Category Archives: Film & TV

Animasi CGI Resident Evil: Death Island Resmi Diumumkan

GAMEFINITY.ID, PATI – Resident Evil: Death Island telah diumukan dan mendapatkan adaptasi animasi CGI. Selain menjadi franchise game yang sangat terkenal, Resident Evil juga beberapa kali telah diadaptasi dalam film layar lebar. Namun sayangnya film-film adaptasi dari Resident Evil kurang berhasil meraih kesuksesan. Dikarenakan keterkaitan antara game dan live action sangat kacau membuat penggemar kurang dapat menerima adaptasi tersebut. Beruntungnya penggemar masih memilki adaptasi animasi CGI yang sangat terhubung dengan gamenya.

Kehadiran Jill Valentine

Resident Evil baru saja mengumumkan project film CGI selanjutnya yang akan menghadirkan berbagai karakter ikonik dari game Resident Evil. Karakter penting seperti Leon Kennedy, Chris Redfield, Rebecca Chamber, dan Jil Valentine akan menjadi pemeran utama di cerita kali ini.

Proyek animasi CGI yang diberi nama Resident Evil: Death Island telah merilis trailer singkat yang memberi gambaran seperti apa ceritanya nanti. Trailer dimulai dengan scene penjara yang dipenuhi oleh orang – orang yang terinfeksi semacam virus. Adegan beralih ke Leon Kennedy bersama dengan Chris Redfield yang sedang menaiki kapal. Dalam scene ini terlihat sekilas hiu yang diduga merupakan Bio Organic Weapon. Hingga diakhri trailer menunjukkan karakter yang sangat dinanti para fans untuk hadir di adaptasi CGI yaitu Jill Valentine.

Absennya yang begitu lama membuat Jill Valentine menjadi fokus utama para penggemar di trailer ini. Dalam trailer, Jill Valentine masih menggunakan gaya pakaian yang sama dengan di Resident Evil 3 remake. Belum diketahui apakah scene dalam trailer tersebut merupakan flashback atau bukan. Mengingat tampilan Jill Valentine telah banyak berubah sejak kemunculan terakhirnya di Resident Evil 5.

Sinopsis Resident Evil: Death Island

Berdasarkan sinopsis dari IGN, Death Island akan menceritakan Leon Kennedy dalam misi penyelematan Dr Atonio Taylor yang telah diculik oleh seorang misterius. Dalam misi penyelamatan, Leon bertemu dengan wanita misterius yang memiliki tujuan untuk menghalanginya. Sementara itu, Chris Redfiled sedang disibukkan untuk menyelidiki wabah zombie yang terjadi di San Fransico. Meski sumbernya masih misteri, tetapi ada satu kesamaan yaitu terinfeksi baru saja mengunjungi Pulau Alcatraz.

Film ini disutradarai oleh Eiichi Hasumi yang sebelumnya menangani film live action Assasination Classroom. Sedangkan untuk naskahnya ditulis oleh Makoto Fukami yang pernah berkerja dalam proyek anime Psycho-Pass. Resident Evil: Death Island direncanakan tayang pada musim panas 2023. Resident Evil: Death Island akan menjadi sequel dari film CGI sebelumnya Resident Evil: Vendetta.

Bagaimana menurut kalian? Tertarik untuk menonton Resident Evil: Death Island? Kunjungi Gamefinity untuk update Informasi seputar game, film, anime, lifestyle, dan pop culture. Nikmati juga kemudahan topup dan  voucher games kesayangan kalian dengan harga di Gamefinity.id

Film Suzume no Tojimari Segera Tayang di Bioskop Indonesia

GAMEFINITY.ID, Bandung – Film karya Makoto Shinkai terbaru, Suzume no Tojimari atau lebih dikenal sebagai Suzume, bakal segera tayang di bioskop Indonesia! Ini tentu menjadi kabar gembira bagi penggemar yang tidak sabar untuk menyaksikannya di bioskop terdekat.

