Category Archives: Review PC Game

Temukan Review PC Game Favoritmu di Sini !

Review Steins;Gate, Game Visual Novel Adaptasi Untuk Mobile dan PSP

GAMEFINITY.ID, Bandar Lampung – Steins;Gate adalah game Visual Novel Jepang yang di adaptasi dari judul yang sama. Steins;Gate dikembangkan oleh 5pb dan Nitroplus yang rilis pada Oktober 2009. Steins;Gate hadir untuk platform PlayStation 4, PSP, PlayStation 3, Android, PS Vita, IOS, Xbox 360, dan Windows.

Sinopsis Steins;Gate, Game Visual Novel Adaptasi Untuk Mobile dan PSP

Menceritakan tentang perjalanan seorang pemuda Chuunibyou, Okabe Rintaro. Okabe Rintaro atau yang biasa dikenal dengan Houoin Kyoma ini merupakan ketua laboratorium dengan nama Future Gadget Research Laboratory yang meneliti tentang segala hal yang berkaitan dengan fisika dan waktu seperti, meneliti mesin waktu.

Tidak disangka bahwa Okabe Rintaro merupakan salah satu pemilik kemampuan langka yaitu, Reading Steiner. Sebuah kemampuan dimana sang penggunanya dapat menjelajahi garis waktu dan mampu mempertahankan ingatan miliknya yang berada di garis waktu lain

Gameplay (10/10)

Review Steins;Gate
Gameplay – Review Steins;Gate, Game Visual Novel Adaptasi Untuk Mobile dan PSP

Pada dasarnya, Steins;Gate memiliki gameplay yang sama dengan game Visual Novel lainnya. Steins;Gate mengikuti alur cerita sesuai dengan serial animasi miliknya, Steins;Gate. Animasi yang menceritakan tentang pemuda Chuunibyou penggila ilmu fisika dan mesin waktu.

Steins;Gate yang mengusung konsep ruang dan waktu, kemudian diperlihatkan sang karakter utama sebagai sudut pandang utama. Okabe Rintarou yang menjalankan dan menentukan alur cerita menggunakan ponsel miliknya.

Baca Juga : Review Harvest Moon Series, Salah Satu Karya Terbaik Natsume

Ada beberapa scene yang berbeda, seperti pada latar tempat yang digunakan. Steins;Gate memiliki beberapa Ending, tetapi masih memiliki satu True Ending jika mengikuti alur cerita yang sesuai. Player dapat berpindah-pindah garis waktu demi menyelesaikan masalah yang ada pada game.

Graphic (9/10)

Review Steins;Gate
Graphic – Review Steins;Gate, Game Visual Novel Adaptasi Untuk Mobile dan PSP

Untuk Visual pada Steins;Gate sendiri, game ini memiliki visual yang apik seperti, penggambaran karakter yang sesuai, pewarnaan yang sesuai dengan latar waktu kejadian, hingga penggambaran latar kota yang sinkron dengan penggambaran karakternya.

Hanya saja ada beberapa Cut Scene yang muncul tiba-tiba tanpa adanya gaya slide ataupun transisi yang dapat membuat player tersentak kaget. Hal ini sedikit wajar, mengingat game ini mengusung genre Psychological dan juga Thriller.

Control (10/10)

Untuk kontrol sendiri tidak ada perbedaan mencolok antara yang di PSP maupun Mobile. Hanya saja, ada beberapa tipe control pada seri PSP yang dapat mengubah model kontrol eksekusi pada game.

Addictive (9/10)

Review Steins;Gate
Addictive – Review Steins;Gate, Game Visual Novel Adaptasi Untuk Mobile dan PSP

Untuk awal permainan mungkin akan sedikit membingungkan. Pemain melihat karakter yang dimainkan berada pada kegiatan konferensi yang tidak tahu kenapa sang karakter bisa ada disana. Tetapi seiring jalannya permainan, player akan tahu mengapa sang karakter berada dalam kondisi tertentu.

Game ini akan sedikit terasa membosankan untuk mereka yang telah menonton serial animasinya, dan juga akan sedikit membuat pusing untuk player yang tidak tahu menahu tentang game ini ataupun untuk mereka yang tidak menonton serial animasinya.

Music (9/10)

Review Steins;Gate
Music – Review Steins;Gate, Game Visual Novel Adaptasi Untuk Mobile dan PSP

Seperti game visual novel lainnya, Steins;Gate hanya memiliki BGM dan musik opening dan ending pada game-nya. Ending song di Steins;Gate akan muncul tergantung dari rute yang kita pilih seperti rute True Ending, yaitu selamatnya sang Heroine utama. Pada True Ending, Ending song yang disajikan berjudul Another Heaven, karya Itou Kanako.

BGM atau Sound Effect yang diberikan dapat dikatakan sesuai dengan latar tempat yang ada yaitu, musim panas. Hanya saja, ada sedikit yang menganggu dari Sound Effect. Pada awal game, kita akan mendengar suara kicauan burung yang semakin lama dapat menganggu di telinga, tetapi hal ini dapat diatasi di pengaturan Sound pada game.

Kesimpulan

Steins;Gate merupakan game Visual Novel adaptasi yang menarik dan wajib dicoba untuk penikmat game Visual Novel. Terlebih untuk mereka yang menyukai genre Sci-Fi, game ini sangat direkomendasikan. Berikut sedikit kelebihan dan kekurangan dari game Steins;Gate yang dapat penulis sampaikan.

