Category Archives: Review Mobile Game

Temukan Review Mobile Game Favoritmu di Sini !

Cafe Racer, Touring Open-World dengan Balutan Sandbox

GAMEFINITY.ID, Bandar Lampung – Cafe Racer merupakan salah satu game Touring Open-World dengan gaya Sandbox yang hadir di Mobile. Game ini dirilis pada September 2016 oleh PiguinSoft. Cafe Racer dapat dimainkan di Platform Mobile, Android.

Sinopsis Cafe Racer, Touring Open-World dengan Balutan Sandbox

Berkisah dari seorang pengendara yang memiliki minat kepada dunia permotoran, lebih lagi motor-motor klasik dengan tanki bahan bakar didepan. Berkelana dengan motornya sembari berkeliling menikmati indahnya alam yang penuh dengan balutan Sandbox yang cukup Blocky.

Baca Juga: Review Dan The Man, Platformer dengan Konsep Cross-Universe

Gameplay (9/10)

Review Cafe Racer
Gameplay – Cafe Racer, Touring Open-World dengan Balutan Sandbox

Cafe Racer merupakan salah satu game Racing SingePlayer yang dapat dimainkan di Mobile. Memiliki mekanisme gameplay yang cukup santai dengan pemberian aware yang cukup baik dalam segi gameplay.

Cafe Racer memiliki gameplay yang kurang lebih sama dengan Traffic Rider, namun sedikit dibedakan dari visual, kendaraan, hingga mode yang ada. Cafe Racer cenderung menghadirkan motor-motor tipe Kopling ataupun motor dengan spesifikasi untuk Touring.

Jika diperhatikan, Cafe Racer memiliki mode sedikit lebih banyak dari Traffic Rider, namun dengan ketiadaan mode Adventure didalamnya. Cafe Racer hadir dengan setidaknya 4 Mode yaitu Endless, Endless Two Way, Time Trial, dan FreeRide. Untuk Endless mode masih ada pilihan beberapa Track didalamnya.

Mengingat Cafe Racer merupakan game Racer, setidaknya ada room bernama ShowRoom yang terdiri atas Customize, Tune, Paint Shop, hingga pemain dapat mengganti pilihan motor disini. Motor yang didominasi atau dipenuhi dengan motor tipe Athena.

Selain mode bermainnya, Cafe Racer juga memiliki mode Photo Studio. dalam menu satu ini, pemain dapat melakukan kustomisasi untuk melakukan sesi potret kendaraan dengan banyak fitur pendukung yang menyertai.

Memiliki 3 tingkat kesulitan seperti Toddler, Normal, dan Extreme. Setiap mode punya kesulitan yang ditonjolkan seperti dalam mode Normal dan Extreme, kendaraan NPC memungkinkan menabrak kendaraan pemain dari belakang.

Graphic (9/10)

Review Cafe Racer
Graphic – Cafe Racer, Touring Open-World dengan Balutan Sandbox

Cafe Racer terbilang memiliki visual yang baik namun cukup unik dari kebanyakan game sejenisnya. Tidak seperti Traffic Rider, Cafe Racer memiliki visual yang cukup unik. Visual yang cenderung  Blocky, seperti beberapa game di era PlayStation, namun dengan smooth yang lebih baik.

Pewarnaan pada Cafe Racer menyesuaikan dengan kondisi sekitar dan menyesuaikan juga dengan visual yang Blocky tersebut. warna tampil dengan vibes sedikit kelabu dengan sentuhan pemilihan warna yang lebih lembut dan tidak mencolok.

Control (8/10)

Cafe Racer merupakan game Racing yang sangat mengandalkan kontrol dalam eksekusi permainan. Setidaknya ada 3 tipe kontroler berdasarkan tipe kemudi. Kontrol tersebut antara lain seperti Tilt, Slide, dan Touch.

Touch merupakan tipe kontrol yang paling umum. Menggunakan D-Pad kanan kiri untuk mengendalikan motor. Tilt merupakan salah satu tipe kontrol yang sangat umum dan banyak digunakan dalam game Racing. Seperti mengandalkan sensor Gyro dalam bergerak. Untuk Slide sendiri memiliki bentuk seperti kemudi motor atau setir mobil.

Addictive (9/10)

Review Cafe Racer
Addictive – Cafe Racer, Touring Open-World dengan Balutan Sandbox

Cafe Racer memiliki tingkat adiktif yang cukup baik. Pemain sendiri mampu menghabiskan waktu banyak hanya untuk touring di Endless Mode sekalipun. Cafe Racer juga dapat menjadi sarana istirahat dan relaksasi yang baik, karena secara tidak langsung memberikan efek santai dan tenang kepada pemain.

Music (9/10)

Game ini hadirkan aspek musik yang cukup keren dan menarik. Cafe Racer hadir dengan latar musik atau BGM yang cukup baik dan menyenangkan. Dalam permainannya, pemain tidak akan mendapati alunan musik saat dijalanan, melainkan hanya ada Sound Effect seperti suara angin dan suara kendaraan saja.

