Category Archives: Review Game

Review Bullet Angel : X Shot Mission M

GAMEFINITY.ID, Jakarta – Bertarung dalam tim dengan High Quality Battlefield yang dirancang sebagai game FPS Mobile Modern dan Stylish, Bullet Angel kini hadir dari Pengembang X Shot. Diluncurkan khusus server Asia Tenggara, game ini sekarang memiliki lebih dari 60 juta pemain terdaftar termasuk dengan versi PC.

Bullet Angel Mobile tidak hanya membuat ulang elemen klasik dari X Shot. Juga meneruskan mimpi heroik dan persahabatan dari 60 juta pemain terdaftar dari PC hingga Mobile, tim pengembangan juga merancang serangkaian map baru dan mode berkualitas tinggi yang akan hadir di masa mendatang.

Mengobati rasa nostalgia setelah sekian lama hilang dari peradapan esports di Indonesia, mari simak Review Bullet Angel : X Shot Mission M!

Gameplay (9.5/10)

Mengadopsi dari sistem X Shot, tentunya bagi para pemain lama sangat tidak asing dengan gameplay dari beberapa mode dalam Bullet Angel, dalam game berbasik FPS sendiri tentunya sangat mengandalkan strategi serta dibarengi dengan skill individual yg disiplin untuk mencapai target ranking tertinggi.

Di dalam game Bullet Angel, sistem ranked sendiri memiliki 2 mode yang hanya dapat dipertandingkan yaitu Bomb Mode dan Team Deadmatch.

1. Bomb Mode (9.0/10)

Dalam pertempuran Bomb Mode, untuk sebutan bagi team yang memasang Bomb di area A dan B adalah SLC. Sebaliknya bagi tim yang mencegah terjadinya pemasangan Bomb di area tersebut adalah CSG.

2. Team Deadmatch Mode (10/10)

Pertarungan antara tim dengan tim dengan membantai musuh dengan batas skor maupun waktu yang ditentukan secara maksimal. Tim yang telah mencapai target jumlah kill akan menjadi pemenang.

Kontrol (9.0/10)

Adaptasi antara penggunaan senjata sangat penting, dan juga mengetahui kecepatan dan damage peluru ya masuk supaya musuh dapat dibunuh dengan cepat. Penting pula mengatur beberapa settingan seperti gyro dan ads, serta sesuaikan sensivitas dengan kebutuhan dalam pola permainan sendiri.

Grafik (9.0/10)

Dengan tampilan Modern dan Stylish dipadukan dengan Unreal Engine 4, membuat grafik dari game ini sudah tidak bisa diragukan lagi. Tampilan ini sangat memanjakan mata anda dengan pilihan grafis maupun fps yang dapat mencapai kualitas ekstrim. Detail serta ornamen tambahan dari setiap map dan mode juga sangat memukau.

Adiktif (10/10)

Bullet Angel sendiri memberikan sebuah penghargaan kepada pemain yang berhasil setiap peringkatnya. Selain itu juga yang menjadi daya tarik tersendiri dari game ini adalah banyaknya pilihan mode maupun map, adapula dengan fitur Regen HP.

Kesimpulan

Mengadaptasi keseluruhan, Bullet Angel sukses membuat sebagian besar pemain X Shot kembali bergairah untuk bermain. Banyaknya Mode dan Map menjadikan game ini candu bagi sebagian besar pemainnya, dengan kontrol dan grafik yang dapat diubah sesuai kapasitas yang tentunya juga joget-joget dalam battlefield ini yang sangat digemari banyaknya pemain.

Cobalah bermain Bullet Angel karena game ini sangat cocok bagi kalian pemain game FPS Mobile dengan grafik serta fitur yang sangat unik. Sebagai pertimbangan setelah rilisnya Bullet Angel, keseluruhan penilaian pribadi adalah 9.5.

 

Review Frostpunk, Game yang Menguji Moral dan Hati Nurani

GAMEFINITY.ID, Salatiga Ketika kamu harus menjadi pemimpin dari sebuah peradaban manusia terakhir, apa yang akan kamu lakukan dalam menghadapi bencana musim dingin tiada akhir? Bagaimana caramu agar umat manusia tidak musnah dari muka bumi ini? Apakah dengan menjadi seorang pemimpin yang adil? Ataukah dengan menjadi sosok diktator?

Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut bisa kalian temukan di Frostpunk. Frostpunk adalah sebuah game strategy city building besutan 11 Bit Studio yang rilis pada tahun 2018. Namun berbeda dengan game city building biasa, Frostpunk mengkombinasi genre city building dengan bumbu survival dan society simulation. Disini kamu akan bermain sebagai pemimpin yang harus menuntun manusia bertahan dari musim dingin tiada akhir.

Frostpunk sendiri sukses menuai banyak pujian dari kalangan Gamers dan jurnalis. Bahkan Frostpunk juga berhasil menyabet berbagai penghargaan seperti Best Simulator Game oleh PCGamer.com.

Lalu seperti apa gameplay dan plot dari Frostpunk? Yuk langsung saja simak reviewnya.

Gameplay (9.5/10)

Frostpunk mengambil setting di tahun 1886 dimana letusan Gunung Krakatau dan Gunung Tambora menutupi sinar matahari dan menyebabkan musim dingin yang panjang. Untuk mengatasi ini, Kerajaan Inggris dan Amerika Serikat menciptakan kota dan generator di tambang-tambang batu bara agar manusia mampu bertahan dari kejamnya musim dingin. Disini pemain akan ditunjuk sebagai pemimpin atas kota dan generator tersebut.

Frostpunk menyajikan delapan scenario yang bisa dipilih. Dalam bermain setiap scenario, pemain akan dihadapkan dengan berbagai event. Di dalam event akan ada pilihan yang sangat menentukan ending dari scenario. Pilihan-pilihan yang diberikan kepada pemain akan terasa sangat dilematis, dan pemain akan merasa bahwa setiap pilihan adalah pilihan yang buruk. Disinilah nilai moral dan hati nurani pemain akan diuji habis-habisan.

Dalam memanajemen kota, banyak hal yang harus diperhitungkan. Seperti tingkat kepuasan penduduk dan pekerja, stok pangan, penelitian teknologi baru, dan lain-lain. Pemain harus cermat memaksimalkan kinerja para pekerja dalam mengumpulkan resource sekaligus memperhatikan tingkat kebahagiaan para pekerja. Apabila tingkat kebahagiaan pekerja rendah, maka para pekerja akan memberontak.

Secara keseluruhan, gameplay Frostpunk memang harus menuntut pemain memutar otak dalam bagaimana mengatur kota dan menentukan pilihan terbaik untuk umat manusia.

Kontrol (8.0/10)

Kontrol dan mekanik dari Frostpunk bisa dibilang cukup rumit dibandingkan game city building lainnya. Tingkat kesulitan dari game ini juga sangat sulit. Tak jarang dalam beberapa jam pemain sudah kehabisan resource dan mati. Namun mekanik yang rumit dan kesulitan yang tinggi bisa menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi pemain.

Grafik (8.5/10)

Grafik dari Frostpunk sendiri cukup baik. Beberapa aspek detail dari bangunan, penduduk dan environment sangat memukau. User Interface cukup simpel dan mudah dipahami. Hal ini sangat membantu mengingat mekanik Frostpunk sendiri sudah sangat rumit.

Adiktif (9.0/10)

Dengan tingkat kesulitan yang tinggi dan storyline yang seru, Frostpunk dapat membuat pemain betah bermain selama berjam-jam. Pemain akan dibuat kecanduan mencari ending yang berbeda-beda dalam tiap scenario. Mempelajari mekanik yang rumit sekaligus mencari cara mengatur resource secara efisien dan menjaga para pekerja senang juga menjadi daya tarik dari bermain Frostpunk.

Kesimpulan

Frostpunk menyajikan pengalaman bermain city building dalam level yang berbeda. Dengan plot dan storyline yang menegangkan, mekanik yang rumit dan grafik yang memukau menjadikan Frostpunk sebagai game city building yang lebih Hardcore dibandingkan game city building yang lain.

Atas berbagai pertimbangan tersebut penulis memberikan nilai 9.0 untuk Frostpunk. Jika kalian tertarik mencoba Frostpunk, kalian bisa bermain di platform PC lewat Steam atau di platform mobile yang akan rilis pada akhir tahun nanti.