Kelebihan

  • Steins;Gate menyajikan alur cerita yang cukup rumit tetapi dapat membuat player semakin penasaran apa yang akan terjadi selanjutnya.
  • Steins;Gate membawakan visual yang terasa nyaman dan soft tanpa adanya penekanan yang mencolok pada pewarnaan. Menjadikan Steins;Gate sebagai salah satu game Visual Novel yang patut dicoba.

Kekurangan

  • Steins;Gate memiliki alur yang sangat panjang, dan beberapa rute yang berbeda mengingat seberapa kompleks dan panjangnya durasi dari serial animasinya sendiri.
  • Mungkin akan terasa pusing untuk mereka yang sebelumnya belum menonton serial animasi Steins;Gate, tetapi akan terasa membosankan juga untuk mereka yang sudah selesai menonton serial animasinya.
  • Dan ada sedikit perbedaan yang signifikan antara Steins;Gate di Platform PSP dan Mobile. Steins;Gate untuk PSP sudah termuat update Patch untuk bahasa Inggris, tetapi untuk Mobile hanya tersedia dalam bahasa Jepang.

Untuk Steins;Gate, Total Score yang dapat penulis berikan adalah 9,5.

Untuk informasi review game lainnya dapat kunjungi artikel-artikel menarik lainnya hanya di Gamefinity. Buat kalian yang bingung dapat uang THR untuk apa, kalian bisa banget langsung top up untuk  games kesayangan langsung klik Gamefinity.id

Review Harvest Moon Series, Salah Satu Karya Terbaik Natsume

GAMEFINITY.ID, Bandar Lampung – Harvest Moon adalah game JRPG Simulasi yang dirancang oleh Yasuhiro Wada dan Yoshifumi Hashimoto, kemudian dikembangkan dan diterbitkan oleh Natsume dan beberapa perusahaan terkait seperti Marvelous Entertainment.

Harvest Moon Series pertama dengan judul Harvest Moon. Dirilis pada tahun 1996 di Jepang, tahun 1997 di Amerika Utara, dan tahun 1998 di Eropa. Dikembangkan oleh Amcuss untuk Platform Super Nintendo, Wii U, dan Wii.

Harvest Moon Series menjadi salah satu game yang diterbitkan oleh Natsume dengan banyak series seperti, Harvest Moon, Harvest Moon: Back to Nature, hingga series terbarunya yaitu Harvest Moon: One World yang hadir pada Februari 2021 untuk Platform NDS dan Windows.

Baca Juga : Review Epic Conquest Series, Salah Satu RPG Dalam Negeri

Sinopsis Harvest Moon Series, Salah Satu Karya Terbaik Natsume

Pada umumnya, story dari Harvest Moon series memiliki konflik yang sama pada setiap series. Menceritakan tentang seorang pemuda kota bernama Jack yang diamanatkan oleh mendiang kakeknya demi meneruskan ladang miliknya.

Selain itu dalam cerita Harvest Moon mendapatkan tugas meneruskan ladang milik kakeknya, Jack akan menghadapi beberapa masalah yang ada di desa seperti, desa akan dijadikan taman hiburan jika pihak desa tidak dapat membayar uang dengan jumlah tertentu atau menjadikan desa sebagai cagar alam yang dilindungi.

Selain itu, player diharuskan untuk bersosialisasi dengan penduduk sekitar demi menyelesaikan konflik terkait yang ada di desa. Pada beberapa Harvest Moon series, player dapat menikahi salah satu gadis di desa.

Gameplay (10/10)

Review Harvest Moon
Gameplay – Harvest Moon Series, Salah Satu Karya Terbaik Natsume

Harvest Moon memiliki mekanisme game yang serupa pada setiap series-nya. Harvest Moon memadukan gaya JRPG dan Simulasi kedalam game dan menyajikan cerita yang menarik pada setiap series-nya. Player diharuskan meneruskan dan mensukseskan ladang warisan sang kakek.

Dalam meneruskan ladang sang kakek, player diharuskan melakukan beberapa pekerjaan di ladang seperti, bertani, berternak, bersosialisasi hingga memecahkan konflik yang ada.

Graphic (10/10)

Review Harvest Moon
Graphic – Harvest Moon Series, Salah Satu Karya Terbaik Natsume

Harvest Moon Series memberikan tampilan grafis yang sesuai dengan series pada platform masing-masing. Harvest Moon Series menyajikan pemandangan yang bagus dan peningkatan grafis dengan baik pada setiap seriesnya. Salah satunya seperti, Harvest Moon: Save The Homeland.

Harvest Moon: Save The Homeland mengusung gaya visual 3D dengan pewarnaan dan gerakan yang halus, tidak terlalu mencolok dan juga tekstur yang sesuai. Harvest Moon: Save The Homeland menjadi salah satu series terbaik milik Harvest Moon.

Control (10/10)

Harvest Moon Series memiliki kontrol yang relatif sama pada setiap seriesnya, baik kontrol pada series di Nintendo, Windows, maupun Konsol. Tetapi ada beberapa series yang memberikan fitur agar player dapat kustomisasi kontrol perintah pada game.

Kebanyakan series memiliki kontrol yang sama, namun ada beberapa perintah yang hanya ada pada series tertentu seperti, Harvest Moon: Back To Nature yang memiliki kontrol perintah untuk berlari.