Kelebihan

Cafe Racer menjadi Racing game yang cukup menarik walau masih Beta sekalipun. Game ini memiliki tingkat santai dan menegangkan yang cukup signifikan dalam pengaturan difficult. Hadir dengan Photo Mode yang menjadi daya tarik dari game satu ini.

Kekurangan

Sedikit kekurangan Cafe Racer yang dapat penulis sampaikan. Game ini memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi dan diperparah dengan kontrol yang sangat minim akan kustomisasi. Terkadang beberapa kontrol terasa cukup memberatkan untuk dikendalikan, dan terkadang juga cukup licin saat digunakan.

Untuk Cafe Racer, Total Score yang dapat penulis berikan adalah 8,8.

Sekian Review Cafe Racer yang dapat penulis sampaikan.

Update informasi menarik lainnya seputar review game hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.

Hungry Hearts Diner 2, Idle Dinner Dash Versi Masakan Jepang

GAMEFINITY.ID, Bandar Lampung – Hungry Hearts Diner 2 merupakan salah satu Idle game yang hadir di Mobile. Idle game yang hadir dengan tampilan dan alur cerita yang menarik. Hungry Hearts Diner 2 dirilis pada Juni 2021 oleh GAGEX Co.,Ltd. Game ini dapat dimainkan di Mobile, Android.

Sinopsis Hungry Hearts Diner 2, Idle Dinner Dash Versi Masakan Japanese

Bercerita tentang seorang nenek yang tinggal disebuah warung lama atau kuno yang cukup pelosok hanya bersama dengan seorang cucu bernama Mabo.

Menjalani hari tua dengan memberikan layanan makanan di rumah makan sederhana miliknya, dan banyak bertemu dengan teman lama ataupun orang baru dengan problematika yang cukup rumit dan variatif.

Baca Juga : Review Bistro Heroes, Game Memasak Berkedok Action-RPG

Gameplay (8/10)

Review Hungry Hearts Diner 2
Gameplay – Hungry Hearts Diner 2, Idle Dinner Dash Versi Masakan Jepang

Hungry Hearts Diner 2 merupakan series lanjutan dari Hungry Hearts pertama yang masih menceritakan cerita yang kurang lebih sama, dengan berlatar belakangan masakan Jepang. sebuah game yang berfokus kepada seorang nenek yang membuka sebuah rumah makanan khas Jepang. makanan yang didominasi dengan makanan khas Jepang, seperti Ramen, Natto, Karage, dan banyak lagi.

Untuk mekanisme gameplay-nya, Hungry Hearts Diner 2 akan menuntun pemain dalam mengelola tempat makan seorang nenek, dari memasak, menyiapkan makanan, dan me reparasi tempat makan tersebut. semua kegiatan dilakukan secara otomatis, seperti memasak, mencuci dan sebagainya, pemain hanya perlu melakukan eksekusi kecil dalam menu makanan yang ada dan pelayanan.

Selain itu, sepanjang membuka tempat makan ini pemain akan menghadapi serangkaian cerita yang dikemas dalam bentuk per chapter, dan akan menghadapi beberapa problematika sosial yang ada. Problematika yang dapat diselesaikan dengan memberikan sedikit sentuhan cerita rasa pada makanan yang disajikan.

Graphic (9/10)

Review Hungry Hearts Diner 2
Graphic – Hungry Hearts Diner 2, Idle Dinner Dash Versi Masakan Jepang

Hungry Hearts Diner 2 memiliki tampilan yang sama dengan seri sebelumnya, Hungry Hearts. Hadir dengan visual yang memukau. Visual yang tidak berkesan memberatkan sama sekali, baik di mata ataupun untuk perangkat.

Menggunakan pelukisan yang minim gradasi serta pewarnaan yang soft dengan sedikit kesan vintage yang tentunya halus, serta merta tampil dengan isometric persfective-nya yang memberikan pandangan yang lebih luas didalam ruangan. Memberikan kesan sejuk dan menenangkan secara visual yang nyata.

Control (9/10)

Sebagai game Mobile yang berorientasi pada eksekusi kontrol yang cukup ringan, atau tanpa adanya eksekusi khusus, Hungry Hearts Diner 2 memiliki mekanisme kontrol yang umum pada game Idle sejenisnya.

Hanya mengandalkan sebuah metode taptap pada perangkat. Metode yang umum ada pada game sejenisnya, metode kontrol yang mengambil alih sepenuhnya kontrol yang sudah ada. Kontrol tersebut seperti untuk memasak, mencuci, mengambil pesanan, dan sebagainya.

Addictive (10/10)

Review Hungry Hearts Diner 2
Addictive – Hungry Hearts Diner 2, Idle Dinner Dash Versi Masakan Jepang

Walau terkesan sedikit monoton, Hungry Hearts Diner 2 cukup memberikan kesan adiktif yang baik. Memberikan sebuah pengalaman santai dalam mengurus tempat makan tua sembari menyelesaikan problematika individu dalam bersosialisasi yang terlihat di tiap generasinya.

