Category Archives: Game

Kedapatan Nge-Cheat, Activision Banned 60.000 Pemain COD Warzone

GAMEFINITY.ID, Jakarta – Activision telah menghukum sekitar 60.000 pemain Call of Duty: Warzone, setelah mereka kepadatan menggunakan cheat. Sebelumnya, Activision sempat dikritik karena menggunakan anti-cheat yang tidak efisien dan membuat banyak cheater merajalela.

Dalam beberapa hari terakhir, Activision berada di bawah tekanan ekstrim dari para pemain dan streamer di mana mereka mendesak mereka untuk membuat sistem anti-cheat yang lebih baik. Streamer seperti Vikkstar123 membagikan pengalaman mereka, di mana mereka frustasi bermain bersama dengan para cheater, hingga akhirnya lebih memilih meninggalkan permainan.

“Kami sama sekali tidak menoleransi cheater di Call of Duty dan Call of Duty: Warzone. Fokus kami adalah untuk memerangi cheater dan penyedia cheat. Hari ini kami menghukum 60.000 akun untuk kasus yang dikonfirmasi menggunakan software cheat di Warzone, sehingga total kami hingga saat ini telah melarang permanen lebih dari 300.000 pemain di seluruh dunia, sejak game diluncurkan,” tulis pernyataan Activision dalam blognya.

Blogpost tersebut menjelaskan secara rinci tentang rencana mereka ke depan dengan anti-cheat baru dan apa artinya bagi integritas kompetitif game. Sejak peluncuran, Activion telah melakukan sejumlah tindakan khusus, seperti:

  • Pembaruan keamanan backend mingguan
  • Mekanisme pelaporan dalam game yang ditingkatkan
  • Menambahkan otentikasi 2 faktor, yang telah membatalkan lebih dari 180.000 akun mencurigakan
  • Menghilangkan banyak penyedia perangkat lunak pihak ketiga yang tidak sah
  • Meningkatkan tim dan sumber daya yang berdedikasi di bidang pengembangan perangkat lunak, teknik, ilmu data, hukum, dan pemantauan

Pengembang juga mengklaim telah meningkatkan upaya dan kemampuan kami di beberapa bidang, yakni:

  • Peningkatan pada perangkat lunak anti-cheat internal
  • Teknologi deteksi tambahan
  • Menambahkan sumber daya baru yang didedikasikan untuk pemantauan dan penegakan hukum
  • Pembaruan komunikasi reguler sedang berlangsung; lebih banyak dialog dua arah
  • Tidak ada toleransi untuk penyedia cheat
  • Larangan yang konsisten dan tepat waktu

Tentunya diharapkan dengan serangkaian perbaikan, COD Warzone bisa lebih terbebas dari para cheater yang semakin meresahkan. Setuju?

Netmarble Raih Peringkat 8 Top Game Publisher App Annie 2021

GAMEFINITY.ID, Jakarta – Netmarble meraih peringkat ke-8 dalam kategori “Top 52 Publishers 2021” versi App Annie. Kandidat dipilih berdasarkan penjualan global game mobile pada 2020. Menurut keterangan tertulis yang diterima GAMEFINITY.ID, situs analisis Mobile App Market, App Annie menunjukkan Netmarble berada di peringkat Top 10 App Store dan Google Play pada tahun lalu. Perusahaan seperti Tencent, NetEase, dan Activision Blizzard juga masuk dalam peringkat tahun ini.

Sebelumnya, Netmarble menempati posisi pertama pada Top 52 Publisher 2015 App Annie. Selama 6 tahun berturut-turut, perusahaan yang dikenal akan game-game seperti Lineage2 Revolution, The Seven Deadly Sins: Grand Cross, Blade&Soul Revolution, dan MARVEL Future Fight ini berada dalam daftar Top 10 Publisher global game mobile, termasuk dalam pengumuman peringkat penjualan tahun 2020 kali ini.

Netmarble tahun lalu merilis berbagai game ke pasar global, salah satunya adalah The Seven Deadly Sins: Grand Cross yang dirilis pada Maret 2020 lalu dan berhasil mencapai kesuksesan karena popularitasnya yang tinggi di pasar utama seluruh dunia. Game ini menduduki peringkat ke-10 di penjualan iOS Amerika Utara dan ke-1 di dua pasar teratas Perancis.

