Category Archives: Game

Fantastis, Epic Games Habiskan 168 Miliar Untuk Berikan Game Gratis Selama 9 Bulan Pertama

GAMEFINITY.ID, Purworejo – Selama beberapa tahun terakhir, Epic Games Store telah kita kenal sebagai toko game dengan game gratisnya yang diberikan tiap minggu. Bahkan ada yang sampai bilang “Klaim dulu, mainnya mah belakangan aja” karena saking seringnya memberikan game gratis. Tapi sayangnya kebanyakan dari kita hanya klaim gamenya saja tanpa memainkannya sama sekali.

Memang, game gratisan ini menjadi salah satu senjata Epic Games dalam mendongkrak jumlah penggunanya. Tapi apakah kalian tahu berapa banyak biaya yang Epic Games keluarkan untuk membuat game gratisan seperti itu?

Belum lama ini, sebuah dokumen yang bagikan oleh pendiri GameDiscoverCo, Simon Carless mengungkapkan bahwa Epic harus mengeluarkan biaya lebih dari $ 11,6 juta dolar atau sekitar 168 miliar Rupiah untuk memberikan game gratis dalam sembilan bulan pertama operasinya, yaitu antara Desember 2018 dan September 2019.

Want to know how much $ the devs of those ‘free’ Epic Games Store games got, & how many copies were grabbed? Here’s the first 9 months to September 2019. pic.twitter.com/5hkLb1VEjj

— Simon Carless (@simoncarless) May 3, 2021

Dokumen tersebut merupakan bagian dari dokumen gugatan sidang perseteruan antara Epic Games vs. Apple pada 3 Mei yang lalu. Bagi kalian yang tidak tau, perseteruan ini dimulai pada bulan Agustus tahun lalu dimana Epic Games yang diduga menyalahi aturan pembelian in-app purchases di App Store yang membuat Apple menghapus Fortnite dari App Store.

Epic Games

Dari dokumen tersebut dapat kita lihat berapa banyak biaya yang harus Epic Games keluarkan tiap game dengan banyaknya pengguna yang mengklaim game tersebut. Sebagai contoh, Subnautica yang menjadi game pertama yang digratiskan diklaim oleh 4,6 juta pengguna dengan biaya yang harus dikeluarkan sebesar 1.4 juta dollar, termahal kedua setelah Batman Arkham dengan 1.5 juta dollar atau sekiar 21.6 miliar Rupiah.

Menariknya, Epic Games tidak membayar sepeserpun untuk game Metro: 2033 Redux, ini mungkin disebabkan oleh game Metro Exodus yang eksklusif satu tahun di Epic Games pada tahun 2019. Sayangnya kita tidak bisa melihat berapa biaya yang Epic Games keluarkan untuk game GTA V karena hanya sampai September 2019 sedangkan GTA V digratiskan pada Mei 2020.

Dengan total biaya yang harus dibayarkan sebesar $ 11,6 juta selama sembilan bulan pertamanya, yang mungkin bagi kita jumlahnya cukup banyak, tetapi ini tidak seberapa jika dibandingkan dengan pendapatannya dari game Fortnite yang mencapai 28,7 miliar dolar atau sekitar 400 triliun rupiah lebih.

Gimana menurut kalian? Jumlah yang besar bukan?

Kocheng: Battle of Boings, Game Online PVP Multiplayer Paling Unik yang Wajib Dicoba!

GAMEFINITY.ID, Jakarta – Kocheng: Battle of Boings merupakan salah satu game online PVP multiplayer dengan slingshot dan bounce mekanik yang unik. Game ini awalnya adalah prototipe yang dibuat selama 1 minggu untuk diluncurkan ke penerbit pada awal tahun 2018. Kemudian game ini dilanjutkan ke program Indigo Game Startup Incubation di tahun 2019.

Game Kocheng: Battle of Boings ini terinspirasi dari judul-judul game klasik seperti Cat Dog dan Gunbound, namun game ini dipadukan dengan premis dan gameplay yang unik. Game yang telah dilanjutkan menjadi program Indigo Game Startup Incubation yang dimana Melon (Oolean) sebagai publisher ini diharapkan bisa membawa esensi nostalgia dari game klasik tersebut ke dalam nuansa yang lebih fresh.