Suzume Sebelumnya Sukses Besar di Box Office Jepang

Film karya Makoto Shinkai terbaru itu telah rilis di bioskop di Jepang pada 11 November 2023 dan berhasil berada di posisi puncak tangga box office saat debutnya. Dalam tiga hari pertama, film ini berhasil meraup 1,88 miliar yen dari 1,33 juta tiket yang terjual.

Suzume no Tojimari 2
Suzume berhasil lampaui Your Name dan Weathering With You di box office Jepang

Suzume bahkan berhasil mengalahkan film Makoto Shinkai sebelumnya selama tiga hari pertamanya. Film ini menjual tiket 37,8 persen lebih banyak dan meraup penghasilan 47,4 lebih banyak daripada film Your Name. Film ini juga berhasil mengalahkan Weathering With You dengan penjualan tiket 14,8 persen lebih banyak dan penghasilan 14,4 persen lebih banyak.

Secara keseluruhan, film produksi CoMix Wave Films itu berhasil menjual sebanyak 10 juta tiket dan meraup 13,4 miliar yen di box office Jepang. Angka penghasilan box office ini menjadikannya sebagai film anime terlaris ke-10 sepanjang masa di Jepang, menyusul The Wind Rises oleh Studio Ghibli.

Baca juga: Anime Suzume no Tojimari Terlaris Sepanjang Masa di Jepang

Crunchyroll, Sony Pictures, dan Wild Bunch International sudah memegang hak distribusi Suzume secara global. Crunchyroll akan mendistribusikan film ini di Amerika Utara, sementara Sony Picutres dan Wild Bunch mengambil alih distribusi di Eropa. Film ini akan tayang di beberapa negara tersebut, termasuk Amerika Serikat, Perancis, dan Inggris, pada pertengahan April mendatang.

Bakal Tayang di CGV

CBI Pictures dan Encore Films telah memegang hak distribusi film ini di Indonesia. Mereka baru-baru ini mengumumkan bahwa Suzume akan segera tayang di bioskop CGV di seluruh Indonesia.

Sayangnya, mereka belum menyebut kapan film karya Makoto Shinkai itu akan rilis di bioskop CGV. Pihak distributor dan CGV dipastikan akan mengumumkannya dalam waktu dekat.

Bagaimana? Sudah tidak sabar untuk menyaksikan Suzume di bioskop CGV terdekat?

Short Anime Rilisan Netflix Ini Dibuat Menggunakan AI

GAMEFINITY.ID, Bandar Lampung – Short Anime buatan WIT Studio yang dimana studio ini merilis anime pendek berjudul The Dog and The Boy, yang merupakan sebuah upaya kolaboratif bersama yang dimana dikerjakan dari basis pembuat Anime Netflix. Menariknya short anime ini dibuat dengan bantuan AI.

Animasi pendek yang menampilkan latar belakang ang dihasilkan oleh sebuah AI, yang diciptakan setelah manusia membuat konsep seni sebelum pada akhirnya kembali lagi kepada manusia.

Netflix mengatakan secara gamblang penggunaan AI adalah sebuah upaya untuk mengurangi kekurangan tenaga kerja di industri anime dan juga memuji latar belakang AI dan Human, tetapi tidak adanya yang menetukan siapa yang menggambar seni konsep awal dan sentuhan akhir ini.

Konsep ini sendiri terdengar menarik, animasi pendek yang dibuat dengan bantuan. Sayangnya perilisan short anime ini mendapatkan kritikan dan apresiasi yang dimana cukup berbentrokan, mengingat beberapa chase serupa dengan AI.

Baca juga: Daftar Anime Lawas yang Wajib Ditonton Setidaknya Sekali Saja

AI Art dan Artist dan Kontroversialnya

Sebagian besar saran dan kritik untuk The Dog and The Boy dapat dilihat di Twitter yang dimana reaksi yang cukup beragam tentang prospek kedepannya penggunaan AI untuk menggantikan artist.

