Category Archives: Review Console Game

Temukan Review Console Game Favoritmu di Sini !

Review Outriders, Game Shooter dengan Plot Cerita Yang Mempesona

GAMEFINITY.ID, Tanjung Balai Karimun – Developer game asal Ibu Kota Polandia, Warsaw, yaitu People Can Fly kembali mengeluarkan debut game terbaru. Jika sebelumnya mereka ikut mengembangkan game franchise Gears Of War. Kali ini mereka mengembangkan game bertema Third Person Shooter dengan tema Sci-Fi di tahun 2021.

People Can Fly berhasil mengajak studio sekaligus penerbit yang sudah dikenal untuk game tema JRPG yaitu Square Enix untuk ikut mengembangkan game berjudul Outriders ini. Outriders ini dirilis pada 1 april lalu untuk platform PS4, PS5, Xbox One, Xbox Series X|S, Google Stadia, dan juga PC.

Akan tetapi ada beberapa masalah yang timbul saat perilisan pertama full versi dari game ini. Banyak pemain yang mengeluhkan tentang server dan koneksi yang sering terputus dengan sendirinya. Pihak People Can Fly akhirnya menutup server Outriders untuk sementara, sayangnya tidak ada konfirmasi dari pihak pengembang tentang masalah ini.

Terlepas dari semua problematika yang ada di awal perilisan game ini, kita akan mengulik semua yang ada didalam game ini, untuk kalian yang tertarik memainkan game Outriders ini, kalian wajib sekali untuk membaca review yang sudah penulis buat, enjoy.

Sinopsis

Game Outriders ini berlatar di sebuah planet bernama Enoch, yang menceritakan tentang perjalanan dari sekelompok orang yang ada di planet ini. Di perjalanan, mereka menemukan banyak sekali manusia yang sudah bermutasi menjadi makhluk mengerikan yang mempunyai kemampuan supernatural. Para makhluk hasil mutasi ini bernama Altered, yang pada akhirnya memicu konflik di antara para manusia disana.

Gameplay (9.5/10)

Karena game ini mengusung tema Third Person Shooter yang mana tidak hanya fokus kepada genrenya saja, melainkan menitik beratkan alur cerita yang sangat menarik, game ini dapat kalian mainkan secara Solo ataupun Multiplayer. Jika kalian memainkan mode multiplayer, kalian dapat membawa tiga pemain lagi untuk bekerja sama.

Pada awal permainan, para pemain akan diminta untuk membuat karakter mereka sendiri, mulai dari memilih jenis kelamin, warna rambut, aksesoris, mata, dan juga warna kulit. Game ini menggunakan basic linear dan bukan open world, satu konsep yang dibawa oleh game ini adalah Looter-Shooter. Konsep ini juga dipakai oleh game shooter lainnya.

Outriders akan membawa kalian untuk menembaki musuh yang ada, dan juga melakukan looting pada musuh yang berhasil dikalahkan. Mekanisme game ini hampir sama seperti yang ada di Gears Of War, ya mengingat developer kedua game ini satu developer yang sama.

Nantinya, kalian akan difasilitasi oleh 3 slot tempat untuk senjata, yang bisa berganti dengan cepat, Dengan kontrol untuk berganti senjata yang mudah pula.  Dikarenakan musuh AI tidak diam, menjadikan kalian harus bisa lebih aktif bergerak dari pada musuh.

Satu hal yang membuat penulis sangat mengapresiasi developer dalam pengembangan gameplay game ini adalah, musuh AI yang dirancang dengan sangat unik, berbeda dengan game lain.

Musuh AI ini deprogram untuk menyesuaikan skill dengan pemainnya, jadi jika kalian semakin jago, musuh AI akan berkembang sesuai dengan skill yang kalian miliki, dan tentunya, item akan semakin sulit untuk ditemukan. Hal ini sangat menarik karena skill permainan akan terus berkembang dan pemain tidak akan cepat bosan.

Kontrol (9/10)

Game satu ini memang benar-benar bisa membuat para pemain sangat nyaman dengan kontrol gamenya. Fitur kontrol game yang sangat mudah, membuat game ini benar-benar memanjakan para pemainnya.

Mungkin karena gameplay yang memerlukan kelincahan pemain, oleh sebab itu developer juga memfokuskan untuk kontrol game yang lebih baik lagi, terutama kontrol dalam pergantian senjata yang sudah penulis bahas di atas.