Jika diperhatikan lebih jauh, Hungry Hearts Diner 2kurang lebih punya gaya pembawaan interaktif yang serupa dengan Coffee Talk. Perpaduan aspek yang menjadi daya tarik tersendiri dalam game.

Music (9/10)

Hungry Hearts Diner 2 hadir dengan aspek musik yang nggak bisa dianggap sebelah mata. Memiliki latar musik yang menenangkan dan relax layaknya sebuah teh relaksasi dari dunia fantasi. Memiliki nuansa alunan alat musik yang kompleks dengan kesederhanaannya bagi sebagian besar pemain. Jadi disarankan memainkan game ini menggunakan Earphone atau Headset.

Kelebihan

Hungry Hearts Diner 2 sendiri memiliki daya tarik dari game Idle bergaya modern sekarang ini. Game ini sepenuhnya offline dengan hanya memberikan layanan yang tidak penting-penting sekali untuk ketika online-nya.

Kekurangan

Sedikit kekurangan dari Hungry Hearts Diner 2 yang dapat penulis sedikit jeleaskan di paragraf ini. Hungry Hearts Diner 2 terkesan memiliki mekanisme yang sedikit monoton sebagai game idle. Walau tidak ada batasan waktu, hanya terpatok pada energi yang boros, namun masih seimbang dengan charging seharusnya.

Game ini sedikit menjadi monoton karena hampir sepenuhnya dilakukan secara otomatis, jadi pemain hanya perlu melakukan perintah tap saja pada tool tertentu tanpa ada mekanisme yang lebih sedikitpun.

Untuk Hungry Hearts Diner 2, Total Score yang dapat penulis berikan adalah 9.

Sekian Review Hungry Hearts Diner 2 yang dapat penulis sampaikan.

Update informasi menarik lainnya seputar review game hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.

Review Grid Autosport: Sim Wannabe di Mobile

GAMEFINITY.ID, Malang – Menderngar kata game racing di android, maka jawaban yang paling populer adalah Asphalt. Namun, ada salah satu game yang mampu mendekati level simcade dengan grafis memukau, game tersebut adalah Grid Autosport.

Grid Autosport merupakan sebuah game buatan Feral Interactive yang dulu sempat sering dibahas di Facebook. Banyak yang menanggapi tentang grafis memukau serta gameplay yang ditawarkan oleh Grid yang berbeda dengan game mobile biasanya.

Grid Autosport sendiri merupakan versi mobile dari game besutan Codemaster berjudul “Grid” yang hadir di platform PC dan lainnya. Sama seperti saudaranya, Grid mobile ini juga dibuat berdasarkan Ego Engine milik Codemaster yang memang dibuat untuk game racing simcade. Bedanya, versi PC-nya dipasarkan oleh EA sementara versi mobile dipasarkan sendiri oleh Feral Interactive.

Interface Grid Autosport

Menu Grid | Personal Archive
Tampilan Menu Utama dalam Game Grid Autosport Mobile | Personal Archive

Tampilan di menu utama Grid Autosport sangat jelas sangat sederhana. Tampilan menu geser seringkali membuat admin menunggu untuk mengganti opsi yang ingin dipilih.

Yang membuatnya masih terasa nyaman adalah proporsi antara logo, teks, dan desain 3D dari mobil yang dipajang di atas menu utama. Meskipun terkesan malas untuk dikembangkan, pengadaan 3D dari mobil yang terakhir kita pakai seperti membuat suasana hitam menu utama lebih hidup.

Admin Rating: 7/10 (Terkesan biasa, namun tampilan 3D model dari mobil membuatnya terlihat lebih baik)

Gameplay Grid Autosport

Grid Gameplay | Personal Archive
Tampilan saat di Paddock, Sesaat Sebelum Mulai Balapan | Personal Archive

Grid Autosport sendiri dapat dibilang sebagai salah satu game simcade dari sedikit game yang ada di anroid. Pengalaman berkendara dengan mobil dalam game ini cukup bervariasi. Setiap mobil mempunyai ciri khas dan gaya berkendaranya masing masing. Apalagi ada sekitar lebih dari 100 pilihan mobil yang tersedia dengan berbagai track dan layout masing-masing.

Game ini membagi permainannya dalam 5 kelas. Kelas tersebut adalah touring, endurance, open wheel, tuning, dan street. Setiap kelas memiliki gaya permainan yang berbeda.

Touring melibatkan balapan dengan mobil komersil yang telah dimodifikasi sekian rupa untuk balapan. Dalam kelas ini pemain dapat bermain lebih kasar karena sedikit benturan tidak akan berpengaruh terlalu besar.

Endurance akan memaksa pemain menjalankan mobil sehalus mungkin. Hal seperti tyre conservation akan menjadi penting karena hal tersebut vital untuk kemenangan.