Addictive (8/10)

Review Harvest Moon
Addictive – Harvest Moon Series, Salah Satu Karya Terbaik Natsume

Seperti pada umumnya, game JRPG Simulasi memiliki gameplay yang cukup monoton. Salah satunya seperti kegiatan bertani, menyiram tanaman, menyikat ternak, memberi pakan ternak, kerja paruh waktu, hingga menambang.

Harvest Moon dapat cukup membosankan jika player bermain hanya sebatas untuk meneruskan ladang, maka dari itu hadirnya konflik yang harus diselesaikan menjadi salah satu alternatif kegiatan di Harvest Moon.

Music (10/10)

Review Harvest Moon
Music – Harvest Moon Series, Salah Satu Karya Terbaik Natsume

Harvest Moon Series selalu menyajikan BGM yang apik dan bagus pada setiap seriesnya. BGM yang dipadukan dengan beberapa sound effect yang membuat game ini terasa hidup.

BGM yang diberikan berupa lantunan instrumental yang menemani sang karakter menjalankan kegiatan sehari-harinya. Pada setiap lokasi, cuaca, musim hingga event memiliki BGM yang berbeda dan disesuaikan dengan kondisi latar, membuat pemain dapat merasakan langsung suasana di dalam game.

Kesimpulan

Harvest Moon Series menjadi salah satu JRPG yang wajib dicoba oleh penikmat JRPG terlebih penikmat game simulasi. Banyak game serupa yang memiliki mekanisme dan gameplay yang berkiblat pada Harvest Moon Series.

Berikut kelebihan dan kekurangan dari Harvest Moon Series yang dapat penulis sampaikan.

Kelebihan

Harvest Moon Series menjadi salah satu game yang dapat dimainkan di segala jenis Platform berbeda. Dapat dimainkan di NDS, Playstation, Windows, hingga Mobile sekalipun.

Harvest Moon Series dapat dimainkan tanpa harus menggunakan perangkat berspesifikasi tinggi, karena game ini terbilang cukup ringan dan ramah.

Kekurangan

Game ini terkesan membosankan dan sangat sulit dalam urusan mencari uang. Bahkan ada beberapa series yang memiliki tingkatan yang sangat sulit dalam mengumpulkan uang dan juga Item seperti keperluan ladang yang sangat mahal. Hal ini menuntut pemain untuk menghabiskan waktu yang sangat lama untuk menyelesaikan misi tertentu.

Untuk Harvest Moon Series, Total Score yang dapat penulis berikan adalah 9,6.

Sekian Review Harvest Moon Series yang dapat penulis sampaikan. Update informasi menarik lainnya seputar game hanya di Gamefinity. Kalian juga bisa top up untuk games kesayangan kalian langsung di Gamefinity.id

Review Death Trash, Post-Apocalypse RPG Ala Fallout Klasik

GAMEFINITY ID, YOGYAKARTA – Untuk kita yang hidup di era 90 an pasti kenal dengan game Fallout, franchise legendaris yang menginspirasi munculnya game Death Trash. Game RPG MS-Dos ini memang sangat populer dan digemari pada masanya karena konsepnya yang unik.

Kali ini ada sebuah developer game indie Bernama Crafting Legends yang membuat game pasca kiamat ala fallout dengan unsur original yang juga sangat fresh. Game ini pertama kali dirilis dalam bentuk early access pada 5 Agustus 2021. Meskipun sudah banyak update berkala dari pengembangnya, game ini masih berstatus early access di steam.

Sinopsis Death Trash

Death Trash
Death Trash gameplay

Game Death Trash berlatar belakang di suatu planet fiksi Bernama nexus yang dipenuhi daging yang tumbuh dari tanah. Diceritakan disini bahwa robot-robot yang seharusnya menjadi pelindung malah berbalik melawan umat manusia karena kegagalan sebuah sistem.

Kita akan memulai game di area bawah tanah/tertutup dan bertemu dengan robot-robot yang menyuruh kita untuk keluar. Setelah berada diluar, kita akan dihadapkan dengan dunia dystopia dengan makhluk-makhluk aneh dan lingkungan yang jauh lebih aneh lagi. Daya tarik utama dari game ini adalah unsur eksplorasinya serta interaksi kita sebagai player dengan para NPC untuk mencari tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi di dunia game ini.

Baca Juga: Review Corpse Party: Ritual Persahabatan Berujung Petaka

Visual & Musik (7/10)

Game ini menggunakan visual Isometric Pixel Art dengan palette warna yang didominasi warna-warna bersaturasi rendah dan temperature warm. Tempat-tempat seperti goa, village, dll mempunyai gaya yang mirip dengan fallout 1 & 2, namun dengan visual yang tampak lebih modern.

Death Trash
Death Trash gameplay

Suasana distopia yang ditampilkan secara visual di game ini juga cukup terasa dengan adanya daging-daging yang tumbuh dari tanah yang tersebar diseluruh map. Banyak monster berbentuk layaknya mutant di Resident Evil juga siap mengejar kita jika kita tidak sengaja berpapasan dengannya. Apalagi, beberapa monster bisa berlari lebih cepat dari karakter kita dan bisa meledak saat dibunuh, menambah suasana tegang yang ada di game ini.

Game ini tidak mempunyai music yang cukup dominan, hanya sound effect saja dan music mencekam dan aneh ala-ala film Sci-fi horror yang ada disepanjang game.

