Category Archives: Review Game

Review CyberCode Online, MMORPG Berbasis Teks Ramah Device

GAMEFINITY.ID, Bandar LampungMMORPG atau Massively Multiplayer Online Role-Playing Game) merupakan salah satu genre game yang sedang ramai dan digemari saat ini.

MMORPG merupakan Sub genre dari RPG (Role-Playing Game). Game RPG belum tentu game MMORPG, tetapi game MMORPG sudah pasti itu game RPG.

MMORPG menjadi salah satu genre yang digemari para player game. Beberapa game yang mengusung genre MMORPG seperti, Toram Online, Ragnarok, dan game MMORPG basis Teks seperti CyberCode Online.

CyberCode Online adalah game MMORPG berbasis Teks garapana Dex App Studio yang dapat dimainkan di Browser dan dirilis pada September 2020 untuk dimainkan di Android dalam bentuk Aplikasi.

Sinopsis CyberCode Online. MMORPG Berbasis Teks Ramah Device

Berlatar belakang di kota Shangri-La. Sebuah pusat kota yang telah berkembang secara Futuristik dan menjadi salah satu kota tersibuk dibenua. Kota yang banyak menyediakan kebutuhan hidup zaman modern.

Tidak sedikit juga kasus dari tindak kriminal dikota ini seperti hadirnya kelompok-kelompok pengacau hingga transaksi ilegal

Kalau dilihat dari nama kota dan tempatnya, CyberCode Online berlokasi di China ataupun Jepang. Dan kurang lebih game ini berlatar pada tahun 2100 keatas.

Baca Juga : Review Mobile Legends: Adventure. Game Idle RPG Bergaya Anime

Gameplay (9/10)

Review MMORPG
Gameplay – CyberCode Online, MMORPG Berbasis Text Ramah Device

Secara keseluruhan, CyberCode Online menjadi salah satu game MMORPG Basis Teks yang sangat menarik. Seperti yang kita tahu, bahwa game MMORPG merupakan game yang penuh dengan aksi dan player yang saling berinteraksi. Berbeda dengan CyberCode Online, game ini memberikan pengalaman bermain MMORPG dalam bentuk teks dan portrait.

berpergian dengan kereta dari kota satu ke kota lain. Dan ikut serta dalam penyerangan Cyber yang dilakukan oleh player lain dalam jumlah Massal.

Disini kita dapat pergi kepasar senjata, obat-obatan, bahkan merakit senjata juga. Game ini tidak membuang unsur MMORPG yang selalu ada pada game sejenisnya. Salah satunya adalah Dungeon. CyberCode Online menjadikan Rubanah sebagai Dungeon di era Futuristik. Dan game ini juga memungkinkan sistem Player lawan Player.

Rubanah atau Dungeon di CyberCode Online terlihat seperti sebuah Map persegi yang berisi Treasure Chest dan Player atau NPC yang dapat kita eksekusi. Pengeksekusian dilakukan layaknya battle didalam game Idle Turn-Based namun dengan sedikit sentuhan bergaya kode ASCII.

Graphic(9/10)

Review MMORPG
Graphic – CyberCode Online, MMORPG Berbasis Text Ramah Device

Tidak terlalu banyak yang dapat diharapkan perihal Grafis dalam game ini. Pertarungan tidak terjadi dalam bentuk fisik seorang karakter, melainkan dalam bentuk Minimap.

Tetapi game ini masih memberikan Visual karakter dan latar tempat yang menarik dan paduan warna hitam dan putih yang sedikit menjelaskan bagaimana bentuk dunia di masa depan.

Control (9/10)

Review MMORPG
Control – CyberCode Online, MMORPG Berbasis Text Ramah Device

Tidak ada kontrol khusus dalam CyberCode Online. Game ini dapat dimainkan dengan metode clicking dan tap untuk mengatur jalannya permainan. Walaupun begitu, game ini sangat direkomendasikan untuk player yang suka dengan game santai.

Addictive (9/10)

Review MMORPG
Addictive – CyberCode Online, MMORPG Berbasis Text Ramah Device

Game ini juga mengusung sistem Grinding didalamnya. Hampir semua genre MMORPG seperti ini. Tapi tenang, game ini tidak mempersulit player dalam urusan mencari resource.

Ada beberapa jenis Resource yang bisa kita temukan seperti, Bitcoins yang menjadi mata uang digame ini dan item pendukung lainnya.

Untuk Grinding, umumnya dilakukan secara otomatis. Player hanya perlu menunggu sampai batas waktu yang telah kita tentukan untuk Grinding. Waktu di game akan tetap berjalan walau Player sedang Offline ataupun meninggalkan permainan.