Open Wheel merupakan kelas dimana pemain akan bermain dengan mobil sejenis formula yang bannya terbuka. Pemain diwajibkan bermain cepat dalam kondisi lurus maupun tikungan. Permainan rapi merupakan sebuah keharusan karena sedikit benturan saja dapat menimbulkan efek lebih besar.

Kelas Tuning adalah kelas dimana pemain akan memainkan mobil modifikasi dengan lomba seperti drift dan time attack.

Terakhir, kelas Street adalah kelas dimana pemain akan melakukan balapan di jalan sempit khas jalanan. Tidak ada run-off area sehingga pemain harus benar-benar presisi dalam gas dan rem agar tidak melebar dan menabrak dinding.

Selain beberapa kelas tersebut ada mode tambahan seperti destruction derby dimana tujuannya adalah untuk saling menabrak antar mobil.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah kontrol dan fisik dari game ini yang terlalu berlebihan. Menggunakan metode tilt maka pemain akan kesusahan menstabilkan perangkat. Metode steering juga tidak terlalu responsif. Dan, metode paling terakhir touch akan membuat mobil spin setiap keluar tikungan. Semua serba salah tentang kontrolnya.

Admin Rating: 8/10 (Metode bervariasi sudah bagus, kontrol buruk merusak segalanya)

Baca Juga: Rune Factory Series, Spin-Off Harvest Moon dari Marvelous

Grafis Grid Autosport

Grafis Grid | Personal Archive
Tampilan Grafis dan Permainan Grid Mobile | Personal Archive

Untuk masalah grafis, game ini adalah yang terbaik dari yang lain.

Pengaturannya sendiri sudah pas berdasarkan spesifikasi perangkat agar dapat optimal mencapai 60fps secara stabil. Meski begitu ada beberapa mod yang memungkinkan pemain mengubah pengaturan grafis sesuai kemauan mereka.

Dalam permainan, keunggulan grafis Grid Autosport sudah berasa saat masih ada di paddock. Model dan detail dari mobil begitu jelas hingga tidak ada yang resolusinya direndahkan dalam bagian decal-nya.

Penggunaan lightning juga terkesan mewah. Hal ini dapat dirasakan khususnya saat balapan di malam hari. Pencahayaan dalam game ini terasa seperti dunia nyata meskipun hanya sekitar 80% mirip.

Penggunaan motion blur juga dapat dibilang efektif. Saat berada di gigi maksimal, pemain akan merasakan motion blur dan vibration yang cukup kencang. Hal ini dapat didasarkan dari dunia nyata dimana mesin akan bergetar dengan cukup kencang dan memberi efek getaran di kecepatan tertinggi.

Admin Rating: 10/10 (Sebuah tolak ukur bagaimana grafis dari game mobile dapat dibawa ke tingkat selanjutnya. Simply perfect)

Audio

Kembali membahas menu utama, lagu yang menemani para pemain dalam menu utama meskipun hanya satu tapi terkesan pas dan santai. Untuk masalah BGM, Grid telah menyelesaikannya dengan baik.

Kehadiran dari suara pit crea yang memandu kita saat balapan juga menjadi salah satu nilai plus. Hal ini dikarenakan suar kru dapat diubah dengan bahasa yang diinginkan seperti Jerman atau Prancis.

Namun, yang masih menjadi kelemahan game ini adalah suara mesin. Suara mobil yang melaju terkesan seperti itu saja dan tidak ada perubahan signifikan khususnya untuk berbagai mobil di kelas bawah.

Admin Rating: 7/10 (Suara mobil yang monoton membuat pengalaman bermain kurang)

Addictivity

Ketika admin mencoba untuk bermain game ini, sekali masuk maka keluarnya sekitar 2-3 jam setelahnya. Banyaknya aktivitas serta kesulitan permainan yang beragam dan menantang membuat game ini layak untuk dimainkan. Bahkan, ketika mode career sudah tamat, pemain dapat kembali mencoba beberapa konten dalam game ini untuk mengisi waktu luang.

Admin Rating: 8/10 (Replayability tinggi menjadikan nilai pada poin ini tinggi)

Worthiness

Grid Autosport sendiri tidak gratis. Game ini dapat dibeli oleh pemain dengan harga Rp. 40.000 di Play Store. Harga tersebut sudah termasuk biaya full dlc serta HD resources. Dengan harga tersebut game Grid Autosport ini dapat dikatakan game berkualitas hemat kantong bila dibandingkan dengan yang lain seperti GTA SA dan My Time at Portia.

Admin Rating: 10/10 (Fully worth it untuk dibeli, jangan ragu-ragu lagi)

Baca Juga: The Fruit of Grisaia, Visual Novel Sebagai Sumber Cerita Utama

Kesimpulan

Grid Autosport merupakan sebuah game racing yang mendekati level simcade dan tersedia untuk android. Game ini memiliki varian permainan yang banyak serta dapat dicoba berulang kali. Untuk grafis semua terasa sempurna untuk ukuran game mobile.