Review Citampi Stories : Kisah Terlilit Hutang dengan Plot Cinta Ala Sinetron

GAMEFINITY.ID, Tanjung Balai Karimun – Bulan Ramadhan tahun ini kalian main game aja guys? PUBG? Free Fire? Mobile Legend?. Di tahun 2021 ini rata-rata orang lebih sering bermain game online dan juga konsol ataupun PC. Pernah kangen ga sih kalian sama game offline seperti yang kita mainkan beberapa tahun lalu sebelum game online di smartphone tenar?

Pada tahun 2019 Ikan Asin Production mengembangkan game dengan genre RPG di perangkat seluler, game ini bernama Citampi Stories : RPG Offline Cinta & Kehidupan, mengusung visual pixel layaknya game-game playstation 1, game ini memberikan pengalaman bermain seperti saat kita masih sd dan sering ke warnet. Citampi Stories ini hadir untuk perangkat android dan juga ios. Yuk langsung saja cek reviewnya ya guys.

Gameplay (7.5/10)

Seperti yang sudah penulis singgung diawal bahwa, game ini mengusung tema game retro pixel seperti game mario bros, harverst moon dan game jadul lainnya. Game yang dirilis pada tahun 2018 ini berkisah tentang seorang pria yang tinggal disebuah desa dan pergi merantau ke kota karena tidak ingin dijodohkan.

Diawal game kalian akan diperintahkan untuk mengisi nama, namun digame ini kalian tidak bisa mengkustom karakter kalian, untuk grafik yang diberikan juga sama seperti game pixel lainnya, tidak ada yang istimewa dari grafik yang disajikan, objektif dari game ini adalah, pemain akan mendapatkan tugas yaitu mencari uang untuk melunasi hutang kepada jurangan desa agar tidak dijodohkan, dengan tenggang waktu sekitar 10 minggu.

Didalam game ini tersedia banyak pekerjaan yang bisa kalian pilih untuk mendapatkan uang, ada lebih dari 10 macam pekerjaan yang dapat kalian coba didalam game ini. Dan untuk bisa bekerja, kalian harus memenuhi kriteria di setiap jobdesk nya, seperti fisik yang kuat, komunikasi yang baik dan kecerdasan dan juga seragam untuk bekerja.

Sama halnya seperti didunia nyata, didalam game ini setiap pekerjaan memiliki jam buka dan tutup, dan akan memangkas stamina karakter yang kalian mainkan, dan untuk gajipun berbeda-beda tiap pekerjaannya, ambil contoh pekerjaan sebagi tukang sapu, dimana kalian akan dibayar rp.10/jam dan akan memangkas sekitar 10% stamina milik kalian.

Kontrol (8/10)

Kontrol yang dimiliki oleh game Citampi Stories ini juga terbilang cukup simple, kalian bisa menggerakan karakter hanya dengan klik pada tempat yang ingin dituju, namun kalian juga bisa menggunakan analog yang akan muncul jika kalian menggerakan jari layaknya analog di game lainnya.

Karena konsep game ini adalah game retro, tentu saja developer tidak ingin mempersulit kontrol dan ini merupakan point plus dari sebuah game, dimana konsep yang diusung benar-benar all out.

Grafik (8/10)

Karena game ini mengusung tema retro dengan visual pixels 2 dimensi, grafik yang disajikan pun tidak bisa dibilang sangat bagus, atau bahkan jelek, grafik yang diberikan bisa dibilang seperti game pixel pada umumnya. Dengan pemilihan warna yang benar-benar membuat kalian akan bernostalgia dengan game jadul pada saat kecil.

Adiktif (9/10)

Meskipun game ini tidak mempunyai grafik yang wah seperti game AAA pada zaman saat ini, namun penulis tidak bisa pungkiri game ini benar-benar bisa membuat kecanduan, mungkin hal ini juga dikarenakan faktor nostalgia yang penulis rasakan saat bermain, tapi jalan cerita dan keseruan dalam mengumpulkan uang benar-benar membuat penulis bisa berlama-lama bermain game ini.

Game ini memang tidak seperti game Pubg ataupun mobile legend, yang memberikan grafis yang oke, dan keseruan bermain bersama teman, namun game ini bisa memberikan kesan nostalgia yang cukup kental dibalut dengan konsep yang Indonesia banget.

Kesimpulan

Kalian anak perantauan? datang dari desa dan pergi ke kota untuk mengadu nasib? game ini cocok sekali untuk kalian, konsep yang diusung benar-benar relate dengan yang terjadi di masyarakat umum, dimana banyak perjodohan terjadi dan memilih untuk pergi dari kampong demi mengadu nasib.