Music (10/10)

Walaupun game ini hanya mengandalkan slide-slide saja, game ini masih memiliki musik latar yang menarik dan terasa seperti dentuman lagu-lagu Pop Rock.

Game ini hanya membawakan lantunan musik instrumental yang menyenangkan dan tidak terasa membosankan ditelinga dan juga lagu yang dibawakan terkesan Futuristik

Kesimpulan Review CyberCode Online

Game ini sangat cocok dimainkan ketika waktu santai dan tidak ingin merasa terbebani dengan sulitnya mekanisme game MMORPG seperti sekarang. Untuk diawal mungkin akan sedikit terasa pusing dengan tampilan yang nyaris semuanya berisi Teks dan Angka. Tetapi inilah yang jadi salah satu yang membedakan CyberCode Online dengan MMORPG lainnya.

Berikut sedikit kelebihan dan kekurangan yang dapat penulis sampaikan.

Kelebihan

Game ini sedikit unik dari game MMORPG kebanyakan, game ini tidak menampilkan karakter yang sedang bertarung. Dan ini jadi salah satu ciri khas dari game MMORPG basis teks satu ini.

CyberCode Online dapat dimainkan di device yang berspesifikasi rendah sekalipun. Game ini berukuran tidak lebih dari 10 MB. CyberCode Online dapat dimainkan melalui browser.

Menjadi salah satu game MMORPG yang ringan dan tidak menyulitkan untuk Free-Player. tidak seperti kebanyakan game RPG pada umumnya, mengusung sistem Pay-to-Win dan Grinding diluar nalar.

Kekurangan

Tidak adanya interaksi Player ke NPC ataupun Player ke Player. Interaksi yang dimaksud adalah pertarungannya. Game ini tidak menampilkan karakter milik kita saat bertarung, hanya sebatas menampilkan siluet milik musuh dan beberapa weapon yang dapat digunakan.

Update informasi tentang game menarik lainnya hanya di gamefinity.id

Axe of Valhalla. Game MMORPG Dengan Nuansa Era Nordik

GAMEFINITY.ID, Bandar LampungAxe of Valhalla adalah Game MMORPG yang berlatar pada zaman Eropa lama atau berpacu pada mitologi Nordik.

Axe of Valhalla merupakan salah satu game MMORPG Survival besutan Kefir yang dirilis pada Mei 2019, yang sebelumnya Kefir juga pernah merilis game serupa bertema Apocalypse yang rilis pada 2017.

Baca Juga : Stardew Valley. Langkah Awal Suksesnya Developer Indie

Sinopsis Axe of Valhalla. MMORPG Dengan Nuansa Era Nordik

Pada awal permainan, kita berada ditengah hutan musim dingin. Terdampar, sendiri, dingin, hanya itu yang dapat digambarkan dari kondisi pertama sang karakter yang akan kita mainkan.

Player dituntut untuk bertahan hidup di era Viking yang amat identik dengan perang dan musim dingin.

Gameplay (10/10)

Game MMORPG
Gameplay – Axe of Valhalla. MMORPG Dengan Nuansa Era Nordik

Sama seperti game MMORPG Survival lainnya, player diharuskan mencari resource yang tersedia dibeberapa titik pada map. Resource yang utama seperti Kayu, Batu, dan Makanan.

Player juga dapat membuat markas dengan resource yang telah dikumpulkan tadi, dapat juga membuat beberapa item create yang berfungsi untuk membuat produk atau barang tertentu.

Axe of Valhalla memeiliki beberapa Class menarik yang tiap Classnya mempunyai skill unik yang berbeda-beda seperti, Berserk, Curer, Rogue dan masih banyak lagi.

Graphic (10/10)

Game MMORPG
Graphic – Axe of Valhalla. MMORPG Dengan Nuansa Era Nordik

Kebanyakan game MMORPG Survival menggunakan Sudut pandang Isometrik dan tampilan visual yang tampak Realistis, tetapi masih ramah untuk Device kelas menengah kebawah.

Perpaduan pencahayaan, gesture hingga visual yang lebih menonjolkan latar tempat pada musim dinginnya di era Viking ini semakin memberikan nilai tambah dan membuat nyaman para pemain untuk berlama-lama dalam menjelajahi dunia Viking.

Control (10/10)

Game MMORPG
Control – Axe of Valhalla. MMORPG Dengan Nuansa Era Nordik

Untuk kontrolnya sendiri, game ini memiliki beberapa kontrol inti yang berfungsi dalam mengendalikan dan mengeksekusi karakter seperti, menebang, menambang, bertarung dan sebagainya.