Gameplay Death Trash(8/10)

Berbeda dengan game Fallout yang menggunakan system turn based RPG, game ini menggunakan mekanisme action RPG layaknya game-game role-playing modern lainnya. Hal yang sangat unik dari game ini adalah NPC yang bisa berinteraksi secara real time, jadi kita tidak perlu membaca text berjilid-jilid saat berinteraksi dengan NPC layaknya game Fallout. Game ini juga mempunyai fitur local co-op untuk kita menjalankan misi atau sekedar bereksplorasi Bersama teman.

Death Trash
Death Trash gameplay

Untuk Combat systemnya, game ini punya mekanisme yang cukup solid, dimana kita bisa dengan bebas memilih untuk memakai senjata jarak dekat atau jarak jauh. Senjata jarak jauh dan dekatnya pun dibagi lagi menjadi  dua kategori berbeda, yaitu senjata berat dan ringan.

Kita juga diberi fitur menghindar seperti game-game action RPG lainnya. Tidak hanya monster, kita juga akan dihadapkan dengan musuh manusia, ini adalah tipe musuh yang lebih menyusahkan, karena mobilitasnya yang lebih cepat dan mempunyai senjata yang beragam.

Disini juga terdapat pet yang bentuknya seperti gumpalan daging yang bergerak. Kita bisa memilih untuk menjinakkan pet itu jika skill taming kita tinggi atau sekedar membunuhnya saja untuk mendapatkan makanan.

Kontrol (8/10)

Game ini menggunakan mekanisme Action-RPG fast phase dimana kita harus sigap untuk menghindar dan menyerang diwaktu yang tepat. Game Death Trash mempunyai 2 mode, mode eksplorasi dimana sebagian besar kontrol keyboard dan mouse dipakai untuk tujuan interaksi dengan environment sekitar, dan juga mode combat yang bisa kalian trigger jika terjadi encounter dengan musuh.

Tidak ada combo atau movement spesifik yang harus kita gunakan untuk melawan musuh. Penggunaan senjata meele maupun ranged juga menggunakan action yang sama yaitu left click pada mouse. Untuk kalian yang tidak suka combat dan lebih sering menghindar, game ini juga mempunyai fitur stealth yang bisa kalian gunakan. Kalian juga bisa menggunakan right click pada mouse untuk mentarget musuh secara spesifik.

Kekurangan dari game ini adalah saat membuka inventory, game ini akan tetap berjalan dan tidak ada fitur pausenya. Ini membuat kita harus bergerak cepat untuk healing ataupun switch senjata, mengingat ini adalah game dengan combat fast phase yang menuntut kita untuk mempelajari pola serangan dari setiap tipe musuh yang kita temui.

Addictive (8/10)

Game Death Trash ini cukup adiktif dengan dunianya yang misterius namun menarik untuk dieksplorasi. Karena game ini mengedepankan unsur Explorasi layaknya game-game RPG lainnya, kita akan banyak menghabiskan waktu hanya untuk menjelajahi tempat-tempat baru dan mencari resources. Inventory yang sangat terbatas juga membuat kita harus berpikir dua sebelum mengambil sesuatu, dan membuat kita harus bolak-balik ke tempat yang sama untuk mengambil item yang belum sempat kita ambil sebelumnya.

Misteri tentang daging yang tumbuh dari tanah ini juga merupakan konsep yang unik dan menarik untuk menarik rasa penasaran kita sebagai playernya dalam menikmati story utamanya. Ditambah konflik peperangan antara robot dan manusia dalam game ini juga membuat storynya semakin kompleks dan menarik untuk disimak.

Death Trash
Death Trash gameplay

Dari keseluruhan game Death Trash yang sudah saya sebutkan sebelumnya, saya pribadi selaku reviewer memberikan score akhir untuk game Death Trash ini dengan 7.5 . Game ini masih mempunyai potensi lebih besar kedepannya, mengingat saat ini Death Trash masih dalam status Early Access dan ada konten baru yang terus ditambahkan kedalam game.

Game ini bisa kalian beli di steam dengan harga 110 ribu. Selain di PC, game ini juga rencananya bakal rilis di PS4, PS5, Xbox One X, Xbox Series X, Linux, Mac, dan Nintendo Switch.

Review Far Cry 3: The Most Iconic Far Cry Game

GAMEFINITY.ID, Kota Batu – Far Cry 3, game besutan Ubisoft pada tahun 2012 sebagai penerus dari Far Cry 2 yang menuai kesuksesan 4 tahun sebelumnya.

Mengusung tema yang seperti biasanya diangkat oleh seri Far Cry, yaitu open world, Far Cry 3 membawa beberapa perubahan signifikan dalam perkembangan franchise ini.

Bagaimana tidak, seri Far Cry setelahnya memiliki dasar permainan yang sama dengan Far Cry 3. Mulai dari sistem outpost, misi, dan story yang ikonik.

Meskipun telah dirilis 10 tahun yang lalu, Far Cry 3 akan tetap diingat oleh komunitas gamer, khususnya saya yang juga fans seri Far Cry.

Lalu apa sih yang membuat Far Cry 3 spesial dan menjadikannya paling ikonik?

Mari kita bahas satu persatu!

Far Cry 3 Interface

Far Cry 3 banner | Personal Archive
Main Menu dari Far Cry 3 | Personal Archive

Untuk interface, pada Far Cry 3 ini lebih baik dan ada peningkatan dari Far Cry 2. Dengan menu yang tidak statis, dengan tambahan bgm yang sesuai dengan tema yang diambil oleh Far Cry 3.

Intinya, semua aspek Main Menu dan user interface lainnya mengalami peningkatan dari seri sebelumnya, Far Cry 2.

