Category Archives: Review Game

ASUS Zenbook 14 OLED (UX3402), Laptop Premium Ringkas Impian Semua Orang

Jika diminta untuk memilih, semua orang pasti lebih suka dengan laptop dengan desain ringkas. Hal tersebut memang wajar sebab laptop sejak awal memiliki konsep sebagai komputer portabel, sehingga mobilitas merupakan salah satu faktor utama bagi konsumen laptop. Laptop dengan desain yang ringkas memungkinkan penggunanya untuk dapat lebih produktif, karena penggunanya bisa menggunakan laptopnya di berbagai tempat dengan mudah. Meski demikian, menghadirkan laptop dengan desain yang ringkas bukan perkara mudah.

Limitasi teknologi merupakan rintangan utama bagi produsen laptop untuk mengahdirkan produk berkualitas dengan desain yang ringkas. Salah satu limitasi tersebut ada pada performa komputasi, yaitu laptop dengan desain ringkas biasanya tidak bisa hadir dengan performa komputasi tinggi karena terbentur dengan kemampuan pendinginan yang sangat terbatas. Selain itu, fitur laptop dengan desain ringkas juga biasanya lebih dibatasi karena ruang komponen yang jauh lebih sempit. Adapun laptop yang memiliki inovasi yang mampu mendobrak limitasi tersebut dipastikan dibanderol dengan harga yang sangat tinggi.

Di sinilah asalan mengapa ASUS Zenbook 14 OLED (UX3402) menjadi laptop yang sangat menarik. Zenbook 14 OLED (UX3402) merupakan laptop yang dirancang dengan sangat baik dan “well-balanced”. Performanya tergolong sangat andal untuk kebutuhan komputasi harian. Desainnya tergolong ringkas dan kokoh sehingg mudah dan nyaman untuk dibawa bepergian. Fitur yang diusungnya tergolong lengkap untuk sebuah laptop ringkas modern. Satu lagi yang paling menarik adalah harganya yang masih cukup terjangkau untuk sebuah laptop premium.

Lebih Ringkas dan Elegan

Berbeda dengan seri pendahulunya, Zenbook 14 OLED (UX3402) kini hadir dengan desain baru yang tetap menggunakan konsep khas Zenbook yaitu elegan, modern, dan tak lekang waktu dengan pilihan dua warna yaitu Ponder Blue dan Aqua Celadon. Bagian belakang layarnya kini hadir dengan logo monogram “A” yang pertama kali diperkenalkan di Zenbook edisi 30th Anniversary. Logo tersebut diukir secara presisi pada bodi laptop yang berbahan logam dengan pola khas yang terinspirasi oleh Kintsugi Craftmanship dari Jepang. Sementara desain yang telah lama menjadi ciri khas Zenbook, yaitu Spun Metal Finish, dapat ditemukan di bagian engsel laptop ini.

Meski bukan merupakan seri Zenbook yang paling ringkas, Zenbook 14 OLED (UX3402) tetap tampil dengan desain yang sangat portabel. Berkat ketebalan bodinya yang hanya 1,69 cm dan bobotnya yang ada di angka 1,39 Kg, Zenbook 14 OLED (UX3402) jelas tergolong laptop yang sangat portabel dan mudah untuk dibawa bepergian. Menariknya lagi, laptop ini masih tampil dengan layar 14-inci.

Mudah dan Nyaman Digunakan

Zenbook 14 OLED (UX3402) tidak hanya tampil elegan dan mewah, tetapi juga dibekali fitur-fitur yang dapat mempermudah penggunanya seperti 180° ErgoLift Hinge. Fitur tersebut membantu pengguna untuk dapat mengetik dengan lebih nyaman. Sementara fitur lain seperti NumberPad 2.0 bisa membantu pengguna untuk melakukan input angka secara lebih cepat, dan sensor pembaca sidik jari yang terintegrasi dengan tombol power membuat proses login menjadi lebih cepat dan mudah.

Zenbook 14 OLED (UX3402) juga merupakan perangkat yang andal untuk menunjang aktivitas sehari-hari seperti halnya online conference call atau video call. Teknologi 3DNR pada kamera di Zenbook 14 OLED (UX3402) memungkinkan penggunanya untuk tetap dapat melakukan video conference dalam kondisi yang minim cahaya dengan noise yang minim. Ditambah dengan teknologi ASUS AI Noise-Cancelling, pengguna Zenbook 14 OLED (UX3402) tidak perlu khawatir dengan suara bising di sekitarnya saat melakukan online conference call.

ASUS juga memperkenalkan teknologi ErgoSense Keyboard yang hadir untuk membuat pengalaman mengetik di Zenbook 14 OLED (UX3402) menjadi sempurna. ErgoSense Keyboard menggabungkan desain keyboard full-size dengan key pitch 19,05mm dan key travel sejauh 1,4mm sehingga dapat menghadirkan pengalaman mengetik layaknya menggunakan keyboard PC desktop dengan tingkat akurasi dan kenyamanan yang tinggi. ErgoSense Keyboard juga ditemani dengan touchpad yang dilapisi oleh lapisan hydrophobic yang membuat permukaannya memiliki sentuhan yang lebih halus dan memudahkan pengguna Zenbook 14 OLED (UX3402) untuk menggunakan berbagai gesture.

Performa Andal

Zenbook 14 OLED (UX3402) hadir dengan performa yang lebih baik dibandingkan dengan generasi sebelumnya berkat penggunaan hardware generasi baru, salah satunya adalah prosesor 12th Gen Intel® Core™ yang juga telah dibekali dengan chip grafis terintegrasi Intel® Iris Xᵉ. Tidak hanya itu, Zenbook 14 OLED (UX3402) juga hadir dengan memori LPDDR5 berkapasitas 16GB serta penyimpanan yang menggunakan NVMe PCIe 4.0 Performance SSD berkapasitas 512GB.