Axe of Valhalla memilki fungsi kontrol bergerak dengan menggunakan analog yang berada pada bagian kiri layar, dan map pada posisi yang berlawanan.

Interface kontrol yang simple dan sangat Playable, menjadikan Axe of Valhalla salah satu game MMORPG yang dapat dimainkan kapan saja.

Addictive (9/10)

Game MMORPG
Addictive – Axe of Valhalla. MMORPG Dengan Nuansa Era Nordik

MMORPG selalu mengusung mekanisme Grinding didalamnya, Axe of Valhalla juga begitu. Grinding dilakukan untuk membangun markas, membuat item-item menarik, dan hingga menyelesaikan Quest tertentu yang membutuhkan Resource.

Tapi tenang, walau Axe of Valhalla sedikit mengusung sistem Pay-to-Win didalamnya namun player masih bisa mendapatkan item yang diinginkan dengan sedikit usaha ekstra.

Music (10/10)

Game MMORPG
Music – Axe of Valhalla. MMORPG Dengan Nuansa Era Nordik

Axe of Valhalla memberikan alunan musik instrumental bernuansa zaman Viking yang didominasi dengan alat musik tiup dan tekan. Setiap sisi permainan memiliki lantunan musik instrumental sendiri seperti di Main Menu ataupun world map.

Bahkan di setiap lokasi yang adapun memiliki ciri khas music instrumental masing-masing. Kebanyakan music instrumental dipengaruhi oleh tingkat kesulitan di suatu lokasi yang akan dimasuki. Semakin sulit tingkatan lokasi, semakin dalam dan gelap instrumen yang dilantunkan.

Kesimpulan

Axe of Valhalla sangat cocok dimainkan oleh penikmat game MMORPG Survival. Seperti yang kebanyakan dilihat, bahwa game Survival selalu bertemakan Apocalypse atau Pandemi disuatu wilayah.

Axe of Valhalla memberikan kesan yang berbeda saat memainkannya, baik dari latar maupun pengalaman bermain yang kita dapat.

Berikut sedikit kelebihan dan kekurangan dari Axe of Valhalla yang dapat penulis sampaikan.

Kelebihan

Memiliki mekanisme yang lebih kompleks daripada game Survival lainnya. Terlebih Axe of Valhalla mengusung cerita yang berlatar di era Nordik. Menjadikan Axe of Valhalla sebuah alternatif game MMORPG Survival yang dapat dimainkan di Mobile.

Kekurangan

Walaupun Axe of Valhalla memiliki mekanisme game yang lebih kompleks dari game pendahulunya, amat disayangkan game ini masih terasa sulit dalam urusan Grinding. Bagaimana tidak, diperlukan usaha yang amat keras untuk tingkatkan Rune dan Skill tiap Class di Axe of Valhalla.

Sekian Review Singkat Axe of Valhalla yang dapat penulis sampaikan.

Update informasi menarik seputar game lainnya hanya di Gamefinity.id

Review Death Trash, Post-Apocalypse RPG Ala Fallout Klasik

GAMEFINITY ID, YOGYAKARTA – Untuk kita yang hidup di era 90 an pasti kenal dengan game Fallout, franchise legendaris yang menginspirasi munculnya game Death Trash. Game RPG MS-Dos ini memang sangat populer dan digemari pada masanya karena konsepnya yang unik.

Kali ini ada sebuah developer game indie Bernama Crafting Legends yang membuat game pasca kiamat ala fallout dengan unsur original yang juga sangat fresh. Game ini pertama kali dirilis dalam bentuk early access pada 5 Agustus 2021. Meskipun sudah banyak update berkala dari pengembangnya, game ini masih berstatus early access di steam.

Sinopsis Death Trash

Death Trash
Death Trash gameplay

Game Death Trash berlatar belakang di suatu planet fiksi Bernama nexus yang dipenuhi daging yang tumbuh dari tanah. Diceritakan disini bahwa robot-robot yang seharusnya menjadi pelindung malah berbalik melawan umat manusia karena kegagalan sebuah sistem.

Kita akan memulai game di area bawah tanah/tertutup dan bertemu dengan robot-robot yang menyuruh kita untuk keluar. Setelah berada diluar, kita akan dihadapkan dengan dunia dystopia dengan makhluk-makhluk aneh dan lingkungan yang jauh lebih aneh lagi. Daya tarik utama dari game ini adalah unsur eksplorasinya serta interaksi kita sebagai player dengan para NPC untuk mencari tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi di dunia game ini.

