Category Archives: Review Game

Review : Lokapala, Moba Lokal Rasa Internasional

GAMEFINITY.ID, Tanjung Balai Karimun – Mungkin sebagian dari kalian sudah mengetahui tentang game satu ini, ya game MOBA yang dikembangkan oleh developer game asal Indonesia Anantarupa Studios ini, bernama Lokapala : Saga of The Six Realms, game satu ini mengusung tema yang sama seperti game Moba pada umumnya, namun tentunya dengan kultur yang Indonesia banget.

Memulai debut dengan merilis tahap beta pada 20 Mei tahun lalu, game Lokapala ini memberikan warna baru pada industri game MOBA, Lokapala berhasil membawa budaya Indonesia kedalam game dengan menghadirkan karakter yang berdasarkan pada mitos dan budaya yang berkembang di Nusantara.

Sejak awal perilisan tahap betanya, game ini terus mendapatkan update-update yang tentunya semakin baik, lalu apa saja yang berkembang dari game ini setelah kurang lebih 1 tahun rilis di pasar game global? Gamefinity sudah membuat ulasannya, langsung simak saja, enjoy!

Fitur (9/10)  

Untuk game dengan tema MOBA, Lokapala ini sudah mempunyai fitur yang terbilang cukup lengkap. Hal ini membuktikan bahwa game satu ini di develop dengan sangat baik oleh Anantarupa. Untuk bahasa yang bisa dipilih, saat ini baru hanya tersedia dua bahasa yang dapat digunakan, yaitu bahasa Indonesia dan juga bahasa inggris.

Kita akan sedikit lebih dalam lagi membahas tentang fitur yang ada didalam game Lokapala ini,

  1. Lobby

Sama seperti MOBA lainnya, disaat kita login pertama kali di game ini, kita akan diberikan beberapa Ksatriya (hero) gratis. Disini penulis mendapatkan Ksatriya bernama Sena dan juga Jinno, kemungkinan besar ksatriya yang diberikan untuk semua pemain baru akan sama saja.

Ksatriya Gratis | Sena
Ksatriya Gratis | Jinno

Tampilan lobby dari game Lokapala ini bisa dibilang 98% sama seperti game MOBA lain, seperti Mobile Legend/AOV, dan menurut penulis menu yang ada pada halaman lobby sudah cukup lengkap ya, mulai dari menu untuk ke profiles pemain, menu untuk ke shop, skill, inventori dan juga event yang ada.

Lobby In Game

Dan tentunya tampilan pada lobby ini tidak membuat para pemain pusing dengan interface yang ada, penempatan menu yang tidak acak-acakan dan rapi benar-benar membuat pemain merasa nyaman dan tidak kebingungan untuk mencari menu yang diinginkan. Karena ada beberapa kasus game MOBA yang tidak memperhatikan tentang hal ini, hanya karna ingin memberikan segudang fitur sampai melupakan kenyamanan pemain. Dan Lokapala berhasil menghandle hal ini dengan baik.

  1. Pengaturan

Di menu pengaturan ini sendiri terdapat beberapa menu seperti pengaturan kontrol, grafik suara dan juga untuk mengulang video tutorial yang ada. tersedia menu untuk mengatur shadow, kualitas grafik, kecepatan jaringan, bahasa, suara dalam in game dan juga untuk bind dan unbind akun kalian.

Menu Setting

Dan di menu profil yang ada di kiri atas pada halaman lobby, terdapat beberapa menu lagi seperti, tinjauan untuk mengganti avatar, nama dan pencapaian kita didalam game. Dan di Lokapala ini juga mengenal sistem Merit seperti Moba pada umumnya, namun di game ini disebut sebagai Karma, wah nama yang Indonesia sekali ya.

Karma
  1. Ksatriya, Gerai, dan Yantra

Ada sekitar 25 Ksatriya/Hero yang ada didalam game Lokapala ini, dan cukup disayangkan, dari 25 hero ini ada banyak Ksatriya asal Indonesia yang tidak dimasukan untuk perilisan awal, dari 25 ksatriya, penulis hanya melihat tiga ksatriya yang mempunyai desain karakter yang Indonesia banget, yaitu Guning (Fighter), Nio ( Marksman), dan H’rtal(Mage).

Para karakter Ksatriya ini dikisahkan berasal dari 6 loka yang berbeda yang tergabung dalam satu Lokapala, yaitu Narakaloka, Pretaloka, Tiraccanaloka, Manusyaloka, Asuraloka, dan Svargaloka.

Ksatriya Nio
Ksatriya H’rtal
Ksatriya Guning

Skin didalam game ini pun masih terbatas,, dari 25 ksatriya, baru terdapat sekitar 13 skin saja dari 13 skin ini terbagi lagi dalam 3 macam skin, yaitu skin Seatma, Dvanda, New Year Special dan juga Back To School. Satu hal yang cukup unik dari game ini adalah, ada fitur untuk pemain dapat menyewa skin yang ada, untuk dapat menyewa skin tersebut para pemain diharuskan membayar dengan item bernama Citrine

Penyewaan Skin di Lokapala
Skin Back To School Ksatriya Sena
Skin New Year Special Ksatriya Haya
Skin Dvanda Ksatriya Sabara
Skin Seatma Ksatriya Sena

Lokapala juga mempunyai fitur untuk melakukan Build Item untuk para player sama seperti halnya game MOBA pada umumnya, di Lokapala fitur ini disebut dengan nama Yantra, ada berbagai macam atribut dan item yang bisa kalian buat secara kreatif untuk menunjang gameplay kalian.