Franchise baru Netmarble pada tahun 2020 termasuk The Seven Deadly Sins: Grand Cross, Seven Knights2, MaguMagu 2020, A3: Still Alive, dan MARVEL Realm of Champions. Netmarble juga sedang bersiap untuk merilis berbagai judul besar di pasar global tahun ini.

Open World RPG Blade&Soul Revolution dijadwalkan akan dirilis pada kuartal pertama tahun 2021 di US dan Eropa. Netmarble juga secara aktif mengembangkan judul-judul besar lainnya untuk dirasakan dan dinikmati oleh para pemain, termasuk Ni no Kuni: Cross Worlds, Seven Knights Revolution, dan MARVEL Future Revolution.

“Kami yakin para pemain juga akan sangat bersemangat dengan susunan tahun 2021 yang seru dan menarik. Kami tidak sabar untuk segera membagikan kabar baik tentang judul-judul ini,” kata Seungwon Lee, Co-CEO Netmarble.

Didirikan di Korea pada tahun 2000, induk perusahaan Kabam serta pemegang saham terbesar Jam City dan Big Hit Entertainment ini berusaha menghibur penduduk di seluruh dunia dari berbagai usia dengan menyediakan beragam permainan mobile yang menyenangkan melalui serial populernya dan kolaborasi dengan IP Holder dari seluruh dunia.

Di Indonesia, Netmarble Indonesia berdiri pada tahun 2012, dan telah bekerjasama dengan LINE dengan menerbitkan game mobile Let’s Get Rich, serta meluncurkan Lineage2 Revolution, Seven Knights, dan MARVEL Future Fight. Informasi lebih lanjut mengenai Netmarble Indonesia dapat diakses di www.netmarble.co.id.

Cegah Anak Kecanduan Game, China Larang Penggunaan Ponsel di Sekolahan

GAMEFINITY.ID, Jakarta – Otoritas China telah melarang penggunaan ponsel di sekolah. Kementerian Pendidikan setempat, Ministry of Education (MoE) mengatakan larangan itu berlaku untuk sekolah dasar dan menengah, serta dirancang untuk menindak “kecanduan internet dan game” demi membantu siswa memusatkan perhatian mereka pada studi.

Seperti diberitakan South China Morining Post, Rabu (3/2/2021) seorang siswa membutuhkan persetujuan orang tua, bersama dengan izin tertulis dari sekolah, sebelum siswa tersebut diizinkan untuk membawa perangkatnya ke sekolah. Namun, semua telepon harus dikumpulkan selama jam pelajaran, kata kementerian di situs webnya.

Arahannya ditujukan untuk “melindungi penglihatan siswa, membuat mereka fokus belajar dan mencegah mereka dari kecanduan internet dan game”. Adapun tujuan tambahan kebijakan ini ialah untuk “meningkatkan perkembangan fisik dan psikologis siswa”.

Pada 2019, menurut laporan yang dirilis oleh Pusat Informasi Jaringan Internet China, sebanyak 175 juta pengguna internet merupakan anak di bawah usia 18. Sebanyak 74 persen dilaporkan memiliki perangkat seluler mereka sendiri. Laporan tersebut menemukan pengguna ponsel dalam kelompok ini kebanyakan menggunakan perangkat mereka untuk belajar online, mendengarkan musik, dan bermain game.

Kementerian mengumumkan bahwa guru akan dilarang memberikan pekerjaan rumah melalui ponsel atau meminta siswa untuk menyelesaikan pekerjaan rumah menggunakan ponsel. Praktik ini sebelumnya sempat populer di kalangan sekokah dalam beberapa tahun terakhir.

Sekolah diperintahkan untuk menyediakan lebih banyak telepon umum dan mencari cara lain untuk berbicara dengan orang tua tanpa bergantung pada telepon genggam. Perdebatan tentang penggunaan smartphone di sekolah-sekolah China telah terjadi dalam beberapa tahun terakhir, sebagai tanggapan atas kekhawatiran yang meluas tentang kecanduan anak muda terhadap gawai mereka.