Baca Juga: Review Corpse Party: Ritual Persahabatan Berujung Petaka

Visual & Musik (7/10)

Game ini menggunakan visual Isometric Pixel Art dengan palette warna yang didominasi warna-warna bersaturasi rendah dan temperature warm. Tempat-tempat seperti goa, village, dll mempunyai gaya yang mirip dengan fallout 1 & 2, namun dengan visual yang tampak lebih modern.

Death Trash
Death Trash gameplay

Suasana distopia yang ditampilkan secara visual di game ini juga cukup terasa dengan adanya daging-daging yang tumbuh dari tanah yang tersebar diseluruh map. Banyak monster berbentuk layaknya mutant di Resident Evil juga siap mengejar kita jika kita tidak sengaja berpapasan dengannya. Apalagi, beberapa monster bisa berlari lebih cepat dari karakter kita dan bisa meledak saat dibunuh, menambah suasana tegang yang ada di game ini.

Game ini tidak mempunyai music yang cukup dominan, hanya sound effect saja dan music mencekam dan aneh ala-ala film Sci-fi horror yang ada disepanjang game.

Gameplay Death Trash(8/10)

Berbeda dengan game Fallout yang menggunakan system turn based RPG, game ini menggunakan mekanisme action RPG layaknya game-game role-playing modern lainnya. Hal yang sangat unik dari game ini adalah NPC yang bisa berinteraksi secara real time, jadi kita tidak perlu membaca text berjilid-jilid saat berinteraksi dengan NPC layaknya game Fallout. Game ini juga mempunyai fitur local co-op untuk kita menjalankan misi atau sekedar bereksplorasi Bersama teman.

Death Trash
Death Trash gameplay

Untuk Combat systemnya, game ini punya mekanisme yang cukup solid, dimana kita bisa dengan bebas memilih untuk memakai senjata jarak dekat atau jarak jauh. Senjata jarak jauh dan dekatnya pun dibagi lagi menjadi  dua kategori berbeda, yaitu senjata berat dan ringan.

Kita juga diberi fitur menghindar seperti game-game action RPG lainnya. Tidak hanya monster, kita juga akan dihadapkan dengan musuh manusia, ini adalah tipe musuh yang lebih menyusahkan, karena mobilitasnya yang lebih cepat dan mempunyai senjata yang beragam.

Disini juga terdapat pet yang bentuknya seperti gumpalan daging yang bergerak. Kita bisa memilih untuk menjinakkan pet itu jika skill taming kita tinggi atau sekedar membunuhnya saja untuk mendapatkan makanan.

Kontrol (8/10)

Game ini menggunakan mekanisme Action-RPG fast phase dimana kita harus sigap untuk menghindar dan menyerang diwaktu yang tepat. Game Death Trash mempunyai 2 mode, mode eksplorasi dimana sebagian besar kontrol keyboard dan mouse dipakai untuk tujuan interaksi dengan environment sekitar, dan juga mode combat yang bisa kalian trigger jika terjadi encounter dengan musuh.

Tidak ada combo atau movement spesifik yang harus kita gunakan untuk melawan musuh. Penggunaan senjata meele maupun ranged juga menggunakan action yang sama yaitu left click pada mouse. Untuk kalian yang tidak suka combat dan lebih sering menghindar, game ini juga mempunyai fitur stealth yang bisa kalian gunakan. Kalian juga bisa menggunakan right click pada mouse untuk mentarget musuh secara spesifik.

Kekurangan dari game ini adalah saat membuka inventory, game ini akan tetap berjalan dan tidak ada fitur pausenya. Ini membuat kita harus bergerak cepat untuk healing ataupun switch senjata, mengingat ini adalah game dengan combat fast phase yang menuntut kita untuk mempelajari pola serangan dari setiap tipe musuh yang kita temui.

Addictive (8/10)

Game Death Trash ini cukup adiktif dengan dunianya yang misterius namun menarik untuk dieksplorasi. Karena game ini mengedepankan unsur Explorasi layaknya game-game RPG lainnya, kita akan banyak menghabiskan waktu hanya untuk menjelajahi tempat-tempat baru dan mencari resources. Inventory yang sangat terbatas juga membuat kita harus berpikir dua sebelum mengambil sesuatu, dan membuat kita harus bolak-balik ke tempat yang sama untuk mengambil item yang belum sempat kita ambil sebelumnya.