Admin Rating: 7.5/10

Far Cry 3 Story

Far Cry 3 Side Mission | Personal Archive
Sebuah Side Mission di Far Cry 3 | Personal Archive

Nah, untuk ceritanya, Far Cry 3 mengalami perkembangan pesat dari Far Cry 2. Hal ini sekaligus menjadi salah satu trademark milik Far Cry series yang saat ini dipegang, yaitu villain yang ikonik.

Cerita pada Far Cry 3, membawa pemain bermain sebagai seorang wisatawan yang melakukan sky diving di atas Rook Islands dan berujung dengan penangkapan mereka di tangan pirates dibawah pimpinan Vaas Montenegro.

Jason pada akhirnya lolos dari kurungan Vaas Montenegro, lalu ia bertemu dengan Dennis Rogers yang memberinya kekuatan “Tatau” yang juga dapat ditingkatkan oleh pemain.

Hingga akhir permainan, para pemain akan terus bermain sebagai Jason Brody yang mencoba untuk menyelamatkan teman-temannya yang ditawan Vaas dan Hoyt Volker, seorang pebisnis yang juga menjual budak.

Seiring perkembangan cerita, yang saya suka dari game ini adalah, bagaimana seorang Jason Brody berkembang. Ia berkembang dari seorang anak kaya yang penakut, hingga menjadi badass nembak sana sini tanpa ketar ketir.

Jason nantinya juga akan belajar tentang filosofi arti sebuah kata, yaitu “insanity” yang berhubungan erat dengan Vaas dan kondisi di Rook Islands.

Nantinya juga ada tokoh sampingan yang memiliki pengaruh besar seperti Citra Montenegro dan Buck Hughes.

Berakhir dengan dua ending, seluruh pilihan ending tersebut sangat mencerminkan bagaimana pemain melihat keadaan Jason Brody.

Admin Rating 9.5/10

Far Cry 3 Gameplay

Far Cry 3 Combat | Personal Archive
Sebuah Adegan Baku Termbak di Far Cry 3 | Personal Archive

Jangan bertanya dengan gameplay dari Far Cry 3. Satu kata, “memuaskan”.

Setelah ketiadaan stealth pada Far Cry 2, Far Cry 3 menjadi salah satu game yang mempengaruhi stealth gameplay pada saat ini.

Pemain akan lebih leluasa untuk memilih taktik apa yang akan digunakan untuk bermain. Entah itu bermain layaknya seorang yang tidak takut mati untuk bertemu musuh face to face.

Bisa juga, dengan cara alternatif seperti memberi decoy, meledakkan seluruh musuh, ataupun dengan stealth agar musuh tidak takut dan memberi poin XP lebih banyak. Hal baru lainnya adalah adaanya sistem crafting yang hadir di seri Far Cry pada game ini.

Di Far Cry 2, pemain meningkatkan perlengkapannya dengan membelinya dari armory di waepon shop. Namun, adanya sistem crafting ini, dapat dibilang mempermudah pemain untuk mengumpulkan uang, dan juga mempersulit untuk mencari bahan-bahannya.

Untuk mode lainnya, ada juga side mission yang menceritakan beberapa kisah unik hingga tragis masyarakat Rook Islands. Ada juga mini games, seperti knife throwing dan time trial. Tidak lupa juga kegiatan berburu hewan dan menjadi pembunuh elit The Rakyat untuk menambah pundi-pundi uang.

Dan pada akhirnya, terlalu banyak kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengelilingi Rook Islands. Oh ya, lupa satu hal, pemain juga dapat meningkatkan dan membuka skill masing-masing yang disebut Tatau. Skill ini juga berguna sepanjang permainan, misal Heavy Takedown yang dapat digunakan untuk melawan Heavy yang ngeselin dan masih banyak lagi.

Tentu saja, adanya Tatau ini akan membuat permainan menjadi lebih bervariasi gaya bermainnya.

Admin Rating: 10/10

Baca Juga: Sony Akan Akuisisi Kojima Production

Far Cry 3 Grafis

Far Cry 3 Environment | Personal Archive
Kondisi Lingkungan di Far Cry 3 | Personal Archive

Dalam segi grafis, tentu saja game ini memiliki grafis yang memukau. Sudah menjadi ciri khas dari game Far Cry untuk menghadirkan grafis yang immersive dan memanjakan mata.

Memang, detil dari Far Cry 3 tidak serealistis Far Cry 2 yang berambisi membawa kesan dunia nyata dalam sebuah game. Namun, hal tersebut tidak membuat Far Cry 3 menjadi lebih buruk.

Kekayaan alamnya yang pas, menggambarkan keadaan sebuah pulau tropis secara nyata. Hal tersebut lah yang memanjakan mata. Belum lagi kalau kita melakukan sky gliding pada waktu senja, kualitas grafis akan berasa indah dan mewah.

Jangan heran juga, kalau ada orang yang memilih untuk jalan 2km untuk mencapai suatu titik ketimbang naik mobil, rasanya tidak jenuh, malah enak dipandang. Desain senjata semua rapi dan detil meski ada di pengaturan grafis low.

Meskipun ada beberapa desain yang terlihat monoton seperti desain warga desa yang pakaiannya selalu kumuh tetapi yang jual senjata selalu bersih. Dan juga desain mobil yang terkesan, yah, seadanya. Padahal saya ingin ada kolaborasi lagi seperti Far Cry 2 yang menghadirkan mobil Jeep secara resmi.