Short Anime with AI

Short Anime with AI

Short Anime with AI

Salah satu musisi asal Inggris, DJ Fresh reply postingan tersebut dengan menanyakan apakah Netflix dan WIT Studio benar-benar mencari animator. DJ Fresh sendiri mengatakan bahwa banyak animator yang mencari pekerjaan.

Tentu akan banyak artis yang khawatir mengenai bagaimana hal ini akan mempengaruhi peran mereka dalam industri anime, karena sekarang karir mereka tampaknya dapat digantikan oleh AI.

Pro dan Kontra Industri dalam Penggunaan AI, dalam Short Anime Sekalipun

Penggunaan AI sendiri disinyalir sebagai cara untuk mengurangi kekurangannya animator dalam suatu studio dan proyek. Netflix dan studio lainnya juga mungkin mencari AI untuk menggantikan artist, karena dasarnya banyak animator yang menolak kerja karena gaji yang buruk.

Bahkan kasus seperti ini juga tidak jarang ketika outlet seperti New York Times membuat artikel yang membahas tarif sangat rendah yang dihadapi para animator.

Mengesampingkan aspek seni dalam karya yang dibuat oleh AI, menggunakan AI untuk menciptakan seni pada dasarnya salah, bahkan seorang seniman besar Hayao Miyazaki sangat mengecam penggunaan AI dalam presentasi.

Menurut Gfers apakah AI tidak dapat memiliki tempat dalam seni dan harus diserahkan kepada manusia atau diantara keduanya?

Update informasi menarik lainnya seputar game dan anime hanya di Gamefinity. Gamefinity.id menyediakan jasa pengisian top up dan voucher game dengan cara yang mudah dan pastinya terjangkau.

Kreator Cowboy Bebop Tidak Suka Adaptasi Live-Action Netflix

GAMEFINITY.ID, Bekasi – Sudah satu tahun lamanya sejak serial live-action Cowboy Bebop tayang perdana di streaming platform Netflix. Namun, serial yang berasal dari anime ini harus bungkus dan hanya rilis satu musim saja. Cowboy Bebop dianggap tidak sesuai ekspetasi para penggemarnya. Ironisnya, semua opini penggemarnya disetujui oleh sang kreator Shinichiro Watanabe.

Dilansir laman Siliconera, Shinichiro Watanabe yang menjadi konsultan dari live-action tersebut mengatakan bahwa serial dari Netflix itu tidak sama seperti anime yang sudah ditonton dan diketahui para penggemar setianya. Curahan hati Watanabe akan ketidaksetujuan dirasakannya ketika dia melihat cuplikan live-action Cowboy Bebop yang diproyeksikan sebagai adegan opening serial tersebut.

“Semua bermula dari adegan di kasino. Ketika melihat adegan pembuka itu, saya berhenti di situ. Jelas bukan Cowboy Bebop yang saya kenal,” kata Watanabe.

Baca juga: Kemungkinan The Last of Us Season 2 Akan Penuh Kejutan

Perlu diketahui bahwa adegan kasino yang dimaksud adalah adegan pembuka pada episode pertama dalam serial live-action Cowboy Bebop.

Shinichiro Watanabe bahkan bersyukur karena dirinya bisa ikut dan menjadi konsultan dari serial ini. Bila tidak, serial live-action Cowboy Bebop menjadi lebih hancur lagi.

Menurut Watanabe, Cowboy Bebop versi anime sendiri sudah memiliki tingkat tinggi dan sulit untuk dikembangkan menjadi serial live-action. Perlu diketahui versi animenya tayang pada tahun 1998-1999 dan menjadi salah satu serial anime legendaris di era 90-an.