Misteri tentang daging yang tumbuh dari tanah ini juga merupakan konsep yang unik dan menarik untuk menarik rasa penasaran kita sebagai playernya dalam menikmati story utamanya. Ditambah konflik peperangan antara robot dan manusia dalam game ini juga membuat storynya semakin kompleks dan menarik untuk disimak.

Death Trash
Death Trash gameplay

Dari keseluruhan game Death Trash yang sudah saya sebutkan sebelumnya, saya pribadi selaku reviewer memberikan score akhir untuk game Death Trash ini dengan 7.5 . Game ini masih mempunyai potensi lebih besar kedepannya, mengingat saat ini Death Trash masih dalam status Early Access dan ada konten baru yang terus ditambahkan kedalam game.

Game ini bisa kalian beli di steam dengan harga 110 ribu. Selain di PC, game ini juga rencananya bakal rilis di PS4, PS5, Xbox One X, Xbox Series X, Linux, Mac, dan Nintendo Switch.

Handheld Console vs Smartphone

GAMEFINITY.ID, Kota Batu – Handheld Console, salah satu teknologi yang memungkinkan seseorang untuk bermain game dengan praktis dan dapat dibawa dimana saja.

Sebuah teknologi revolusioner yang pada saat keemasannya menjadi salah satu hal yang diidam-idamkan oleh para gamers.

Namun, keberadaan Handheld Console saat ini dapat dikatakan memiliki saingan dalam urusan dapat memainkan game dimana saja.

Ya, keberadaan smartphone akhir-akhir ini dapat mempunyai posisi yang berpengaruh di industri game. Bahkan, beberapa developer pun akhirnya memutuskan turun di ranah mobile gaming.

Lalu, apa yang membuat persaingan ini dapat dikatakan adil dan tidak adil di waktu yang bersamaan?

Sejarah Handheld dan Mobile Gaming

Handheld

Handheld vs Smarthpone Steam Deck | PCWorld
Gambar dari Steam Deck | PCWorld

Disini saya tidak akan membahas terlalu dalam tentang sejarah handheld console. Saya sudah pernah membahas sejarah ditemukannya Handheld di artikel khusus.

Tujuan dari diciptakannya handheld console adalah dapat dibawa kemana saja. Ketika konsol biasa hanya dapat digunakan dengan TV atau layar.

Begitulah yang ditemukan oleh Gunpei Yokoi sebagai seorang karyawan Nintendo pada saat itu.

Perkembangan handheld hingga saat ini juga tidak lepas dari konsep yang digagas oleh Gunpei Yokoi tersebut. Bahkan, saat ini ada beberapa Hybrid Console yang dapat berfungsi sebagai konsol biasa dan handheld console.

Hanheld console sendiri mengalami kesuksesan atau masa emas pada tahun 1980-an ketika Game Boy hadir dan di tahun 2000-an saat masa Nintendo DS.

Baca Juga: Nintendo dan Revolusi Handheld Console

Mobile Gaming di Smartphone

Handheld vs Smartphone Nubia Red Magic | DroidLime
Gambar dari Nubia Red Magic 6 | DroidLime

Smartphone yang kita kenal saat ini dengan layar touch screen dan platform Android serta iOS sendiri mulai booming di awal tahun 2010-an. Memang pada saat awal ssmartphone hadir di pasaran, belum banyak yang tertarik dengan pasarnya.

Angry Birds merupakan salah satu game yang mulai masuk ke pasar mobile mulai dari awal. Angry Birds sendiri dinilai juga berpengaruh besar terhadap keberadaan in-app purchase saat ini.

Di tahun 2012, lahirlah sebuah game legendaris yang hingga saat ini, komunitas dan game-nya masih berjalan dengan lancar dan baik, Clash of Clans.

Tahun yang sama, terdapat juga salah satu game legendaris, Subway Surfer yang rilis sebagai game endless run yang pada tahun sebelumnya rilis terlebih dahulu Temple Run.

Sejak saat itu, pasar mobile gaming mulai dikenal oleh dunia hingga menjadi seperti yang saat ini.

Handheld dan Smartphone dan Sebuah Ketidakadilan

Handheld console dan smartphone menawarkan hal yang sama, yaitu dapat memainkan sebuah game dimanapun dan kapanpun asal ada baterainya.

Namun, perbandingan ini sesuai dengan yang saya katakan sebelumnya, dapat dikatakan sebagai adil tak adil.

Alasannya adalah kedua device tersebut memiliki tujuan yang berbeda.

Tujuan awal dari handheld adalah bagaimana seseorang dapat memainkan game dimanapun dan kapanpun.