Grafik (9.5/10)

Unreal Engine 4 benar-benar tidak bisa diremehkan, kualitas visual yang diberikan oleh Outriders sangat memukau dan patut untuk diapresiasi. Segi tekstur karakter sangat terlihat nyata sekali, sedikit saran untuk kalian, kalian bisa mencoba memainkan game ini dengan TV/Monitor yang beresolusi 4K, agar kalian dapat merasakan kualitas grafik dari game ini.

Grafik yang bagus ini dipadu dengan efek-efek gore yang cukup sadis namun memukau mata, sangat direkomendasikan sekali untuk kalian mencoba game ini, untuk yang tidak suka gore jangan dicoba ya.

Adiktif (9/10)

Tentu saja penulis berani menyatakan bahwa game ini sangat bisa membuat kalian kecanduan, kalian akan dimanjakan oleh grafik, efek, kontrol dan suara di dalam game yang benar-benar memukau. People Can Fly benar-benar memberikan pengalaman terbaik dalam game JRPG.

Apalagi jalan cerita yang penuh dengan plot-plot menarik untuk diikuti, jadi selain kita dimanjakan dengan gameplay yang menarik, kita juga akan dimanjakan dengan alur cerita yang akan membuat kita penasaran dengan akhir dari perjalanan mereka.

Kesimpulan

Walaupun game ini mempunyai kendala server diawal perilisannya, Outriders tetap memberikan pengalaman terbaik untuk para pemain. Untuk game genre Shooter Outriders sudah bisa dibilang menjadi yang terbaik untuk dimainkan.

Hanya satu hal saja yang disayangkan dari game ini, konsep linear yang diusung oleh game ini, membuat pemain tidak bebas untuk menembak, jika game ini mengusung konsep open world, game ini benar-benar menjadi game terbaik tahun ini. Sangat penulis rekomendasikan untuk kalian mencoba game ini, penulis memberi rating 9.2 untuk game Outriders ini.

Review Spider-Man: Miles Morales, Sukses Memenuhi Ekspektasi

GAMEFINITY.ID, Jakarta – Seiring diluncurkannya PlayStation 5 secara global, Marvel’s Spider-Man: Miles Morales awalnya digadang menjadi launch title dari konsol generasi berikutnya tersebut. Beruntung, para gamers PlayStation 4 akhirnya tetap bisa memainkan game ini, setelah Sony memutuskan untuk merilis game ini juga untuk platform PS4. Walau begitu, kesan “generasi berikutnya” dari game ini tetap terasa, baik dari sisi grafik, tema, hingga gameplay yang menawarkan beragam petualangan untuk dimainkan.

GAMEFINITY.ID mendapat kesempatan menjajal langsung game ini pada platform PlayStation 4, tak lama setelah peluncuran game ini secara global pada 12 November lalu. Mendapat respon positif dari beragam kritikus game, Marvel’s Spider-Man Miles Morales memang layak menjadi game yang paling diantisipasi oleh pencinta game bergenre action-adventure. Berikut pembahasannya.

Gameplay (8.5/10)

Marvel’s Spider-Man: Miles Morales/PS4/Rizal

Spider-Man: Miles Morales mengambil latar waktu setahun setelah kejadian di game sebelumnya. Bagi gamers yang sudah memainkan Marvel’s Spider-Man (2018), khususnya mereka yang memainkan DLC The City That Never Sleeps, pasti sudah tidak asing lagi dengan sosok dan latar belakang Miles Morales. Di game sebelumnya, pemain juga sempat mengontrol Miles dalam beberapa segmen, meski saat itu dirinya belum mendapatkan kekuatan laba-laba super.

Sama seperti Peter Parker, Miles mendapatkan gigitan laba-laba genetika yang akhirnya memberi remaja 17 tahun itu kekuatan super dan mengambil peran sebagai Spider-Man. Setelah berjuang melepaskan trauma atas kematian ayahnya akibat serangan Martin Li, Miles mendapat pelatihan khusus dari Peter Parker yang berperan menjadi sosok saudara (Spider-bro) sekaligus mentor untuk menguasai kemampuan barunya itu.

Marvel’s Spider-Man: Miles Morales/PS4/Rizal

Di awal game, pemain juga akan bertarung bersama Spider-Man untuk menghentikan Rhino yang lepas (akibat kecerobohan Miles) saat pemindahan tahanan. Disitulah Miles mengetahui kekuatan super miliknya, Venom Strike kekuatan yang menjadi ciri khas darinya. Dengan kekuatan barunya itu, Miles dipercaya oleh Peter yang hendak mengambil “liburan” untuk menjadi satu-satunya Spider-Man yang dimiliki New York.

