Category Archives: Game

Rasakan Sensasi Sebagai Freddie Mercury dkk di Game Mobile Queen: Rock Tour

GAMEFINITY.ID, Jakarta – Gameloft dan Universal Music Group bekerja sama untuk merilis Queen: Rock Tour untuk iOS dan Android. Ini adalah game musik berbasis ritme yang menampilkan lebih dari 20 lagu klasik dari salah satu band rock paling berpengaruh di dunia itu.

Game ini dirilis bertepatan dengan ulang tahun yang ke-50 band asal Inggris itu. Gamer dapat memainkan vokal, gitar, drum, bass, dan piano dengan mengetuk ubin yang akan muncul di layar. Game ini memungkinkan penggemar untuk mencetak poin dengan memainkan 20 lagu terpopuler Queen, termasuk Bohemian Rhapsody, We Will Rock You, Radio Ga Ga, I Want to Break Free, dan We Are The Champions.

Juga akan ada serangkaian tempat ikonik untuk ditonton di berbagai negara seperti London, Tokyo, Houston, Buenos Aires, dan Rio de Janeiro, tempat dimana band Queen pernah manggung. Rasakan sensasi pertunjukan panggung ala Freddie Mercury dkk, dengan memilih berbagai pakaian dan aksesori yang akan dikenakan. Ada juga fakta musik trivia dan gambar band yang bisa diakses saat Anda bermain melalui game.

“Ambisi kami adalah untuk mendorong batas-batas musik dan permainan dengan pengalaman yang menyenangkan dan bermanfaat untuk menempatkan pemain pada posisi Queen pada titik-titik penting dalam karier mereka. Pemain akan merasakan musik live Queen secara real-time yang belum pernah dirasakan sebelumnya,” kata Cedric Ratajczak, Direktur Kreatif Gameloft.

“Tantangan kreatifnya adalah memodernisasi genre permainan ritme tradisional dengan sentuhan inovatif dan ramah seluler yang diwarisi dari permainan hiper-kasual. Dengan gaya visual yang unik dan menyenangkan, game ini menawarkan tampilan abadi band, serta menarik pemain generasi baru.”

Queen: Rock Tour sekarang tersedia di App Store dan Google Play. Game ini gratis untuk dimainkan dengan pembelian dalam aplikasi.

Valve Hentikan Pengembangan Game Kartu Artifact dan Gratiskan Kedua Versi

GAMEFINITY.ID, Jakarta – Valve telah menghentikan pengembangan game kartu Dota 2, Artifact yang dirilis pada November 2018. Perusahaan awalnya mengklaim Artifact menikmati penjualan awal yang “baik”. Namun penilaian terhadap game tersebut beragam dan jumlah pemainnya turun dengan cepat beberapa bulan setelah dirilis.

Pada Maret 2019, Valve mengatakan berencana untuk mengevaluasi kembali mekanisme dari game, termasuk aspek ekonominya.

“Artifact mewakili perbedaan terbesar antara ekspektasi penerimaan tentang game kami dan hasil sebenarnya.”

Namun pada hari Kamis (4/3/2021), setelah sekitar 18 bulan bekerja untuk me-reboot game, Valve mengatakan upayanya “belum berhasil membawa jumlah pemain aktif ke tingkat untuk pengembangan lebih lanjut”. Dengan demikian, mereka harus mengambil “keputusan sulit” dengan menghentikan pengembangan Artifact 2.0 Beta.

Meskipun ke depannya tidak ada update lagi, rilis final Artifact dan Artifact 2.0 Beta (yang telah diubah namanya menjadi Artifact Foundry) telah tersedia dan bisa dimainkan secara gratis. Valve mengatakan Artifact Foundry secara teknis belum selesai karena tidak ada “polesan” dan seni, tetapi gameplay intinya sudah berhasil dikembangkan.

Pada Maret 2020, salah co-founder dan CEO Valve, Gabe Newell mengatakan game Half-Life Alyx yang dirilis pada bulan itu menjadi peluang perusahaan untuk bangkit kembali setelah beberapa kesalahan dalam beberapa tahun terakhir. Salah satunya adalah Artifact, yang dilabeli “kekecewaan besar. “.

Mengikuti kesuksesan Alyx, pada Januari 2021, Newell mengonfirmasi bahwa Valve sedang mengembangkan banyak game dan ingin membuat lebih banyak game single player seperti Alyx.

 

Sang Sutradara Ungkap Alasan Resident Evil Village Kembali ke First Person

GAMEFINITY.ID, Jakarta – Sekitar dua bulan lagi, penggemar Resident Evil akan kembali bermain sebagai Ethan Winters, protagonis dari Resident Evil VII dalam game terbaru, Resident Evil: Village. Sutradara Resident Evil Village, Morimasa Sato mengungkapkan bahwa beberapa pengembang Capcom ingin kembali ke sudut pandang orang ketiga.