Game ini cocok buat kalian bernostalgia dan mengisi waktu luang, apalagi saat kalian kehabisan kuota, game ini pas sekali mengisi hari kalian yang kosong karena tidak bisa online medsos. Penulis memberikan skor untuk game ini 8.1 point.

Review Descenders, Bike Downhill Dengan Cita Rasa Aesthethic

GAMEFINITY.ID, Salatiga – Game bergenre Bike Downhill memang tidak sepopuler extreme sports game lainnya. Mungkin satu-satunya game Bike Downhill yang terlintas di pikiran yaitu Downhill Domination saja.

Namun tenang, jika kamu mencari game Bike Downhill dengan grafik yang memukau dan suasana yang jauh berbeda dengan Downhill Domination, Descenders mungkin menjadi pilihan terbaik buat kamu.

Descenders merupakan game asal Belanda yang dibuat oleh studio RageSquid dan dirilis oleh No More Robots. Game ini rilis pada 7 Mei 2019 dan menuai kritik positif dari berbagai reviewer.

Pada review kali ini penulis akan mengulik bagaimana Descenders menjadi salah satu game yang wajib kalian masukkan ke dalam wishlist Steam Summer Sale nanti. Tanpa basa-basi lagi langsung saja kita simak reviewnya, enjoy.

Gameplay (9.0/10)

Kebebasan bisa dibilang menjadi senjata utama dalam Descenders. Berbeda dengan extreme sports lainnya dimana kamu bersaing untuk merebut posisi pertama dalam balapan atau time trial, Descenders lebih mengutamakan kebebasan dalam bermain, survival dan extreme freestyle pada gameplaynya.

Di dalam setiap stage Descenders tujuan kamu hanyalah mencapai finish dengan selamat. Dalam menyelesaikan setiap stage, kamu bebas memilih bagaimana menyelesaikan stage yang disediakan. Tidak ada rute linear yang mengikat di setiap stage Descenders sehingga kamu bebas mengeksplorasi map yang luas dan memukau.

Setiap stage dalam Descenders tercipta secara random, sehingga setiap kali bermain kamu tidak akan menemukan rute atau layout yang sama. Sistem random generated map ini dapat membuatmu tidak akan merasa bosan.

Setelah kalian menyelesaikan berbagai macam stage, kalian akan menemukan “Boss Jump”. Di stage ini kalian harus menyelesaikan lompatan raksasa yang ekstrim dan sangat sulit. Apabila kalian berhasil menyelesaikan “Boss Jump”, kalian akan membuka World dengan tema yang baru.

Kontrol (8.0/10)

Mudah dipelajari, namun sulit dikuasai, itulah bagaimana RageSquid sendiri mendeskripsikan kontrol Descenders. Dan pernyataan tersebut memang benar adanya.

Kontrol Descenders memang cukup simpel dan mudah dipahami sehingga kamu dapat melakukan berbagai macam aksi freestyle dengan mudah. Namun di sisi lain, sangat sulit menguasai kontrol Descenders dalam stage dengan tingkat kesulitan tinggi. Butuh kelincahan dan presisi yang baik untuk dapat menguasai kontrol Descenders secara maksimal.

Grafik (8.5/10)

Salah satu poin plus dalam Descenders adalah grafik yang menakjubkan. RageSquid berhasil menyajikan grafik dan detail yang memukau ditengah map yang sangat luas.

Kamu dapat merasakan adrenalinmu terpacu ketika melaju pada kecepatan tinggi berkat motion graphic yang realistis.

Sayangnya, ketika kalian berganti dari kamera third-person ke first person, motion graphic yang realistis dapat membuat kalian merasa mual dan pusing ketika melaju di kecepatan tinggi atau saat melakukan freestyle.

Adiktif (9.5/10)

RageSquid berhasil menciptakan dua formula yang membuat Descenders menjadi game yang adiktif. Random generated map dan Soft-EDM Soundtrack

Berkat sistem random generated map, kamu dapat mengeksplorasi berbagai macam map yang berbeda satu sama lain. Mencoba berbagai macam freestyle di map yang berbeda tentunya menimbulkan rasa adiktif.