Miles akhirnya menemukan dirinya di dalam pertarungan antara perusahaan energi, Roxxon dan geng The Underground. Sementara itu, ibu Miles, Rio Morales sedang menjalankan kampanye untuk menjadi dewan kota, untuk menghentikan ekspansi Roxxon yang dinilai terlalu cepat dan berbahaya bagi lingkungan.

Marvel’s Spider-Man: Miles Morales/PS4/Rizal

Bagi gamers yang telah memainkan Spider-Man (2018), maka tidak akan asing lagi dengan gameplay yang ditawarkan dari Miles Morales. Meski tentunya game ini menyajikan petualangan baru. Selain bisa menjalankan sejumlah misi Story, terdapat pula beberapa side mission yang hampir sama dengan Spider-Man, mulai dari menemukan kucing yang hilang, membantu warga New York dengan beragam permasalahannya, menghentikan aksi kriminal yang sedang berlangsung, hingga menyelesaikan tantangan combat, stealth dan traversal.

Ditambah dengan misi lainnya dari aplikasi Friendly Neighborhood Spider-Man yang bisa diselesaikan. Hal yang familiar lainnya bagi veteran Spider-Man adalah podcast Just the Facts milik J. Jonah Jameson, yang menceritakan story line peristiwa yang telah berlangsung selama permainan dari perspektif JJJ. Selain podcast milik JJJ itu, ada pula podcast yang dibawakan Danika Hart yang memang menjadi hal baru dari game.

Mekanisme combat dalam Marvel’s Spider-Man: Miles Morales/PS4/Rizal

Untuk mekanisme combat, pemain harus cermat kapan harus menyerang, menghindar, serta memanfaatkan gadget dan venom strike untuk mengalahkan musuh. Rasanya teknik combat yang sebelumnya menjadi andalan di Spider-Man (2018) tidak bisa diterapkan kembali di Miles Morales. Ambil contoh jika sebelumnya finisher bisa digunakan jika combo meter telah terisi, kali ini finisher baru bisa digunakan apabila pemain menyentuh 15 combo strike tanpa putus. Inilah yang membuat gamers harus cermat dalam melakukan serangan.

Sebaliknya, combo meter kali ini justru akan dimanfaatkan untuk menggunakan venom strike, selain tentunya meregenerasi health (sama seperti di game sebelumnya). Perubahan ini menjadikan pemain veteran Spider-Man sebelumnya tetap harus beradaptasi lagi dengan combat movement yang baru. Sementara pemain baru juga rasanya tidak akan terlalu sulit apabila sudah menguasai basic control dengan baik.

Untuk mekanisme stealth, selain tentunya perch, ceiling, dan wall Takedowns kali ini gamers juga bisa memanfaatkan camouflage, dimana Miles bisa menghilang untuk sementara waktu guna menghindari sergapan musuh. Adapun mekanisme traversal tidak jauh berbeda dengan game pertama, dimana Miles memiliki kemampuan web swing, berlari di atas tembok, hingga gerakan akrobatik lainnya.

Upgrade skills, Marvel’s Spider-Man: Miles Morales/PS4/Rizal

Sejujurnya, kemampuan traversal inilah yang menghadirkan keasyikan sendiri dari game-game Spider-Man, didukung dengan angle camera yang mengikuti pergerakan pemain, dimana gamers bisa seolah-olah merasakan berayun dari gedung ke gedung layaknya Spider-Man sesungguhnya.

Pemain juga bisa mengupgrade skills karakternya. Terdapat tiga skills yakni challenge skills, combat skills dan camouflage skills yang dapat di-upgrade melalui skill points. Untuk mendapatkan skill points, pemain harus menyelesaikan sejumlah misi untuk meningkatkan level karakter. Pemain juga bisa mengumpulkan sejumlah token yang nantinya bisa digunakan untuk meng-upgrade gadget dan mengoleksi spider suit.

Grafik (9.5/10)

Marvel’s Spider-Man: Miles Morales/PS4/Rizal

Meski awalnya dipersiapkan untuk PlayStation 5, penulis sendiri masih menilai Spider-Man: Miles Morales versi PlayStation 4 berhasil menghadirkan sejumlah improvement dari sisi grafik. Beberapa efek visual yang ditampilkan khususnya ketika pemain melakukan venom striker (punch, dash, jump) terlihat begitu pas dan menunjukkan bahwa game ini layak dipersiapkan sebagai game “generasi berikutnya”.