Admin Rating: 8.5/10

Audio

Audio, untuk penilaiannya bisa dideskripsikan dengan satu kata juga, yaitu “menakjubkan”. Bagaimana tidak, suara yang dihasilkan bukan hanya bagus, tapi dikembangkan dengan sangat baik.

Pemain akan merasakan bagaimana mengeksplor hutan pada malam hari dan siang hari merupakan dua hal berbeda dari audio yang dihasilkan. Senjata juga semua mengeluarkan suara yang berkualitas dan memuaskan untuk didengar, termasuk juga ledakan dan suara api.

Suara voice acting jangan ditanyakan, semuanya hadir dengan membawa passion khususnya karakter Vaas Montenegro sendiri. Michael Mando, merupakan sosok dibalik Vaas Montenegro. Bila Michael Mando tidak mengisi posisi ini, maka sosok Vaas tidak akan pernah ada, karena Vaas sendiri merupakan cerminan Michael Mando.

Voice acting lainnya juga tidak kalah bagus, seluruhnya dikerjakan dengan detil dan memuaskan. Namun, yg jadi perhatian adalah lagi dan lagi, voice acting dari penduduk sekitar. Terasa hambar, seperti asal ngomong aja dengan intonasi gitu. Padahal mereka juga penting dalam perkembangan cerita.

Admin Rating: 8/10

Addictivity

Far Cry 3 dapat dikatakan juga mendapat perkembangan yang cukup pesat dari Far Cry 2 dari segi replay ability. Multiplayer masih dapat dimainkan meskipun sepi. Mathc-nya juga tidak terlalu membosankan dengan adanya map editor yang dimana pemain dapat membuat mep-nya sendiri.

Setelah itu ada mode co-op yang sering saya mainkan bersama teman saya. Dan, pengalaman bermainnya enak dengan berbagai mode yang tidak membosankan.Meskipun, saya sering terlempar dari server tanpa alasan yang jelas saat bermain co-op.

Mau main campaign lagi dan mengulang dari awal? Bisa, dapat dikatakan bahwa game ini punya beberapa nilai Far Cryang baik untuk dapat dimainkan kembali meskipun pemain sudah menamatkan game-nya. Ya, kalau mau lebih menantang tinggal naikin level-nya aja.

Admin Rating: 9/10

Worthiness

Ya, semua game berbayar akan saya masukkan segmen “Worthiness” ini untuk mengukur sebuah harga apakah murah arau mahal. Berdasarkan penjelasan yang saya jabarkan di atas, Far Cry 3 dapat dibeli di Steam dan EGS dengan harga Rp. 205.000.

Maka saya sarankan untuk menunggu sale, kecuali anda kebelet pengen main game-nya, silakan dibeli di harga full price. Tapi, dalam opini saya, harga Rp. 205.000 untuk sebuah game berumur 10 tahun agak mahal. Jadi mending bersabar, karena saya sendiri dapat di harga Rp. 30.500 saat Steam Winter Sale Kemarin.

Belum lagi ada DLC-nya yang sebenarnya nggak wajib dibeli sih, tapi kalau suka kan bisa juga tuh beli, harganya ada di angka Rp. 115.000 sudah sepaket full DLC. Kalau lagi sale akan turun harganya menjadi sekitar Rp. 40.0o0-an biasanya.

Admin Rating: 7/10

Baca Juga: Review Far Cry 2: Gebrakan Ubisoft untuk Franchise Far Cry

Kesimpulan

Far Cry 3, sebuah game yang hampir semuanya adalah sebuah bagian dari masterpiece. Sebuah mahakarya besutan Ubisoft yang melahirkan Far Cry yang kita kenal saat ini.

Mulai dari story yang lebih baik, sistem combat yang lebih baik, grafis yang ditingkatkan, semua merupakan peningkatan dari seri sebelumnya. Ditambah lagi dengan hadirnya tokoh ikonik seperti Vaas Montenegro, membuat game ini tidak dilupakan meskipun sudah berusia 10 tahun.

“Did I ever tell you about the definition of insanity?”, – Vaas Montenegro.

Total Admin Score: 8,5/10

Review Corpse Party: Ritual Persahabatan Berujung Petaka

GAMEFINITY ID, YOGYAKARTA – Bagi para pecinta game horror RPG tentu saja sudah tidak asing lagi dengan game buatan GrisGris yang satu ini. Pertama kali dirilis pada 1996 untuk PC, game ini baru populer muncul di PSP pada 8 Maret 2008. Game ini juga mempunyai beberapa sekuel seperti Book of Shadow, Dead Patient, Blood Drive, dan beberapa judul lainnya. Selain game, Corpse Party juga mempunyai adaptasi anime, manga, dan juga live action.

Seri Corpse Party ini mempunyai unsur Horror dan Gore yang sangat kental, banyak scene dimana usus dan organ berserakan dimana-mana. Jika kalian tidak terbiasa memainkan game seperti ini, harap dipertimbangkan dahulu sebelum memainkannya. Corpse Party yang akan saya review kali ini adalah Corpse Party: Blood Covered di PSP, remake dari game originalnya yang juga hampir sama dengan versi remake 2021 di PC. Bedanya hanyalah di versi remake PCnya, ada tambahan beberapa konten dan karakter baru.

Sinopsis Corpse Party

Game ini berawal dari sekelompok anak SMA Kisaragi/ Kisaragi Gakuen yang sedang istirahat setelah selesai beres-beres kelasnya setelah Festival Bunkasai. Mereka mulai bercerita kisah-kisah seram tentang asal usul sekolah mereka. Ayumi Shinozaki, salah satu dari karakter penting dalam game ini lalu mengusulkan untuk membuat jimat ritual Bernama “Sachiko Ever After” yang katanya bisa membuat mereka menjadi sahabat untuk selamanya.