Ketika kamu bermain Descenders, kamu juga akan disuguhkan soundtrack bergenre Soft-EDM dari Liquicity yang sangat enak dan dapat membuatmu merasa sedikit rileks di game ekstrim ini. Tak jarang beberapa pemain kembali memainkan Descenders hanya untuk mendengarkan soundtracknya berulang-ulang kali.

Kesimpulan

RageSquid menyuguhkan sensasi Bike Downhill yang fresh dan berbeda pada Descenders. Gameplay yang bebas dan menantang, sistem random generated map yang adiktif dan grafik yang memukau menjadi resep kunci kesuksesan Descenders. Atas berbagai pertimbangan dari poin-poin tersebut, penulis memberikan rating 8.7 untuk Descenders.

Apabila kamu tertarik mencoba Descenders, game ini dibanderol dengan harga Rp. 120 ribu di platform Steam.

Review The Bonfire Forsaken Lands

GAMEFINITY.ID, Denpasar – Dua hari yang lalu saya membuat preview dari The Bonfire: Forsaken Lands, dan pada artikel ini saya akan melakukan review the bonfire forsaken lands

Bagi yang malas membaca atau tidak punya waktu untuk membaca

Dengan harga yang diberikan termasuk sangat murah (setidaknya di regional Indonesia) cukup layak dibeli, tapi ini game bugnya banyak, repetitive, optimalisasi tidak terlalu bagus. Penulis menilai game ini 5.5/10 (buruk).

Gameplay

Game ini bertipe RPG Survival, dimana kalian diharuskan untuk bertahan selama mungkin atau bisa dikatakan hingga kalian mengalahkan bos utamanya. Kalian disini akan memanajemen para pengembara untuk melakukan tugasnya masing-masing seperti ada yang untuk mencari kayu, jadi prajurit, penjaga, dan lain sebagainya. Di game ini juga kalian harus memanajemen bahan-bahan seperti kayu, besi, kulit, makanan untuk membangun bangunan, membuat alat-alat, dan tentu saja untuk makan para pekerja kalian.

Sejujurnya tidak ada yang spesial dari gameplaynya, termasuk biasa aja. Cuma, menerut penulis ada rasa kurang dari gameplaynya. Misal, kita tidak bisa sesuka hati memberikan istirahat/tidur ke pekerja yang kelelahan ataupun memberi makan sebanyak atau semau kita ke suatu pekerja, jadi di awal bermain akan sedikit kebingungan dalam memanajemen energi (istirahat dan makan) pekerja.

Disamping itu, saya menemukan celah digame ini. Dimana jika kalian beberapa menit sebelum pergantian jam malam dan siang kalian bisa mengganti pekerja siang kalian ke pekerja malam kalian dan tiba tiba energi langsung balik lagi (istirahat cukup, makan cukup). Sehingga kalian tidak perlu menunggu jam siang lagi agar energi pekerja kalian balik.

Grafis yang okay

Karena ini termasuk 2D Platformer sehingga saya rasa grafis dimilikinya termasuk cukup, dengan artstyle minimalist landscape (yang penulis suka) membuat nilai lebih dari game ini walaupun sebenarnya menurut penulis tidak ada yg mencirikhas dari artstyle game ini. Penulis tidak bisa bilang grafis dari game ini memukau, namun tidak bisa juga bilang jelek, Cukup lah.

Astaga, Ini Sound Design Gimana?

Jelek. Maaf, separah itukah? ya!. Yang paling tidak saya suka adalah antara volume secara overal kecil tiba-tiba saja suara teriakan gembira dari pekerja yang ketika telah mengalahkan monster terdengar sangat keras dan suara teriakannya pun kurang “kedalamannya” atau bisa dibilang terlalu “buatan” suranya, kurang natural seandainya saja ada tombol untuk mematikan suara teriakan ini sudah pasti suara ini penulis matikan!.

Lalu secara overal kualitas music background, sound effect sentuhan, kurang rapih menurut penulis. Yang paling buruk nya, tidak ada opsi in-game untuk memperbesar atau memperkecil suara entah itu sound effect sentuhan, background music, ataupun suara teriakan pekerja tersebut. Dengan artstyle yang dibawa dan genre yang dibawa, sudah pasti sound effect di game ini sangat penting, dan sayangnya eksekusi mereka kurang bagus, dan secara overal jelek.