Kekurangannya terletak pada suara mesin mobil yang terkesan tidak terlalu berbeda di mobil tingkat awal serta kontrol yang masih kacau untuk diadaptasi ke port mobile.

Shadow of Death, Fight Side-Scrolling Full VFX di Mobile

GAMEFINITY.ID, Bandar Lampung – Shadow of Death : Dark Knightmerupakan salah satu game RPG Side-Scrolling bergaya Hack and Slaish di Mobile. Memiliki fitur dan gaya permainan yang memukau.

Shadow of Death: Dark Knight dirilis pada April2018 oleh Bravestars Games. Game ini dapat dimainkan di platform seluler seperti Android dan IOS.

Sinopsis Shadow of Death, Fight Side-Scrolling Full VFX di Mobile

Bercerita tentang seorang pendekar pedang luar biasa hebat yang mengidap amnesia retrogade. Cerita yang dimulai dari beberapa waktu setelah kejadian misterius yang menghancurkan negeri Aurora, Maximus terbangun atas panggilan dari salah satu roh suci.

Membimbing Maximus untuk memulai perjalanan demi mengingat siapa dirinya serta mengakhiri sumber dari masalah didunia manusia saat itu.

Baca Juga : Darkrise, RPG Interaktif Penuh Balutan Retro Side-Scrolling

Gameplay (8/10)

Review Shadow of Death: Dark Knight
Gameplay – Shadow of Death, Fight Side-Scrolling Full VFX di Mobile

Shadow of Death merupakan salah satu game Action RPG bergaya Hack and Slash yang dapat dimainkan di Mobile. Game ini dibawakan dengan gaya layaknya game berlabel Shadow lainnya. Game ini juga dapat dimainkan di secara Offline.

Selain gaya permainan yang condong ke Hack and Slash yang menjadi daya utama dari game ini, Shadow of Death hadir dengan kompleks tanpa batas. Banyak fitur yang dapat di eksplor oleh pemain, seperti Rune, Technique, Inventaris, dan banyak lagi.

Selain tampil dengan kompleks yang terpusat pada fitur dan fungsi, Shadow of Death juga hadirkan 2 mode yang dapat dimainkan. Hadir dengan 2 mode permainan yaitu, Challenge dan Adventure. Pada mode Adventure pemain bermain secara dengan menyelesaikan tipe level seperti stage, tapi di Shadow of Death disebut dengan Node. Kalau untuk mode Challenge, setidaknya hadir dengan beberapa sub-mode didalamnya, salah satunya seperti mode bertarung online.

Hadir dengan karakter yang cukup baik dengan tanpa tidak mengindahkan alur cerita yang udah ada sebelumnya. Maksudnya adalah tanpa harus mengulang semua permainan dari awal. Beberapa karakternya seperti Max, Quinn, Mount, dan Lunae. Diawal permainan, pemain akan menggunakan Max yang merupakan seorang ksatria bergelar guardian yang mengalami amnesia retrogade.

Graphic (9/10)

Review Shadow of Death: Dark Knight
Graphic – Shadow of Death, Fight Side-Scrolling Full VFX di Mobile

Untuk grafis ataupun visual Shadow of Death menghadirkan grafis yang cukup memukau. Tampil dengan visual yang cenderung sesuai dengan game berembel Shadow lainnya. Walaupun cenderung bberwarna hitam untuk visualnya, Shadow of Death turuthadirkan pergerakan yang halus serta merta VFX yang ramai lagi memukau.

Mode lobby yang terbilang cukup baik, pergerakan dan reaksi karaker yang tidak sepasif game lainnya. Bahkan untuk penggambaran latar yang relate dan sesuai dengan cerita maupun isual pendukung lainnya.

Control (9/10)

Shadow of Fight sebagai game Hack and Slash tentunya hadir dengan mekanisme kontrol yang dapat dibilang rumit tapi tidak serumit yang dibayangkan, setidaknya masih bisa dikendalikan dimudah. Shadow Death hadir dengan kontrol yang cukup banyak dan variatif.

Hadir dengan kontrol yang cukup banyak, tergantung dari karakter yang digunakan sendiri. Jika pemain menggunakan Max, setidaknya ada 3 jenis skill yang diantaranya merupakan serangan Mid-Range.

Addictive (9/10)

Review Shadow of Death: Dark Knight
Addictive – Shadow of Death, Fight Side-Scrolling Full VFX di Mobile

Shadow of Death merupakan Hack and Sliash bergaya SideScrolling yang hadir dengan cukup kompleks dan menarik, setidaknya untuk beberapa alasan tertentu.

Hadir dengan alur cerita yang menarik dan karakter yang banyak. Berpusat pada seorang pendekar yang mengidap amnesia retrogade, mencari jalan keluar untuk menyelamatkan dunia dan umat manusia.

Game ini mengusung metode stage level atau node adalah pada dasarnya Shadow of Death berlatar di dalam sebuah Dungeon. Siapa yang menyangka jika permainan ini berlatar disebuah reruntuhan.