Indigo Game Startup Incubation sendiri merupakan program inkubasi startup pertama untuk pengembang game Indonesia yang sustain di industri game. Tujuan dari program ini supaya konten game yang dibuat pengembang game Indonesia bisa mendominasi pasar game nasional, bahkan pasar game global.

Pada game ini kamu akan berperan sebagai Kocheng Oyen dan temannya para Boing (Boneka yang hidup di malam hari) untuk bertempur dan memantulkan satu sama lain di dalam sebuah crane ajaib, untuk dinobatkan sebagai juara antara para boings di crane.

Game Kocheng: Battle of Boings ini memiliki sinopsis berupa arena yang diisi dengan banyak mesin arcade yang seru. Mesin arcade yang seru tentu akan penuh oleh para pengunjung yang ingin bermain. Di antara semua game arcade di arena tersebut, ada salah satu game yang paling menonjol yaitu Claw Machine Game. Claw Machine Game ini diisi dengan boneka hewan dengan ekspresi wajah yang lucu.

Ekspresi lucu dari boneka ini disebut dengan Owning The Boings. Tidak ada satu orang pun yang bisa memenangkan permainan di Claw Machine Game ini hingga berbulan-bulan. Entah kenapa tidak ada satupun boneka yang keluar dari mesin tersebut, seolah-olah boneka meluncur sendiri ketika sudah dicengkram oleh mesin. Saat malam tiba, terjadi sesuatu yang aneh pada mesin tersebut. Di saat semua mesin dimatikan, tiba-tiba box OtB menyala dengan sendirinya dan berubah menjadi area Battleground.

Semua Boings yang di dalam menjadi hidup dan di antara mereka banyak yang melemparkan diri satu sama lain ke beberapa mesin yang ada di sekitar. Karena bentuknya yang bulat, Boings ini sangat sensitif terhadap kekuatan dan mudah memantul ketika terkena mesin.

Untuk karakter Kocheng sendiri merupakan boing kucing berwarna oren jahe dan merupakan seorang pemimpin permainan. Ia kerap mengadakan putaran pertempuran setiap malam untuk memutuskan siapa yang terbaik dan yang terburuk di antara mereka semua.

Boing terbaik akan dinobatkan sebagai juara dan boing yang terburuk maka tidak boleh meluncur sendiri ketika ada cakar mesin yang bisa meraihnya saat siang hari. Jadi boing yang terbaik lah yang bisa bertahan di dalam mesin arcade.

Bisa disimpulkan kalau game ini terdapat banyak sekali karakter boings yang bisa dimainkan, mulai dari Kocheng oyen yang bar-bar hingga hewan-hewan lucu lainnya yang memiliki kepribadian iseng namun menggemaskan. Setiap boing memiliki keunggulan dan keunikan sendiri dibanding boing yang lain, sehingga perbedaan tiap boing tidak hanya dilihat dari penampilannya saja. Nah, game multiplayer terdapat 2 mode yaitu 2 v 2 dan 1 v 1. Sehingga kamu bisa memainkannya bersama dengan teman dan membentuk tim.

Sama halnya dengan mode permainannya, game ini memiliki 2 mode yaitu Mode Mantul untuk mekanik dan premis yang fresh, serta mode Timpuk untuk mode klasik tanpa mantul-memantul yang dimana semua dikontrol dengan slingshot yang sama. Fitur selengkapnya yang bisa kamu di dalam game Kocheng: Battle of Boings, antara lain:

  •  “Bouncing” yang unik
  • 1 vs 1 (Game multiplayer untuk dimainkan secara duel dengan teman)
  • 2 vs 2 (Game multiplayer agar kamu bisa memainkannya dalam bentuk tim)
  • Drag dan penggunaan yang mudah digunakan untuk belajar mekanika ketapel
  • Mode Mantul untuk meluncurkan lawan yang ada di sekitar
  • Mode Timpuk untuk menembak lawan yang ada di sekitar
  • Terdapat banyak karakter lucu dan menggemaskan yang bisa digunakan dengan kemampuan yang unik.

Saat ini game Kocheng: Battle of Boings masih dalam tahap pengembangan versi BETA. Artinya game ini tidak lama lagi akan hadir di PlayStore untuk bisa kamu mainkan.

Saingi Dota, Riot Umumkan Serial Animasi League of Legends

GAMEFINITY.ID, Salatiga – Persaingan antara Dota 2 dan League of Legends semakin memanas. Setelah sebelumnya Dota 2 merilis serial animasi Dota : Dragon’s Blood, kini League of Legends juga bakal merilis serial animasi.