Alur Cerita Cowboy Bebop

Cowboy Bebop

Cowboy Bebop mengambil latar di dunia siber 2071. Berkisah mengenai segerombolan pembunuh bayaran yang dikenal sebagai ‘Cowboy’ dan berkomplot di pesawat futuristik ‘Bebop’.

Banyak permasalahan di dalam komplotan tersebut, termasuk pelaku kriminal yang tingkat kriminalitasnya tinggi hingga masa lalu tiap anggota yang saling menyeret ke permasalahan yang lebih besar dan tidak pernah terduga.

Netfix sempat menjadwalkan Cowboy Bebop untuk Season 2, namun dibatalkan. Selain tiap episodenya gagal memenuhi ekspetasi para penggemarnya yang sudah menunggu lama dan penasaran. Beberapa pot dalam cerita juga banyak yang diubah dengan menghadirkan para aktor dan aktris yang beragam seperti serial live-action pada umumnya.

Baca juga: Alasan Skin Zodiac Selalu Terlihat Keren, Kamu Harus Tahu!

Memang dalam mengadaptasi mahakarya apalagi jika mahakarya tersebut sangat legendaris memiliki banyak risiko. Cowboy Bebop menjadi salah satu contoh adaptasi yang gagal.

Meskipun begitu, para penggemar masih bisa menonton live-action Cowboy Bebop dan versi animenya di Netflix, Crunchyroll, Hulu, dan platform streaming anime lainnya.

Peserta Sebut Squid Game Reality Show Tidak Manusiawi

GAMEFINITY.ID, Bandung – Squid Game telah menjadi sensasi semenjak penayangannya di Netflix. Serial drama Korea itu sukses sebagai serial original terbaik dalam sejarah Netflix. Saking suksesnya, layanan streaming raksasa itu memutuskan untuk membuat reality show berdasarkan drama tersebut.

Begitu reality show produksi Studio Lambert itu diumumkan, netizen skeptis dalam mempertanyakan apakah konsep itu cocok dijadikan sebuah kompetisi di dunia nyata. Ternyata, mimpi buruk terjadi. Konstestan reality show itu membuka suara bahwa kondisi lokasi syuting penuh bencana dan tidak manusiawi.

Squid Game: The Challenge, Reality Show Berdasarkan Serial Original Netflix Tersukses Sepanjang Masa

Disebut sebagai reality show terbesar sepanjang sejarah, serial original Netflix tersebut mengambil judul Squid Game: The Challenge. Pihak Netflix mulai mengumumkan casting untuk calon konstestan Juni lalu sebelum akhirnya terpilihlah 456 kontestan.

Kontestan akan berhadapan dengan serangkaian permainan anak sama persis seperti Squid Game. Contohnya, Red Light Green Light yang menjadi babak pertamanya. Pemenang reality show tersebut akan memenangkan uang tunai senilai US$4,56 juta, dipercaya sebagai hadiah terbesar sepanjang sejarah pertelevisian. Jika mereka gugur, mereka akan pulang dengan tangan kosong.

Proses Syuting Dikabarkan Dilanda Masalah Besar

Begitu proses syuting reality show tersebut dimulai di bekas markas militer di Bedfordshire, terdapat laporan dari The Sun bahwa situasinya sangat rumit. Mereka melaporkan kontestan harus menghabiskan berjam-jam meski suhu udara mencapai minus tiga derajat celcius dan tetap diam untuk memenangkan sebuah permainan.

Squid Game Red Light Green Light doll

Saat itu, produser sedang melakukan produksi babak pertama, Red Light Green Light. Banyak dari kontestan merasa tidak enak badan karena mengalami hipotermia.

“Seperti medan perang saja. Banyak kontestan yang digiring oleh staf medik tapi kami tidak bisa bersuara. Kalau kamu berbicara, kamu tereliminasi,” ungkap salah satu kontestan pada The Sun.