Corpse Party
Corpse Party gameplay

Disinilah awal petaka mulai terjadi, setelah melakukan ritual tersebut, gempa tiba-tiba terjadi dan mereka terlempar ke alam lain dari sekolahnya sendiri. Diceritakan bahwa sekolah mereka dulunya adalah sebuah Sekolah Dasar Bernama Heavenly Host Elementary School/ Tenjin Shogakkou yang mempunyai kisah tragedi pembunuhan masal. Mereka yang terjebak disana mulai dikejar-kejar oleh hantu anak kecil berbaju merah Bernama “Sachiko”.

Berawal dari inilah, para karakter di game ini mulai menjadi gila karena situasi yang semakin menyeramkan. Dari sinilah mulai terkuak konflik-konflik dan rahasia dari para karakter yang sebelumnya mereka sembunyikan. Meskipun bertema horror, game Corpse Party ini mempunyai konflik persahabatan yang sangat erat, itulah yang membuat game ini mempunyai cerita yang kuat dan disukai banyak orang.

Baca Juga: Review Omori, Game Horror RPG yang Sukses Membuat Depresi

Gameplay Corpse Party (10/10)

Game Corpse Party ini dibagi menjadi beberapa chapter, dimana kita akan menggunakan karakter yang berbeda disetiap chapternya. Jadi, kita akan mempunyai perspektif dari beberapa karakter di game ini dan apa yang mereka alami disepanjang cerita. Karena meskipun berada dalam sekolah yang sama, karakter game ini tidak bisa bertemu satu sama lain karena kekuatan mistis. Untuk membuka chapter baru, kita harus mendapatkan true ending dari chapter sebelumnya. Jadi akan ada multiple ending di setiap chapternya.

Corpse Party
Corpse Party gameplay

Di game ini, kita akan mengeksplorasi bangunan sekolah yang terbengkalai ini dan berinteraksi dengan berbagai macam hal. Teliti atau tidaknya kita dalam eksplorasi juga kadang mempunyai pengaruh untuk endingnya. Kita juga akan bertemu jiwa-jiwa yang terjebak di sekolah ini disepanjang game, serta mengumpulkan kartu-kartu identitas dari para siswa yang terjebak lebih dahulu. Kadang Sachiko juga akan muncul untuk sekedar menjadi jumpscare atau benar-benar mengejar karakter kita.

Visual (9/10)

Corpse Party
Corpse Party gameplay

Sama Seperti game Horror RPG pada umumnya, game ini menggunakan style 2D top-down perspective dengan cutscene berupa gambar bergaya anime. Meskipun begitu, Suasana sekolah terbengkalai di game ini membuat atmosfer horror yang disajikan dalam bentuk visual dalam game ini sangat berasa, banyak detail-detail kecil seperti tulang berulang dan darah berceceran dimana-mana.

Suasana Gelap dan mencekam yang divisualisasikan dalam game ini cukup membuat kita sebagai pemain merasa tertekan. Apalagi dalam versi PSPnya, Corpse Party: Blood Covered mempunyai improvisasi visual yang cukup signifikan. Karakter-karakternya pun dibuat ulang dengan style anime yang lebih modern.

Musik (10/10)

Untuk musik, game ini adalah salah satu game Horror RPG yang mempunyai scoring music terbaik. Sound Effect yang disajikan juga sangat detail dengan mode stereonya yang membuat kita bisa tahu darimana arah suara berasal. Dubbing dari karakternya pun tidak perlu diragukan lagi. Suara dari para VAnya sangat bagus dan natural, terutama untuk kita yang suka atau sering mendengarkan dubbing Jepang. Saya sangat menyarankan untuk menggunakan earphone/headphone saat bermain game ini untuk mendapatkan experience yang maksimal.

Addictive (10/10)

Corpse Party
Corpse Party gameplay

Corpse Party adalah salah satu game Horror RPG yang sangat adiktif bagi saya pribadi. Tidak pernah ada rasa bosan yang saya rasakan disepanjang game. Kemegahan musik dan gameplaynya membuat saya nyaman saat memainkan game ini. Rahasia yang diungkap sedikit demi sedikit dalam game Corpse Party ini mebuat kita sebagai playernya semakin penasaran dan terus memainkan game ini.

Adanya Multiple Ending per chapternya juga menambah replibilitas gamenya. Ditambah dengan karakter bergaya anime dan dubbing Jepang, membuat para pecinta Horror RPG bergaya anime seperti saya sangat betah memainkan Corpse Party ini.

Kesimpulan

Bagi kalian yang gemar memainkan game Horror RPG, Corpse Party merupakan salah satu game wajib yang harus kalian coba. Cerita, visual, dan musik yang disajikan sangat pas dan cocok.  Bagi saya pribadi, game ini seperti tidak mempunyai celah atau kekurangan jika dibandingkan game Horror RPG lainnya.

True Ending yang diberikan di seri pertamanya ini juga membuat saya melamun sejenak karena twist yang dibawakan cukup membuat saya kaget. Meskipun untuk yang tidak menyukai gore, game ini akan kurang cocok bagi kalian karena banyaknya darah dan organ-organ berceceran yang kadang bisa membuat mual.