Bug Disana dan Disini

Seandainya game ini masih early access munkin saya tidak akan menilai terlalu keras game ini dari segi bug dan kestabilannya. Tapi sayang tidak, penulis mencoba kontak salah satu developer untuk menanyakan apakah game ini masih di kembangkan atau tidak namun belum dijawab. Berikut list bug yang penulis temui:

  • Pertama, tombol kembali di submenu pekerja tidak bekerja, sejujurnya ini sangat menjengkelkan dikarenakan untuk balik ke submenu sebelumnya penulis harus ke menu lainnya (bukan sub menu).
  • Kedua, Tombol Mute (sound effect ataupun background music) tidak bekerja. Tombul mute ini berada di resume game.
  • Ketiga menu 30FPS dan 60FPS tidak bekerja juga, tetap saja di lock di 30FPS (setidaknya di Xiaomi Redmi Note 5 Pro).
  • Keempat, tulisan terkadang keluar dari area tombol dan terkadang menjadi sulit dibaca.
  • Kelima, bukan bug sebenarnya ini tapi optimalisasi game ini termasuk buruk. Karena apa yang ada di tampilkan di layar tidak sekompleks dari game lain, sebut saja PUBGM ataupun Alto’s Oddesey.

Yang membuat nilai yang saya berikan untuk game ini anjlok ya sebagian besar dikarenakan bug ini. Bahkan beberapa bug tersebut bisa dikatakan sangat menyebalkan dan mengganggu ketika bermain!.

Story?

Tidak terlalu layak untuk ditulis, bahkan bisa saja saya anggap tidak ada story di game ini dikarenakan terlalu biasa saja. Begini, Kalian datang ke suatu tanah tanpa penghuni, membuat koloni, lalu pergi kesuatu tempat (penulis tidak ingin spoiler ini), lawan bos, selesa.

Kesimpulan

Menurut saya game ini masih layak untuk dibeli dikarenakan harganya, dan game ini lebih cocok untuk dimainkan bagi yang punya waktu luang yang sedikit (sekitar 10 menit) dan mengisi waktu luang tersebut dengan bermain game mobile, maka game ini cocok bagi mereka.

Bagi mereka yang mengharapkan bermain game ini layaknya game survival yang propper dan cerita yang menarik, kalian agak kecewa disini. Dikarenakan terlalu repetitive ditambah bug yang ada yang membuat memperburuk keadaan. oh dan mode Hardcorenya merupakan sentuhan yang manis.

Review Outriders, Game Shooter dengan Plot Cerita Yang Mempesona

GAMEFINITY.ID, Tanjung Balai Karimun – Developer game asal Ibu Kota Polandia, Warsaw, yaitu People Can Fly kembali mengeluarkan debut game terbaru. Jika sebelumnya mereka ikut mengembangkan game franchise Gears Of War. Kali ini mereka mengembangkan game bertema Third Person Shooter dengan tema Sci-Fi di tahun 2021.

People Can Fly berhasil mengajak studio sekaligus penerbit yang sudah dikenal untuk game tema JRPG yaitu Square Enix untuk ikut mengembangkan game berjudul Outriders ini. Outriders ini dirilis pada 1 april lalu untuk platform PS4, PS5, Xbox One, Xbox Series X|S, Google Stadia, dan juga PC.

Akan tetapi ada beberapa masalah yang timbul saat perilisan pertama full versi dari game ini. Banyak pemain yang mengeluhkan tentang server dan koneksi yang sering terputus dengan sendirinya. Pihak People Can Fly akhirnya menutup server Outriders untuk sementara, sayangnya tidak ada konfirmasi dari pihak pengembang tentang masalah ini.

Terlepas dari semua problematika yang ada di awal perilisan game ini, kita akan mengulik semua yang ada didalam game ini, untuk kalian yang tertarik memainkan game Outriders ini, kalian wajib sekali untuk membaca review yang sudah penulis buat, enjoy.

Sinopsis

Game Outriders ini berlatar di sebuah planet bernama Enoch, yang menceritakan tentang perjalanan dari sekelompok orang yang ada di planet ini. Di perjalanan, mereka menemukan banyak sekali manusia yang sudah bermutasi menjadi makhluk mengerikan yang mempunyai kemampuan supernatural. Para makhluk hasil mutasi ini bernama Altered, yang pada akhirnya memicu konflik di antara para manusia disana.