Kombinasi semua komponen terkini tersebut membuat Zenbook 14 OLED (UX3402) dapat selalu diandalkan untuk berbagai aktivitas penggunanya. Baik bekerja, belajar, menikmati konten multimedia, serta berkreasi, semuanya bisa dilakukan di laptop ringkas ini.

Berikut hasil benchmark dari Zenbook 14 OLED (UX3402):

  

Performa oke, ringkas, dan ringan. Semuanya sudah dimiliki oleh Zenbook 14 OLED (UX3402). Namun ada satu lagi keistimewaan yang ditawarkan oleh laptop ringkas ini, yaitu daya tahan baterai. Dibekali baterai berkapasitas 75Whr, Zenbook 14 OLED (UX3402) mampu bertahan hingga 11 jam 2 menit pada pengujian menggunakan PCMark 10 Battery Test pada mode Modern Office.

Zenbook 14 OLED (UX3402) juga merupakan laptop yang telah terverifikasi sebagai laptop Intel® EVO. Artinya laptop ini dipastikan memiliki perfirma komputasi yang mumpuni, memiliki fitur terbaik untuk sebuah laptop modern, serta memiliki daya tahan baterai yang panjang.

Kualitas Visual Terbaik Berkat ASUS OLED

Sesuai dengan namanya, Zenbook 14 OLED (UX3402) merupakan salah satu jajaran laptop ASUS yang dibekali layar ASUS OLED dengan resolusi 2,8K (16:10). Teknologi layar tersebut menggabungkan keunggulan panel OLED yang dilengkapi dengan beragam fitur, teknologi serta inovasi sehingga menghasilkan layar yang mampu menampilkan visual dengan warna yang sangat kaya, akurat, dan tidak merusak kesehatan mata. Ditambah lagi rasio layarnya dapat menghadirkan ruang kerja lebih luas sehingga penggunanya dapat beraktivitas secara lebih produktif.

Setiap laptop yang menggunakan layar ASUS OLED telah dijamin mampu menghasilkan kualitas visual dengan warna yang sangat kaya dan akurat. Tidak tanggung-tanggung, ASUS OLED memiliki color gamut 100% DCI-P3 dan telah mengantongi sertifikasi PANTONE Validated Display. ASUS OLED juga mendukung teknologi HDR dan telah tersertifikasi VESA DisplayHDR True Black. Singkatnya, layar ASUS OLED diciptakan berdasarkan standar kebutuhan industri kreatif. Dengan demikian, semua konten yang ditampilkan oleh ASUS OLED dijamin akurat sesuai dengan apa yang ingin ditampilkan oleh sang pembuat konten.

ASUS OLED juga dibekali fitur bernama Eye Care. Fitur tersebut memungkinkan spektrum cahaya biru yang berbahaya untuk mata dikurangi secara drastis tanpa mengorbankan kualitas visual. Inovasi tersebut membuat ASUS OLED dapat mengurangi paparan radiasi sinar biru yang berbahaya untuk kesehatan mata dalam jangka panjang. ASUS OLED juga telah mengantongi sertifikasi dari TÜV Rheinland untuk low-blue light dan anti-flicker.

ASUS OLED merupakan fitur yang membuat Zenbook 14 OLED (UX3402) menjadi sebuah laptop yang benar-benar lengkap. ASUS OLED juga yang membuat Zenbook 14 OLED (UX3402) menjadi berbeda dengan kompetitornya.

Laptop Premium Ringkas Impian

Zenbook 14 OLED (UX3402) memang bukan laptop paling ringkas di jajaran Zenbook, juga bukan yang memiliki performa paling powerful. Namun dengan banderol harga di bawah Rp20 juta bahkan untuk varian tertingginya yang menggunakan prosesor Intel® Core™ i7-1260P, Zenbook 14 OLED (UX3402) bisa dikatakan sebagai laptop premium ringkas impian semua orang. Hal tersebut dikarenakan Zenbook 14 OLED (UX3402) memiliki desain yang tetap ringkas untuk dibawa bepergian, serta tetap memiliki tampilan yang premium. Zenbook 14 OLED (UX3402) juga performa yang sangat mumpuni, serta hadir dengan fitur yang lengkap. Yang paling menarik adalah Anda mendapatkan layar dengan kualitas visual terbaik dengan teknologi ASUS OLED.

Main Spec. Zenbook 14 OLED (UX3402)
CPU Intel® Core™ i7-1260P Processor 2.1 GHz (up to 4.7 GHz, 4P+8E cores)
Operating System Windows 11 Home
Memory 16GB LPDDR5
Storage 512GB M.2 NVMe™ PCIe® 4.0 Performance SSD
Display 14-inch, 2.8K (2880 x 1800) 16:10, ASUS OLED, 90Hz 0.2ms, 400nits,

DCI-P3 100%, Pantone Validated, VESA HDR True Black

Graphics Intel® Iris Xᵉ Graphics
Input/Output 1x USB 3.2 Gen 2 Type-A, 2x Thunderbolt™ 4 supports display + power delivery, 1x HDMI 2.0b, 1x 3.5mm Combo Audio Jack, Micro SD card reader
Connectivity Wi-Fi 6E (802.11ax) (Dual band) 2*2 + Bluetooth 5
Camera 1080p FHD camera
Audio Smart Amp Technology, Built-in speaker, Built-in microphone, harman/kardon certified
Battery 75WHrs, 2S2P, 4-cell Li-ion
Dimension 31.36 x 22.06 x 1.69 ~ 1.69 cm
Weight 1.39 Kg
Colors Aqua Celadon, Ponder Blue
Price Rp19.299.000 (Core i7)
Warranty 2 tahun garansi global dan 1 tahun ASUS VIP Perfect Warranty

Dragon Ball Z: Shin Budokai, Battle Side Scrolling Rasa TPP

GAMEFINITY.ID, Bandar Lampung – Dragon Ball Z: Shin Budokai merupakan salah satu game Martial Arts dengan gerakan yang cukup smooth dan menarik. Dragon Ball Z: Shin Budokai rilis pada Maret 2006 yang diterbitkan oleh bebetapa publisher yang salah satunya adalah BANDAI. Game ini dapat dimainkan di platform PlayStation Portable.