Untuk itulah, saya sebagai reviewer game ini memberikan score 9.8 untuk game Corpse Party.

Stardew Valley. Langkah Awal Suksesnya Developer Indie

GAMEFINITY.ID, Bandar LampungStardew Valley adalah salah satu game RPG (Role Playing Game) yang mengusung tema Pertanian dan Peternakan yang dikembangkan secara swadaya oleh, Eric Barone yang setelahnya diterbitkan atas nama ConcernedApe.

Stardew Valley diluncurkan pada 26 Februari 2016 dan dapat dimainkan di Microsoft Windows, Mac, Linux Playstation 4, Xbox, Nintendo Switch, Playstation Vita, Android, IOS dan Tesla Inc.

Game yang serupa dengan Harvest Moon ini, dan kebetulan sang pengembang Stardew Vally, Eric Barone (ConcernedApe) banyak mengambil inpirasi dari serial Harvest Moon juga. Jadi tidak heran jika kebanyakan game simulasi pertanian memiliki konsep yang sama, Bahkan Stardew Valley Sekalipun.

Sinopsis Stardew Valley

Saat memulai gamenya kita akan mendapatkan peran sebagai petani dan peternak diladang warisan milik kakeknya yang berada di kota kecil Stardew Valley. seperti kebanyakan game RPG Pertanian lainnya, player dituntut untuk meneruskan usaha pertanian dan peternakan milik sang kakek.

Game ini juga menghadirkan berbagai macam NPC yang memiliki latar belakang yang unik dan beberapanya dapat dinikahi. Jadi player tidak hanya dituntut untuk meneruskan ladang milik sang kakek, tetapi diharuskan untuk melakukan sosialisasi dengan penduduk juga.

Baca Juga : Review Omori, Game Horror RPG yang Sukses Membuat Depresi

Review Stardew Valley

Gameplay (10/10)

Stardew Valley memiliki mekanisme game yang serupa dengan Harvest Moon. Yang membuat Stardew Valley berbeda dari game pertanian lainnya ialah dengan adanya sistem Combat. Player tidak hanya bertani, beternak, bersosialisasi, tetapi player juga dapat melawan monster-monster yang ada di Caves. Caves di Stardew Valley memiliki beberapa tingkatan layaknya sebuah Dungeon, semakin dalam tingkatannya, semakin banyak juga resource dan monster yang kuat.

Stardew Valley
Gameplay – Stardew Valley. Langkah Awal Suksesnya Developer Indie

Graphic (10/10)

Stardew Valley menggunakan style Pixel Art seperti game RPG pada umumnya, style Pixel dengan perpaduan warna yang pas dan tidak terlalu mencolok, baik untuk pelukisan dan pewarnaan latar maupun karakternya. Stardew Valley juga menampilkan style Pixel Art untuk model avatar karakternya yang dapat dijumpai saat berdialog.

Stardew Valley
Graphic – Stardew Valley. Langkah Awal Suksesnya Developer Indie

Addictive (9.5/10)

Pada dasarnya game RPG Pertanian memiliki mekanisme yang sangat monoton, seperti bangun tidur, menyiram ladang, memberi pakan ternak, bersosialisasi, pulang, tidur, dan repeat. Jadi wajar untuk kalian yang tidak terbiasa dengan game kegiatan sehari-hari yang diulang-ulang, maka akan terasa amat membosankan.

Tetapi, game ini memiliki sistem Grinding yang baik, grinding yang tidak membuat player bosan karena hanya mendapatkan resource yang sedikit dalam jangka waktu yang lama. Game ini juga menghadirkan item-item menarik, seperti senjata yang variatif dan beberapanya hanya bisa didapatkan melalui quest tertentu, memberikan suatu kepuasan tersendiri saat mendapatkan item yang kita cari.

Stardew Valley
Addictive – Stardew Valley. Langkah Awal Suksesnya Developer Indie

Music (10/10)

Eric Barone selaku pengembang dan komposer dari Stardew Valley, menyuguhkan alunan Instrumental yang berbeda ditiap lokasi dalam game dan ditiap waktu atau musimnya juga. Instrumental yang disesuaikan dengan tempat dan waktu kejadian, membuat player betah walau hanya mendengarkan alunannya.

Stardew Valley
Music – Stardew Valley. Langkah Awal Suksesnya Developer Indie

Kesimpulan dari Review Stardew Valley Versi Gamefinity

Menurut pribadi, Stardew Valley adalah salah satu game RPG Simulasi terbaik yang cocok dan sangat direkomendasikan untuk dicoba. Game yang punya mekanisme unik dari game-game pendahulunya. Dan juga, game yang mengusung gaya Pixel Art yang membuat nyaman pemain. Berikut sedikit kelebihan dan kekurangan dari game yang dapat penulis sampaikan.

Kelebihan

Game ini mengusung sistem Combat, sistem yang membuatnya berbeda dari game serupa lainnya. Menghadirkan item-item menarik yang mendukung perkembangan karakter pemain dalam jalani progres dalam game.

Kekurangan

Untuk Update dari port satu ke port lainnya yang sedikit “mengaret”. Seperti pada Update 1.5 untuk Windows yang update pada 21 Desember 2020, tetapi untuk versi Androidnya yang masih di versi 1.4.5 sejak awal tahun 2020 hingga sekarang.

Sekian bahasan singkat dari game Stardew Valley. Bagaimana menurut kalian? Tertarik mencobanya?

Game dapat diunduh dan tersedia di Steam, Play Store dan App Store lainnya.