Music (9/10)

Hadir dengan aspek musikal yang baik, tapi cenderung minim. Keminiman ini bukan menjadi sebab kenapa game ini terasa kurang, melainkan menjadi nilai tambah dari Shadow of Death yang hadir dengan latar dan alur cerita yang cukup baik.

Setidaknya hadir dengan latar musk dan sound effect, serta merta voice dari tiap karakter yang berbeda-beda. Shadow of Fight memiliki latar musik yang cenderung pasif dan jarang, ataupun hanya muncul pada kondisi tertentu. Untuk sound effect di Shadow of Fight terbilang cukup ramai dan berbeda-beda di tiap karakter maupun situasi.

Kelebihan

Hadir dengan gameplay dan cerita yang baik. Menghadirkan visual effect atau VFX yang ramai namun tidak terlalu memberatkan perangkat. Selain itu juga tampil dengan karakter yang berbeda, serta latar karakter yang berbeda tanpa adanya perbedaan tujuan.

Kekurangan

Dibalik kelebihan yang cukup banyak dan efektivitas permainan yang lama, Shadow of Death masih memberikan sedikit kekurangan yang cukup mudah ditemukan. Sistem grinding yang tidak sesuai dengan harga item didalam game.

Harga item ini terbilang cukup offensive untuk jumlah jarahan yang didapatkan ketika menyelesaikan level node tertentu ataupun sebanyak itu.

Untuk Shadow of Death: Dark Knight, Total Score yang dapat penulis berikan adalah 8,8.

Sekian Review Shadow of Death: Dark Knight yang dapat penulis sampaikan.

Update informasi menarik lainnya seputar review game hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.

Tradewinds 2, Berdagang, Berlayar, Bertarung, Lalu Apa Lagi?

GAMEFINITY.ID, Bandar Lampung – Tradewinds 2 merupakan salah satu game RPG yang masih mengusung konsep barter atau trading didalamnya. Tradewinds 2 dirilis pada April 2005 oleh Sandlot Games. Game ini kini dapat dimainkan di platform Microsoft Windows, iOS, Windows Mobile, Java, dan Palm OS.

Sinopsis Tradewinds 2, Berdagang, Berlayar, Bertarung, Lalu Apa Lagi?

Berawal di dunia pada era keemasan bajak laut. Dunia dimana bajak laut bukan menjadi sebuah ancaman lagi, melainkan formalitas saja. Tanpa disadari bajak laut yang haus akan pertempuran kembali bermunculan dan banyak menimbulkan masalah yang sedikit kompleks.

Russsell Van Gregor seorang pelaut muda yang mewarisi jiwa sang ayah. Hingga pada suatu hari dirinya mendapati ketidakmampuan untuk melaksanakan tugas seorang anak untuk terakhir kalinya, dirinya tidak mampu melakukan pemakaman yang layak untuk ibu.

Setelah insiden yang membuat dirinya semakin kuat, tidak lama Russell muda naik pangkat dan memimpin sebuah kapal miliknya sendiri yang berlayar mengarungi Samudera.

Baca Juga : Digimon World: Re Digitize, Menjadi Pengasuh Monster Online

Gameplay (9/10)

Review Tradewinds 2
Gameplay – Tradewinds 2, Berdagang, Berlayar, Bertarung, Lalu Apa Lagi?

Tradewinds 2 mengusung gameplay kurang lebih seperti game RPG pada umumnya. Dimana pemain dipersilahkan memilih salah satu dari kelima bajak laut yang masing-masingnya punya alur cerita sendiri. Walaupun memiliki alur cerita sendiri, namun tetap Tradewinds 2 menjadikan sebagai gameplay yang satu, tetap dan tidak berubah baik dari mekanisme atau aspek lainnya.

Setidaknya ada lima karakter yang dapat dipilih salah satunya dalam memulai petualangan. Beberapa karakternya seperti Russell Van Gregor, Ignacio Verdugo, Christine McGowan, Adia Azul, dan Sebastian LaRoche.

Karakter-karakter tersebut memiliki latar belakang yang berbeda beserta tempat summon pemain pertama kali. Seperti Russel Van Gregor yang dimana dirinya merupakan anak dari orang miskin, dia merupakan orang asli dari wilayah Great Cayman.

Hadir dengan gameplay dimana pemain akan berlayar keliling daerah atau pelabuhan, kemudian mengambil sebuah misi dengan reward yang beragam. Kebanyakan misi dapat diambil di tiap ruangan pemerintah di wilayah tersebut. sesuai dengan namanya, pemain juga dapat melakukan jual beli barang kargo dari wilayah satu ke wilayah lainnya demi mencakup untung yang sebanyak-banyaknya.

Graphic (8/10)

Review Tradewinds 2
Graphic – Tradewinds 2, Berdagang, Berlayar, Bertarung, Lalu Apa Lagi?