Baca Juga : Hatsune Miku: Project Diva, Legenda Vocaloid Dalam Genggaman

Sinopsis Dragon Ball Z: Shin Budokai, Battle Side Scrolling Rasa TPP

Berula dari kembali damainya dunia yang sebelumnya pernah Son Goku sang tokoh utama selamatkan. Perdamaian ini tidak berjalan lama, karena kemunculan musuh bertipe Majin yaitu, Majin Buu.

Demi mempertahankan bumi, Son Goku bersama rekan berpetualang dan terus bertarung melawan musuh yang kuat hingga menghancurkan dunia. Apakah Son Goku dan kawan-kawan berhasil mengembalikan kedamaian dunia?.

Gameplay (9/10)

Dragon Ball Z Shin Budokai
Gameplay – Dragon Ball Z: Shin Budokai, Battle Side Scrolling Rasa TPP

Dragon Ball Z: Shin Budokai merupakan game action battle dengan visual dan konsep martial arts yang cukup keren. Memiliki mekanisme yang sedikit lebih baik dalam koreografi dan pertarungan dari beberapa game sejenisnya.

Dragon Ball Z: Shin Budokai memiliki gameplay yang cukup biasa, namun sedikit sentuhan yang membuatnya punya sedikit perbedaan dalam urusan gameplay dan mekanisme yang series ini bawakan.

Hadir dengan gameplay yang cukup unik, terlewat dari gameplay pertarungan 1 vs 1 pada umumnya. Dragon Ball Z: Shin Budokai hadir dengan gaya tampilan yang menarik, gaya penampilan ini akan dibahas pada ulasan aspek selanjutnya.

Dragon Ball Z: Shin Budokai hadir dengan 3 inti mode permainan yaitu, Dragon Road, Arcade, dan Network Battle. Dragon Road merupakan mode aling utama dalam game ini, sedangkan Arcade merupaan mode pertarungan biasa yang dimana pemain dapat memilih karakter, dan Network Battle adalah mode multiplayer yang dimana pemain dapat battle dengan teman melalui koneksi LAN.

Setidaknya Dragon Ball Z hadir dengan 5 chapter di mode Dragon Road. Chapter 1 yang dimulai dari kemunculan Majin Buu dan berakhir dengan lawan terakhir pertarungaan yang salah satunya adalah Gogeta melawan Janemba.

Graphic (9/10)

Dragon Ball Z Shin Budokai
Graphic – Dragon Ball Z: Shin Budokai, Battle Side Scrolling Rasa TPP

Dragon Ball Z: Shin Budokai memiliki visual yang menarik dan sedikit lebih baik dari Dragon Ball Z Tenkaichi series Tag Team. Hadir dengan tampilan yang lebih halus dan sesuai.

Game ini menghadirkan visual yang baik dan ramah dimata. Jika diperhatikan sedikit lebih dekat, visual Dragon Ball Z: Shin Budokai tampil serupa dengan Harvest Moon: Save The Homeland. Baik dari kaarakter hingga pewarnaan.

Sebagai game yang diadaptasi dari animasi Jepang yang penuh dengan warna, Dragon Ball Z: Shin Budokai juga turut hadirkan beberapa kemiripan bahkan sangat mirip seperti di anime-nya.

Latar yang diciptakan menyesuaikan dengan latar tempat pada anime-nya. Hadir dengan cukup baik, dan mampu menyatu dengan karakter game tanpa harus merusak visual dari karakter tersebut.

Mengambil sudut pandang bergaya Side Scrolling dengan nuansa 3D layaknya game TPP. Dragon Ball Z: Shin Budokai tampil dengan pengambilan angle yang baik dan hadir secara Semi 3D. Hal ini dibuktikan dari gaya pertarungan dan pergerakan dari tiap karakter.

Control (9/10)

Dragon Ball Z Shin Budokai
Control – Dragon Ball Z: Shin Budokai, Battle Side Scrolling Rasa TPP

Sebagai game action battle martial arts, Dragon Ball Z: Shin Budokai tampil lagi hadir dengan banyak fitur kontrol yang kompleks dan juga variatif. Hal ini didasari dari gaya bertarung karakter di Dragon Ball Z dan combo-combo yang dapat terbentuk.

Setidaknya ada 3 jenis kontrol menyerang dan 1 kontrol pendukung pada Dragon Ball Z: Shin Budokai. Kontrol tersebut berperan penting dalam eksekusi karakter dalam pertarungan demi memenangkan pertarungan tersebut.

Kontrol tersebut seperti kotak yang berfungsi sebagai perintah menyerang menggunakan kaki, segitiga yang berfungsi sebagai perintah menyerang juga hanya saja menggunakan tangan, bulat berfungsi sebagai kontrol serang jarak jauh, dan X berfungsi sebagai kontrol untuk membuat karakter dapat menghindar dari serangan musuh (dodge dan counter).

Selain kontrol inti diatas, sisanya merupakan kontrol pendukung dalam menghasilkan combo-combo yang menarik. Salah satunya adalah kontrol untuk mengeluarkan Kamehameha.

Addictive (8/10)

Dragon Ball Z: Shin Budokai merupakan game action battle yang memiliki fokus pada satu pertarungan bergaya 3D Side-Scrolling, dan ini jadi fokus pertama pada game ini. Sebagai game battle yang mengusung story dalam satuan per chapter, Dragon Ball Z: Shin Budokai memiliki tingkat efektivitas lama bermain yang cukup panjang.

Hanya saja, Dragon Ball Z: Shin Budokai hanya hadir dengan 5 chapter yang cukup singkat dan karakter yang kurang banyak, bahkan hanya ada  1 karakter wanita dalam seri ini yaitu, Android 18.