Yantra
  1. Event, Misi Harian

Untuk di Event sendiri, pihak anantarupa nampaknya cukup rajin untuk menghadirkan event, hampir setiap bulan selalu ada event yang berlangsung didalam game Lokapala ini, dan untuk misi hariannya, terbilang cukup mudah untuk di selesaikan.

Misi Harian
Event di Lokapala
Event di Lokapala
  1. Tingkatan Peringkat Pemain

Sama halnya seperti game kompetitif pada umumnya, di game Lokapala ini juga terdapat sistem Ranked, ada sekitar 7 peringkat yang bisa pemain capai dengan cara meningkatkan point dalam permainan ranked, 7 peringkat ini mempunyai nama yang sepertinya menggunakan bahasa Sansekerta yaitu, Ardarathi, Rathi, Ekarathi, Arirathi, Maharathi, Atimaharati dan yang paling tinggi adalah Mahamaharathi.

Tingkatan Rank di Lokapala
Tingkatan Rank di Lokapala
Tingkatan Rank di Lokapala

Gameplay (8/10)

Halaman Login Lokapala

Untuk gameplay, kenapa penulis hanya memberikan nilai 8, karena menurut penulis tidak ada yang istimewa dari gameplay game Lokapala ini, semua element dan fitur didalam gameplay sama seperti game MOBA lainnya, yang membedakan hanya item dan buff yang ada didalam nya saja.

Untuk objektifnya tentunya sama seperti game MOBA lainnya, yaitu menghancurkan Turrent utama milik musuh. Yang cukup menganggu mata menurut penulis adalah, objek yang digunakan untuk bersembunyi adalah jamur, jika pada umumnya kita melihat objek tersebut adalah rumput tinggi, di game Lokapala ini menggunakan jamur.

Hal ini tentunya agak aneh untuk pemain yang sudah pernah memainkan MOBA lain seperti Mobile Legend. Penulis tidak tahu apa tujuan dari pihak developer memilih untuk menggunakan Jamur sebagai objek untuk bersembunyi ini, mungkin sebagai bentuk bahwa Lokapala ini “Berbeda” dari MOBA lain.

Grafik (7/10)

Dari awal perilisan beta game Lokapala ini, satu hal yang belum di perbaiki oleh developer adalah animasi dari karakter yang digunakan oleh para player, grafik 3D yang terkesan kaku dan model karakter yang kurang realistis membuat penulis memberikan nilai 7 untuk grafiknya.

Penggunaan warna untuk Map didalam game pun terlalu kaku dan objek seperti batu, rumput kecil dll, terkesan tidak menyatu dengan map itu sendiri. Untuk grafik ini penulis maklumi karena game ini masih baru, dan perlu pengembangan lebih lanjut dari pihak Developernya sendiri. Apresiasi yang sangat tinggi dari penulis untuk developer game Lokapala ini.

Kontrol (8/10)

In Game Lokapala

Lanjut ke bagian kontroling dalam game, menurut penulis kontrol yang dimiliki oleh game ini sudah sangat baik ya, analog dan tombol untuk melakukan Attacking cukup responsif, dan gerakan dari karakter yang ada juga tidak terasa terbatas.

Untuk peletakan shop untuk membeli item dalam game pun hampir sama seperti MOBA lainnya, yang cukup menggangu adalah delay yang terdapat didalam in game saat pemain mengeluarkan skill, awalnya penulis kira jaringan lemot yang menyebabkan hal ini, tapi ternyata delay ini sudah terjadi sejak awal peluncuran beta dari game ini.

Delay ini benar-benar mengganggu, karena setiap mengeluarkan skill, sering sekali skill yang dikeluarkan tidak mengenai musuh yang ada, padahal sudah di arahkan tepat ke arah musuh yang ada.

Adiktif (6/10)

Dari semua fitur, gameplay, grafik dan juga kontrol yang disajikan oleh Lokapala ini, game ini membuat penulis kurang bisa mendapatkan feel bermain di game ini, terutama untuk delay yang benar-benar menggangu jalannya permainan.

Hal ini benar-benar membuat game Lokapala ini menjadi game yang kurang cocok untuk dimainkan terus menerus, fitur yang diberikan memang sudah sangat nyaman untuk para pemain, namun gameplay dan kontrol yang kurang, tentunya membuat pemain enggan untuk bermain game ini terus menerus. Oleh sebab itu penulis memberikan nilai 6 untuk adiktifnya.

Namun, apabila developer memperbaiki permasalahan delay skill didalam in game dan kita melupakan soal delay tadi, penulis memberikan nilai 9 untuk game ini, dan karena kalian akan mendapatkan feel Indonesia yang kental didalam game ini, ditambah lagi dengan soundtrack yang benar-benar mendeskripsikan Indonesia sekali. Dan penulis sangat merekomendasikan game ini untuk masuk di game yang layak kalian mainkan untuk menemani ngabuburit kalian.