Walau begitu dirinya mendorong supaya Resident Evil Village menggunakan perspektif orang pertama (first person) layaknya di game RE7. Hal ini diungkapkannya dalam wawancara yang dipublikasikan di majalah Edge terbaru (April 2021, Issue 356).

“Awalnya ada beberapa pendapat di dalam tim yang mengatakan bahwa perspektif orang ketiga mungkin membawa jenis pengalaman pertempuran yang berbeda. Tetapi saya percaya bahwa perspektif orang pertama memungkinkan kita untuk mengekspresikan ketakutan dan keputusasaan yang lebih dekat dan pribadi Ethan Winters di cerita ini.”

Berlatar waktu beberapa tahun pasca insiden di game RE7, Ethan awalnya hidup damai di Eropa Timur bersama istrinya Mia dan putrinya Rosemary. Namun, sosok masa lalu yang dikenalnya, Chris Redfield tiba-tiba kembali ke kehidupan Ethan dan menculik Rosemary. Hal ini memaksa Ethan Winters mencari Redfield dan anaknya ke desa misterius.

“Kejutan terbesar yang mungkin bisa Anda bayangkan menanti Ethan Winters dalam cerita ini. Apa itu, Anda harus melihatnya sendiri!,” kata Sato.

Resident Evil Village akan menampilkan banyak momen mengerikan, yang tentunya akan semakin menegangkan apabila dinimkati dari tampilan orang pertama. Sato sendiri mengklaim game RE8 akan menjadi salah satu game horor paling menakutkan.

“Seperti yang Anda ketahui, salah satu tema sentral dari serial Resident Evil adalah horor atau ketakutan. Saya hanya akan memperingatkan, Anda tidak dapat bersantai karena horor dalam game! Ada banyak adegan yang intens dan mengerikan, tetapi kami akan membiarkan Anda untuk mengalaminya sendiri.”

Resident Evil Village akan tersedia mulai 7 Mei untuk PC, PlayStation 4, PlayStation 5, Xbox One, Xbox Series S / X.

Krafton Masih Upayakan Membawa PUBG Mobile Kembali ke India

GAMEFINITY.ID, Jakarta – PUBG Mobile dilarang di India sejak 2 September 2020, setelah Kementerian Elektronik dan TI India menuduh game tersebut “mengirimkan data pengguna dengan cara yang tidak sah” ke server di luar negara tersebut.

Sang pengembang, Krafton telah berupaya membawa game itu kembali ke negara itu. Di Indian Gaming Conference 2021, Sean Sohn, kepala pengembangan perusahaan di Krafton, mengatakan perusahaan sangat peduli dengan pasar India dan mereka sedang “bekerja keras” untuk mengembalikan game.

Seiring berjalannya waktu, harapan gamer India untuk bermain kembali PUBG Mobile justru tampak semakin menipis. Pasalnya Kementerian Elektronik India tidak ingin PUBG Mobile kembali, dengan mengecam game tersebut “adiktif” dan mengandung “sifat kekerasan”.

Dalam wawancara dengan Seoul Economic Daily, Byung-gyu Jang, chairman Krafton mengatakan dia ingin mengembalikan game secepat mungkin. Jang juga mengisyaratkan bahwa dilarangnya PUBG Mobile terkait masalah politik di India.

Dengan Krafton ditetapkan untuk IPO publik akhir tahun ini, perusahaan telah bekerja keras untuk membawa permainan itu kembali ke negara tersebut. Berita larangan PUBG Mobile menjadi kejutan besar bagi para gamer di India.

PUBG Mobile diunduh sekitar 185 juta kali di India dan menyumbang 24 persen dari total unduhan game sejak dirilis. Game battle royale yang populer itu juga memiliki ekosistem esports yang sedang berkembang India, yang otomatis runtuh setelah pelarangan.

India melarang lebih dari 100 aplikasi “China” karena ketegangan perbatasan antara kedua negara. PUBG Mobile telah dikembangkan dalam kemitraan oleh perusahaan China, Tencent Games dan pengembang Korea Selatan PUBG Studio (sebelumnya PUBG Corp.). Tencent merupakan penerbit game secara global.

Setelah larangan itu, Krafton mengambil langkah cepat untuk membawa kembali permainan itu. Hanya enam hari setelah larangan PUBG Mobile, perusahaan mengumumkan bahwa mereka “tidak lagi mengotorisasi” waralaba PUBG Mobile ke Tencent Games.