Music (9/10)

Dragon Ball Z: Shin Budokai hadir dengan berbagai macam sound yang tampil ketika bertarung, baik dari karakter, serangan, bahkan aspek menarik lainnya.

Hadir dengan Background Music dan Sound Effect yang keren. Menggunakan Background Music berupa instrumen yang  cukup baik. Kemudian hadir juga dengan sound effect yang keren, salah satunya terdapat pada suara serangan, voice action, dan lainnya. Bahkan game ini hadir dengan 2 tipe voice action yaitu, dalam bahasa Inggris dan Jepang.

Kesimpulan

Dragon Ball Z: Shin Budokai menjadi salah satu Martial Arts game yang tampil dengan baik sebagai hasil adaptasi. Berikut kelebihan dan kekurangan Dragon Ball Z: Shin Budokai yang dapat penulis sampaikan.

Kelebihan

Dragon Ball Z: Shin Budokai memiliki keunggulan pada visual dan gameplay pertarungannya. Memiliki gameplay yang cukup baik terlihat dari martial arts yang dibawakan, dan visual yang cukup rapih dengan latar yang tidak terlalu merusak movement dari karakter sendiri.

Kekurangan

Sedikit kekurangan yang dapat penulis smapaikan pada ulasan kali ini. Dragon Ball Z: Shin Budokai hadir dengan story Dragon Road-nya yang menarik, hanya saja terlalu sedikit dan cepat chapter yang dibawakan.

Selain itu, Dragon Ball Z: Shin Budokai juga menghadirkan karakter yang terbilang cukup sedikit, mengingat bahwa karakter tersebut include sesuai dengan chapter yang dibawakan.

Untuk Dragon Ball Z: Shin Budokai, Total Score yang dapat penulis berikan adalah 9,2.

Sekian Review Dragon Ball Z: Shin Budokai yang dapat penulis sampaikan.

Update informasi menarik lainnya seputar review game hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.

Review Hotline Miami: Game Brutal Penuh Pesan Moral

GAMEFINITY.ID, Kota Batu – Bagi yang pernah mempunyai PS VITA, kemungkinan besar akan mengetahui game ini. Hotline Miami, sebuah game indie besutan Dennaton Games dan dipublikasikan oleh Devolver Digital. Meskipun Hotline Miami sudah mempunyai sekuelnya, namun kali ini kita akan membahas tentang game aslinya yang membuat namanya melejit.

Pada masanya, Hotline Miami sering mendapatkan kritik tentang tema yang dibawanya dapat dibilang sadis. Banyak yang beranggapan bahwa game ini hanya tentang kekerasan dan membunuh orang. Namun, pada kenyataannya Hotline Miami membawa sebuah pesan yang lebih mendalam dari sekedar membunuh orang.

Interface Hotline Miami

Menu Hotline Miami | Personal Archive
Main Menu dari Hotline Miami | Personal Archive

H0tline Miami mempunyai interface yang sederhana di menu utamanya. Semuanya terasa to the point tanpa ada basa-basi lainnya. Menu utama pada game ini memiliki gaya yang mungkin tidak disukai oleh beberapa orang. Tulisan “Hotline Miami” yang ada di menu terus bergerak dan mungkin dapat menimbulkan pusing bagi beberapa orang.

Admin Rating: 7/10 (Tidak bertele-tele, namun desainnya dapat memusingkan)

Gameplay Hotline Miami

Gameplay Hotline Miami | Personal Archive
Gambaran Gameplay dari Hotline Miami | Personal Archive

Hotline Miami memiliki sebuah gameplay yang membuatnya terkenal dengan ciri khas miliknya, cepat dan brutal. Permainan di game ini dapat dibilang fast-paced, pemain sama sekali tidak diberi kesempatan. Sekali memulai maka harus diselesaikan secepat mungkin, tidak ada waktu untuk bersembunyi atau menghindar karena musuhnya juga bergerak cepat. Jadi, jangan heran bila kalian sering mati di game ini, karena hanya dengan satu peluru karakter dipastikan mati.

Kontrol di dalam game ini juga sangat mendukung permainannya. Karena berasal dari konsol yang di-port ke PC, maka kontrolnya juga lebih enak bila menggunakan stik ketimbang keyboard.

Tutorial gerakan akan diberikan di awal setelah prolog. Setelah itu, para pemain akan bebas mengarungi berbagai level sesuka hatinya. Dan hal tersebut yang juga menjadi salah satu nilai plus dari game ini, pemain punya kebebasan tentang bagaimana cara menyelesaikan sebuah level.

Kebebasan memilih cara bermain juga ada di setiap awal level. Pemain dapat memilih topeng yang akan dipakai. Setiap topeng memiliki efeknya masing-masing. Mulai dari kecepatan jalan lebih, penglihatan lebih jauh, anti serangan anjing, dan masih banyak lagi.

Admin Rating: 10/10 (Skema kontrol yang pas ditambah musuh yang mendukung permainan fast-paced di game ini, sempurna)

Baca Juga: Review Kingdom Two Crowns: Santai Sambil Bangun Kerajaan

Story Hotline Miami

Story Hotline Miami | Personal Archive
Salah Satu Frame Dialog di Hotline Miami | Personal Archive

Agar tidak mengandung spoiler berat maka cerita kali ini akan di-review secara general. Hotline Miami berawal ketika pemain bertemu dengan 3 orang misterius. Setelah berpisah sang karakter akan menerima misi dengan mengangkat telepon setiap levelnya.

Meskipun salah satu aspek dari game ini adalah gore, namun ceritanya disini mempunyai peran untuk menyeimbangkan. Cerita dalam game Hotline Miami memiliki sebuah arti bahwa membunuh bukanlah sebuah hal menyenangkan. Sang karakter sendiri nantinya akan berhalusinasi akibat depresi yang dialaminya saat membunuh. Nantinya akan ada 1-2 level yang menunjukkan penyakit dari sang karakter.