Kesimpulan

Keputusan Anantarupa untuk mengembangkan game ini merupakan keputusan yang tepat, game ini memberikan warna baru untuk perkembangan game saat ini, khususnya di Indonesia, semua fitur yang mengusung tema Indonesia ini benar-benar menjadikan nama Indonesia bisa dikenal oleh industri dan gamers dunia.

Ada harapan penulis untuk game ini dapat semakin berkembang, perbaikan server dan masalah yang terdapat didalam game bisa diatasi benar-benar ditunggu oleh para player setia game MOBA. Dan dari semua ulasan yang ada, penulis memberikan nilai 7.6 untuk game Lokapala : Saga of The Six Realms. Semoga kedepannya Pasar game Indonesia semakin berkembang lagi, dan nama Indonesia lebih harum lagi di dunia game internasional.

Review Before Your Eyes : Main Game Dengan Cara Berkedip

GAMEFINITY.ID, Tanjung Balai Karimun – Jika menurut kalian, game bernama Scream Go sudah cukup aneh karena kalian harus bersuara untuk bisa menjalankan karakter didalam game, kalian salah, ada satu lagi game dengan sistem control yang bisa dibilang aneh namun seru untuk dicoba.

Ya, nama game ini adalah Before Your Eyes, game ini merupakan salah satu game interatif yang mengharuskan kalian mengedipkan mata untuk dapat memainkan game ini, terdengar cukup aneh ya, tapi itulah yang dipikirkan oleh GoodByeWorld Games selaku pengembang dari game unik ini.

Gameplay (7/10)

Game ini cocok untuk kalian yang mencari keunikan atau ingin sekedar mencoba hal baru, di dalam game Before Your Eyes ini kalian akan berperan sebagai Benjamin Brynn yang sedang berada didunia setelah kematian, dan pada saat awal bermain kalian akan dituntun oleh seorang manusia serigala bernama Ferryman dan akan dibawa menuju sebuah menara besar.

Setelah sampai di menara, Brynn ini akan diminta untuk menceritakan tentang kehidupannya, lalu kalian akan diberikan ingatan masa lalu Brynn, dan disaat kalian berkedip kalian akan langsung dipindahkan ke ingatan yang berikutnya.

Karena game ini bertema interaktif, tentunya setiap keputusan yang kalian ambil didalam game akan berpengaruh dengan jalan ceritanya nanti. Untuk grafis dari game ini sendiri terbilang cukup bagus di tahun 2021, yang mana untuk desain karakternya sendiri sedikit abstrak dan lumayan unik.

Game ini tidak cocok untuk kalian para gamers yang mencari game dengan jalan cerita yang kompleks ataupun grafik yang ciamik. Namun jika kalian adalah penikmat hal baru, game ini sangat cocok sekali buat kalian coba.

Kontrol (7/10)

Seperti yang penulis ungkapkan diatas, bahwa game ini cocok untuk kalian yang menyukai hal baru, dan tidak cocok untuk kalian yang benar-benar ingin merasakan masuk kedalam game melalui kontrol game yang nyaman. Pada saat penulis mencoba game ini, yang penulis rasakan pertama kali adalah, susahnya untuk beradaptasi dengan kontrol yang ada. Karena jelas, di game ini kita disarankan untuk bermain dengan mengedipkan mata.

Sebenarnya, kita bisa bermain dengan menggunakan mouse, akan tetapi kesan menarik dari game ini tentunya akan hilang dong. Pada saat awal memainkan game ini, kita diharuskan untuk mengkalibrasi wajah dan mata kita pada webcam, untuk awalnya memang cukup sulit dilakukan, namun setelah beberapa lama, masalah kedipan mata tidak terdeteksi bisa diatasi.

Yang membuat penulis memberikan nilai 7 untuk kontrolnya karena apresiasi penulis untuk developer dalam membuat game unik seperti ini, namun penulis benar-benar sangat kesulitan dalam bermain, karena penulis mempunyai sedikit masalah dengan mata, yang mengharuskan penulis untuk sering berkedip, dan hal ini benar-benar menyulitkan sekali.

Karena penulis harus menutup webcam setiap ingin berkedip untuk menormalkan kondisi mata. Dan juga sering sekali cerita penting penulis lewatkan karna tidak sengaja berkedip.

Adiktif (5/10)

Before Your Eyes bisa dibilang kurang cocok untuk dimainkan secara terus menerus, dikarenakan sistem kontroling game yang menggunakan mata tentunya akan membuat mata lebih cepat kelelahan. Dan juga game ini lebih cocok dimainkan untuk “sekali jalan”, dalam artian game ini tidak cocok untuk dimainkan secara berulang, kecuali jika kalian sudah terlalu gabut ya.

Karena keunikan game ini hanya berada pada cara memainkannya, dan penulis tidak melihat adanya keunikan lain, penulis kurang menikmati game ini untuk kedua kalinya.

Kesimpulan

Before Your Eyes memang memberikan pengalaman baru dalam dunia game, dan keberanian pihak GoodByeWorld Games dalam membuat game seperti ini sangat patut diapresiasi, namun sayangnya keistimewaan dari game ini hanya terletak pada kontrol permainan yang “fresh” di dunia gaming. Penulis tidak melihat adanya keistimewaan lain dalam game ini.