Sementara, smartphone digunakan sebagai alat yang membantu hal sehari-hari dalam menjaga komunikasi antara satu sama lain dari jarak jauh. Namun, fungsinya saja yang melebar.

Meskipun ada beberapa smartphone yang memang dirilis untuk bermain game seperti Nubia Red Magic, Black Shark, dan RoG Phone. Tetap saja, hal tersebut tidak dapat merubah tujuan awal smartphone.

Baca Juga: PlayStation Kembali Gelar Ramadan Deals! Game PS4 dan PS5 Diskon Hingga 44%

Sebuah Persaingan

Ketika ketidakadilan perbandingan sudah dibahas, lalu apa yang menjadikan smartphone dapat dibandingkan dengan handheld pada saat ini?

Kita mulai dari keadaan pasar. Pada tahun 2021 kemarin, berdasarkan data pada website Venturebeat, game pada mobile gaming menguasai pasar sebanyak 52% (gabungan smartphone dan tablet) sementara konsol hanya memiliki 28% pasar (bukan hanya handheld, namun juga konsol biasa).

Berterimakasihlah dengan game mobile yang ramai diperbincangkan seperti Free Fire dan Mobile Legends serta game seperti King of Glory di Cina. Pasar game mobile berkembang pesat.

Ditambah lagi faktor orang-orang yang lebih banyak mempunyai smartphone daripada handheld console. Karena smartphone sendiri dapat berfungsi sebagai pemenuhan kebutuhan sehari-hari seperti mobile banking dan ojek online.

Apalagi dengan perkembangan teknologi pada smartphone yang menurut pendapat saya “menggila”. Setiap tahun pasti ada perkembangan signifikan dari spesifikasi smartphone.

Yang bahkan pada saat ini juga telah ada smartphone yang dikhususkan untuk bermain game seperti yang saya sebutkan sebelumnya. Hal ini tentu saja membuat pasar smartphone lebih melebarkan sayapnya.

Berbanding terbalik dengan mobile gaming, handheld console sendiri memiliki perkembangan yang relatif lebih lambat.

Namun, yang terbaru seperti Steam Deck, sekalinya rilis rasanya seperti di luar kata masuk akal. Meski terlihat remeh dan masih perlu penegmbangan lanjutan, performa yang ditawarkan oleh Steam Deck bukanlah main-main.

Steam Deck sendiri mampu menjalankan The Witcher III di setting grafis yang tinggi dengan sangat lancar.

Dan juga jangan lupakan Nintendo Switch yang dapat menjalankan game yang tidak dapat dimainkan di smartphone karena keterbatasan spesifikasi.

Ya, perkembangan handheld console bila dibandingkan per generasi juga sebenarnya sangat cepat.

Kesimpulan

Dari yang saya katakan di atas, saya dapat menyimpulkan seperti berikut.

Smartphone dan Handheld Console sama-sama memiliki potensi yang besar, smartphone didukung oleh luasnya pasar sementara handheld console didukung oleh performa yang lebih tinggi dengan pasar yang berbeda.

Meskipun smartphone memiliki tujuan awal yang berbeda, nyatanya saat ini dapat bersaing di ranah game dunia dengan dominasi game online miliknya.

Sementara handheld console yang terkesan mulai hilang, sebenarnya memiliki potensi kuat di masa depan dengan kelebihannya. Performa tinggi yang ditingkatkan setiap generasi, dan juga yang memang didedikasikannya device ini sebagai alat untuk bermain game menjadi senjatanya.

Tips Jika Kalah Poin di Early Mobile Legends: Bang-Bang

GAMEFINITY.ID, Bandar Lampung – Game MOBA pada umumnya memiliki mekanisme yang sama antara satu dengan lainnya. Jadi, ketika player dari MOBA satu mencoba MOBA yang lain, player akan sedikit mudah untuk beradaptasi dikarenakan mekanisme game yang serupa. Salah satunya Mobile Legends: Bang-Bang.

Tapi tidak sedikit juga yang seketika Blunder parah ketika mencoba series MOBA yang baru. Baik itu dari PC ke Mobile maupun sebaliknya.

Kalah Poin yang menjadikan permainan terasa sulit dan memaksa player untuk menyerah dalam game kemudian memilih untuk memulai match baru.

Ada salah satu game MOBA yang menarik khalayak ramai ketika awal rilis hingga sekarang yaitu, Mobile Legends: Bang-Bang. Game yang dapat dimainkan di perangkat Mobile ini menjadi salah satu Alternatif Player Mobile untuk mencoba game MOBA yang sebelumnya hanya ada di PC saja.