Masih menggunakan Insomniac Engine yang sudah digunakan Insomniac sejak Ratchet And Clank, tampilan desain karakter memang dibuat detail dengan polesan CGI yang pas. Hal ini membuat ekspresi karakter terlihat begitu natural dan tidak kaku. Ditambah lagi, latar waktu dari Spider-Man: Miles Morales adalah musim dingin, sehingga kita bisa menikmati kota New York yang bersalju. Efek salju yang dihadirkan juga terlihat natural, dan menambah kesan liburan atau festival dalam game.

Kontrol (9.5/10)

Kontrol, Marvel’s Spider-Man: Miles Morales/PS4/Rizal

Bagi pemain veteran Spider-Man, tentunya sudah sangat familiar dengan mekanisme kontrol untuk menggerakan Miles Morales. Tombol-tombol yang digunakan untuk memukul, melompat, menghindar, menggunakan gadget dan berayun sama dengan yang digunakan di Spider-Man (2018). Perbedaan terletak pada adanya kemampuan khusus Miles Morales, yakni venom strike dan camouflage yang memang tidak dimiliki Peter Parker.

Namun bagi yang belum pernah memainkan game ini, rasanya juga tidak akan sulit untuk menguasai kontrol setelah memainkan game beberapa saat. Apalagi di bagian awal game juga tersedia tutorial yang memudahkan gamers menguasai gerakan-gerakan Spider-Man. Yang pasti, mekanisme kontrol yang dibuat dalam game memang relatif simpel dan memudahkan pemain untuk mengontrol karakter. Tidak ada combo yang terlalu rumit untuk menguasai combat, begitu pula untuk menguasai traversal dengan web swing yang dibuat sederhana tapi terlihat akrobatik.

Adiktif (8.5/10)

Marvel’s Spider-Man: Miles Morales/PS4/Rizal

Sejauh masih ada misi yang bisa dimainkan, rasanya memang gamers ingin memainkan game ini hingga berjam-jam secara nonstop. Dengan sistem open world, maka gamers juga memiliki kebebasan untuk mengontrol karakter untuk mengikuti misi atau sekadar menikmati musim dingin di kota New York sebagai Spider-Man. Sekalipun semua misi telah berakhir, maka gamers bisa memainkan New Game Plus dengan kesulitan yang lebih tinggi dari playthrough normal, dengan segala upgrade yang bisa dibawa dari permainan sebelumnya.

Meski memang harus diakui, story dari game ini terkesan lebih singkat ketimbang Spider-Man (2018). Dalam beberapa forum, main story dari game ini disebut bisa ditamatkan hanya dengan 8-10 jam. Waktu lebih cepat tentunya bisa diraih para gamers yang sebelumnya sudah memainkan game Spider-Man sebelumnya.

Singkatnya playthrough dari game ini kemungkinan akan dikompensasi oleh Insomniac melalui DLC, seperti layaknya The City That Never Sleep di Spider-Man (PS4). Dengan membawa sejumlah karakter dari universe komik Spider-Man seperti Prowler, Roxxon Corporation hingga Ganke Lee, maka masih banyak ruang untuk dieksplorasi dari game ini.

Kesimpulan

Marvel’s Spider-Man: Miles Morales/PS4/Rizal

Marvel’s Spider-Man: Miles Morales menjadi salah satu game di tahun 2020 yang berhasil memenuhi ekspektasi para gamers, baik itu mereka yang telah memainkan Marvel’s Spider-Man (2018) atau yang memang pemain baru dalam serial ini, hingga para fans dari Marvel khususnya karakter Spider-Man. Dengan beragam skill, gadget, combat, stealth dan traversal yang dimiliki Miles Morales, ditambah kemampuan venom strike dan camouflage, maka para gamers bisa merasakan seolah-olah menjadi seorang Spider-Man (Miles Morales) dalam game ini.

Tak salah apabila Sony memanfaatkan game ini secara eksklusif untuk mempopulerkan konsol mereka, PlayStation 5 dan PlayStation 4. Kalaupun ada kekurangan dari game ini adalah playthrough yang relatif lebih singkat ketimbang Spider-Man sebelumnya. Namun bagi para kolektor trophies, terdapat beberapa tantangan yang memang membuat game ini bisa dieksplorasi lebih dari sekadar playthrough.