Grafis yang biasa saja, alur cerita yang juga biasa saja membuat game ini hanya manis di awal saja, namun game ini tetap penulis rekomendasikan untuk kalian coba, karena kalian akan mendapatkan pengalaman baru dalam bermain game pc. Disini penulis memberikan rating 6.5 untuk game Before Your Eyes ini.

Review Final Fantasy VIII Remastered Mobile, JRPG Klasik Terbaru Dalam Genggaman Ponsel Anda

GAMEFINITY.ID, Jakarta – Baru-baru ini, Square Enix mengejutkan para fans dengan meluncurkan Final Fantasy VIII Remastered di pasar mobile secara tiba-tiba. Pasalnya, Final Fantasy VIII sempat mengalami isu kehilangan source code program yang membuatnya tidak lanjut untuk diproduksi. Selain itu, sangat disayangkan bahwa sebelumnya instalasi seri utama ke-8 ini terlewatkan untuk mendapatkan portnya di pasar mobile.

Syukurnya, isu tersebut berlalu ketika Square Enix secara resmi meluncurkan versi remasterednya di platform konsol dan PC pada tanggal 3 September 2019 lalu. Hingga akhirnya kini, Final Fantasy VIII Remastered resmi meluncur pada platform mobile dengan harga $20.99 atau sekitar 350 ribu rupiah. Lalu apakah port ini layak untuk anda beli? Silahkan simak pembahasan berikut.

Gameplay (9/10)

Sama seperti judul Final Fantasy lawas lainnya, Final Fantasy VIII Remastered merupakan game RPG dengan ATB Battle System yang menantang. Anda tetap bisa memilih system ATB antara wait maupun active mode.

Dalam Final Fantasy VIII, anda tidak perlu grinding untuk menguatkan party anda. Sebaliknya, justru semakin tinggi level party anda, maka musuh akan menyeimbangi level party dan menjadi semakin sulit. Disamping hal tersebut, game ini menyediakan sistem junction yang akan membantu memperkuat stats party anda dengan bantuan Guardian Force (GF) dan magic.

Disisi lain, adanya sistem drawing yang berfungsi untuk mengekstraksi magic ketika anda sedang bertarung. Dengan adanya sistem ini, anda tidak perlu menggunakan MP, melainkan anda perlu menyimpan maupun melempar magic dari hasil ekstraksi lawan. Tiap lawan memiliki magic berbeda-beda yang dapat diektraksi, jadi pastikan anda selalu mengecek magic yang tersedia pada lawan.

Gameplay dari Final Fantasy VIII memang rumit dan kompleks, namun hal tersebut yang membuatnya seru dan spesial. Anda bisa menjadi sangat overpowered maupun tersiksa oleh sistem ini, tergantung bagaimana cara bermain anda. Bisa dibilang, game ini sukses dalam menyuguhkan pengalaman bermain yang berkesan dan memorable.

Grafik (8/10)

Pada versi remastered kali ini, tidak terlalu banyak perubahan dan masih tertinggal zaman apabila dibanding grafis pada game sekarang sehingga anda perlu menurunkan ekspektasi anda. Walaupun demikian, game ini masih nyaman dipandang mata, apalagi dipoles dengan upgrade remastered.

Beberapa perubahan grafis pada game ini diantaranya adalah adanya anti-aliasing, depth of view, dan juga remodel pada beberapa karakter. Sayangnya, pada versi mobile tidak tersedia pengaturan grafis, sehingga anda hanya mampu menggunakan aturan tertinggi secara default.

Soundtrack (9/10)

https://m.youtube.com/watch?v=PAQqxUsXWqQ

Seperti musik yang digarap Nobuo Uematsu lainnya, Final Fantasy VIII tetap menawarkan kualitas soundtrack yang tak kalah berkualitas dibanding judul Final Fantasy lainnya. Setiap musik baik tema utama maupun background music tentu siap mempermainkan emosi anda.

Beragam soundtrack akan sangat mudah untuk diingat ketika anda bermain game ini. Beberapa soundtrack terkenal dari seri ini diantaranya adalah Eyes on Me, Liberi Fatali, Balamb Garden, dan Julia.

Kontrol (7/10)

Secara garis besar, kontrol port ini berasa tidak terlalu nyaman, namun standar saja. Jika anda pernah menggunakan emulator pada device mobile, maka kurang lebih feel yang anda dapatkan sama seperti menggunakannya.

Port ini menyediakan 2 jenis movement pad yaitu 8-directional pad dan juga analog pad. Disisi lain untuk tombol interaksi tersedia 4 tombol dengan fitur umum seperti konfirmasi, kembali, menu, dan interaksi spesial. Sementara untuk tombol left dan right tersedia pada pojok atas layar. Menariknya, anda juga bisa mengatur opacity dan saturasi virtual controller in-gamenya.

Kemudian kabar baiknya, Square Enix mengatakan bahwa port ini akan mendapatkan fitur controller tambahan pada update mendatang. Hal tersebut akan jauh lebih memudahkan kontrol pemain dibanding harus menyentuh virtual controller yang tersedia di layar.

Adiktif (8/10)

Final Fantasy memiliki gameplay fenomenal yang bisa membuat ketagihan, terutama bagi anda yang menyukai RPG dengan combat turn-based. Disisi lain, anda pun akan dimanjakan dengan storyline yang membuat anda penasaran dan soundtrack yang emosional.