Namun, ada salah satu sisi buruknya. Ceritanya cenderung susah untuk dimengerti untuk pertama kali. Bahkan admin perlu melihat ceritanya dua kali sebelum paham makna sebenarnya.

Admin Rating: 8/10 (Cerita sebagai penyeimbang tema gore berperan bagus, namun kadang-kadang susah dimengerti)

Grafis

Grafis Hotline Miami | Personal Archive
Detil Grafis Pixelated Hotline Miami | Personal Archive

Hotline Miami memiliki gaya grafis yang khas dengan game indie, yaitu pixelated. Meski begitu, grafis pixelated di game ini masih mampu untuk menggambarkan kondisi dengan jelas. Setidaknya karakter, musuh yang beragam, dan lingkungan dapat dibedakan secara jelas, termasuk juga detil darah di game ini.

Grafis pixelated di game ini juga ramah device kentang. Pemain yang hanya mempunyai perangkat yang punya spesifikasi rendah dapat bermain game ini dengan lancar.

Admin Rating: 9/10 (Grafis ramah device kentang dan detil dalam game masih dapat dilihat dengan jelas)

Baca Juga: Live or Die, LDOE Offline Version yang Ramah Perangkat

Audio

Dapat dibilang hanya ada satu tipe audio di game ini yang menemani pemain saat bermain. Namun, satu BGM tersebut tidak akan terasa meskipun diputar berkali-kali. BGM tersebut disamarkan dengan selarasnya fast-paced combat di dalamnya. Lalu, ada juga suara efek tembakan dan cipratan darah yang dapat menyamarkan BGM.

Admin Rating: 7/10 (Monoton meskipun dapat ditutupi oleh SFX lainnya)

Addictivity

Hotline Miami merupakan sebuah game dimana pemain diharuskan mencoba hingga berulang kali. Ditambah lagi sistem scoring yang dapat membuat permain terpacu untuk mendapat nilai yang lebih tinggi daripada sebelumnya.

Setelah tamat ada sekitar 18 level yang dapat dimainkan kembali oleh para pemain demi skor yang lebih tinggi.

Admin Rating: 10/10 (Bermain berkali-kali tidak akan bosan, pilihan level yang banyak dan sistem scoring menjadi alasannya)

Worthiness

Hotline Miami sendiri merupakan game berbayar. Bila kalian bermain di PC, kalian dapat menemukannya di Steam dengan harga penuh Rp. 90.000. Misal bagi kalian harga tersebut terlalu mahal, maka kalian dapat menunggu sale. Admin sendiri mendapat Hotline Miami di harga Rp. 18.000 saat sale berlangsung.

Admin Rating: 8/10 (Mending nunggu sale agar worth it)

Kesimpulan

Hotline Miami merupakan sebuah game fast-paced yang selain mengusung tema gore juga menyampaikan pesan moral lewat cerita yang dibawa. Audio yang monoton bukanlah sebuah masalah besar, terlebih karena harganya yang murah saat sale dan dapat dimainkan berulang kali.

Review Kingdom Two Crowns: Santai Sambil Bangun Kerajaan

GAMEFINITY.ID, Kota Batu – Kingdom Two Crowns, mungkin masih menjadi nama yang asing di kalangan gamers Indonesia. Kingdom Two Crowns merupakan sebuah game yang rilis pada 2018 dan dikembangkan oleh Raw Fury Games.

Pada dasarnya, game indie ini mengusung tema side-scroller dengan menggabungkan genre Adventure dan Strategi dan diberi kesan grafis pixelated. Namun, terlepas dari keasingannya di telinga orang Indonesia, Kingdom Two Crowns menjadi salah satu game indie terbaik yang ada di pasaran. Dan hasilnya, game ini dapat meraih banyak review positif dari para pemainnya.

Interface Kingdom Two Crowns

Kindom Two Crowns Pause | Personal Archive
Menu Pause dari Kingdom Two Crowns | Personal Archive

Saat memulai permainan, pemain akan langsung diarahkan menuju ke permainan dan memulai tutorial. Jadi yang kita bahwa disini adalah pause menu yang akan sering ditemui para pemain nantinya.

Pause menu dalam game ini terkesan sangat sederhana. Menu tersebut hadir dengan nuansa tombol yang berbentuk seperti scroll atau kertas catatan gulung di masa lampau. Dengan kesederhanaan tersebut juga memudahkan para pemain untuk bersantai, ditambah lagi tata letaknya yang rapi dan tidak membingungkan.

Admin Rating: 8/10 (Sederhana sesuai tema dari game-nya, meskipun kurang variasi)

Gameplay Kingdom Two Crowns

Gameplay Kingdom Two Crowns | Personal Archive
Ketika Pemain Akan Memasukkan Koin di Kingdom Two Crowns | Personal Archive

Sama seperti pendahulunya, Kingdom, Kingdom Two Crowns masih tetap mempertahankan side-scroller ciri khasnya. Tugas dari pemain adalah untuk menguasai setiap pulau yang disediakan dan mengalahkan musuh yang keluar dari portal.

Proses menguasai tersebutlah yang menjadi salah satu nilai utama dari game ini. Untuk menguasai sebuah pulau, pemain membutuhkan koin untuk mengembangkan kerajaannya. Cara untuk mendapatkan koin tersebut beragam, mulai dari memburu hewan, melakukan dagang, memberikannya pada bankir, dll.

Tidak hanya tentang mengumpulkan koin saja, di game ini pemain juga diharuskan untuk berpikir mengenai bagian mana saja yang perlu untuk dibangun atau ditingkatkan. Hal ini dikarenakan jumlah koin yang terbatas di awal game, dan juga keterbatasan pekerja yang ada.