GAMEFINITY.ID memberikan total skor review 9.0 dari 10 untuk game garapan Insomniac ini.(zal)

Review Two Point Hospital

GAMEFINITY.ID, Jakarta – Menurut penulis, game manajemen simulator merupakan game yang cukup adiktif dan benar-benar menjadi time killer. Salah satu game yang paling penulis ingat saat ini adalah Theme Hospital. Yap, game manajemen simulator rumah sakit yang dulu sempat populer di zaman Playstation 1. Nah kini, game serupa akhirnya muncul untuk platform konsol next gen Playstation 4 dengan judul yang berbeda, yakni Two Point Hospital. Tentu saja penulis sangat antusias untuk mencoba game yang diterbitkan oleh Sega dan Electonic Arts ini.

Gameplay (9/10)

Di game ini, kamu akan berperan sebagai pemilik rumah sakit yang ditugaskan untuk mengembangkan bisnis sekaligus menyembuhkan para pasien. Pengembangan bisnis pun beragam. Mulai dari pengadaan fasilitas alat kesehatan, tenaga medis, hingga menjaga mood baik dari pasien maupun para tenaga medis itu sendiri.

Di awal game, pemain akan diberi modal uang sebesar USD 200.000. Uang tersebut bisa kamu gunakan untuk membeli berbagai barang dan jasa. Seperti pembuatan farmasi, dan ruang kedokteran lainnya beserta tenaga medis. Pemain juga akan dituntut untuk mendekorasi rumah sakit tersebut agar mood dari pasien tetap terjaga. Pemain juga harus pintar-pintar dalam memilih SDM agar kepuasan dan tingkat kesembuhan dari setiap pasien baik.

Setiap SDM yang ingin di rekrut memiliki skill tambahan yang berbeda beda. Seperti diagnosa penyakit lebih cepat dan masih banyak yang lainnya. Tentunya, SDM yang memiliki skill tambahan ini dibandrol dengan harga yang cukup mahal dibanding SDM lainnya.

Dalam mengembangkan bisnis rumah sakit, kamu juga akan dipandu dengan tutorial yang cukup lengkap. Serta, ada beberapa list pekerjaan yang harus kamu lakukan. Seperti membuat ruang bedah, membuat farmasi, atau mendekorasi rumah sakit untuk menjaga mood para pekerja dan juga pasien. Beberapa item tertentu juga masih belum bisa kamu beli. Seperti televisi dan segala macam fasilitas lainnya. Kamu harus sabar dan terus menaikan level agar item-item tersebut dibuka dan dapat digunakan.

Grafis (7/10)

Untuk soal kualitas grafis menurut penulis sudah cukup baik meskipun masih terlihat klasik. Namun hal ini bukan jadi masalah, karena kekuatan dari game ini merupakan gameplay yang mampu membawa nostalgia para pemainnya hadir di konsol generasi terbaru.

Di game ini kamu juga akan dimanjakan dengan berbagai alat kesehatan dengan desain modern dan juga unik. Ini salah satu faktor yang membuat penulis betah untuk memainkan game ini.

Kontrol (8/10)

Kontrol dari game ini juga cukup mudah. Penulis tidak menemukan kesulitan sama sekali dan benar-benar merasakan nostalgia bermain game Theme Hospital di konsol Playstation 1 baik dalam menggerakan cursor, mengubah point of view, dan masih banyak kontrol lainnya.

Adiktif (9/10)

Hingga saat ini, penulis masih sangat ingat dengan gameplay legendaris yang dibawakan oleh game ini. Sehingga tentu saja, gameplay dan berbagai elemen dari game ini sangatlah adiktif. Pemain akan terus terpacu untuk untuk memainkan game ini demi menjadikan rumah sakit terbaik dan menyembuhkan para pasien. Dan tentu making money jangan dilupakan juga ya.

Kesimpulan

Game ini merupakan game yang mampu membawa kembali nostalgia para gamers di era 2000an. Penulis rasa, game ini merupakan gerbang bagi para gamers untuk mencoba game-game simulator khususnya manajemen. Di era tersebut, memang cukup banyak genre game-game simulator manajemen seperti ini. Salah satunya adalah game Sim City 2000. Namun menurut penulis, game tersebut cukup kompleks sehingga cukup sulit untuk dimainkan. Sangat berbeda dengan game Theme Hospital atau yang kini menjadi Two Point Hospital.

Dengan berbagai keseruan dan nostalgia yang dibawa oleh game ini, GAMEFINITY.ID dengan senang hati memberikan nilai review 8.25 dari 10 untuk game yang satu ini.