Satu hal lagi, game ini juga memiliki mini game terbaik dari seluruh franchise Final Fantasy, yaitu Triple Triad. Triple Triad merupakan mini game dimana anda mengajak NPC untuk bermain kartu. Dengan adanya mini game ini, anda bisa mengumpulkan rare cards dan mengubahnya menjadi item yang akan membantu progres anda selama bermain.

Kesimpulan

Hadirnya Final Fantasy VIII Remastered pada platform mobile merupakan hal yang sangat ditunggu-tunggu oleh para fans dan pecinta JRPG. Gameplay, storyline, dan soundtrack yang spesial membuat Final Fantasy VIII tetap menjadi salah satu game RPG terbaik dengan mekanisme yang unik dan storyline yang patut untuk diikuti.

Saya sangat merekomendasikan game ini bagi anda pecinta RPG yang membutuhkan mobilitas tinggi. Akhir kata, penulis memberi skor 8.5 untuk port Final Fantasy VIII Remastered kali ini.

Review Map Airship Among Us, Jauh Lebih Seru!

GAMEFINITY.ID, Jakarta – Setelah kita menunggu sejak pengumuman map terbaru Among Us di The Games Awards 2020, akhirnya update map The Airship telah tiba. Update Map The Airship kali ini merupakan major update pertama bagi Among Us dan para fans sangat antusias dalam menyambut update besar-besaran ini.

Dalam update The Airship ini, InnerSloth menambahkan berbagai macam fitur baru yang tentunya memberikan pengalaman yang lebih seru dalam bermain Among Us. Mulai dari animasi yang lebih lembut, grafik yang lebih rapi, dan tentunya, map keempat yaitu The Airship.

Lalu apa saja fitur baru dalam map The Airship kali ini? Yuk kita simak.

Map Yang Lebih Luas

Map The Airship merupakan map yang terbesar dalam game Among Us. The Airship memiliki total 20 lokasi yang jauh lebih besar dan luas dibandingkan map lainnya seperti Polus, yang hanya memiliki 14 lokasi.

Luasnya map The Airship memberikan tantangan yang lebih karena Impostor akan lebih leluasa dalam membunuh  tanpa terdeteksi pemain lain. Sehingga para Crewmates harus lebih siap siaga ketika sedang mengerjakan tasks.

Meskipun luas, lokasi-lokasi yang ada pada map The Airship ternyata cukup mudah untuk diingat. Desain yang unik pada setiap lokasi membuat para pemain lebih mudah untuk mengingat lokasi.

Desain The Airship sendiri terinspirasi dari game Henry Stickmin : Infiltrating the Airship. Selain desain map, beberapa kosmetik yang terinspirasi dari game Henry Stickmin juga ditambahkan ke dalam game.

Task yang Lebih Banyak dan Lebih Sulit

Jumlah lokasi yang banyak tentunya diiring juga dengan task yang lebih banyak pula. Total ada 23 task yang dapat kalian kerjakan pada map The Airship ini. Di dalam 23 task tersebut terdapat task baru seperti membuat hamburger, mendandani manequin, rewind tapes, dan lain-lain. Task-task baru ini juga cukup sulit dan menghabiskan waktu lebih dibandingkan task-task yang lama.

Memilih Lokasi Spawn

Salah satu fitur terbaru dalam map The Airship adalah pemain dapat memilih lokasi spawn setelah Emergency Meeting. Jika sebelumnya pemain akan respawn di lokasi tombol Emergency Meeting berada, kini pemain bisa respawn di beberapa lokasi yang disediakan. Fitur ini ditambahkan untuk memudahkan pemain dalam mengeksplorasi map mengingat map The Airship yang sangat luas.

Itu tadi fitur-fitur baru yang ada dalam Map The Airship. Bagaimana, apakah kalian tertarik untuk mencoba?

Review Crash Bandicoot: On the Run, Berlari dengan Tujuan Lebih Menyenangkan

GAMEFINITY.ID, Jakarta – Tahun ini menandakan 25 tahun eksistensi Crash Bandicoot sebagai game. Bertepatan dengan itu, King merilis Crash Bandicoot: On the Run untuk iOS dan Android. Sang developer itu sendiri mengklaim game ini sebagai game paling “Crash” yang pernah ada.

Crash Bandicoot: On the Run telah dirilis mulai Kamis (25/3/2021). Thomas Rizal dari GAMEFINITY telah menjajal game ini dengan memainkan beberapa level awal dan menjelajahi beberapa mode dalam game. Seperti apa keseruannya? Simak pembahasannya berikut.

Gameplay (10/10)

Crash Bandicoot: On the Run merupakan game mobile runner yang menampilkan sang ikon marsupial, Crash Bandicoot dan Coco Bandicoot berlari menghindari rintangan sepanjang level, untuk menggagalkan rencana jahat Dr. Neo Cortex menguasai semua dimensi. Satu hal yang ditekankan King, game ini bukanlah “endless runner”, melainkan “runner”.

Ini berarti Crash atau Coco tidak hanya berlari tanpa tujuan ketika memasuki suatu level, melainkan memang perlu menjalankan sejumlah misi dan menyelesaikan tantangan hingga mencapai garis finish (dalam hal ini, warped room). Justru berlari dengan tujuanlah yang membuat game ini lebih menyenangkan, daripada sekadar berlari dengan kecepatan yang akan terus bertambah guna meraih skor maksimal semata.