Liu Yanping, kepala Sekolah Cabang Pertama Beijing National Day School mengatakan kebijakan tersebut tidak bijaksana apabila diambil dengan pendekatan “satu ukuran untuk semua”. Liu berpendapat sementara larangan anak-anak sekolah dasar membawa ponsel ke sekolah bisa membantu meningkatkan kedisiplinan, siswa yang lebih tua juga harus didorong untuk berolahraga bersama orang tua mereka sehingga dapat menghabiskan waktu selain bersama perangkat mereka.

“Anda tidak bisa begitu saja memutus mereka dari internet di era digital,” kata Liu. Ia mengatakan untuk mengatasi masalah menurunnya penglihatan dan masalah kecanduan game, pihak berwenang harus mengurangi beban akademik siswa sehingga mereka memiliki lebih banyak waktu luang untuk berolahraga. “Ponsel cerdas bukanlah hal utama yang harus disalahkan,” tambahnya.

Wu Hong, seorang peneliti di Dett, sebuah lembaga analis pendidikan yang berbasis di Chongqing, mengamini pernyataan Liu. Menurutnya memerintahkan kaum muda untuk berhenti menggunakan perangkat seluler tidak realistis untuk menyelesaikan masalah.

“Alih-alih melarangnya, sekolah harus menghabiskan lebih banyak waktu untuk mengembangkan kemampuan anak-anak untuk mengatur diri sendiri, dengan mengajari mereka membedakan antara dunia nyata dan dunia maya; antara baik dan buruk, ”kata Wu.

Walau begitu, langkah kementerian justru didukung dari hasil survei thecover.cn yang diterbitkan di Weibo (Twitter versi China). Sebanyak 54 persen dari sekitar 1.900 responden mengatakan mereka percaya bahwa anak sekolah tidak perlu membawa ponsel ke sekolah. Lebih dari seperempat menginginkan kebijakan yang lebih fleksibel, dengan 20 persen mengatakan ponsel harus diizinkan di sekolah.

Penggunaan ponsel di sekolah telah memicu perdebatan tidak hanya di China. Pada tahun 2018, Prancis mengeluarkan undang-undang yang melarang penggunaan ponsel di area sekolah oleh anak-anak di bawah usia 15 tahun. Sementara di Yunani, penggunaan ponsel di taman kanak-kanak, sekolah dasar, dan sekolah menengah juga telah dilarang.

Gara-Gara Bocor, Nintendo Pernah Batalkan Serial Live-Action Zelda dan Star Fox

GAMEFINITY.ID, Jakarta – Nintendo dilaporkan membatalkan rencana untuk menggarap serial live-action Legend of Zelda dan claymation Star Fox setelah Netflix membocorkan detailnya kepada pers. Hal itu diungkap oleh komedian dan pengisi suara Adam Conover, yang mengklaim bahwa perusahaan produksi Hollywood CollegeHumor sebelumnya akan mengerjakan acara Star Fox.

“Pada tahun 2015, ada kabar bahwa Netflix akan membuat acara televisi Legend of Zelda. Itu seharusnya menjadi acara live action dan mendapat banyak liputan pers game. Pada saat yang sama saya bekerja di CollegeHumor dan kami memiliki proyek rahasia di mana kami akan membuat versi claymation dari Star Fox dengan Nintendo.

Conover mengatakan proyek Star Fox akan menggunakan gaya layaknya animasi stop motion Fantastic Mr. Fox (2009) milik Wes Anderson. CollegeHumor sendiri pernah membuat parodi yang diterbitkan tahun 2011 berjudul Fantastic Mr. Star Fox, sekaligus beberapa film pendek untuk layanan video Nintendo 3DS..

Namun, proyek Star Fox yang lebih besar akhirnya dibatalkan setelah The Wall Street Journal memberitakan rencana serial Netflix Legend of Zelda. Hal ini membuat Nintendo yang selama ini dikenal protektif terhadap kekayaan intelektualnya, menjadi ketakutan dan membatalkan proyek Netflix Zelda dan Star Fox.

“Ini adalah pertama kalinya mereka melakukan IP (intelectual property atau kekayaan intelektual). Selama bertahun-tahun mereka tidak memiliki adaptasi apa pun. Tetapi ketika Netflix membocorkannya, mereka ketakutan dan mencabut segalanya. Mereka menghentikan seluruh program untuk menyesuaikan hal-hal ini.”