Untuk visual-nya sendiri, Tradewinds 2 hadirkan tampilan yang lebih baik dari beberapa series lainnya. Hadir dengan visual yang terkesan smoothy dalam urusan penggambaran maupun pemilihan warna.

Visual pada Tradewinds 2 cenderung tidak terlalu mencolok, tidak seperti pada seri Tradewinds 3 dan lainnya. Pergerakana yang biasa juga sudah terlihat lebih baik. Ada juga setidaknya Tradewinds 2 hadir dengan setting-an grafis yang terdiri atas Low, Medium, dan High.

Control (9/10)

Tradewinds 2 sebagai game yang hadir untuk platform Windows atau tepatnya di PC memiliki kontrol yang terbilang minim atau tepatnya simpel. Menggunakan mekanisme kontrol sebatas penggerak Mouse dan beberapa button pada keyboard.

Kontrol Mouse hanya mengandalkan LeftClick saja, sedangkan untuk keyboard umumnya sebatas mengandalkan number pad saja untuk melakukan input angka atau nominal suatu item.

Addictive (9/10)

Review Tradewinds 2
Addictive – Tradewinds 2, Berdagang, Berlayar, Bertarung, Lalu Apa Lagi?

Sebagai game RPG yang sedikit memberikan vibes Action, Trdewinds 2 memiliki tingkat adiktif yang cukup baik. Hadir dengan kompleks, baik dalam aspek world building, quest, karakter, hingga difficulty yang terkesan acak.

Terkadang dalam satu kali perjalanan, pemain dapat menemukan setidaknya satu kali pertempuran kapal di sepanjang perjalanan. Satu dari sekian banyak yang dapat membuat jengkel pemain sekaligus menarik adalah tembakan meriam yang kebanyakan miss.

Music (8/10)

Sebagai game RPG Adventure, Tradewinds 2 memiliki latar musik yang menarik. Menggunakan latar musik yang bersifat sama disetiap kondisi. Latar musik dibedakan dari 2 kondisi yaitu, pertarungan dan gameplay biasa.

Latar musiknya sendiri hanya sebatas instrumental yang cukup khas dengan latar dunia kolonial. Untuk sound effect kurang lebih dapat diperhatikan ketika suara dentuman meriam saling beradu.

Kelebihan

Hadir dengan visual yang menarik, karakter yang penuh dengan latar belakang, dan sistem jual beli yang cukup rumit dan memerlukan sedikitnya perhitungan yang baik.

Menghadirkan banyak sekali port atau wilayah yang seiring waktu akan bertambah sepanjang jalan permainan.

Kekurangan

Sedikit kekurangan pada Tradewinds 2. Sering sekali penulis mendapatkan kondisi yang cukup menjengkelkan. Kondisi dimana banyaknya Miss Ball dari sekian banyaknya letupan meriam yang diluncurkan.

Setidaknya ada sebuah kapal yang mampu menampung jumlah meriam sebanyak sepuluh, dan hanya 5 meriam saja yang mampu tepat sasaran. Sedikit kekurangan bawaan sistem game ataupun kemampuan kapal tersebut.

Untuk Tradewinds 2, Total Score yang dapat penulis berikan adalah 8,6.

Sekian Review Tradewinds 2 yang dapat penulis sampaikan.

Update informasi menarik lainnya seputar review game hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.

God of War: Chain of Olympus, Half-God yang Diberkahi Athena

GAMEFINITY.ID, Bandar Lampung – God of War: Chain of Olympus merupakan salah satu Action Adventure dengan paduan Hack and Slash yang ikonik dikalangan para fansbase PlayStation. God of War: Chain of Olympus dirilis pada Maret 2008 oleh Sony Computer Entertainment. Game ini dapat dimainkan di platform PlayStation Portable dan PlayStation 3.

Sinopsis God of War: Chain of Olympus, Half-God yang Diberkahi Athena

Berawal dari Kratos yang mempertahankan sebuah kota dari serbuan pasukan Persia dan seekor hewan seperti ular raksasa yang dikenal dengan Basilisk.

Setelahnya Kratos mendapatkan tugas dari para dewa Olympus. Tugas ersebut antara lain seperti membantu Helios, menangkap Atlas, hingga menghabisi Persefone. Dirinya lelah dengan semua itu, merasa dirinya hanya dimafaatkan oleh para petinggi Olympus .

Dengan izin Athena, Kratos dipersilahkan untuk membalaskan dendamnya terhadap Ares yang telah membuat dirinya menghabisi keluarganya sendiri. Ares adalah dewa yang memberikan Blade of Chaos kepada Kratos yang berakhir dengan terbantainya keluarga Kratos yang menjadi korban.

Baca Juga : Coromon, Pokemon Emerald-nya Mobile yang Nggak Kalah Keren

Gameplay (9/10)

Review God of War: Chain of Olympus
Gameplay – God of War: Chain of Olympus, Half-God yang Diberkahi Athena

God of War: Chain of Olympus merupakan game ActionAdventure bergaya Hack and Slash yang menarik untuk dimainkan. Memiliki mekanisme dan gameplay yang serupa untuk God of War 3 Generasi PlayStation.