Crash Bandicoot: On the Run! (zal)

Game ini mengembalikan beberapa elemen klasik seperti wumpa fruit, crate, TNT crate, nitro crate, wumpa fruit, hingga beberapa musuh legendaris seperti Neo Cortex, N. Brio, Dingodile, dan lainnya. Beberapa desain level juga diadaptasi dari level ikonik game, seperti Boulder Dash, Turtle Woods, Lost City, Temple Ruins, dan the Lab.

Bagi yang sudah 25 tahun setia memainkan game Crash Bandicoot, rasanya akan langsung familiar dengan mekanisme dari game. Seperti game runner pada umumnya, pemain akan terus berlari secara otomatis hingga mencapai tujuan akhir dari level, yakni mengalahkan minion dan para bos dengan melemparkan item-item khusus (serum, bomb, raygun, bazooka). Setelah berhasil menyelesaikan level, pemain akan mendapatkan power gems.

Apabila pemain menabrak dinding atau musuh, atau meledak karena tertabrak nitro/TNT crate, maka pemain gagal menyelesaikan level dan harus mengulang level, atau bisa melanjutkan lari dari checkpoint terdekat.

Crash Bandicoot: On the Run! (zal)

Pemain bisa mengambil Aku-Aku mask, dengan tiga mask akan membuat pemain bisa mengakses invincibility selama waktu tertentu (pelarian tetap berhenti apabila menabrak dinding).

Untuk bisa mengakses level dan mengalahkan musuh di Battle Run, pemain perlu meracik item tertentu di Lab. Bahan-bahan untuk meracik item seperti nitric funguses, chill berries dan sebagainya dapat dikumpulkan dalam mode Collection Run, yang masing-masing level menyediakan bahan-bahan tertentu yang berbeda dan tersimpan datam crate berisi sumber daya. Sejumlah item juga bisa didapatkan secara gratis di vending machine, dengan menonton iklan, atau dengan membelinya dengan Crystal.

Selain Battle Run dan Collection Run, pemain juga bisa memainkan Challenge, dimana pemain harus menyelesaikan level tanpa checkpoint untuk mendapatkan colored gems atau Crystal (Gem Run), atau memecahkan semua kotak untuk mendapatkan item khusus (Challenge Run). Mode lainnya ialah Time Trial yang mekanismenya sama seperti game original, dimana pemain harus mencetak waktu tercepat untuk mengoleksi relic (safir, emas, platinum), dengan bantuan time crate yang bisa dipecahkan untuk menghentikan waktu sementara (hingga tiga detik).

Pemain juga bisa memainkan Survival Run, dimana pemain bisa berlari bersama pemain-pemain lainnya secara bersamaan. Mode terbaru ini menjadi keunikan tersendiri dari game, sehingga Crash Bandicoot: On the Run tidak hanya menjadi game single player tapi juga bisa dimainkan multiplayer.

Grafik (9/10)

Tentunya akan sulit dan terlalu detail apabila versi grafis milik konsol seperti N Sane Trilogy dimuatkan ke layar seluler. Di sinilah para pengembang di King telah melakukan pekerjaan yang sempurna untuk Crash Bandicoot: On the Run. Kesan nostalgia langsung terasa begitu Crash mulai berlari.

https://www.youtube.com/watch?v=cvEIrWAmRY4

Dengan grafik in game yang halus dan desain level lebih segar dan bersih, sangat pas untuk menemani Crash berlari sepanjang level melewati rintangan dan memecahkan kotak. Tampilan yang lebih berwarna untuk ukuran game mobile membuat gamer langsung bisa meraskan kesan bersahabat saat memainkan game ini.

Sama seperti game versi konsolnya, pemain juga bisa melihat animasi Crash dan Coco ketika berhasil menyelesaikan level, hingga animasi kematian Crash dan Coco yang beragam. Berbagai efek visual seperti kotak meledak, hancur, dan musuh terlempar juga terlihat pas untuk menambah kesan nostalgia bagi para pemain veteran Crash Bandicoot. Ditambah lagi, pemain juga akan ditemani lagu-lagu dan efek suara ala Crash Bandicoot yang memang merupakan ciri khas dan keunggulan tersendiri dari franchise Crash Bandicoot.

Kontrol (9/10)

Sama seperti game runner lainnya, kontrol dalam Crash Bandicoot: On the Run juga sangat sederhana. Pemain hanya cukup swipe dan tap. Swipe kiri dan kanan untuk menggerakkan Crash, swipe bawah untuk slide dan swipe atas untuk melompat, sedangkan tap untuk spin. Gerakan Crash juga dibuat seidentik mungkin dengan versi konsol.

Crash Bandicoot: On the Run! (zal)

Skill baru dari Crash adalah dengan melempar item seperti berries untuk meledakkan nitro crate atau menghajar musuh dari jauh. Mendekati akhir dari tiap level (Battle Run), pemain akan berhadapan dengan bos. Setelah berhasil mendekati bos, pemain perlu melemparkan item dengan cara mengetuk layar saat meteran berjalan. Jika berhasil tap tepat di tengah meter, pemain bisa mendapatkan tambahan bonus item.