“Apa yang terjadi adalah Netflix membocorkan ini dan akhirnya membunuh seluruh proyek. Mengapa Anda membocorkan sesuatu seperti itu? Karena Anda bersemangat untuk menyombongkannya, tetapi kemudian seluruh proyek berantakan.”

Nintendo secara historis sangat protektif terhadap kekayaan intelektualnya. Zelda sendiri hanya pernah diadaptasi ke serial televisi pada 30 tahun lalu, bersamaan dengan properti Nintendo lainnya, Super Mario Bros. 30 tahun lalu.

Selain Mario, Legend of Zelda menjadi serial video game andalan Nintendo. Dirilis pertama kali tahun 1986, game Zelda terus dikembangkan hingga saat ini, dengan Link’s Awakening (2019) menjadi judul terakhir yang telah dirilis.

Walau begitu, belakangan Nintendo semakin tergerak untuk memanfaatkan IP populernya. Mereka membuka Nintendo Tokyo pada November 2019, serta taman hiburan Super Nintendo World yang akan dibuka di lokasi Universal Studios di seluruh dunia. Selain itu mereka juga berencana menggarap film animasi Super Mario dan diharapkan akan rilis pada 2022.

Dalam pertemuan manajemen perusahaan pada bulan September, Nintendo mengatakan bahwa pihaknya telah “memulai beberapa proyek konten visual lainnya” bersama dengan film Mario yang akan digarap Illumination, studio yang mengerjakan Despicable Me dan The Secret Life of Pets. Perusahaa juga disebut-sebut akan memperluas waralaba permainannya melalui media lain seperti televisi atau buku komik.

“Skala investasi kami akan bervariasi berdasarkan jenis proyek. Tetapi kami akan terus berinvestasi dalam inisiatif perluasan hiburan ini untuk meningkatkan jumlah orang yang memiliki akses ke IP kami,” kata Nintendo, dikutip dari Video Games Chronicle.

5 Karakter Free Fire Wanita Terbaik Februari 2021

GAMEFINITY.ID, Jakarta – Karakter Free Fire adalah bagian penting dari permainan. Hingga OB25, game battle royale ini memiliki 35 karakter. Kecuali karakter default Nulla dan Primis, masing-masing memiliki kemampuan unik yang memberikan keuntungan bagi pemain di medan pertempuran.

Digubah dari Sportkeeda, berikut beberapa karakter wanita terbaik yang hadir di Free Fire saat ini.

A124 (Skill – Thrill of Battle)

A124 memiliki skill aktif bernama Thrill of Battle yang mengubah 25 EP menjadi HP dengan cooldown 90 detik di level pertama. Kemampuannya meningkat secara signifikan saat karakter naik level.

Moco (Skill – Hacker’s Eye)

Skill Moco, Hacker’s Eye menandai musuh yang ditembak selama dua detik di level dasar. Saat pemain meningkatkan kemampuan, durasi tag meningkat. Kemampuan ini sangat berguna karena pemain dapat dengan mudah menemukan musuh mereka.

Laura (Ability – Sharp Shooter)

Laura memiliki skill pasif yang disebut Sharp Shooter yang meningkatkan akurasi sebesar 10 saat pemain di-scoped. Saat karakter dinaikkan levelnya, akurasi meningkat 30 saat pemain di-scope.

Steffie (Skill – Painted Refuge)

Pada kemampuan level 1 awalnya, Steffie dapat membuat grafiti yang mengurangi kerusakan akibat ledakan sebesar 15% dan kerusakan peluru sebesar 5% selama 5 detik. CD bertahan selama 45 detik, dan efek tidak menumpuk.

Pada level maksimumnya, Steffie dapat membuat grafiti yang mengurangi kerusakan akibat ledakan sebesar 25% dan kerusakan peluru sebesar 5% selama 10 detik.

Kapella (Ability – Healing Song)

Kapella adalah penyanyi pop yang memiliki skill pasif mengesankan yang disebut Healing Song. Kemampuan ini memungkinkannya untuk meningkatkan efek item dan keterampilan penyembuhan sebesar 10%. Kemampuannya juga mengurangi kehilangan HP sekutu saat turun 20%.