Membahas mengenai pekerja, merekrut mereka merupakan hal yang mudah. Bayar dengan satu koin, lalu berikan mereka peran dengan harga dua koin. Namun, yang menjadikannya berharga adalah jarangnya pekerja nganggur ini spawn. Hal ini mengakibatkan pemain juga berpikir dua kali untuk memberikan peran apa terhadap masyarakatnya. Beberapa peran tersebut adalah archer, builder, farmer, dan miner. Bila sudah diberikan satu peran, pemain tidak dapat menggantinya hingga reset ketika diserang musuh.

Sebagai salah satu nilai jual game utama, developer dari Kingdom Two Crowns telah melakukan hal yang tepat dan dieksekusi dengan baik.

Admin Rating: 9/10 (Inovatif, semua kompleksitas dapat terhubung dengan baik)

Baca Juga: Hatsune Miku: Project Diva, Legenda Vocaloid Dalam Genggaman

Grafis Kingdom Two Crowns

Kingdom Two Crowns Graphic | Personal Archive
Water Reflection yang Ciamik Saat Mendung | Personal Archive

Bila tadi kita membahas gameplay sebagai salah satu nilai jual game ini, nah nilai jual keduanya adalah grafis. Memang, grafis yang ada pada game ini mempunyai gaya pixelated alias “kotak-kotak”. Akan tetapi, grafis pixelated dalam game ini cukup membuat para pemain terkesan. Mulai dari penggambaran lingkungannya yang tepat, model karakter dan sekitarnya yang rapi, dan yang paling penting adalah water reflection.

Ya, dapat dikatakan bahwa game ini merupakan salah satu game pixelated yang punya object reflection yang baik. Sungai dalam game ini mampu selayaknya memantulkan cahaya matahari maupun rembulan dengan apik.

Admin Rating: 9/10 (Grafis pixelated? Tidak masalah, karena hasilnya dapat memuaskan mata)

Audio

Nilai jual utamanya hanya dua? Oh, tentu saja tidak. Karena audio dalam game ini juga luar biasa.

BGM yang digunakan untuk mengiringi permainan terkesan cocok dengan permainannya. Musik yang dibawakan ada di antara menenangkan hingga musik intensif ala film aksi saat bertemu dengan lawan. Dan terkadang, musik BGM hampir tidak terdengar sama sekali, sehingga para pemain hanya mendengar suara alam yang ada di sekitarnya yang juga cocok dengan atmosfer game serta day and night cycle di dalamnya.

Admin Rating: 10/10 (Musik terlalu bagus, sehingga dapat terngiang-ngiang di pikiran admin.

Addictivity

Ya, game ini dapat dimainkan berkali-kali. Hal ini dikarenakan tujuan dari game ini adalah menguasai pulau dan bertahan hingga sepanjang yang disanggupi oleh pemain. Bila gagal, pemain dapat mencobanya lagi bahkan bukan dari awal, namun dari progress di pulau pertama yang sudah dibangun sebelumnya.

Admin Rating: 9/10 (Sebauh game dimana pemain dapat bermain berkali-kali, cocok untuk mengisi waktu luang.)

Baca Juga: Review Hot Lap League: Trackmania Versi Mobile

Worthiness

Kingdom Two Crowns tersedia di berbagai platform. Mulai dari Android, IOS, PC, PS4, Xbox One, dan Switch. Kalian dapat membeli Kingdom Two Crowns di Steam seharga Rp. 109.000, lalu di Android dengan harga Rp. 97.000, di AppStore dengan harga US$6.99, US$20 di PS Store, Rp. 265.000 di Xbox, dan US$20 di Switch.

Dari perbandingan harga tersebut, yang paling worth adalah untuk membelinya di Android atau AppStore. Bila kalian beruntung, kalian dapat membeli game ini di harga yang lebih murah. Misalnya PlayStore kemarin sempat memberi diskon pada game ini menjadi Rp.70.000. Dan kalau ingin bersabar lagi, kalian dapat menunggu Steam Sale dimana admin dapat game ini di harga Rp. 27.250.

Admin Rating: 6/10 (Terlalu mahal untuk ukuran dompet orang Indonesia, namun worth untuk dibeli saat sale.)

Kesimpulan

Kingdom Two Crowns merupakan sebuah game indie spesial yang meraih berbagai tanggapan positif dari para pemain. Aspek gameplay, grafis, dan audio yang semuanya bagus digabung menjadi satu dan jadilah game ini. Meski begitu, game ini dirasa tidak worth ketika dibeli dengan full price, lebih baik tunggu sale saja.

Total Admin Rating: 8,5/10

Hatsune Miku: Project Diva, Legenda Vocaloid Dalam Genggaman

GAMEFINITY.ID, Bandar Lampung – Hatsune Miku: Project Diva Extend merupakan salah satu game rhythm dari franchise vocaloid berupa software musik asal Jepang bernama Hatsune Miku yang hadir di 2007.

Hatsune Miku: Project Diva Extend dirilis pada November 2011 yang dikerjakan oleh Dingo Inc., Crypton Future Media, Sega, dan Sega sebagai publisher. Game ini dapat dimainkan di PlayStation Portable dan PlayStation 3.

Sinopsis Hatsune Miku: Project Diva, Legenda Vocaloid Dalam Genggaman

Hatsune Miku sendiri merupakan perangkat lunak atau software yang mampu menghasilkan suatu suara nyanyian gadis remaja Jepang.

Hatsune Miku: Project Diva Extended sendiri merupakan game dari franchise Hatsune Miku yang tentunya merupakan game rhythm. Menceritakan tentang sekelompok Diva disuatu sekolah yang dimana Hatsune Miku merupakan salah satu Diva disana.

Baca Juga : K-On! After School Live, Simpel Rhythm Anti Wayang Club

Gameplay (9/10)

Hatsune Miku Project Diva Extend
Gameplay – Hatsune Miku: Project Diva, Legenda Vocaloid Dalam Genggaman

Hatsune Miku: Project Diva merupakan salah satu dari sekian banyak game rhythm dari franchise Hatsune Miku. Setidaknya Hatsune Miku memiliki beberapa series ang umum dimainkan seperti, Hatsune Miku: Project Diva, Hatsune Miku: Project Diva Extended, hingga Hatsune Miku berbasis Diva lainnya.