Pada tanggal 3 Mei 2021 kemarin, Riot merilis video teaser dan pengumuman tentang serial animasi League of Legends : Arcane. Video berdurasi 19 detik ini menunjukkan beberapa cuplikan dari serial League of Legends : Arcane beserta sejumlah karakter yang bakal hadir mengisi serial ini.

Plot League of Legends : Arcane

Dalam cuplikan teaser tersebut, diperlihatkan dua Champions yaitu Jinx dan Vi. Persaingan dari kedua karakter ini yang dikabarkan bakal menjadi pusat dari cerita League of Legends : Arcane.

Riot mengambil setting tempat utama di kota Piltover dan Zaun. Kedua kota ini diceritakan sedang mengalami perselisihan antara satu sama lain akibat kesenjangan sosial. Kota Zaun sendiri merupakan kampung halaman dari Jinx dan Vi dan menceritakan bagaimana kedua karakter ini hidup dan tumbuh di kota Zaun dan perjalanannya menuju kota Piltover.

Selain Jinx dan Vi, Champions yang bakal mengisi LoL : Arcane ialah Warwick dan Caitlyn. Beberapa Champions lain yang kemungkinan besar bakal muncul yaitu Viktor, Blitzcrank dan Ziggs.

Produksi dan Animasi

Dari segi produksi, Riot kembali menggandeng Fortiche Production dalam penggarapan animasi LoL : Arcane. Sebelumnya Fortiche Production telah mengerjakan berbagai promosional video LoL seperti RISE : Worlds 2018, WARRIORS : World 2014 dan tentunya, MV POP/STARS oleh K/DA.

Berbeda dengan Dota : Dragon’s Blood, LoL : Arcane bakal menggunakan animasi full 3D dibandingkan Dragons’ Blood yang menggunakan 2D. Selain itu Riot menargetkan audiens para remaja sekitar 14 tahun keatas. Berbeda dengan Dota yang target audiensnya merupakan penonton dewasa 21 tahun keatas.

Sebenarnya Riot sendiri telah mengumumkan pembuatan projek animasi League of Legends sejak tahun 2019, jauh sebelum pengumuman projek Dota : Dragon’s Blood. Namun projek animasi harus mengalami penundaan dan baru selesai pada tahun 2021 dikarenakan wabah COVID-19 yang melanda.

Serial League of Legends : Arcane direncanakan akan rilis perdana pada akhir tahun 2021 di platform streaming Netflix.

Botak Gaming! Ternyata Ini 5 Game yang Dimainkan oleh Master Deddy Corbuzier

GAMEFINITY.ID, Singkawang – Siapa yang tidak kenal dengan pria berkepala botak yang satu ini. Setelah sukses sebagai pesulap, kini Deddy Corbuzier memilih untuk menjadi presenter tv dan Youtuber. Namun tampaknya karir Deddy Corbuzier sebagai presenter tak akan lama lagi, pasalnya ia kini sudah mulai bermain video game.

Akankah pria bernama asli Deddy Cahyadi ini akan menjadi Youtuber Gaming? Apa saja game yang dimainkan oleh pria kekar ini? Berikut 5 game favorit Deddy Corbuzier yang kerap dimainkan bersama anaknya Azka.

1. Crysis 3

Crysis 3 adalah game FPS yang muncul pada tahun 2013. Game yang dikembangkan oleh Crytek dan didistribusikan oleh Electronic Arts ini memiliki alur cerita lanjutan dari seri Crysis sebelumnya yaitu Crysis 3. Dengan grafis yang lumayan bagus, game ini dapat dimainkan di platform PC, Xbox 360, dan Playstation.

2. Tom Clancy’s Splinter Cell: Blacklist

Tom Clancy’s Splinter Cell: Blacklist adalah game yang bertema aksi. Splinter Cell yang dirilis pada tahun 2013 ini dapat dimainkan di platform PC serta konsol. Alur cerita game ini bermula dari sebuah kelompok teroris yang menamakan dirinya The Engineers sedang berusaha menghancurkan aset milik Amerika bernama Blacklist.

3. Metal Gear Solid

Metal Gear Solid adalah game action yang dirancang oleh Hideo Kojima. Dikembangkan oleh Konami Computer Entertaiment Japan, game ini menjadi game pertama yang meluncur di platform Playstation oleh Konami pada tahun 1998.