Memiliki gameplay dan POV yang sama dengan God of War: Ghost of Sparta, God of War I, dan God of War II. Hanya dibedakan dari alur cerita yang memiliki jarak beberapa tahun dari seri sebelumnya.

Hadir dengan sudut pandang yang terkadang berubah menyesuaikan dengan tempat, tetapi masih mempertahankan POV dari pemain yang dapat melihat Kratos secara full dengan gerakan bertarung bersama Blade of Chaos pemberian Ares.

Graphic (9/10)

Review God of War: Chain of Olympus
Graphic – God of War: Chain of Olympus, Half-God yang Diberkahi Athena

Hadir dengan visual yang tidak jauh berbeda untuk series God of War: Chain of Olympus, Ghost of Sparta, God of War I, dan God of War II yang hampir tidak ada perbedaanya dalam urusan visual.

Hadirkan texture monster yang lebih kompleks daripada series Ghost of Sparta, hal inilah menjadi nilai tambah untuk God of War: Chain of Olympus.

Control (9/10)

God of War: Chain of Olympus tidaklah berbeda dengan Ghost of Sparta dalam urusan mekanisme, gameplay, bahkan kontrol yang diberikan. Bahkan tidak ada hal yang berubah dari mekanisme kontrol untuk waktu lama, terbukti dengan samanya mekanisme God of War series pertama hingga series yang hadir ditahun 2010 kebawah.

Setidaknya menghadirkan kontrol eksekusi dalam bergerak dan menyerang yang terpadu dalam grup kontrol yang sama. Kontrol kotak yang merupakan jenis kontrol serang tipe Light Attack, untuk Segitiga merupakan jenis kontrol penyerang juga yang merupakan tipe Heavy Attack. X dan Bulat berfungsi sebagai melompat dan eksekusi lainnya secara berurutan.

Adapula kontrol L dan R yang memiliki fungsi lebih kompleks, lebih lagi jika dipadukan dengan kontrol serangan yang mampu hasilkan serangan beruntun dan damage yang lebih besar.

Seperti kombinasi R+ Kotak merupakan tipe serangan Light Attack yang dipercepat secara berkelanjutan dengan peningkatan damage yang bertingkat, sedangkan kombinasi R + Segitiga sendiri tidak jauh dengan sebelumnya.

Addictive (10/10)

Review God of War: Chain of Olympus
Addictive – God of War: Chain of Olympus, Half-God yang Diberkahi Athena

God of War sendiri hadir dengan perilisannya yang secara berurutan dan kebanyakan merupakan cerita canon dari seri sebelum atau sesudahnya, bahkan Chain of Olympus sekalipun. Banyak hal yang dapat meningkatkan daya tahan pemain dalam memainkan game ini. Salah satu yang dapat meningkatkan aspek tersebut adalah difficulty yang cukup menarik.

Setidaknya ada sedikit perbedaan dalam urusan difficulty antara God of War: Ghost of Sparta dengan God of War: Chain of Olympus. Chain of Olympus menghadirkan setidaknya 4 difficulty seperti Mortal, Hero, Spartan, dan yang tersulit adalah God.

Selain difficulty-nya, God of War sendiri memiliki alur cerita yang menarik dan cukup banyak dipenuhi plot yang terkadang tidak sempat terpikirkan oleh pemain.

Music (10/10)

Hadir dengan latar musik yang ikonik dari masa ke masa. Hampir tidak ada perubahan sama sekali untuk urusan aspek musik pada seri God of War. Genderang perang yang bertabuh dan lantunan latar musik yang turut hadir dengan nada yang tinggi, selain itu juga hadir dengan nuansa maupun vibes yang mencekam. Sangat sinkron dengan latar, suasana, bahkan genre game satu ini.

Kelebihan

Memiliki alur cerita yang berkesinambungan antara satu series dengan series lainnya. Menjadi salah satu game yang penuh plot dan sentuhan emosional ditiap scene, walau kebanyakan isinya scene yang cukup brutal.

Kekurangan

Sedikit kekurangan yang dapat ditutupi dengan beberapa hal. Untuk di beberapa perangkat tertentu yang berbeda, dan apabila pemain memainkan God of War: Chain of Olympus menggunakan emulator, baik di Mobile ataupun Windows memungkinkan akan alami buffered yang terkadang tidak stabil dan beberapa miss scene yang hilang tiba-tiba.

Terkadang hal ini menjadi salah satu efekk krusial yang dipukul rata untuk beberapa device tertentu, baik di Mobile ataupun PC. Antara kurang mumpuninya perangkat ataupun disk-nya yang emang begitu.

Untuk God of War: Chain of Olympus, Total Score yang dapat penulis berikan adalah 9,4.

Sekian Review God of War: Chain of Olympus yang dapat penulis sampaikan.

Update informasi menarik lainnya seputar review game hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.