Dua bulan setelahnya, perusahaan mengumumkan PUBG Mobile India, game baru untuk Asia Selatan. Krafton juga menjanjikan investasi 100 juta USD ke negara itu termasuk kantor baru dan Liga Esports. Namun hingga saat ini belum ada tanda-tanda kapan game tersebut akan segera kembali.

Doom 3: VR Edition Rilis 29 Maret

GAMEFINITY.ID, Jakarta – Bethesda telah mengumumkan Doom 3: VR Edition untuk PlayStation VR. Game ini akan dirilis untuk PS4 pada 29 Maret dan kompatibel dengan PS5. Doom 3: VR Edition mencakup game aksi horor Doom 3, menampilkan Doom Marine yang berjuang untuk bertahan hidup di fasilitas Mars yang dikuasai oleh setan, ditambah ekspansi Resurrection of Evil dan The Lost Mission.

Peningkatan VR memungkinkan pemain untuk melihat-lihat sudut, mengarahkan tembakan senjata dengan kontrol gerak, fungsi putar cepat 180 derajat, dan tampilan baru yang dipasang di pergelangan tangan untuk melacak health, armor, dan amunisi.

“Ungkap rahasia eksperimen, hadapi monster luar biasa menggunakan persenjataan ikonik. Dengan tekstur, bayangan, dan efek suara baru saat Anda bertahan melawan kekuatan Neraka selama lebih dari 15 jam yang mendebarkan,” tulis Parker Wilhelm, manajer konten asosiasi untuk Bethesda Softworks, di PlayStation Blog.

Setahun setelah rilis Doom (2016), Bethesda meluncurkan Doom VFR dari ID Software, game standalone realitas virtual selama event reboot serial. Sony mengumumkan pada bulan Februari bahwa mereka sedang mengerjakan “sistem VR generasi berikutnya” untuk PS5.

Nantinya headset ini akan menampilkan resolusi yang ditingkatkan, pelacakan bidang pandang, dan pengontrol VR yang baru. Menyusul pengungkapan Doom 3, Sony mengumumkan lima lagi game untuk After the Fall, Zenith, I Expect You to Die 2: The Spy and The Liar, Fracked, dan Song in the Smoke.

Take-Two Mau Remaster GTA Bukan Sekadar Porting Sederhana

GAMEFINITY.ID, Jakarta – Rockstar saat ini bersiap untuk menghadirkan versi remaster dari Grand Theft Auto V ke PS5 dan Xbox Series X / S pada paruh kedua kalender 2021. Take-Two selaku perusahaan induk dari Rockstar, membeberkan strategi perusahaan dalam meremaster game-game andalannya.

Menurut CEO Take-Two, Strauss Zelnick proyek remaster bukan sesederhana sekadar porting game ke konsol yang lebih canggih, melainkan turut menambahkan sejumlah peningkatan dalam game. Hal ini diungkapkannya ketika berbicara pada Morgan Stanley Technology, Media & Telecom Conference pada Rabu (3/3/2021).

“Remastering selalu menjadi bagian dari strategi. Kami telah melakukan hal yang berbeda dari pesaing. Tidak hanya mentransfer game, kami benar-benar melakukan pekerjaan terbaik dengan membuat game yang berbeda untuk teknologi baru,” ucap Zelnick dikutip dari VGC.

“Jadi, kami meningkatkan teknologinya, kami meningkatkan visualnya, dan kami melakukan peningkatan kinerja. Dan itulah mengapa menurut saya game remaster kami biasanya berhasil dengan baik.”

GTA V versi konsol generasi berikutnya diklaim akan memberikan pengalaman yang kuat bagi para pemain. Sekadar mengingatkan, GTA V sendiri pertama kali dirilis untuk konsol PlayStation 3 dan Xbox 360, sebelum diport ke PS4 dan Xbox One serta PC.

“Kami telah berhasil dengan serial Mafia, dan Grand Theft Auto (V) sekarang menuju ke generasi ketiganya yang luar biasa. Kita akan melihat bagaimana Grand Theft Auto melakukannya di generasi berikutnya. Saya yakin Rockstar akan memberikan pengalaman yang luar biasa, bukan sekadar port sederhana.”

Zelnick menolak menanggapi pertanyaan terkait potensi remastering game Grand Theft Auto yang lebih lama. Dirinya juga enggan mengungkap lebih lanjut terkait kapan Grand Theft Auto 6 akan dirilis.

“Jadi, Rockstar belum mengumumkan game baru untuk pasar dan ketika ada pengumuman yang akan dibuat, itu akan datang dari Rockstar.”

Grand Theft Auto V telah terjual lebih dari 140 juta unit, dimana game tersebut terjual lebih banyak pada tahun 2020 ketimbang tahun-tahun sebelumnya, kecuali tahun 2013 ketika pertama kali dirilis untuk PS3 dan Xbox 360.