4. The Last of Us

Game ini dikembangkan oleh Naugthy Dog dan diterbitkan oleh Sony Interactive Entertainment. Deddy Corbuzier suka dengan game ini karena alur ceritanya yang keren dan menarik. Dimulai dengan terinfeksinya warga Amerika Serikat dengan jamur bernama Cordyceps yang dapat membuat manusia menjadi agresif. Kalian dapat menggunakan konsol Playstation 3 dan 4 untuk memainkannya.

5. God of War

Yak, God of War. Game yang satu ini tentu saja sudah tidak lagi asing di telinga para gamer. Game buatan Santa Moniac Studios ini memang mengisahkan petualangan Kratos melawan para dewa.

Ngomong-ngomong soal Kratos, siapa disini yang merasa om Deddy Corbuzier mirip dengan karakter tersebut? Itulah tadi beberapa game yang Deddy Corbuzier mainkan. Gimana? Udah cocok jadi Youtuber Gaming belum?

Sobat Ambyar Wajib Main, Game Lokal Project Heartbreak Siap Rilis Tahun Depan

GAMEFINITY.ID, Purworejo – Berbicara game naratif, kita patut bangga dengan game lokal berjudul Coffee Talk dengan kesuksesannya menembus pasar internasional. Kesuksesan game ini terbukti dengan menjadi satu-satunya game dari Asia Tenggara yang masuk nominasi DICE Awards.

Namun dengan kesuksesan game ini, tak lantas membuat sang director Mohammad Fahmi “Famitsu” yang sebelumnya juga mengembangkan game What Comes After berhenti begitu saja. Belum lama ini, Famitsu mengumumkan game terbarunya berjudul ‘Project Heartbreak’.

Dilihat dari trailernya, game Project Heartbreak ini sepertinya terfokus dengan tema musik dengan merperlihatkan seorang gitaris. Jika kita lihat tags dari laman Steam nya, game ini seperti gabungan point and click dari What Comes After dan dating sim dari game Coffee Talk.

Ilustrasi dari game ini dikerjakan oleh Soyatu dan Pinga Penguin. Menariknya, karena tema utamanya adalah musik, pengisi soundtracknya adalah dari sebuah band rock indie asal Jakarta, L’Alphalpha.

Project Heartbreak

Untuk saat ini Famitsu belum bisa memberikan detail lebih lanjut mengenai game Project Heartbreak ini, namun menurutnya para gamer harus siap merasakan pahit manis yang bisa bikin patah hati persis seperti lirik lagu diatas yang juga menjadi deskripsi game ini.

Dengan menggandeng publisher Fellow Traveller, game Project Heartbreak rencananya akan dirilis tahun 2022 walau belum ada tanggal pasti. Game ini sudah tersedia untuk di wishlist di Steam.

Gimana, siapkah kalian dibikin mewek game ini?

7 Game Trilogy Terbaik yang Tidak Akan Dilupakan

GAMEFINITY.ID, Tanjung Balai Karimun – Apakah kalian pernah mendengar kata trilogy? Trilogy sendiri berarti satu pokok pikiran yang dibagi kedalam 3 bagian yang saling terhubung, didalam dunia game sendiri, banyak developer yang mengadaptasi konsep trilogy ini kedalam game mereka, sebut saja game Assasin’s Creed dan juga God of War.

Pengusungan konsep trilogy ini tidak hanya membuat alur cerita dari game lebih kaya dan bervariasi, namun juga dapat memberikan kesan tersendiri untuk para pemainnya, dan berikut ini gamefinity rangkum 7 game trilogy terbaik yang tidak akan dilupakan selamanya.

Call of Duty: Modern Warfare (Call of Duty: Modern Warfare 1-3)

Jika kalian adalah pecinta game genre FPS tentunya kalian tidak akan asing dengan Call of Duty ini, jika kita berbicara tentang trilogy tentu sangat kurang jika kita tidak memasukan Call of Duty didalam deretan game trilogy ini.

Ada banyak seri yang dikeluarkan oleh game ini, salah satu yang paling berkesan adalah seri Modern Warfare. Dengan plot yang cukup mengejutkan diakhir game, membuat game ini tidak bisa dengan mudah dilupakan.