Adiktif (10/10)

Sama seperti game-game Crash Bandicoot lainnya, Crash Bandicoot: On the Run memiliki banyak mode dan misi menantang  untuk dimainkan. Setelah pemain berhasil membuka level-level dan mengalahkan bos di Battle Run dan mengoleksi item di Collection Run, pemain akan merasa tertantang untuk mengoleksi colored gems dan relic di Challenge Run, serta berlari bersama pemain lainnya di Survival Run.

Crash Bandicoot: On the Run! (zal)

Pemain juga akan disibukkan oleh Aku-Aku’s Quests yang menantang pemain menyelesaikan sejumlah misi, dengan imbalan item-item tertentu yang berguna untuk progress pemain ke depannya. Juga masih ada banyak skin (saat ini total 71 skin) yang bisa dibeli pemain dengan crystal, atau dengan transaksi mikro dalam game. Yang pasti game ini memang free to play alias gratis untuk dimainkan secara penuh.

Saat penulis memainkan game ini, beberapa akses mode masih “coming soon”, yang mengindikasikan akan ada banyak pengembangan lainnya yang siap dirilis King. Tentunya masih banyak petualangan yang bisa dimainkan para gamer, yang membuat game ini semakin menarik untuk terus dimainkan.

Kesimpulan

Kembali ke klaim King yang menyebut Crash Bandicoot: On the Run sebagai “the Crashiest Crash game ever“, dalam hal game mobile, penulis merasa klaim itu bukan sekadar omong kosong belaka. Well, sejujurnya penulis sendiri tidak mengingat adanya game mobile Crash Bandicoot: yang memang meninggalkan kesan mendalam untuk pemain setia Crash Bandicoot. Jadi jelas, Crash Bandicoot: On the Run memang menjadi game mobile Crash Bandicoot terbaik saat ini.

Yang pasti, game ini akan dicintai oleh pencinta game platform Crash Bandicoot. Bahkan mengingat sebenarnya game-game platform seperti Crash Bandicoot-lah yang menginspirasi genre mobile runner (khususnya level-level seperti Boulder Dash), agak terasa mengejutkan juga bahwa butuh waktu 25 tahun untuk franchise Crash Bandicoot menciptakan game runner pertamanya. Setidaknya lebih baik terlambat daripada tidak pernah sama sekali, kan?

https://www.youtube.com/watch?v=0BajDKPStjI

Game ini juga menarik untuk dimainkan oleh mereka yang tidak mengenal dunia Crash Bandicoot sama sekali. Malahan dengan memainkan game ini, rasanya pemain akan tertarik memainkan (lagi) game-game platform Crash Bandicoot lainnya.

Untuk pencinta game mobile runner, game ini sedikit mengingatkan penulis terhadap game Gameloft Spider-Man Unlimited. Beberapa elemen asli dari game atau franchise utamanya direkreasi ulang dalam perangkat seluler, dengan sejumlah pembaruan yang menambah keseruan bermain. Ya tentunya penulis berharap Crash Bandicoot: On the Run tidak bernasib seperti Spider-Man Unlimited yang di shut-down oleh pengembangnya.

Crash Bandicoot: On the Run! (zal)

Dengan mekanisme permainan yang gampang, grafis yang indah, audio dan efek suara yang asyik didengar, dan misi-misi yang menantang, Crash Bandicoot: On the Run menjadi game yang benar-benar mengasyikan untuk para gamer dari beragam genre dan usia. Skor 9.5 rasanya tidak berlebihan untuk diberikan untuk game garapan King ini.

Review Queen: Rock Tour, Nostalgia Era Kejayaan Sang Band Legendaris

GAMEFINITY.ID, Jakarta – Harus diakui, bagi para generasi 90-an (ke bawah), band asal Inggris, Queen menjadi salah satu band rock paling fenomenal yang pernah ada. Band yang eksis di tahun 70 dan 80-an ini memang berhasil menelurkan lagu-lagu yang unik, jenius, dan dicintai para pencinta musik beragam genre, terutama rock.

Bagi generasi yang lahir di era 2000-an pun (ke atas), rasanya band ini tetap menjadi favorit. Setidaknya beberapa lagunya seperti We are the Champions dan We Will Rock You sudah pasti sering didengar. Popularitas band ini juga semakin bertambah setelah kesuksesan film biopic Bohemian Rhapsody (2018), yang mengantarkan sang aktor pemeran Freddie Mercury, Rami Malek meraih Oscar (2019).

Tahun ini sendiri menjadi perayaan 50 tahun eksistensi band asal London, Inggris itu. Bertepatan dengan itu, awal Maret ini Gameloft bekerjasama dengan Universal Music Group merilis game mobile Queen: Rock Tour. Bagaimana keseruannya? Simak ulasan Gamefinity berikut.

Gameplay (9/10)

Sebagai game rhythm, gameplay dari Queen: Rock Tour sebenarnya relatif sederhana. Gamer yang pernah memainkan game-game rhythm seperti Guitar Hero atau Rock Band pasti tidak asing lagi dengan mekanisme permainan game.

Pemain perlu menekan not yang turun ke layar pada trek terpisah. Di sini timing menjadi kunci utama untuk menguasai permainan. Apabila pemain terlambat/tidak menekan not dengan tepat waktu, maka lagu akan berhenti.