Baca Juga : Tips Gunakan Harith Roamer di Mobile Legends: Bang-Bang

Tips Jika Kalah Poin Di Early Mobile Legends: Bang-Bang

Fokus Leveling

Tips Mobile Legends: Bang-Bang
Fokus Leveling – Tips Jika Kalah Poin di Early Mobile Legends Bang-Bang

Leveling dalam MOBA diperlukan untuk meningkatkan daya dan statistik dari hero yang kita gunakan. Leveling dapat dilakukan dengan cara mengeksekusi monster-monster atau Minion lawan yang ada di dalam Battlefield.

Dan setiap monster atau minion yang dieksekusi memiliki jumlah Exp dan Gold yang berbeda, dan ada beberapa aturan yang harus diperhatikan juga ketika Farming

Hindari Blunder

Tips Mobile Legends: Bang-Bang
Hindari Blunder – Tips Jika Kalah Poin di Early Mobile Legends Bang-Bang

Blunder mempunyai maksud yaitu keliru atau salah dalam memilih langkah. Blunder terjadi dikarenakan kurangnya pengetahuan player terhadap game yang ia mainkan, ataupun Blunder dapat terjadi karena emosi.

Emosi dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti, tim yang buta arah ataupun taunting yang dilancarkan oleh musuh.

Hindari Blunder sebisa mungkin dengan cara berfikiran positif dan sabar. Fokus terhadap tujuan kemenangan dari game yang dimainkan.

Bermain Objektif

Tips Mobile Legends: Bang-Bang
Bermain Objektif – Tips Jika Kalah Poin di Early Mobile Legends Bang-Bang

Mobile Legends: Bang-Bang adalah game yang menuntut player untuk menghancurkan turet atau base tim lawan untuk memenangkan pertandingan.

Banyak player yang lalai dalam bermain objektif. Terkadang tim sangat fokus terhadap war hingga lupa bahwa turet mereka sedang dicicil oleh musuh.

Objektiflah dalam bermain, jangan terlalu fokus dan rakus untuk melakukan war. Ingat selalu bahwa hancurnya base lawan merupakan jalan kemenangan bagi tim.

Cover Hero ADC

Tips Mobile Legends: Bang-Bang
Cover Hero ADC – Tips Jika Kalah Poin di Early Mobile Legends Bang-Bang

ADC merupakan singkatan dari Attack Damage Carry. Singkatnya hero ADC adalah hero yang berfokus terhadap item damage. Hero ADC umumnya adalah Marksman dengan tujuan utama memberikan damage dari serangan berjarak.

Karena hero ADC berfokus terhadap item Damage, maka Health Point hero ADC sangatlah tipis. Maka dari itu diperlukan Cover dari hero-hero yang kuat dan tahan banting ketika war seperti, Fighter dan Tanker.

Update informasi menarik lainnya seputar game hanya di Gamefinity.id

Review Mobile Legends: Adventure. Game Idle RPG Bergaya Anime

GAMEFINITY.ID, Bandar Lampung – Mobile Legends: Adventure adalah RPG-Idle dengan latar belakang dunia Mobile Legends. Game yang juga dibawakan oleh Moonton ini memiliki gameplay yang amat berbeda dari pendahulunya, Mobile Legends: Bang-Bang. Mobile Legends: Adventure di rilis pada 28 Februari 2019 untuk platform Android dan IOS.

Game dengan gaya serupa seperti Turn Based ini, menghadirkan hero-hero Mobile Legends: Bang-Bang dan beberapa karakter tambahan membentuk Lore yang saling berkesinambungan.

Sinopsis Mobile Legends: Adventure

Saat pertama kali bermain, kita akan disuguhkan dengan Karakter Tigreal yang sedang dalam pertempuran dan tidak lama dibantu oleh Layla dan Eudora. Seperti Game RPG Turn Based pada umumnya, player akan dituntut untuk melakukan Upgrade karakter yang akan digunakan pada saat pertempuran.

Baca Juga : Setelah Valir. Kini Guinevere Dapatkan Skin Legend Mobile Legends: Bang-Bang

Gameplay (10/10)

Review Mobile Legends; Adventure
Gameplay Mobile Legends Adventure – Review Mobile Legends: Adventure. Game Idle RPG Bergaya Anime

Seperti pada game RPG Turn Based lainnya seperti One Punch Man: The Strongest, hanya saja game ini tidak mengusung gaya menyerang secara bergilir. Tetapi game ini menampilkan karakter yang telah kita susun dalam Deck untuk bertarung tanpa jeda hingga salah satu dari pihak kehabisan anggota pasukannya.