The Witcher (The Witcher, The Witcher 2: Assassins of Kings, & The Witcher 3: Wild Hunt)

Berikutnya ada The Witcher sebagai salah satu game trilogy terbaik, game besutan CD Projekt Red ini memberikan kesan yang sangat dalam bagi pada pemainnya. The Witcher sebagai salah satu game RPG, harus diakui memberikan pengalaman bermain yang keren sekali, apalagi jika kita membahas tentang seri ketiga dari game ini, yang menjadi salah satu game RPG terbaik.

Jika kalian adalah penikmat game RPG dengan alur cerita yang solid, tentu saja The Witcher harus masuk kedalam daftar game kalian.

Mass Effect (Mass Effect 1-3)

Game berikutnya ada Mass Effect, game ini menyajikan cerita yang sangat menarik dan emosional disetiap serinya, hingga gameplay mechanics yang terus dikembangkan memberikan pengalaman bermain game yang sangat menarik dan sulit untuk dilupakan.

Karena kepopuleran dari ketiga seri game Mass Effect ini membuat banyak sekali permintaan dari pada pemain untuk developer membuat remake dari kisah perjalanan Commander Shepard tersebut.

Assassin’s Creed Ezio Trilogy (Assassin’s Creed 2, Brotherhood, Revelations)

Game satu ini merupakan game dengan seri terbanyak, ada puluhan seri game Assassin’s Creed yang dikeluarkan oleh pihak Ubisoft. Namun dari puluhan seri tersebut ada seri yang membuat para pemain benar-benar merasa masuk kedalam game yang kuat sekali alur ceritanya.

Seri tersebut bernama Ezio, yang merupakan trilogy dari 3 seri game Assassin’s Creed yaitu Assassin’s Creed 2, Brotherhood, Revelations. Dengan karakter ezio yang hadir kedalam 3 seri ini menambah kekayaan alur ceritanya itu sendiri.

BioShock (BioShock 1, 2, & Infinite)

Game dengan suasana yang mencekam, alur cerita yang sangat misterius dan sangat menarik untuk diikuti, gameplay yang nyaman benar-benar memberikan kesan tak terlupakan yang dibuat oleh BioShock. Apalagi didalam ketiga seri tersebut semua unsur tadi ada.

Bioshock memberikan suasana dan rasa baru dalam game genre FPS, yang biasanya tampil dengan tampilan yang tidak ada perkembangan. Didalam trilogy yang diberikan oleh Bioshock kalian akan menghadapi atmosfer yang kelam dan penuh dengan misteri, dan dengan alur yang begitu kaya tadi, penulis jamin kalian akan ketagihan untuk menamatkan game ini.

Ada rumor yang mengatakan bahwa akan ada lanjutan dari seri Bioshock ini, jika hal ini benar-benar terjadi, tentunya akan memberikan semangat baru untuk para gamers.

God of War (God of War 1-3)

Jika di seri God of War 4 kratos sedikit lempeng karena harus mengurus satu orang anak dan menjadi ayah yang baik, pada seri sebelumnya kratos adalah seorang dengan penggambaran brutal dan tidak kenal ampun, dibalut dengan cerita perjalanan untuk membalaskan dendam ditambah dengan gameplay hack and slash membuat ketiga seri god of war sebelumnya sangat berkesan bagi para pemain.

Trilogy yang berakhir pada pembalasan dendam kepada sang ayah, membuat sang kratos memilih untuk memulai hidup baru di seri God of War berikutnya. Dalam trilogy pertama yang menimbulkan kesan nostalgia bagi para gamers saat ini, teringat masa kecil di tempat penyewaan PS2 dan kemudian memainkan game satu ini. Sungguh tidak bisa dilupakan.

Max Payne (Max Payne 1-3)

Developer game Remedy Entertainment sangat tidak bisa diragukan lagi kualitasnya dalam membuat game. Jam terbang yang dimiliki dalam membuat game bertema Shooter benar-benar sangat tidak bisa dianggap remeh. Dengan inovasi yang selalu dihadirkan jauh sebelum nama Quantum Break dan Control dikenal, mereka sudah menghadirkan game Max Payne yang diluar nalar.

Gameplay yang sangat menarik karena dibalut dengan efek slow motion dan diikuti oleh kisah perjalanan hidup max yang cukup memilukan, membuat game ini menjadi game terbaik yang pernah ada. Walaupun seri ketiga dari Max Payne ini diambil alih oleh Rockstar, namun tidak menghilangkan kesan sulit dilupakan dari trilogy ini.