“Kami sudah tersiksa selama delapan jam. Kami bagaikan pakan ternak. Kalian takkan memperlakukan binatang seperti itu. Saya tahu reality show itu dimaksudkan memiliki kondisi keras tapi ini sudah tidak manusiawi,” keluh kontestan lainnya.

228 kontestan dilaporkan tereliminasi setelah menghadapi babak pertama tersebut.

Baca juga: Squid Game Dirumorkan Akan Mulai Tayang di 2024

Mantan Kontestan Buka Suara

Squid Game The Challenge secret shooting location
Lokasi syuting reality show Squid Game di Bedfordshire

Tiga mantan kontestan Squid Game: The Challenge bahkan membuka suara pada Variety. Sebut saja tiga kontestan itu bernama John, Marlene, dan Jenny (nama samaran). Mereka mengungkap kondisi syuting reality show Squid Game itu sangat parah dan tidak manusiawi.

John mengaku ia mengalami sakit kepala hebat saat menghadapi babak pertama. Ia merasa permainan di reality show itu sudah tidak lagi menjadi menyenangkan.

“Bayangkan kamu bermain Red Light Green Light selama enam jam. Permainan macam apa itu? Bukan lagi permainan namanya. Sudah tidak lagi menyenangkan. Kamu tidak boleh menyuruh orang hanya berdiri di tempat bersuhu sangat dingin hanya mengenakan tracksuit dan kaos kaki,” tutur John.

Sementara itu, Marlene mengaku staf medik harus dipanggil 11 kali untuk menangani kontestan yang kondisinya mulai tidak baik. Ia sempat menyaksikan seorang kontestan terjatuh dengan kepala terlebih dahulu.

“Mereka mulai memberi waktu jeda relaksasi. Mereka bilang, ‘Jangan gerakan kaki, tapi silakan bengkokkan kaki dan gerakan tangan,’” ungkap Marlene.

Jenny mengaku setiap kontestan sama sekali tidak diberi waktu jeda untuk minum ke kamar mandi. Dirinya mengaku sangat konyol jika harus berdiri berjam-jam selama syuting.

“Bertanggung jawablah karena kenyataan kalian minim persiapan untuk ini, dengan banyak orang. Ada beberapa hal yang kurasa tidak dipikirkan pihak produser, tapi begitu mereka tahu cuacanya seperti itu, harusnya mereka membuat penyesuaian,” kata Jenny sambil berlinang air mata.

Netflix dan Studio Lambert telah membuka suara menganggapi laporan negatif terhadap produksi reality show Squid Game tersebut. Mereka mengaku persiapan telah dilakukan agar setiap permainan dapat dilakukan dengan aman. Syuting Squid Game: The Challenge dilaporkan berlanjut hingga bulan depan.

Kemungkinan The Last of Us Season 2 Akan Penuh Kejutan

GAMEFINITY.ID, PATI – HBO beberapa waktu lalu baru saja mengkonfirmasi jika seri terbaru mereka yang sedang tayang The Last of Us akan berlanjut ke season 2. Seri adaptasi dari game yang dikembangkan oleh Naughty Dog ini memang sangat sukses diterima oleh para penonton. Jika benar HBO akan mengadaptasi keseluruhan alur cerita game The Last of Us, maka untuk season 2 akan mengadaptasi dari The Last of Us Part 2. Berikut beberapa gambaran mengenai apa saja yang terjadi di The Last of Us season 2 nanti.

Ellie Yang Tumbuh Dewasa

The Last of Us Part 2 bercerita tentang lima tahun setelah The Last of Us. Di mana kini usia Ellie telah menginjak sembilan belas tahun. Ellie yang tumbuh dilingkungan yang keras selama cerita The Last of Us menjadikannya pribadi yang sangat kuat sekaligus brutal. Secara fisik bisa dibilang Ellie memiliki kemampuan diatas rata – rata gadis seusianya.

the last of us season 2
Tampilan dewasa Ellie di The Last of Us Part 2

Untuk bertahan hidup di dunia paska kiamat, Ellie juga sangat terambil dalam bertahan hidup. Kemampuannya dalam bertarung menggunakan senjata tajam hingga senjata api tidak bisa dianggap remeh. Dan yang paling terlihat dari Ellie di The Last of Us Part 2 yaitu kini dia bisa berenang.