Kali ini penulis akan mengulas game Hatsune Miku dengan judul Hatsune Mike: Project Diva Extended. Kenapa memilih yang extended, bukan yang Project Diva 2nd atau Project Diva? Hatsune Miku: Project Diva Extended memiliki fitur dan fungsi yang lebih kompleks dari seri Project Diva lainnya.

Hatsune Miku: Project Diva Extended memiliki gameplay yang tidak jauh berbeda dengan seri lainnya. Mengusung gaya bermain layaknya game rhythm di PlayStation Portable. Bukan hanya sebatas mengandalkan mekanisme rhythm saja, Project Diva Extend juga memiliki beberapa keunggulan lain.

Beberapa kelebihan dan fitur menarik di Project Diva Extended antara lain seperti, pemain dapat mengganti kostum dari para Diva yang salah satunya adalah Hatsune Miku sendiri, dan banyak lagi fitur menarik lainnya.

Graphic (9/10)

Hatsune Miku Project Diva Extend
Graphic – Hatsune Miku: Project Diva, Legenda Vocaloid Dalam Genggaman

Hatsune Miku; Project Diva dan Hatsune Miku: Project Diva 2nd memiliki visual yang cukup baik dan menarik penuh VFX, tidak terkecuali dengan Hatsune Miku: Project Diva Extended yang tentunya memiliki visual diatas seri pendahulunya.

Hatsune Miku: Project Diva Extended sendiri hadir dengan cukup kental dalam urusan visual yang identik dengan vocaloid. Dapat dibayangkan betapa gemerlap VFX ataupun visual lainnya yang dibawakan.

Salah satu konsep yang menarik dan cukup keren adalah pengambilan sudut pandang dalam PV yang dibawakan. Gerakan yang relatif halus, menjadikan pendukung PV yang cukup keren tersebut.

Control (9/10)

Hatsune Miku: Project Diva Extended merupakan game yang dapat dijalankan di PlayStation Portable. Memiliki kontrol yang hampir tidak jauh berbeda dengan Project Diva lainnya. Setidaknya ada beberapa kontrol eksekusi alam memainkan not rhythm pada Hatsune Miku: Project Diva Extended.

Menggunakan 2 jenis kontrol eksekusi not, yaitu D-pad dan kontrol eksekusi inti di sebelah kanan. Pemain akan menekan tombol sesuai dengan not yang keluar di layar. Beberapa not tombol tersebut seperti Segitiga, X, Kotak, dan Bulat, ini untuk kontrol yang paling sering digunakan.

Untuk D-pad sendiri sedikit memiliki perbedaan. Dalam menekan kontrol D-pad pada saat konser, bukan semata menekan D-pad begitu saja. Dalam melakukan kontrol ini, pemain dapat menekan D-pad beserta salah satu kontrol inti disebelah kanan, jika tidak maka akan terjadi miss not.

Addictive (8/10)

Hatsune Miku: Project Diva Extended merupakan salah satu series yang sangat menarik daripada beberapa series lainnya. Hal ini didukung dengan beberapa keunggulan dalam segi fitur dan fungsi yang dibawakan.

Namun dilain sisi, game ini dirasa cukup membosankan, dikarenakan Hatsune Miku: Project Diva Extended sendiri membawakan lagu-lagu vocaloid tahun-tahun tertentu. Dan lagunya juga dirasa cukup minim.

Music (10/10)

Hatsune Miku Project Diva Extend
Music – Hatsune Miku: Project Diva, Legenda Vocaloid Dalam Genggaman

Sebagai game rhythm, Hatsune Miku: Project Diva Extended tidak perlu diragukan lagi kalau soal urusan musik, hampi menyediakan berbagai aliran gaya musik seperti, electronic, beat, mellow, dan banyak lagi. Selain itu,  juga hadir dengan beberapa pengaturan dan fungsi pendukung dalam menunjang jalan permainan game rhythm satu ini.

Kelebihan

Memiliki fungsi dan fitur yang cukup kompleks dan menarik, salah satunya seperti kustomisasi para Diva dan ruangan Diva itu sendiri.

Pemain dapat melakukan kustomisasi pada para Diva dan ruangan para Diva dengan cukup bebas, bahkan beberapa produk dapat dibeli melalui shop di dalam game.

Kekurangan

Sedikit kekurangan Hatsune Miku: Project Diva Extended yang tentunya terlihat cukup jelas oleh penulis. Salah satu kekuranga tersebut terdapat pada penentuan aturan penekanan not pada saat konser berjalan.

Ada sedikit kekurangan di aspek tersebut yaitu, penggunaan dual-kontrol untuk satu not. Hal ini terjadi pada not D-pad yang dimana diharuskan menekan D-pad yang diperintahkan dengan salah satu kontrol bukan direct lainnya.

Untuk Hatsune Miku: Project Diva, Total Score yang dapat penulis berikan adalah 9.

Sekian Review Hatsune Miku: Project Diva yang dapat penulis sampaikan.

Update informasi menarik lainnya seputar review game hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.

Live or Die, LDOE Offline Version yang Ramah Perangkat

GAMEFINITY.ID, Bandar Lampung – Live or Die merupakan salah satu game action survival bertema apocalypse. Game yang serupa dengan Last Day On Earth ini dapat dimainkan secara Offline. Live or Die dirilis pada Oktober 2018 oleh Not Found Games. Live or Die dapat dimainkan di Mobile, Android.

Baca Juga : Review Rebel Inc, Invasi Game Berkedok Pemberontakan

Sinopsis Live or Die, LDOE Offline Version yang Ramah Perangkat

Menceritakan tentang dunia pasca kiamat. Bukan sebuah kiamat yang dikenal secara umum, melainkan sebuah kiamat wabah zombie yang mengancam kehidupan di bumi.