Karakter dan Equipment Baru di Update 1.3 Genshin Impact

GAMEFINITY.ID, Jakarta – Update 1.3 Genshin Impact telah dirilis untuk seluruh platform beberapa saat lalu. Dalam update bertajuk “Gemerlap Langit Malam” ini, Mihoyo telah menyiapkan karakter baru, karakter up dan equipment baru yang dapat dimanfaatkan para traveler.

Untuk karakter baru, Update 1.3 ini menghadirkan “Vigilant Yaksha” Xiao. Karakter bintang lima ini memiliki vision Anemo dan dilengkapi dengan senjata Polearm. Yaksha yang bertugas melindungi Liyue ini dijuluki sebagai “Conqueror of Demons” atau “Vigilant Yaksha”.

“Dari semua Yaksha yang ada, hanya Xiao yang masih mematuhi kontraknya dengan Archon Geo, bertarung untuk setiap jiwa di Liyue. Jika kamu terbangun dengan sebilah pisau yang akan menyayat lehermu, dan jika monster menancapkan cakarnya padamu, atau jika kematian datang mengetuk pintumu… Sebutlah namaku, Adeptus Xiao. Aku akan datang, kapan pun kamu memanggil.”

Kemampuan Elemental Skill yang dimiliki Xiao adalah Lemniscatic Wind Cycling. Kemampuan ini membuat Xiao menerjang ke arah depan dan mengakibatkan DMG ke semua musuh di jalurnya. Elemental Skill ini juga dapat digunakan saat berada di udara.

Sementara Elemental Burst yang dimiliki Xiao adalah Bane of All Evil. Xiao akan mengorbankan HP miliknya untuk masuk ke mode Yaksha’s Mask. DMG Xiao akan menjadi lebih besar, semua serangan Xiao pun akan menjadi elemen Anemo, dan kekuatan melompatnya akan menjadi jauh lebih besar.

Selama event Permohonan “Panggilan Cahaya” berlangsung, persentase perolehan Xiao, karakter bintang 4 “Kätzlein Cocktail” Diona (Cryo), “Uncrowned Lord of Ocean” Beidou (Electro), dan “Blazing Riff” Xinyan (Pyro) akan meningkat.

Adapun Karakter UP di update 1.3 ini ialah “Driving Thunder” Keqing (5★). Karakter yang satu ini memiliki vision Electro dengan senjata andalan Sword. Dalam deskripsinya, Keqing ialah sang Yuheng dari Liyue Qixing. Dalam hatinya, Keqing memiliki banyak ketidakpuasan mengenai pemerintahan sepihak Rex Lapis. Pada kenyataannya, para Dewa sangat mengagumi orang-orang seperti Keqing.

Event Permohonan “Tarian Lentera” akan dimulai sejak 17 Februari 2021 hingga 2 Maret 2021. Selama event berlangsung, persentase perolehan Keqing, karakter bintang 4 “Eclipsing Star” Ningguang (Geo), “Trial by Fire” Bennett (Pyro), dan “Shining Idol” Barbara (Hydro) akan meningkat.

Sementara untuk equipment baru yang hadir pada update 1.3, berikut rinciannya:

Primordial Jade Cutter (Sword 5★)

Pedang upacara yang diukir dari giok murni. Saat diayunkan, seolah bisa mendengar suara desahan angin yang samar. Selama event permohonan Epitome Invocation berlangsung (setelah update 1.3 hingga 23 Februari 2021), persentase perolehan Primordial Jade Cutter dan Senjata bintang lima Primordial Jade Winged-Spear (Polearm) akan meningkat.

Staff of Homa (Polearm 5★)

Sebuah “tongkat kayu bakar” yang pernah digunakan dalam ritual kuno dan telah lama hilang.

Lithic Spear (Polearm 4★)

Tombak panjang yang ditempa dari bebatuan di Guyun Stone Forest. Tingkat kekerasan tombak ini sungguh tiada duanya.

Lithic Blade (Claymore 4★)

Pedang tebal dan berat, terbuat dari batu Liyue. Staff of Homa, Lithic Spear, dan Lithic Blade akan hadir di Event Permohonan mendatang.