Hubungan Ellie dan Joel

Pada The Last of Us hubungan antara Ellie dan Joel terus menerus berkembang menjadi hubungan ayah dan anak. Joel yang sebelumnya telah kehilangan anaknya yaitu Sarah kini menganggap Ellie seolah anaknya yang telah lama hilang. Di sisi lain Ellie yang sebelumnya hidup sendiri kini dapat merasakan hubungan antar manusia lebih tepatnya anak dan ayah. Namun hubungan hangat tersebut sempat retak ketika Ellie mengetahui rahasia yang disembunyikan oleh Joel.

the last of us season 2
Joel yang sangat menyangi Ellie layaknya anaknya sendiri

Di Last of Us Part 2 Ellie dan Joel lebih sering terlibat konflik. Mulai dari Joel yang terlalu protektif terhadap Ellie, hingga kebenciannya Ellie yang sulit memaafkan kesalahan Joel di masa lalu. Namun dimomen pertengkaran tersebut Joel mangatakan jika dia bisa kembali ke masa lalu maka dia akan melakukan hal yang sama. Menyadarkan Ellie betapa sayangnya Joel kepadanya.

Aksi Yang Jauh Lebih Brutal

the last of us season 2
Pertempuran brutal yang harus dihadapi Ellie

Berbeda dengan seri pertama dimana porsi aksi melawan manusia dengan infected masih berimbang, The Last of Us Part 2 akan jauh lebih didominasi dengan konflik antar manusia. Ellie bersama dengan kawan – kawannya akan lebih sering menghadapi sekelompok orang dari pada zombie jamur. Pertarungan penuh darah akan menjadi tontonan biasa di cerita ini. Lepasnya anggota tubuh dan munratan organ dalam sudah menjadi makanan sehari – hari untuk Ellie di The Last of Us Part 2.

Perspektif Yang Lebih Luas

Jika The Last of Us pertama membawakan cerita dengan sudut pandang Joel dan Ellie, di The Last of Us Part 2 perspektif penonton akan dibawa lebih luas lagi. Cerita di The Last of Us Part 2 tidak akan berfokus pada Ellie. Abby menjadi karakter protagonis kedua yang memiliki tujuan berlawanan dengan Ellie.

the last of us season 2
Abby Anderson, Karakter utama kedua yang dikenalkan di The Last of Us Part 2

The Last of Us Part 2 tidak memberikan nuansa cerita yang hitam putih. Penonton akan dibuat ragu antara mendukung Ellie atau Abby. Jadi tidak heran jika cerita ini diadaptasi ke serial film akan menimbulkan polarasisasi di kalangan penonton. Disisi lain ada yang mendukung aksi Ellie, tetapi ada juga yang merasa jika yang dilakukan Ellie tidak sepenuhnya benar dan jauh lebih berempati dengan karakter Abby.

Itulah gambaran kasar kemungkinan yang akan terjadi di The Last of Us seaspn 2. Tentunya hal – hal tersebut diambil langsung dari game The Last of Us Part 2. Melihat tingkat keakuratan series dengan gamenya di episode – episode awal, sangat mungkin apa yang terjadi di season 2 akan sama dengan game The Last of Us Part 2.

Bagaimana menurut kalian? Tertarik untuk menonton serial The Last of Us di HBO? Kunjungi Gamefinity untuk asupan Informasi seputar game, film, anime, lifestyle, dan pop culture. Nikmati juga kemudahan topup dan  voucher games kesayangan kalian dengan harga di Gamefinity.id