Gameplay (9.5/10)

Karena game ini mengusung tema Third Person Shooter yang mana tidak hanya fokus kepada genrenya saja, melainkan menitik beratkan alur cerita yang sangat menarik, game ini dapat kalian mainkan secara Solo ataupun Multiplayer. Jika kalian memainkan mode multiplayer, kalian dapat membawa tiga pemain lagi untuk bekerja sama.

Pada awal permainan, para pemain akan diminta untuk membuat karakter mereka sendiri, mulai dari memilih jenis kelamin, warna rambut, aksesoris, mata, dan juga warna kulit. Game ini menggunakan basic linear dan bukan open world, satu konsep yang dibawa oleh game ini adalah Looter-Shooter. Konsep ini juga dipakai oleh game shooter lainnya.

Outriders akan membawa kalian untuk menembaki musuh yang ada, dan juga melakukan looting pada musuh yang berhasil dikalahkan. Mekanisme game ini hampir sama seperti yang ada di Gears Of War, ya mengingat developer kedua game ini satu developer yang sama.

Nantinya, kalian akan difasilitasi oleh 3 slot tempat untuk senjata, yang bisa berganti dengan cepat, Dengan kontrol untuk berganti senjata yang mudah pula.  Dikarenakan musuh AI tidak diam, menjadikan kalian harus bisa lebih aktif bergerak dari pada musuh.

Satu hal yang membuat penulis sangat mengapresiasi developer dalam pengembangan gameplay game ini adalah, musuh AI yang dirancang dengan sangat unik, berbeda dengan game lain.

Musuh AI ini deprogram untuk menyesuaikan skill dengan pemainnya, jadi jika kalian semakin jago, musuh AI akan berkembang sesuai dengan skill yang kalian miliki, dan tentunya, item akan semakin sulit untuk ditemukan. Hal ini sangat menarik karena skill permainan akan terus berkembang dan pemain tidak akan cepat bosan.

Kontrol (9/10)

Game satu ini memang benar-benar bisa membuat para pemain sangat nyaman dengan kontrol gamenya. Fitur kontrol game yang sangat mudah, membuat game ini benar-benar memanjakan para pemainnya.

Mungkin karena gameplay yang memerlukan kelincahan pemain, oleh sebab itu developer juga memfokuskan untuk kontrol game yang lebih baik lagi, terutama kontrol dalam pergantian senjata yang sudah penulis bahas di atas.

Grafik (9.5/10)

Unreal Engine 4 benar-benar tidak bisa diremehkan, kualitas visual yang diberikan oleh Outriders sangat memukau dan patut untuk diapresiasi. Segi tekstur karakter sangat terlihat nyata sekali, sedikit saran untuk kalian, kalian bisa mencoba memainkan game ini dengan TV/Monitor yang beresolusi 4K, agar kalian dapat merasakan kualitas grafik dari game ini.

Grafik yang bagus ini dipadu dengan efek-efek gore yang cukup sadis namun memukau mata, sangat direkomendasikan sekali untuk kalian mencoba game ini, untuk yang tidak suka gore jangan dicoba ya.

Adiktif (9/10)

Tentu saja penulis berani menyatakan bahwa game ini sangat bisa membuat kalian kecanduan, kalian akan dimanjakan oleh grafik, efek, kontrol dan suara di dalam game yang benar-benar memukau. People Can Fly benar-benar memberikan pengalaman terbaik dalam game JRPG.

Apalagi jalan cerita yang penuh dengan plot-plot menarik untuk diikuti, jadi selain kita dimanjakan dengan gameplay yang menarik, kita juga akan dimanjakan dengan alur cerita yang akan membuat kita penasaran dengan akhir dari perjalanan mereka.

Kesimpulan

Walaupun game ini mempunyai kendala server diawal perilisannya, Outriders tetap memberikan pengalaman terbaik untuk para pemain. Untuk game genre Shooter Outriders sudah bisa dibilang menjadi yang terbaik untuk dimainkan.

Hanya satu hal saja yang disayangkan dari game ini, konsep linear yang diusung oleh game ini, membuat pemain tidak bebas untuk menembak, jika game ini mengusung konsep open world, game ini benar-benar menjadi game terbaik tahun ini. Sangat penulis rekomendasikan untuk kalian mencoba game ini, penulis memberi rating 9.2 untuk game Outriders ini.