Graphic (10/10)

Review Mobile Legends Adventure
Graphic Mobile Legends Adventure – Mobile Legends: Adventure. Game Idle RPG Bergaya Anime

Mobile Legends: Adventure mengambil gaya Anime untuk visual yang mereka bawa dan hero dibuat terlihat Chibi saat pertempuran. Karakter juga dibuat menarik sedemikian rupa dan hampir membuang paras sangar dari beberapa hero seperti dalam game pendahulunya.

Game ini juga menghadirkan visual yang fantastis saat pertempuran. Perpaduan warna dan visual dari Skill dan Ultimate yang dikeluarkan dari kedua tim, terlihat seperti sebuah efek ledakan berwarna.

Control (10/10)

Review Mobile Legends Adventure
Control Mobile Legends Adventure – Review Mobile Legends: Adventure. Game Idle RPG Bergaya Anime

Game RPG Idle dasarnya tidak memiliki sebuah kontrol khusus, ataupun Interface yang kompleks saat pertarungan. Terlebih game Mobile Legends: Adventure adalah game untuk Platform Mobile yang hanya menggunakan basic Tap-tap saja.

Dalam Interface ketika Battle, kita akan disuguhkan beberapa tombol yang memiliki fungsi berbeda-beda. Seperti Auto, Play Speed x2, dan Cut Scene yang berfungsi untuk menampilkan Clip hero saat menggunakan Ultimate.

Untuk menggunakan Ultimate juga sangat mudah, ketika bar berwarna kuning sudah full kita hanya perlu mengklik portrait hero yang ada dibawah bagian kiri layar.

Game ini juga mendukung gameplay Auto.

Addictive (9/10)

Review Mobile Legends Adventure
Addictive Mobile Legends Adventure – Review Mobile Legends: Adventure. Game Idle RPG Bergaya Anime

Kebanyakan game RPG Idle Turn Based memiliki sistem Grinding didalamnya. Hampir semua RPG Idle seperti ini memiliki sistem Grinding yang sangat Monoton dan player diharuskan Try Hard untuk mendapatkan Resourcenya.

Tapi tenang, Mobile Legends: Adventure memberikan keringanan kepada Player untuk Leveling dan Grinding yang tidak menyulitkan. Player juga tidak dituntut untuk melakukan Top Up. Bahkan item yang dapat dibeli di shop seperti Diamond, bisa didapatkan dengan mudah.

Jadi dijamin pemain tidak akan merasa lelah dan jenuh untuk game RPG satu ini.

Music (10/10)

Review Mobile Legends Adventure
Music Mobile Legends Adventure – Review Mobile Legends: Adventure. Game Idle RPG Bergaya Anime

Seperti game RPG lainnya, game ini membawakan Musik latar yang menenangkan. Latar musik bernuansa Fantasy yang cocok dengan tema dari game ini.

Latar Musik yang berbeda di tiap menu yang ada, bahkan BGM saat pertempuran  ataupun di Lobby.

Kesimpulan Review Mobile Legends: Adventure

Game ini sangat cocok dimainkan ketika waktu santai. Game yang memiliki fitur Auto, bahkan dapat ditinggal untuk beberapa saat. Game yang sangat cocok dan patut dicoba terlebih untuk penikmat J-Pop. Visual game yang menggunakan gaya Anime, seperti kebanyakan RPG lainnya.

Berikut sedikit kelebihan dan kekurangan dari game yang dapat penulis sampaikan.

Kelebihan

Game ini sedikit unik dari game Turn Based lainnya, yaitu tidak ada sistem bergilir. Jadi para karakter dipertempuran itu bertarung secara bersama hingga salah satu dari tim kehabisan anggotanya.

Overall, game ini sangat bagus untuk penyuka Idle RPG dan ramah untuk Free Player.

Kekurangan

Karena tidak adanya sistem game yang membuat karakter menyerang secara bergiliran, hal ini menjadikan game ini dapat memperlambat device. Terlebih untuk User Mid-Range kebawah. Dikarenakan efek serangan yang ditimbulkan dari antar kedua tim saling beradu.

Tapi tenang, game ini sangat playable untuk user kentang sekalipun. Selagi player rutin membersihkan cache dan memeriksa daya baterai yang tersisa sebelum bermain.

Sekian Review Singkat Mobile Legends: Adventure. Bagaimana menurut kalian? Tertarik mencobanya?

Update informasi tentang game menarik lainnya hanya di Gamefinity.id.