Uniknya, masing-masing not memiliki warna yang mewakili keempat personel Queen. Hijau untuk sang vokalis Freddie Mercury, biru untuk gitaris Brian May, pink untuk drummer Roger Taylor, dan oranye untuk basis John Deacon. Jadinya, apabila not pink yang keluar, pemain sebenarnya sedang memainkan drum ala Roger Taylor, begitu seterusnya.

https://www.youtube.com/watch?v=R7M_7g2mMJg

Jadi jika pemain melewatkan not vokal hijau acak di antara petikan gitar (not biru), Freddie Mercury tiba-tiba berhenti bernyanyi dan lagu ikonik Queen berubah menjadi aneh. Jika terus menerus/terlalu sering, konser akan dibatalkan dan pemain gagal menyelesaikan lagu.

Setiap not yang ditekan dengan tepat akan mengisi special move meter. Apabila sudah penuh, pemain bisa menggunakan special move sehingga para anggota band akan menampilkan gerakan ikonik mereka, dan penonton akan memberikan tepuk tangan/skor lebih meriah (3 kali lipat) untuk setiap not yang berhasil diketuk selama periode special move.

Mode utama dari game ini adalah World Tour, dimana pemain akan mensimulasikan konser Queen di lokasi-lokasi ikonik, seperti London, Tokyo, hingga Brasil. Setiap lokasi akan menampilkan sekitar dua lagu, sehingga total ada sekitar 20 lagu-lagu legendaris Queen yang bisa dimainkan di game ini.

Selain Tour, ada pula mode Memories yang berisi galeri dan trivia dari perjalanan band Queen. Pemain juga bisa mencoba beberapa trek lagu pada Rehearsal, hingga mengcustom aksesoris dan peralatan para personel Queen pada mode Band. Pemain juga perlu menyelesaikan beberapa task Achievements supaya mendapatkan bonus koin yang bisa digunakan untuk membeli aksesoris band.

Grafik (9/10)

Queen: Rock Tour menggunakan animasi imut yang merekreasi penampilan ikonik dan aksi panggung band legendaris Queen. Bisa terlihat dari tampilan karakter Queen, seperti perpaduan antara minifigure LEGO dan Funko Pops.

Grafik animasi yang halus ini didukung dengan tampilan UI yang ideal. Meski demikian, nampaknya pemain sendiri akan lebih fokus pada not-not yang turun (semakin cepat dan padat di level yang lebih sulit) ketimbang aksi-aksi animasi dari para member Queen.

Kontrol (8/10)

Mekanisme kontrol dalam game ini juga terbilang sederhana. Pemain hanya perlu tap, swipe dan drag sesuai not-not yang turun. Not akan turun pada enam track dan pemain perlu mengetuknya saat berada di poisi yang tepat.

Jika not diketuk dengan tepat, maka pemain dapat mendengar suara tepuk tangan dari para penonton. Semakin banyak tepuk tangan tentunya skor pemain akan semakin tinggi. Namun layaknya game ritme mobile pada umumnya, not-not yang turun memang relatif memiliki ukuran yang kecil.

Dengan tampilan landscape, pemain sejatinya menggunakan kedua jempolnya untuk mengetuk not-not yang turun. Namun memang ukuran not relatif kecil, sehingga menyulitkan para pemain yang memiliki jari relatif gempal.

Adiktif (9/10)

Bagi fans dari Queen, rasanya game ini layak jika disebut sebagai game wajib. Selain bernostalgia dan beromansa dengan lagu-lagu legendaris Queen, pemain juga bisa mengikuti “ringkasan” perjalan tour Queen di masa jayanya. Sejumlah info trivia dan galeri foto riil dari band juga membuat memainkan game ini layaknya mengakses enslikopedia tentang Queen.

Apalagi lagu-lagu Queen sendiri memang memiliki semacam earworm, yang membuat kita ingin mendengar lagu itu terus menerus. Jadi game ini tentunya memiliki modal yang bagus supaya bisa dimainkan terus menerus.

Untuk bisa mengakses game ini secara penuh, pemain hanya perlu merogoh kocek sebesar Rp42.000 untuk membeli full game. Pemain juga akan merasa tertantang untuk menyelesaikan game di level yang lebih tinggi. Semakin banyak menyelesaikan lagu, pemain bisa mengakses tour-tour berikutnya dan membuka total sekitar 20 lagu legendaris Queen.

Kesimpulan

Layaknya salah satu judul dari lagu legendaris yang dapat dimainkan di game ini, “We Will Rock You”, game Queen: Rock Tour mengajak para pemainnya “nge-rock” bareng sambil bernostalgia dan kembali merasakan hype era kejayaan band di tahun 70-80-an. Dengan tampilan grafis yang halus dan animasi karakter yang imut, didukung lagu-lagu Queen yang enak didengar, game ini memiliki kombinasi bagus untuk merayakan eksistensi Queen selama 50 tahun.

https://www.youtube.com/watch?v=POVF4aB5MIQ

Para fans Queen pastinya akan menyukai game ini. Sementara pencinta genre rhythm juga bisa menikmati tantangan dari game mobile ini. Gmefinity memberikan skor 8.8 untuk Queen: Rock Tour.