Kamu sebagai pemain akan menjadi salah satu orang yang mampu bertahan dari wabah ini bersama dengan perempuan cantik  yang sekaligus menjadi mentor, dirinya bernama Mia. Mia akan membantu dan berpetualang bersama dengan pemain.

Gameplay (8/10)

Review Live or Die
Gameplay – Live or Die, LDOE Offline Version yang Ramah Perangkat

Live or Die merupakan game action survival yang salah satu hebatnya adalah dapat dimainkan secara offline dan memiliki setting yang cukup simpel. Walaupun telah banyak game survival bertema apocalypse, salah satunya seperti Last Day On Earth yang dibawakan oleh Kefir.

Live or Die menjadi sebuah titik terang penikmat game survival yang dapat dimainkan secara fleksibel dalam genggaman mobile. Mengusung mekanisme dan sedikit gaya pengambilan latar dan sudut yang serupa dengan beberapa game Kefir bertema apocalypse.

Game ini dibawakan dengan genre survival berlatar apocalypse. Lebih tepatnya merupakan game survival bertema zombie. Dalam Live or Die hadirkan banyak jenis mayat hidup seperti, Dead Man dan ada juga hewan yang turut terinfeksi dan dapat menyerang pemain.

Live or Die sendiri menuntut pemain membawakan kemenangan mutlak umat  manusia dari gelapnya dunia pasca apocalypse zombie. Dalam petualangan ini, player akan di temani oleh seorang moderator atau pembimbing cantik bernama Mia. Mia akan memberikan banyak bantuan seperti quest, tutorial dan banyak lagi.

Karena hadir dengan fitur dan mekanisme yang nyaris serupa dengan Last Day On Earth, Live or Die menghadirkan berbagai macam tempat dan lokasi rahasia yang penuh plot sana sini.

Graphic (9/10)

Review Live or Die
Graphic – Live or Die, LDOE Offline Version yang Ramah Perangkat

Memiliki visual 3D layaknya game survival lainnya, Live or Die juga hadir dengan visual yang tidak jauh berbeda dengan Last Day On Earth. Sedikit yang membedakan hanya pada penggayaan visual saja.

Live or Die juga hadir dengan setup dalam aspek visual yang cukup simpel. Memiliki settingan visual yang hanya terdiri atas 3 jenis yaitu, Low, Medium, dan High. Walaupun di setting low, Live or Die tetap menyajikan visual yang cukup realistis.

Mengusung sudut pandang Eye Bird Views yang dipadu dengan sedikit latar yang dibentuk secara isometrik. Live or Die juga menghadirkan penggambaran karakter dalam bentuk fan art ataupun splash art yang melimpah.

Control (9/10)

Review Live or Die
Control – Live or Die, LDOE Offline Version yang Ramah Perangkat

Live or Die sebagai game action survival bertema apocalypse menghadirkan kontrol yang cukup baik, walau sedikit sulit bahkan tidak bisa di ubah settingan-nya. Memiliki kontrol perintah pada umumnya.

Menghadirkan kontrol yang minimalis dan tidak seribet beberapa game sejenisnya. Live or Die tersedia dengan kontrol penggerak analog, attack, stealth, dan beberapa kontrol eksekusi lainnya.

Addictive (8/10)

Review Live or Die
Addictive – Live or Die, LDOE Offline Version yang Ramah Perangkat

Live or Die yang merupakan game survival apocalypse zombie memiliki kemenarikan yang cukup tinggi, terlebih kepada para veteran game di Last Day On Earth. Selain itu juga hadir dengan tingkat adiktif yang cukup unik.

Live or Die sebagai survival pada hakikatnya cukup menyenangkan untuk jangka waktu tertentu, dan dapat sangat membosankan untuk jangka permainan lama, dan didukung akan monoton akibat versi offline game ini.

Walaupun begitu, grinding di game ini cukup ramah. Pemain tidak perlu untuk keliling map demi mencari resource dan item yang dibutuhkan, karena semua telah terpampang di dalam mini map hingga resource terkecil. Hanya satu masalah yang cukup mengganggu di game ini, yaitu fungsi energy yang cukup boros dan lambat.

Music (9/10)

Live or Die yang hadir dengan kesan semi horror-nya, game ini turut hadir dengan latar musik dan sound effect yang terkesan menarik.

Hadir dengan latar musik yang cukup minimalis, bahkan terkadang game hanya disajikan penuh tanpa latar musik, game hadir dengan sunyi dan memberikan kesan nuansa yang kuat sebagai game horror.

Sound effect juga menjadi pelengkap. Hadir dengan sound effect yang umum seperti ketika menambang, menebang, melancarkan serangan tergantung senjata, hingga suara npc lain yang terbunuh dan tergantung atas jenis ras nya.

Kelebihan

Hadir dengan visual yang menarik dan cukup realistis. Selain pada aspek visual, Live or Die terbilang cukup ringan sebagai game open world di mobile dan dapat dimainkan secara offline juga. Jarak perpindahan antar lokasi yang cukup cepat dan pergerakan objek hingga karakter yang cukup baik.

Kekurangan

Sedikit kekurangan yang bersinggungan dengan kelebihan dari Live or Die. Live or Die sebagai game open world dengan mekanisme yang serupa dengan Last Day On Earth memiliki fitur fungsi yang umum, yaitu energy.

Energy berfungsi sebagai daya ketika bepergian berpindah dari lokasi satu ke lokasi lainnya via map atau antar zona. Kekurangan Live or Die ada disini, cukup sulit untuk mengumpulkan energy tanpa membayar dan dirasa tidak seimbang dengan daya kuras untuk berpindah dari satu zona ke zona lainnya.

Untuk Live or Die, Total Score yang dapat penulis berikan adalah 8,4

Sekian Review Live or Die yang dapat penulis sampaikan.

Update informasi menarik lainnya seputar review game hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.