan membuat penggemar sangat tidak nyaman. Karena itu, dalam adaptasinya mereka harus mengedit cerita The Last of Us Part II untuk menghindari kematian Joel. Serta sebisa mungkin untuk mengurangi kebrutalan yang membuat penggemar bisa menerima alasan Abby melakukannya.

Perkenalan Karakter Abby

Pada game The Last of Us Part II di akhir pemain mengetahui bahwa Abby adalah orang yang baik, ia peduli dengan temannya & bekerja keras melindungi pemukimannya dari orang yang terinfeksi.

Motivasinya untuk membunuh Joel juga terungkap, dimana Joel adalah orang yang membunuh ayahnya, dokter Firefly, dari game The Last of Us pertama.

Karena ini diungkap diakhir, kebanyakan pemain sudah terlanjur membenci Abby dan ini tak akan mengubah perasaan mereka terhadap Abby.

Penempatan pengenalan Abby yang ceroboh ini membuat pemain hanya melihat Abby sebagai seorang yang memburu Joel tanpa tahu dia siapa atau mengapa.

Jika penggemar mengetahui latar belakangnya  sebelum ia membunuh Joel, mungkin Abby akan dapat empati & bahkan dukungan untuk membunuh Joel.

Karakter Terbelakang

Salah satu kesalahan terbesar yang dilakukan The Last of Us Part II adalah terlalu kurang fokus. Pada game pertama berhasil karena berfokus pada Joel, Ellie, dan hubungan keluarga mereka yang mulai berkembang.

Terdapat karakter penting di sepanjang permainannya dan masing-masing mendapatkan waktu serta pengembangan karakter yang tepat, tetapi tak menghilangkan fokus utama.

Sedangkan di Part II, terlalu banyak memperkenalkan karakter baru dan ada banyak karakter penting yang dikesampingkan. Contohnya adalah Lev dan Yara adalah dua contoh karakter menarik yang memiliki kemungkinan dampak pada cerita namun tak dikembangkan.

Game ini sangat berfokus pada Ellie & Abby sehingga mengesampingkan hampir seluruh karakter lainnya. Pada season keduanya penggemar berharap agar tidak membuat kesalahan sama.